Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali
Lihat Foto

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Keindahan arsitektur Menara Kudus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang telah menjadi sebuah monumen peradaban masa lalu dan pusat spiritualisme Islam hingga kini, Senin (18/7/2011). Masjid Al-Aqsa atau dikenal Masjid Menara Kudus yang didirikan tahun 1549 ini tidak terlepas dari Sunan Kudus yang menyebarkan Islam melalui alkulturasi budaya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarah dan budaya di Indonesia punya kisah yang panjang. Perpaduan dan akulturasi budaya mewarnai berbagai hal di Indonesia, termasuk arsitektur bangunan, salah satunya masjid.

Sejumlah masjid yang ada di Tanah Air menunjukkan hasil akulturasi budaya.

Empat di antaranya adalah masjid-masjid di bawah ini. Berikut 4 masjid yang menunjukkan akulturasi budaya dalam bangunannya.

Masjid Menara Kudus

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali
Lihat Foto

KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO

Masjid Menara Kudus di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (30/5/2018) sore.

Sesuai namanya, masjid ini terletak di Kudus, Jawa Tengah.

Masjid yang dibangun pada 1549 ini juga disebut sebagai Masjid Al-Aqsha.

Di dalamnya terdapat makam dari Sunan Kudus, oleh karenanya masjid ini kerap dijadikan sebagai tujuan ziarah.

Baca juga: Menara Kudus Miliki Museum Sunan Kudus

Tak seperti masjid kebanyakan yang bergaya Timur Tengah, masjid ini menampilkan corak kebudayaan pra-Islam seperti Jawa, Hindu, dan Budha.

Hal itu terlihat dari menara dan gapura yang ada di sekitar masjid.

Menara Kudu dibangun menggunakan bata merah tanpa perekat. Menara ini terdiri dari 3 bagian, yakni kaki, badan, dan kepala, yang menunjukkan corak Hindu-Majapahit yang ada di Jawa. 

Baca tentang

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali

Berikut adalah contoh akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia kecuali
Lihat Foto

Kemdikbud

Masjid Menara Kudus, contoh bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam di Indonesia.

KOMPAS.com - Akulturasi dan perkembangan budaya Islam di Indonesia dapat terlihat dari adanya seni bangunan dan budaya non fisik yang merupakan perpaduan antara budaya Islam dengan budaya lain.

Pengertian Akulturasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Menurut Merriam Webster Dictionary, akulturasi adalah penggabungan budaya sebagai hasil dari kontak yang berkepanjangan. Sedangkan menurut Dictionary, akulturasi adalah proses mengadopsi ciri-ciri budaya atau pola sosial kelompok lain.

Mengutip UK Essays, Suinn dan Khoo mendefinisikan akulturasi adalah proses yang dapat terjadi ketika dua atau lebih budaya berinteraksi.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Akulturasi dan perkembangan budaya Islam

Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, berkembangnya kebudayaan Islam di nusantara menambah khasanah budaya nasional, memberikan dan menentukan corak pada kebudayaan bangsa Indonesia.

Perkembangan budaya Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia. Karena kebudayaan yang berkembang di nusantara sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat. Sehingga terjadi akuturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.

Hasil proses akulturasi antara kebudayaan masa pra-Islam dengan masa Islam masuk berbentuk fisik kebendaan (seni bangunan, seni ukir atau pahat dan karya sastra) serta pola hidup dan kebudayaan non fisik.

Bentuk lain akulturasi kebudayaan pra-Islam dan kebudayaan Islam adalah upacara kelahiran, perkawinan, kematian, selamatan pada waktu tertentu berbentuk kenduri pada masyarakat Jawa.

Misal selamatan (kenduri) 10 Muharam untuk memeringati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid Nabi (untuk memeringati kelahiran Nabi Muhammad), dan Ruwahan (Nyadran) untuk menghormati para leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal.

Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia

Contoh akulturasi budaya Islam dan Indonesia

Berikut ini contoh bentuk akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia:

Jakarta -

Di sekitar kita, ada berbagai macam kebudayaan yang berasal dari dua budaya atau lebih yang berbeda. Meski sudah bercampur, ada unsur asli yang tidak dihilangkan. Hal ini disebut dengan akulturasi.

Akulturasi kebudayaan adalah perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Hal ini terjadi akibat adanya interaksi antara kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan tertentu dengan kelompok masyarakat lainnya.

Proses akulturasi tidak menyebabkan hilangnya unsur-unsur kebudayaan dari dua atau lebih kelompok masyarakat tadi. Kebudayaan asli masih bisa dilihat ciri-cirinya, serta dapat dibedakan dan dianalisis jika dibandingkan dengan kebudayaan dari luar.

Pengertian Akulturasi

Istilah akulturasi berasal dari bahasa latin Acculturate yang artinya "tumbuh dan berkembang bersama".

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada tiga pengertian akulturasi. Ketiganya bisa dilihat secara umum, antropologi, dan linguistik.

Secara umum, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.

Lalu, secara antropologi, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

Sementara dari segi linguistik, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Ada juga beberapa ahli yang menyampaikan definisi dari akulturasi budaya.

Menurut antropolog Indonesia, Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kembali tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

Sementara sosiolog Amerika, Arnold M. Rose mendefinisikan akulturasi sebagai "the adoption by a person or group of the culture of another social group." Artinya adalah "adopsi oleh seseorang atau kelompok budaya dari kelompok sosial yang lain".

Maka, dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah perpaduan antarbudaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut.

Biasanya, akulturasi kebudayaan terjadi karena unsur budaya yang baru dinilai memberikan manfaat bagi kehidupan suatu masyarakat. Proses ini dapat mencakup berbagai aspek kehidupan seperti bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, misalnya pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian, atau bahkan antar individu dari dua kelompok berbeda.

Ada sejumlah faktor pendorong terjadinya akulturasi. Diantaranya sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai, toleransi terhadap kebudayaan lain, sistem terbuka di masyarakat, penduduk yang heterogen, adanya orientasi ke depan, dan masih banyak lagi.

Namun ada juga faktor-faktor yang menghambat akulturasi. Seperti perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, sikap tradisional masyarakat, kurang hubungan dengan kelompok lain, adat atau kebiasaan, dan lain-lain.

Contoh Akulturasi Budaya

Ada beragam contoh akulturasi yang bisa ditemukan di Indonesia. Misalnya seni wayang yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita dari India, seperti Mahabharata. Atau budaya campuran adat Betawi dan Cina yang menjadi kesenian seperti tari Cokek atau Lenong. Contoh selanjutnya yaitu Masjid menara Kudus yang memiliki arsitektur kebudayaan Hindu dan Jawa, atau berbagai bangunan peribadatan lainnya. Setelah mengetahui pengertian akulturasi, apakah detikers bisa menyebutkan contoh kebudayaan campuran lainnya?

Simak Video "Dari Kuda Hingga Gajah Turut Memeriahkan Kirab Budaya Aceh"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Akulturasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu “acculturate”. Ini berarti tumbuh serta berkembang bersama-sama. Pada dasarnya pengertian akulturasi merupakan perpaduan budaya yang berlanjut hingga menghasilkan budaya baru. Tentunya dengan tidak menghilangkan unsur asli budaya itu. Contohnya seperti proses percampuran kedua budaya bahkan bisa lebih yang bertemu dalam waktu yang cukup lama yang menyebabkan saling memengaruhi satu dengan yang lainnya.

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi sendiri merupakan proses sosial. Dimana kelompok sosial yang memiliki kebudayaan tertentu bertemu dengan kebudayaan asing yang tentunya berbeda. Syarat yang membuat terjadinya proses akulturasi yaitu adanya persenyawaan atau affinity. Ini berarti adanya penerimaan kebudayaan dengan tidak disertai rasa terkejut. Yang kemudian menimbulkan keseragaman atau homogenity menjadi sebuah nilai baru. Yang kemudian tercerna dikarenakan kesamaan tingkat serta corak budayanya.  (baca juga: Macam-macam Kelompok Sosial)

Akulturasi dapat terjadi dengan melalui kontak budaya dalam bentuk yang bermacam-macam, diantaranya sebagai berikut.

  1. Kontak sosial yang terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, atau sebagian masyarakat, bahkan diantara individu atau dua masyarakat.
  2. Kontak budaya yang berada didalam situasi bersahabat maupunu bermusuhan.
  3. Kontak budaya yang terjadi diantara kelompok penguasa dengan yang dikuasai. Yang mkencakup mulai dari seluruh unsur budaya, entah dalam ekonomi maupun bahasa. Bahkan dalam hal teknologi, kemasyarakatan, agama, seni hingga dengan ilmu pengetahuan.
  4. Kontak budaya diantara masyarakat dengan jumlah warga yang banyak maupun sedikit.
  5. Kontak budaya yang baik diantara sistem budaya, atau sistem sosial, bahkan hingga unsur budaya fisik.

Contoh-contoh akulturasi, ternyata akulturasi seringkali terjadi di banyak hal, berikut contoh-contoh akulturai yang terjadi di Indonesia:

1. Seni Bangunan

Seni bangunan sebagai salah satu contoh akulurasi terlihat dari bangunan candi. Ini sebagai wujud akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan budaya Hindu-Budha. Candi sendiri adalah bentuk perwujudan akulturasi yang terjadi diantara Indonesia dengan India. Candi yang termasuk hasil bangunan pada zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak. Bagian ini mendapat pengaruh langsung dari budaya Hindu Budha. Contoh lainnya seperti yang bisa kalian lihat pada candi Borobudur. Di candi ini memiliki berbagai macam barang yang dikubur yang sering disebut dengan bekal kubur. Ini yang membuat candi tidak hanya berfungsi sebagai makam saja tetapi juga sebagai rumah dewa. Sedangkan pada candi Budha, malah dijadikan tempat pemujaan dewa, sehingga tidak akan kalian temukan peti pripih maupun abu jenazah yang ditanam di sekitar candi atau didalam bangunan stupa.

2. Seni Tarian

Selanjutnya adalah seni tarian, salah satunya adalah Tari Betawi. Orang Betawi tersebar dan tinggal di berbagai daerah di Jakarta. Mulai tinggal di pesisir, tengah kota bahkan ada yang bertempat tinggal di pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal inilah yang membuat perbedaan kebiasaan serta karakter yang menyebabkan dampak negatif penyimpangan sosial. Tidak hanya itu saja, interaksi dengan suku lain juga mempengaruhi ciri khas bagi orang Betawi. Tidak heran jika tari yang diciptakan menjadi berbeda. Yang paling terasa adalah contoh akulturasi budaya seni tari dianatar orang Betawi dengan negara Cina dimana mereka berhasil menciptakan tari cokek, lenong, serta gambang kromong.

3. Seni Berpakaian

Selain seni tari, akulturasi juga bisa terjadi pada seni berpakaian. Seperti Adat Betawi, orang Betawi biasanya mengenakan beberapa jenis pakaian. Tapi yang paling sering dipakai yaitu pakaian adat dengan tutup kepala atau destar. Serta baju jas yang menutup leher dengan bawahannya berupa celana panjang. Untuk melengkapi pakaiannya, pria Betawi akan memakai selembar kain batik yang dilingkarkan pada pinggang. Tidak ketinggalan disematkan sebilah belati pada bagian depan perut.

Berbeda dengan para wanita yang menggunakan kebaya, selendang panjang serta dilengkapi dengan penutup kepala dan juga kain batik. Untuk pakaian pengantin, akan lebih terlihat hasil akulturasinya. Mengingat berbagai kelompok etnislah yang membentuk adat masyarakat Betawi. Pakaian untuk penganti pria biasanya terdiri dari sorban, lalu ada jubah panjang serta celana panjang. Baju ini banyak dipengaruhi dengan budaya Arab. Berbeda dengan pakaian pengantin wanita yang memakai syangko atau penutup muka. Dengan baju model encim serta rok panjang, ini akan terlihat akulturasi dengan kebudayaan Cina. Yang lebih unik lagi adalah terompah atau alas kaki untuk pengantin pria dan wanita yang dipengaruhi kebudayaan Arab.

4. Adat Kebiasaan

Tidak hanya itu, adat kebiasaan juga ada yeng terkena contoh akulturasi budaya. Seperti halnya membagi rezeki pada saat hari raya. Ini merupakan hasil dari proses akulturasi dengan budaya Tionghoa serta Islam. Memberikan dengan ketulusan hati adalah bagian terpenting saat menjalankan kewajiban menjadi manusia. Bahkan lebih indah lagi kalau segala kebajikan yang kalian lakukan di hari raya. Menjalankan tradisi ini menjadi bagian dari melakukan kebajikan. Tradisi ini bahkan diwariskan leluhur serta terus berlangsung karena memilikig nilai-nilai moral bertujuan baik. Salah satu yang menjadi tradisi pada saat Lebaran yaitu berbagi rezeki.

5. Makam

Makam juga menjadi salah satu contoh dari proses akulturasi. Terlebih lagi bagi para raja yang memiliki bentu seperti istana bahkan disamakan dengan orangnya. Serta dilengkapi dengan keluarga, pembesar, bahkan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia ini terlihat pada gugusan cungkup yang diberikan berdasarkan hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam bisa kalian lihat pada huruf serta bahasa Arab, seperti pada Makam Puteri Suwari di Leran, Gresik serta pada Makam Sendang Dhuwur di atas bukit, Tuban. (baca juga: Alat Komunikasi Zaman Sekarang)

6. Seni Rupa

Akulturasi pada bidang seni rupa juga bisa kalian lihat pada seni kaligrafi maupun seni khot. Yang merupakan seni dari perpaduan seni lukis dengan seni ukir. Yang biasanya memakai huruf Arab indah serta penulisan yang bersumber kepada ayat-ayat suci pada Al Qur’an. Sedangkan fungsi seni kaligrafi yaitu buat motif batik, serta hiasan pada masjid-masjid. Tidak ketinggalan keramik, keris, nisan, bahkan hiasan pada mimbar serta masih banyak lagi.