Berikan contoh jamur yang termasuk dalam si gomi kota

Kita mungkin sering melihat roti tawar yang sudah kadaluarsa ditumbuhi jamur. Atau melihat pohon yang sudah tumbang kemudian ditumbuhi jamur. Jika dilihat secara langsung kedua jamur tersebut memiliki perbedaan.

Jamur yang tumbuh di roti biasanya hanya berbentuk benang-benang halus. Sedangkan jamur pada kayu lapuk umumnya memiliki bentuk yang lebih besar dan bisa digenggam. Namun sebenarnya apa yang menyebabkan keduanya berbeda? Berikut penjelasan lengkap mengenai jamur menurut ilmu biologi.

Kingdom Fungi

Menurut penjelasan pada buku “Budidaya Jamur Pangan Konsumsi Lokal”, jamur atau fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dari kitin, tidak berklorofil dan bersifat heterotrof.

Penjelasan mengenai jamur di jurnal Scripta Biologica yaitu organisme yang bisa bertahan hidup pada segala jenis lingkungan dengan media yang berbeda dan mendapatkan makanan dari habitatnya.

Dari buku “Mikologi  Ilmu Jamur”, dijelaskan bahwa kingdom fungi atau dunia jamur ini sangat besar cakupannya. Spesiesnya bahkan mencapai 50.000 hingga 100.000. Dari banyaknya jamur tersebut dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang memiliki ciri berbeda satu dengan lainnya.

Ciri-ciri Fungi

Meskipun spesiesnya sangat banyak, namun secara umum ciri-ciri jamur sebagai berikut:

1. Morfologi dan struktur fungi

  • Bentuk tubuh bervariasi mulai dari bulat, bulat telur, hingga memanjang.
  • Uniseluler dan multiseluler.
  • Bersifat eukariotik atau inti selnya dibungkus dengan membaran inti. Di dalam sel tersebut ada sitoplasma dan inti yang kecil. Sementara itu vakuola sentralnya tidak memiliki kloroplas dan aminum, namun mempunyaki butir lemak atau glikogen.
  • Secara umum jamur memiliki dinding sel.
  • Pada jamur bersel satu ada sel yang membentuk benang bernama hifa.
  • Memiliki miselium untuk pembentukan spora dan berfungsi sebagai alat reproduksi dan mendapatkan makanan.

2. Cara mendapatkan nutrisi

Jamur tidak memiliki klorofil namun mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat organik dari tempat tinggalnya. Jamur memiliki enzim yang mampu menguraikan zat organik kompleks menjadi lebih sederhana.

Zat organik ini kemudian diserap langsung dan disimpan dalam bentuk glikogen. Berdasarkan cara mendapatkan nutrisinya, fungi tergolong sebagai makhluk hidup heterotrof atau tidak bisa membuat makanannya sendiri.

4. Habitat

Jamur merupakan organisme yang bisa hidup di berbagai tempat. Namun umumnya habitat jamur atau cendawan ini berada di darat dengan kondisi lingkungan lembap, sedikit asam, dan tidak membutuhkan banyak cahaya.

5. Cara berkembang biak

Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan menggunakan spora seksual yang prosesnya dikenal dengan sebutan sangami.

Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup atau tunas untuk fungi uniseluler. Bagi jamur yang muliseluler, perkembang biakannya dilakukan dengan pembentukan spora aseksual.

Klasifikasi Fungi

Bagian lain dari kingdom fungi yang penting untuk dipelajari berikutnya yaitu tentang klasifikasinya. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, kelompok jamur terbagi menjadi empat yaitu zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deuteromycotina.

Zygomycotina

Diawal kita sudah menyinggung prihal jamur yang sering muncul di roti tawar. Ternyata jamur tersebut masuk dalam kelompok zygomycotina. Namun untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa ciri dari kelompok fungi ini.

Ciri-ciri zygomycotina

  1. Habitatnya di tempat lembap.
  2. Memiliki spora istirahat yang berdinding tebal (zigospora).
  3. Memiliki hifa bercabang dan tidak bersekat (senositik).
  4. Dinding sel tersusun dari kitin.
  5. Memiliki tiga tipe hifa, yang terdiri atas stolon, rhizoid, dan sporangiofor.
  6. Melekat pada substrak menggunakan rizoid.

Cara berkembang biak zygomycotina

1. Reproduksi seksual

Zygomycotina bereproduksi secara seksual dengan menggunakan spora vegetatif. Hifa tumbuh ke atas dengan ujung mengembang hingga membentuk struktur penghasil spora vegetatif (sporangium).

Sporangium yang sudah masak memiliki warna hitam, lalu pecah dan menyebar. Apabila sporangium tersebut berada pada lingkungan yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi miselium baru.

2. Reproduksi aseksual

Untuk melakukan reproduksi secara seksual, fungi ini membutuhkan hifa jantan dan betina. Kedua hifa tersebut kemudian saling berdekatan membentuk gametangium dengan banyak inti haploid.

Dinding gametangium kemudian akan pecah dan terjadi penyatuan sel. Peristiwa itu dikenal juga dengan sebutan plasmogami.

Tahapan berikutnya yaitu, inti haploid jantan akan bertemu dengan inti haploid betina dan membentuk zigot. Selanjutnya akan terbentuk zigosporaium dan zigispora. Hifa kemudian akan tumbuh dari zigospora yang sudah melewati masa dormansi.

Apabila lingkunnya sesuai, maka zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Ketika sporangium masak, maka akan secara otomatis robek dan menyebabkan spora menyebar.

Ascomycotina

Jenis fungi yang satu ini biasanya dimanfaatkan manusia untuk membuat berbagai olahan makanan. Jamur ini bisa menghasilkan produk makanan melalui proses fermentasi. Misalnya pada pembuatan tape dari singkong.

Ciri-ciri ascomycotina

Untuk memahami lebih jauh mengenai kelompok jamur ini, berikut beberapa ciri-ciri khusus yang dimilikinya.

  1. Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak.
  2. Struktur tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler dengan kemampuan membentuk miselium aseonositik.
  3. Hidup secara saprofit dan parasit.
  4. Menghasilkan spora dalam askus. Bentuk askus terdiri dari empat mcam yaitu askus tanpa askospora, askus dengan askospora berbentuk bola, askus dengan askospora berbentuk botol, dan askus dengan askospora bernebntuk mangkuk.

Cara berkembang biak ascomycotina

1. Reproduksi aseksual
  • Reproduksi ascomycotina multiseluler dengan fragmentasi misellium dan pembentukan konidia. Letak konidia biasanya ada di ujung konidiofor.
  • Reproduksi ascomycotina uniseluler dilakukan dengan pembentukan tunas. Pertama-tama, dinding sel akan menonjol keluar kemudian membentuk tunas kecil. Selanjutnya nukleus induk membelah diri dan bergerak ke sel tunas.

Sel tunas tersebut lalu memisahkan diri dan menjadi individu baru. Namun tak jarang ditemukan sel tunas yang menempel pada induk dan membentuk rantai sel atau hifa semu.

2. Reproduksi seksual
  • Reproduksi ascomycotina uniseluler dilakukan dengan konjugasi 2 sel yang akan membentuk zigot. Nantinya zigot akan tumbuh menjadi askus dan membelah secara meiosis menghasilkan 1 sel askospora.
  • Reproduksi ascomycotina multiseluler diawali dengan pembentukan miselium. Kemudian miselium berubah menjadi askogonium dan anteridium yang berpasangan.

Tahap berikutnya yaitu terjadi pembelahan secara mitosis membentuk hifa. Diujung hifa ada askus yang membelah secara meiosis membentik 8 askospora.

Ketika bagian tersebut matang, maka akan pecah dan dan menyebar. Jika jatuh pada lingkungan yang sesuai, maka askospora akan menghasilkan hifa baru.

Basidiomycotina

Jenis jamur ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Sebagian besar, basidiomycotina memiliki tubuh buah. Adapun ciri-ciri dari kelompok jamur ini sebagai berikut:

  1. Struktur tubuh multiseluler dan umumnya makroskopis.
  2. Memiliki bagian-bagian seperti tudung, bilah, tangkai tubuh buah, dan
  3. Memiliki hifa bersekat.
  4. Cara hidup secara saprofit.
  5. Memiliki badan buah bernama basidiokarp.

Cara berkembang biak basidiomycotina

Jamur ini melakukan reproduksi secara aseksual dengan memebntuk aspora vegetatif bernama konidia. Sedangkan reproduksi seksual membentuk spora generatif bernama basidiospora.

Deuteromycotina

Klasifikasi kingdom fungi selanjutnya yaitu deuteromycotina. Adapun ciri-ciri dari kelompok jamur ini sebagai berikut:

  1. Hifa bersekat dan dinding sel terbuat dari zat kitin.
  2. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
  3. Hidup sebagai saprofit atau parasit.
  4. Reproduksi seksual belum diidentifikasi. Jadi untuk seluruh jenis fungi yang reproduksi seksualnya belum diketahui, dimasukkan dalam kelompok deuteromycotina.

Cara berkembang biak deuteromycotina

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa jamur ini memiliki cara reproduksi seksual yang belum diketahui. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan cara menghasilkan konidia, membentuk tunas (blastophora), dan membentuk spora dengan hifa (arthrospora).

Peranan Fungi untuk Kehidupan

Jamur memiliki beran penting bagi kehidupan. Dalam rantai makanan, jamur berperan sebagai organisme pengurai. Namun selain itu masih ada peranan lain. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ini peranan fungi untuk kehidupan.

Peran zygomycotina

  1. Rhizopus berperan untuk memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak pada kedelai menjadi molekul sederhana.
  2. Mucor mucedo biasanya ditemukan pada kotoran ternak.
  3. Pilobulus bisa dijumpai pada kotoran hewan yang sudah terdekomposisi.
  4. Beauveria bassiana bermanfaat sebagai insektisida hayati.
  5. Merarrhisium anispliae berperan sebagai insektisida hayati, terutama dalam mengendalikan hama perkebunan.

Peran ascomycotina

  1. Saccharomuces berperan sebagai ragi untuk fermentasi berbagai olahan makanan.
  2. Penicillium berguna sebagai antibiotik.
  3. Neruspora crassa digunakan dalam pembuatan oncom merah dan ampas tahu.
  4. Fusarium berperan sebagai patogen pada tanaman.
  5. Aspergilus oryzae berfungsi untuk mengubah pati pada minuman alkohol.

Peran basidiomycotina

  1. Volvariella volvacea (jamur merang) dan Agaricus sp. berguna sebagai bahan makanan.
  2. Auricularia polytricha (jamur kuping) bermanfaat sebagai bahan makanan.
  3. Pleurotus ostreatus (jamur tiram) sebagai bahan makanan.
  4. Exobasidium vexans berperan sebagai parasit pada tanaman teh.
  5. Corticium salmonella (jamur upas) memiliki peran sebagai parasit batang pohon buah-buahan dan karet.

Peran deuteromycotina

  1. Tinea versicolor penyebab penyakit panu
  2. Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet di manusia.
  3. Trichopyton penyebab kulit ring worm pada manusia.
  4. Helmithosporium oryzae berperan sebagai patogen tanaman.