Show Senin, 18 Juli 2022, 23:21 WIB Peraturan tolak peluru yang harus diketahui agar tidak melakukan kesalahan. (Foto: REUTERS)
ADA beberapa peraturan tolak peluru yang harus diketahui agar tidak melakukan kesalahan. Tolak peluru merupakan cabang olahraga atletik nomor lempar. Pengertian secara KBBI tolak peluru merupakan olahraga dengan menolak peluru sejauh mungkin sesuai dengan aturan yang ada. Alat untuk bermain berupa peluru yang berbentuk seperti bola,terbuat dari besi atau kuningan. Untuk berat peluru antara wanita dan pria dibedakan, peluru untuk putri seberat 4 kg sedangkan untuk putra 7¼ kg. Amerika menjadi negara yang paling sukses dalam olahraga tolak peluru sejak 1896 mencetak sejarah di ajang olimpiade dan selalu meraih emas di setiap kompetisi. Baca Juga : Yuk Ketahui Ukuran Lapangan dan Berat Peluru dalam Tolak Peluru Tomasz Majewski penembak asal Polandia peraih emas dalam olimpiade ganda. Pria asal polandia 41 tahun berhasil mempertahankan gelar olimpiade, dan orang Eropa pertama yang berhasil mendapat emas dan mempertahankannya semanjak Parry O’Brien tahun 1956. Kompetisi tolak peluru,para atlet akan melakukan pertandingan selama enam sesi. Bila hasilnya seri para atlet akan mengikuti percobaan berikutnya. Pastinya tolak peluru memiliki peraturan dalam permainan,terdapat 3 yang harus diperhatikan yaitu aturan dasar,aturan tembakan dan aturan pelanggaran. Baca Juga : Sudut Sektor Tolak Peluru yang Benar dan Penjelasan Lengkap Peraturan Tolak PeluruAturan Dasar Tolak Peluru
Sejarah olahraga tolak peluru dimulai dari kegiatan orang Yunani Kuno yang melempar batu sebagai olahraga. Kemudian pada abad pertengahan, para tentara perang memiliki kebiasaan melempar bola meriam yang menjadi cikal bakal tolak peluru hingga saat ini. Bentuk modern cabang olahraga atletik ini diketahui berasal dari Skotlandia pada abad ke-19, tepatnya melalui ajang Highlands Games di mana para peserta akan melempar batu atau logam berat dari belakang garis untuk mendapatkan jarak terjauh. Pada ajang Olimpiade modern, olahraga tolak peluru menggunakan bola dengan material besi atau kuningan dengan bobot tertentu. Cabang olahraga ini baru dipertandingkan untuk pria sejak tahun 1896, sementara cabang olahraga ini dibuka untuk wanita secara resmi baru pada tahun 1948. Beragam gaya olahraga tolak peluruDalam pertandingan resmi, ada dua macam gaya yang sering digunakan, yakni gaya O’brien dan gaya spin. Selain itu, ada pula gaya ortodoks yang kurang populer dalam pertandingan resmi, tetapi lebih bertujuan dalam pelatihan pemula atau tujuan pendidikan seperti di sekolah. 1. Gaya O’brienParry O’brien, seorang atlet Amerika Serikat mempopulerkan gaya glide atau meluncur yang kini lebih terkenal dengan gaya O’brien. Ketika melakukan permulaan gaya ini, posisi seorang atlet akan membelakangi area pendaratan. Selanjutnya, atlet akan melakukan gerakan setengah putaran atau 180 derajat sebelum melontarkan bola logam. Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942Tolak peluru atletik olahraga yang berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam dan dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu yang diletakkan di pangkal bahu.[1] Sejarah PerkembanganDalam sejarah perkembanganya lebih dari 2.000 tahun yang lalu olahraga ini sangat digemari oleh kaum laki-laki Britania atau Inggris untuk menguji kekuatanya dengan melempar peluru dari batu bukan terbuat dari besi seperti sekarang ini.[2] Pada zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam yang termasuk senjata mematikan pada masa itu dengan jarak sejauh mungkin.[3] Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896 yaitu pada saat Olimpiade Athena.[2] Kompetisi tolak peluru direkam pada awal abad ke-19 di Skotlandia yang merupakan bagian Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun 1866. Tolak peluru adalah acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896. Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade, American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908.[2] Pada tahun 1950 olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, saat Parry O'Brien memulai tolakan membelakangi sektor lapangan. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau teknik membelakangi.[4] PropertiPeluru dalam olahraga tolak peluru.PeluruPeluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras (solid iron), kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6 µm atau mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1] LapanganLapangan tolak peluru.Diameter lingkaran tolak peluru adalah 2,135 m dengan panjang balok penahan 1,22 m. Sektor lemparan membentuk sudut 45 derajat dari titik tengah lingkaran tolak pelempar atau penolak peluru tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah dan ke luar dalam posisi berdiri melalui lingkaran bagian belakang.[5] TeknikCara memegang peluru
Sikap badan pada waktu akan melakukan menolak peluruBerdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.[6] Cara menolakkan peluruBersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul, pinggang serta perut didorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya).[6] Sikap badan setelah melakukan menolakkan peluruSikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan.[6] Cara mengambil awalanDi dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh balok penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.[6] Gaya
Sumber
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Shot put. |