Batang yang lunak basah dan berbuku buku merupakan cirri ciri dari tanaman


BAB I

PENDAHULUAN

1.1           Dasar Teori

1.1.1                 Akar ( Radix )

Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian besar meruncing. Terkadang akar memiliki ujung yang berwarna cerah.           

Sifat-sifat akar :

a.       Biasanya di dalam tanah

b.      Bersifat geotrop atau hidrotop

c.       Tidak berbuku –buku (nodus)

d.      Warna tidak hijau

e.       Tumbuh pada bagian ujungnya

f.       Bentuk umumnya meruncing

Fungsi akar :

a.       Memperkuat berdirinya tumbuhan

b.      Menyerap air dan zat makanan

c.       Mengangkut air dan zat makanan

d.      Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan

Bagian-bagian akar :

a.       Leher akar (collum)

b.      Ujung akar (apex radicis)

c.       Batang akar (corpus radicis)

d.      Cabang-cabang akar (radix lateralis)

e.       Serabut akar (fibrilla radicalis)

f.       Rambut akar (pilus radicalis )

g.      Tudung akar (calyptra)


Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran, yaitu :

a.       Akar tunggang

b.      Akar serabut

       Jenis  akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan jenis akar serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada jenis akar tunggang terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa  cabang dan ranting akar. Jenis akar tunggang berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah. Sementara pada pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang kesemuanya  memiliki ukuran sama. System  perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer  membentuk cabang sebnyak banyaknya, cabang tibak menjadi besar, dan akar primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang.

Melihat percabangan dan bentuknya,akar tunggang dapat dibedakan dalam :

1.      Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang,dan jika ada cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang  ini terdiri atas akar-akar yang halus terbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang  istimewa. Misalnya:

a.       Berbentuk sebagai tombak  (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut  akar sebagai percabangan , biasanya menjadi tempat  penimbunan maknan.


b.      Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar  membulat, akar-akar tersebut sebagai  cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing.


c.       Berbentuk  benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan sedikit sekali bercabang.

2.      Akar tunggang  yang bercabang (ramosus).akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi.

Berhubung dengan cara cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya :

a.       Akar udara atau akar gantung, misalnya Ficus benjamina

b.      Akar penggerak atau akar penghisap, misalnya Cuscutha Australia

c.       Akar pelekat , misalnya sirih

d.      Akar pembelit, misalnya vanili

e.       Akar nafas, misalnya Sonneratia

f.       Akar tunjang , misalnya bakau


g.      Akar lutut, misalnya Bruguiera parvifolia


h.      Akar banir, misalnya kenari


1.1.2        Batang ( Caulis )

            Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :

1.      Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.

2.      Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.

3.      Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).

4.      Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

5.      Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

6.      Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Fungsi batang :

1.      Penopang

2.      Pengangkut

3.      Penyimpan makanan cadangan

4.      Alat perkembangbiakan vegetative

Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya tetapi ada pula yang tampak tidak berbatang. Oleh karena itu kita dapat membedakan :

1.      Tumbuhan yang tidak berbatang ( planta acaulis )

Tumbuh-tumbuhan yang tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada. Hal ini disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suaturoset ( rosula ), seperti misalnya lobak ( Raphanus savitus L.), sawi ( Brassica juncea L.). tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun  akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.

2.      Tumbuhan yang jelas berbatang.

Jenis-jenis batang tumbuhan :

1.      Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.).

2.      Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya.

3.      Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.)dan rumput (Gramineae) pada umumnya.

4.      Batang mending (calamus), seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mending (Fimbristylis globulosa kunth.), rumput teki (Cyperaceae)

Bentuk-bentuk batang :

1.      Bulat (teres), misalnya bamboo (Bambusa sp.), kelepa (Cocos nucifera L.).

2.      Bersegi (angularis).

a.       Bangun segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyrerus rotundus)

b.      Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisa (Passiflora quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth.)

3.      Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan :

a.       Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.)

b.      Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.)

Dilihat dari permukaannya, batang memperlihatkan sifat yang bermacam-macam, yaitu :

1.      Licin (laevis) misalnya batang jagung (Zea mays L.)

2.      Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.)

3.      Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Careus peruvianus (L.) Haw.

4.      Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis , misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.)

5.      Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)

6.      Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.)

7.      Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)

8.      Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.)

9.      Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.)

10.  Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti pada jambu biji (Psidium guajava L.)

1.1.3        Daun ( Folium )

Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Gk. Morphe, bentuk, logos, ilmu); berarti ilmu yang mempelajari bentukbentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya. Morfologi merupakan ilmu pengetahuan  yang mendasri pemahaman tentang sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam morfologi sebagai identitas nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak divisio, kelas, anak kelas, ordo, famili, genus, maupun penunjuk spesies.

Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan adanya klorofil pada daun. Namun, ada juga daun yang berwarna kuning, merah atau ungu.

Bagian – bagian daun yang utama adalah :

1.      Pelepah atau upih daun (vagina)

2.      Tangkai daun (petiolus)

3.      Helaian daun (lamina)


Daun yang memiliki 3 bagian utama tersebut contohnya adalah daun pisang dan daun bambu. Sebagaian besar daun hanya memiliki 1 atau 2 bagian disebut daun tidak lengkap. Daun tidak lengkap terdiri dari empat kelompok, yaitu :

1.      Daun bertangkai adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.

2.      Daun duduk adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.

3.      Daun berupih adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun.

4.      Daun yang hanya teridiri dari tangkai saja, biasanya daun ini melebar menyerupai helaian daun (phyllodia).

Berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai dibedakan menjadi dua, yaitu :

1.      Daun tunggal adalah hanya memiliki satu helai daun disetiap tangkainya. Bagian dari batang yang menjadi tempat duduk daun adalah nodus, sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun.

2.      Daun majemuk memiliki beberapa helaian daun disetiap tangkainya.

Struktur Morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari:

1.      Bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur)


2.      Tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata)

3.      Bentuk ujung daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/terbelah, dan berduri)

4.      Bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk)


5.      Permukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).

6.      Bentuk tulang daun (menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar)

a.       Menyirip

Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.

b.      Melengkung

Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan dilingkungan sekitar kita. Misalnya daun sirih, gadung dan genjer.


c.       Menjari

Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari jari tangan manusia. Misalnya tulang daun papaya, jarak, singkong dan kapas.


d.      Sejajar

Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar , mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang panjang. Misalnya tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang dan semua jenis rumput-rumputa.


1.1.4        Bunga ( Flos )

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti  suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.

            Bunga memiliki warna yang beraneka ragam. Bunga juga ada yang berbau dan tidak berbau. Bunga terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1)      Tangkai bunga (pedicellus)

2)      Dasar bunga (receptaculum)

3)      Perhiasan bunga (perianth), yang terdiri dari :\

a)      Kelopak (calyx) yang tersusun dari daun kelopak (sepal)

b)      Tajuk bunga (corolla) yang tersusun dari daun tajuk/mahkota (petal)

4)      Alat kelamin jantan (androceum) yang tersusun dari benang sari (stamen), tiap-tiap stamen terdiri dari :

a)      Kepala sari (anther)

b)      Tangakai sari (filamentum)

c)      Serbuk sari ( pollen)

d)     Kantung serbuk sari (pollen sac)

5)      Alat kelamin betina (gynaecium) yang tersusun dari putik (pistillum). Setiap putik tersusun dari :

a)      Bakal buah (ovarium) yang di bungkus oleh daun buah (cxarpellum)

b)      Tangkai putik (stylus)

c)      Kepala putik (stigma)

Bagian-bagian dari bunga memiliki fungsi masing-masing. Adapun fungsi dari masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut :

a.       Tangkai bunga

Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang. Air dan mineral dari akar sampai ke bunga melalui batang dan tangkai bunga.

b.      Kelopak bunga

Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi mahkota ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan warnanya menyerupai daun. Terdapat beberapa bentuk kelopak bunga (bentuk aktinomorf):

Bentuk bintang (rotates), tabung (tubulosus), terompet (hypocrateriformis), mangkuk (urceolatus), lonceng (campanulutatus).

c.       Mahkota bunga

Mahkota bunga umunya memilki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang bermacam-macam dan menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap pada bunga. Serangga tersebut dapat membantu dalam proses penyerbukan. Terdapat beberapa bentuk mahkota bunga (bentuk aktinomorf) : Bentuk bintang (rotates), tabung (tubulosus), terompet (hypocrateriformis), mangkuk (urceolatus), lonceng (campanulutatus), bentuk corong (infundibuliformis).

d.      Putik

Putik terdapat di bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai putik. Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang kelak akan menjadi buah dan biji.

Apabila serbuk sari berhasil menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan awal dari perkembangbiakan pada tumbuhan. Penyerbukan hanya dapat terjadi jika serbuk sari yang menempel pada putik berasal dari bunga yang sama jenisnya.

e.       Benang sari

Benang sari terdapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari. Serbuk sari bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin. Selain itu, serbuk sari dapat menempel pada kaki, kepala,dan tubuh kupu-kupu atau serangga yang hinggap.

            Dari uraian diatas, bunga dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu :

a.       Bunga lengkap :

Apabila bunga memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik dan benang sari maka disebut bunga lengkap.

b.      Bunga tidak lengkap :

Apabila bunga tidak memiliki salah satu bagian yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, putik atau benang sari maka disebut bunga tidak lengkap.

Sedangkan berdasarkan benang sari dan putik, bunga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1.      Bunga sempurna:

Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik

2.      Bunga tidak sempurna

Merupakan bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari saja

            Jadi uraian di atas dapat disimpulkan fungsi utama bunga adalah untuk membentuk biji agar tanaman dapat ditanam kembali sehingga keturunannya jadi bertambah banyak. Sehingga dengan kata lain, pada tumbuhan bunga berperan sebagai tempat berlangsung perkembangbiakan. Peristiwa penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari kr atas kepala putik merupakan awal terjadinya perkembangbiakan pada tumbuhan.

1.1.5        Buah ( Fructus ) dan Biji ( Semen )

Buah berasal dari ovarium  yang telah mengalami proses pembuahan (fertilisasi). Berdasarkan asalnya dapat dibedakan dua macam buah, yaitu:

1.      Buah sejati atau buah telanjang (fructus nudus), yaitu buah yang berasal dari ovarium dan ovulum saja.

2.      Buah semu ( fructus spurious), yaitu buah yang berasal dari ovarium, ovulum dan bagian lain dari bunga bunga seperti tangkai bunga , kelopak, dasar bunga.

Klasifikasi buah sejati (fructus nudus):

1.      Buah sejati tunggal , berasal dari ovarium saja dan dapan dibedakan menjadi :

a.       Buah basah / buah berdaging :

1.      Buah buni (bacca atau berry)

Seluruh daging buah (pericarpium) lunak dan berdaging pada waktu buah masak.

2.      Buah batu (drupa),  suatu buah basah dimana lapisan endokarpium ( lapisan terdalam dari perikarpium ) menjadi sangan keras ( mengandung sel-sel batu).

b.      Buah kering

Seluruh dinding buah (pericarpium) menjadi kering dank eras pada waktu buah menjadi masak (tua). Buah kering dapat dibedakan menjadi :

1.      Memecah/ membuka pada waktu masak.

2.      Tidak memecah/ membuka waktu masak.

2.      Buah sejati ganda (buah sejati agregasi) :

Merupakan buah yang berasal  dari satu bunga yang memiliki banyak ovarium yang masing-masing bebas kemudian tumbuh menjadi buah sejati tetapi semuanya berkumpul pada satu tangkai.

3.      Buah sejati majemuk:

Merupakan buah yang berasal dari bungha majemuk , jadi merupakan sekumpulan buah yang tampak seperti satu buah saja.

      Padaproses pembuahan, ovarium akan menjadi buah sedangkan ovolum menjadi biji (semen) dan carpellum (daun buah) akan menjadi perikarpium (dinding buah atau kulit buah).

Pericarpium terdiri dari tiga lapisan , yaitu :

1.      Exocarpium :

Merupakan lapisan terluar, terdiri dari satu sampai beberapa lapisan sel-sel epidermis.

2.      Mesocaripum:

Merupakan lapisan tengah dari dinding buah terdiri dari beberapa lapisan sel-sel.

3.      Endocarpium :

merupakan lapisan yang paling dalam dari dinding buah, struktur dan tebalnya tergantung dari jenis tumbuhanya.

            Klasifikasi buah semu (fructus spurious):

1.      Buah semu tunggal :

Berasal dari satu bunga dengan satu ovarium saja tetapi bagian-bagian lain dari bunga ikut membentuk buah tersebut.

2.      Buah semu ganda :

Berasal dari satu bunga dengan banyak ovarium dan bagian lain dari bunga ikut membentuk buah.

3.      Buah semu majemuk :

Berasal dari bunga majemuk dan bagian lain dari bunga ikut membentuk buah tersebut.

      Biji berasal dari bakal biji (ovulum ) dari ovarium yang telah dibuahi. Tangklai bakal biji(funiculus) dapat berkembang menjadi lapisan yang berdaging disebut arillus (selaput biji).

Bagian – bagian biji :

1.      Kulit biji (spermodermis) :

Berasal dari integument luar dan dalam. Kulit biji dari tumbuhan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) terdiri dari dua lapisan :

a.       Testa (lapisan kulit luar)

b.      Tegmen (lapisan kulit dalam), seringkali sangat tipis dan disebut kulit ari.

2.      Inti  biji atau isi biji (nucleus seminis ) tersusun dari :

a.       Embryo( lembaga ), merupakan calon tumbuhan baru yang tersusun dari :

1.      Radicula (calon akar atau akar lembaga ), pada monocotyl dibungkus oleh coleorhizae (sarung akar lembaga ).

2.      Cotyledon (keeping lembaga atau daun lembaga ). Ruas pertama yang berada dibawah cotyl disebut batang hipokotil (internodium hypocotil) dan yang berada di atas cotyl disebut batang epikotil (internodium epycotyl ).

3.      Plumula

b.      Albumen ( putih lembaga ):

1.      Endospermium (putih lembaga dalam )

2.      Perispermium (putih lembaga luar )

3.      Foeniculus (talipusar atau tangkai biji ):

Merupakan bagian yang menghubungkan bijio dengan plasenta (tembuning), jadi merupakan tangkai biji. Jika biji masak , maka biji akan terlepas dari tangkai biji.


1.2           Latar Belakang

1.2.1                    Akar dan Batang

a.      Mangga

Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging. Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik. Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.

b.      Anggrek

Dendrobium adalah salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan indah. Dendrobium relatif mudah dipelihara dan berbunga. Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial, artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan berhenti setelah mencapai batas maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek simpodial ini terdapat penghubung yang disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan baru. Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang disebut pseudobulb (umbi palsu). Ukuran maupun bentuk pseudobulb bervariasi. Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan dengan penggunaan semprotan untuk menghindari penguapan yang lebih besar.

c.       Sri Rejeki

Aglaonema, sri rejeki, atau chinese evergreen merupakan tanaman hias populer dari suku talas-talasan atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies.Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi.Tanaman ini memiliki akar serabut serta batang yang tidak berkambium (Berkayu).Daun Menyirip serta memiliki pembuluh pengangkut berupa xilem dan floem yang tersusun secara acak.Kini berbagai macam Aglaonema hibrida telah dikembangkan dengan penampilan tanaman yang sangat menarik dengan bermacam-macam warna, bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami.

1.2.2                    Daun

a.      Mangga

Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging. Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik. Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.

b.      Jagung

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

c.       Kenanga

Kenanga (Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal sebagai kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-ylang. Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa), yang banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.Cananga odorata fa. macrophylla tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar matahari penuh atau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemu dadu, tetapi jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, dan mengandung minyak biang, cananga oil yang wangi.

1.2.3                    Bunga dan Buah

a.      Cabai

Cabai atau cabai merah atau chili (bahasa Ambon) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

b.      Jambu Air

Umumnya bagian-bagian tumbuhan jambu air berukuran lebih kecil dan kurang berbau aromatis apabila dibandingkan dengan jambu semarang. Perhatikan uraian bagian-bagian yang ditulis miring, terutama bunga dan buahnya. Jambu air umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering dengan batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai dari pangkal pohon, kadang-kadang gemangnya mencapai 50 cm. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5-16 cm, tidak atau sedikit berbau aromatis apabila diremas. Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Bunga kuning keputihan, dengan tabung kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun mahkota bundar sampai menyegitiga, 5-7 mm; benang sari antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm. Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang memisahkan antara bagian pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm; bermahkota kelopak yang berdaging dan melengkung; sisi luar berwarna putih sampai merah. Daging buah putih, banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Biji berukuran kecil, 1-2(-6) butir

c.       Belimbing wuluh

Belimbing adalah pohon buah yang tingginya mencapai 15 m. Batangnya tak begitu besar, bergaris tengah 30 cm. Ia kasar dan berbenjol-benjol, percabangannya sedikit, dan condong ke atas. Cabang mudanya berambut halus, seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daunnya tersusun dalam bentuk ganda. Bentuknya kecil, berbentuk telur, dan jumlahnya 21-45 cm. Daunnya termasuk majemuk, menyirip, dan ganjil. Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai jorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata. Ukuran daunnya adalah: 2-10 cm × 1-3 cm. Ia berwarna hijau, dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Perbungaannya majemuk, dan tersusun dalam malai (panjangnya 5-20 cm). Berkelompok, keluar dari percabangan yang besar, kecil-kecil berbentuk bintang dan berwarna ungu kemerahan ,merah saja. Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak jika sudah masajm dan rasanya asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng.

1.3           Tujuan Praktikum

a.       Mengenal dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi akar

b.      Mengenal dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi batang

c.       Mengenal dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi daun

d.      Mengenal dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi bunga

e.       Mengenal dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi buah

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1                 Alat dan Bahan yang digunakan

2.1.1              Alat

a.       Pensil

b.      Ballpoint

c.       Penghapus

d.      Loup

2.1.2              Bahan

a.       Bagian akar dari 3 jenis tumbuhan

b.      Bagian batng dari 3 jenis tumbuhan

c.       Bagian daun dari 3 jenis tumbuhan

d.      Bagian bunga dari 3 jenis tumbuhan

e.       Bagian buah dari 2 jenis tumbuhan

2.2                 Prosedur Pengamatan

a.      Akar

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi : jenis akar dan bagian-bagian akar.

b.      Batang

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi : jenis batang ( batang basah, batang berkayu, batang rumput, batang mending ), bentuk batang ( bulat, bersegi, pipih )

c.       Daun

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi : bagian-bagian daun ( termasuk daun lengkap / tidak lengkap ), jumlah anak daun dalam satu tangkai (termasuk daun tunggal/ majemuk ), bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk permukaan daun, susunan tulang daun.

d.      Bunga

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi : kelengkapan bagian-bagian bunga, bentuk kelopak bunga, bentuk mahkota bunga.

e.       Buah

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi : jenis buah, bagian-bagian buah, bagian-bagian biji.

BAB III

HASIL PERCOBAAN

3.1                 Akar

3.1.1              Mangga

Jenis akar                        : akar tunggang yang bercabang ; dikotil

Bagian-bagian akar        : leher akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, tudung akar.

3.1.2              Angreek

Jenis akar                        : akar serabut ; monokotil

Bagian-bagian akar        : leher akar, ujung akar, cabang akar

3.1.3              Sri Rejeki

Jenis akar                        : akar serabut ; monokotil

Bagian-bagian akar        : leher akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, tudung akar.

3.2                 Batang

3.2.1              Mangga

Jenis batang                    : berkayu

Bentuk batang                : bulat (teres)

Permukaan batang          : memperlihatkan bekas-bekas duduk daun

3.2.2              Anggrek

Jenis batang                    : batang basah

Bentuk batang                : bulat (teres)

Permukaan batang          : halus beralur, memperlihatkan bekas-bekas duduk daun

3.2.3              Sri Rejeki

Jenis batang                    : batang basah

Bentuk batang                : bulat (teres)

Permukaan batang          : memperlihatkan bekas-bekas duduk daun

3.3                 Daun

3.3.1              Mangga

Bagian-bagian daun       : tidak lengkap, karena daun mangga termasuk dalam daun bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun.

Jumlah anak daun dalam satu tangkai : daun tunggal, karena dalam 1 tangkai hanya terdapat 1 helai daun.

Bentuk daun                  : memanjang

Bentuk tepi daun           : rata

Bentuk permukaan daun: tanpa rambut, licin

Susunan tulang daun      : menyirip

3.3.2              Jagung

Bagian-bagian daun       : tidak lengkap karena jagung termasuk daun berupih yang hanya memiliki upih daun dan helaian daun

Jumlah anak daun dalam satu tangkai : tunggal

Bentuk daun                  : memanjang

Bentuk tepi daun           : rata

Bentuk permukaan daun: berambut

Susunan tulang daun      : sejajar

3.3.3              Kenanga

Bagian-bagian daun       : tidak lengkap karena daun kenanga termasuk dalam daun bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun.

Jumlah anak daun dalam satu tangkai : tunggal

Bentuk daun                  : jorong

Bentuk tepi daun           : rata

Bentuk permukaan daun: tidak berambut dan licin

Susunan tulang daun      : menyirip

3.4                 Bunga

3.4.1              Cabai      

Bagian-bagian bunga     : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.

Bentuk kelopak bunga   : corong

Bentuk mahkota bunga  : bintang

3.4.2              Jambu air

Bagian-bagian bunga     : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.

Bentuk kelopak bunga   : corong

Bentuk mahkota bunga  : mangkuk

3.4.3              Belimbing wuluh

Bagian-bagian bunga     : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.

Bentuk kelopak bunga   : corong

Bentuk mahkota bunga  : bintang

3.5                 Buah

3.5.1              Cabai

Jenis buah                       : buah sejati tunggal ; buah basah

Bagian-bagian buah       : exocarpium, mesocarpium, endocarpium

Bagian-bagian biji          : kulit biji (testa, tegmen), inti biji

3.5.2              Belimbing Wuluh

Jenis buah                       : buah sejati tunggal ; buah buni

Bagian-bagian buah       : exocarpium, mesocarpium, endocarpium

Bagian-bagian biji          : kulit biji (testa, tegmen), inti biji

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1                 Akar dan Batang

4.1.1              Mangga

Mangga adalah jenis tumbuhan yang memiliki akar tunggang yang bercabang, dan termasuk tumbuhan dikotil. Memiliki bagian-bagian akar lengkap (leher, ujung, batang, cabang, serabut, rambut, dan tudung akar). Batangnya merupakan jenis yang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batangnya memperlihatkan bekas duduk daun. Klasifikasi mangga adalaah sebagai berikut:

Kingdom     : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas          : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas   : Rosidae Ordo           : Sapindales Famili          : Anacardiaceae

Genus          : Mangifera


Spesies        : Mangifera indica L.

4.1.2              Anggrek

Anggrek merupakam salah satu tanaman epifit yang menempel pada tumbuhan lain, memiliki akar serabut dan termasuk tanaman monokotil. Akarnya hanya memiliki leher, ujung dan cabang akar. Batang anggrek adalah jenis batang basah, bentuk batang bulat, dan permukaan batang halus beralurdan memperlihatkan bekas duduk daun. Klasifikasi dari Anggrek adalah :

Kingdom : Plantae

Divisi

:

Magnoliophyta

Kelas

:

Liliopsida

Bangsa

:

Orchidales

Suku

:

Orchidaceae

Marga

:

Dendrobium

Jenis

:

Dendrobium lasianthera Swartz.

4.1.3              Sri Rejeki

Sri rejeki merupakan salah satu tumbuhan yang berguna sebagai tanaman hias dirumah ataupun di pekarangan. Sri rejeki memiliki akar serabut dan termasuk tumbuhan monokotil, akarny lengkap. Batang sri rejeki termasuk jenis batang basah, bentuk batang bulat, permukaan batang memperlihatkan bekas duduk daun. Klasifikasi sri rejeki adalah sebagai berikut:

Kingdom                 : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi           : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                       : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas                         : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas                 : Arecidae

Ordo                          : Arales

Famili                       : Araceae (suku talas-talasan)

Spesies                      : Aglaonema crispum

4.2                 Daun

4.2.1              Mangga

Mangga merupakan tumbuhan yang memiliki daun tidak lengkap karena termasuk dalam daun bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun. Termasuk daun tunggal. Bentuk daun memanjang, bentuk tepi daun rata, bentuk permukaan daun tanpa rambut dan licin, susunan tulang daun menyirip. Klasifikasi mangga adalah :

Kingdom     : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas          : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas   : Rosidae Ordo           : Sapindales Famili          : Anacardiaceae

Genus          : Mangifera


Spesies        : Mangifera indica L.

4.2.2              Jagung

jagung merupakan tanaman yang menghasilkan kebutuhan primer kedua setelah padi, jagung memiliki daun tidak lengkap, termasuk daun tunggal, bentuk daun memanjang, bentuk tepi daun rata, bentuk permukaan daun berambut, susunan tulang daun sejajar. Klasifikasi jagung adalah :

Kerajaan :

Plantae Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Monocotil Subkelas : Commelinids

Ordo:

Poales
Famili:
Poaceae
Genus:
Zea
Spesies:
Z. mays
Nama binomial : Zea mays ssp. mays L.

4.2.3              Kenanga

Kenanga merupakan tanaman yang bunganya sangat harum dan dapat dijadikan tanaman hias ataau kebutuhan upacara keagamaan. Memiliki daun tidak lengkap, termasuk daun tunggal, bentuk daun jorong, bentuk tepi daun rata, bentuk permukaan daun tidak berambut dan licin, susunan tulang daun menyirip. Klasifikasi kenanga adalah :

Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae Bangsa : Polycarpicae/Ranales/Ranunculales Famili : Annonaceae Genus : Canangium

Spesies : Cananga odorata (Lamk.) Hook.

4.3                 Bunga dan Buah

4.3.1        Cabai

Cabai merupakan tanaaman yang sering digunakan sebagai penguat rasa. Cabai memiliki bagian bagian bunga lengkap ( tangkai, dasar, perhiasan bunga, putik serta benangsari), bentuk kelopak bunga corong, bentuk mahkota bunga bintang. Cabai memiliki klasifikasi adalah :

Kingdom         : Plantae Divisi               : Spermatophyta Sub Divisi        : Angiospermae Kelas               : Dicotiledonae Ordo                : Solanales Famili               : Solanaceae Genus               : Capsicum

Species            : Capsicum annum L

4.3.2        Belimbing Wuluh

Belimbing wuluh sering disebut belimbing sayur, memiliki bagian bunga lengkap ( tangkai, dasar, perhiasan bunga, putik serta benangsari), bentuk kelopak bunga corong, bentuk mahkota bunga bintang. Belimbing wuluh memiliki klasifikasi :

Kerajaan:

Divisi:

Kelas:

Ordo:

Famili:

Genus:

Spesies:

Averrhoa  bilimbi

4.3.3        Jambu Air

Jambu air adalah tanaman yang berbuah manis dan banyak digemari orang-orang. Jambu air memiliki bagian bunga lengkap ( tangkai, dasar, perhiasan bunga, putik serta benangsari), bentuk kelopak bunga corong, bentuk mahkota bunga mangkuk. Klasifikasi jambu air adalah sebagai berikut :

Kerajaan:

Divisi:

Kelas:

Ordo:

Famili:

Genus:

Spesies:

Syzygium  aqueum

BAB V

PENUTUP

5.1    Kesimpulan

          Tanaman yang kami teliti pada umumny tidak sama dan memiliki beberapa perbedaan misalnya kelengkapan bagian-bagian tubuh tumbuhan,  ada yang lengkap dan tidak lengkap. Perbedaan tersebut karena semakin jauhnya hubungan kekerabatan .

5.2    Saran

            Semakin banyaknya spesies tanaman sebaiknya perlu dilakukan klasifikasi untuk mengetahui kekerabatannya. Pengamatan fisik tanaman memudahkan kita untuk mengetahui klasifikasinya.

DAFTAR PUSTAKA