Bagaimana proses masuknya Islam ke Nusantara melalui perdagangan?

JAKARTA - Proses masuknya agama Islam di nusantara melalui jalur perdagangan. Ajaran Islam tersebar secara damai. Berbeda halnya dengan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan. 

Rute perdagangan telah berperan penting dalam penyebaran Islam. Misalnya, ada komunitas besar Hadrami Arab dari Yaman di Indonesia.

BACA JUGA: Samudera Pasai, Kerajaan yang Membuka Kejayaan Islam di Nusantara

Muslim dari China juga meninggalkan jejak. Laksamana muslim China abad ke-15, Cheng Ho, sering dianggap membantu menyebarkan Islam di pulau Jawa, Indonesia.

Sejarawan, Dr. Carool Kersten mengatakan, penyebaran Islam di Indonesia tergolong menarik. Pasalnya, Islam datang ke negara itu secara bertahap dan bisa dikatakan sangat terlambat. Menariknya lagi, Islam datang tidak melibatkan penaklukan, sebagaimana di negara Arab dan lainnya.

“Bukti pertama orang lokal masuk Islam di Indonesia saat ini tidak lebih dari abad ke-13. Saat itu kami menemukan bukti arkeologi dasar yaitu batu nisan sultan dengan nama Arab, yang menunjukkan bahwa pemimpin lokal telah memeluk Islam,” ujar Kersten.

BACA JUGA: Islam Masuk ke Indonesia Pertama Kali Ada di Barus Tapanuli Tengah

Selain itu, proses masuknya agama Islam di nusantara yakni pada awal-awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Pada masa kekhilafan Islam di tanah Arab, kekhilafahan tersebut mengutus utusannya untuk datang ke nusantara dan menyebarkan agama Islam di nusantara.

Penyebaran ini membuat Kampung Arab atau pemukiman Arab di pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya Islam di Indonesia.

Proses masuknya agama Islam di nusantara pertama kali ada di Barus Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Masyarakat di Indonesia banyak yang mengira awal mula sejarah Islam ada di Aceh karena adanya Kerajaan Samudera Pasai.

Penyebaran Islam di Nusantara dimulai dari perjalanan para sahabat dan saudagar Islam singgah ke Barus, Tapanuli Tengah.

Keberadaaan Kota Barus di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ini sudah pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo sekaligus beziarah ke pemakaman Muslim di sana.

Barus berjarak 290 kilometer dari Kota Medan, ibu kota Sumatera Utara. Jika ditempuh melalui jalur darat memakan waktu sekitar 7 jam perjalanan. Dari Kota Sibolga, butuh waktu perjalanan darat sekitar 2 jam saja. Barus merupakan tempat bersejarah peradaban dan masuknya Islam.

Posisi Barus yang terletak di pinggir Pantai Barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan lautan lepas Samudra Hindia membuatnya dikenal oleh dunia pada abad ke-7. Apalagi berkat hasil hutannya, kamper, kemenyan dan emas, Barus menjadi kota yang kerap dikunjungi banyak saudagar-saudagar di seluruh dunia.

Dari situlah kemudian dimulai penyebaran Agama Islam sampai ke wilayah dari mulai Sumatera sampai ujung Papua.

Islam adalah agama terbesar dan menjadi mayoritas di Indonesia. Perkembangan agama Islam pun tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui beberapa proses. Berikut adalah “Lima Cara Penyebaran Agama Islam di Nusantara”

Perdagangan

Media perdagangan adalah tahap paling awal dalam penyebaran agama islam yang diperkirakan terjadi pada abad ke 7 dari para pedagang Arab, Pesia dan India. Menurut Thome Pires, sekitar Abad ke-7 sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangatlah ramai. Dalam agama Islam siapapun bisa sebagai penyebar agama Islam, sehingga hal ini menguntungkan karena para pedagang tersebut dapat menyebarkan agama Islam sambil berdagang Proses penyebaran ini melibatkan semua kelompok masyarakat dan proses ini dipercepat dengan rutuhnya kerajaan Hindu_Budha di nusantara.

Perkawinan

Media perkawinan adalah tahapan lanjutan dari media perdagangan. Para pedagang yang datang ke nusantara kelamaan akan menetap dan membentuk perkampungan. Tahap selanjutnya, para pedagang yang menetap ada yang membentuk keluarga dengan penduduk setempat dengan cara menikah, misalnya Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila. Adapun syarat memeluk islam yang mudah hanya dengan mengucap syadat saja mempermudah media ini. Media perkawainan berjalan lancar mengingat akan ada keluarga muslim yang menghasilkan keturunan muslim serta mengundang ketertarikan penduduk lainnya untuk memeluk islam.

Pendidikan

Media yang ketiga adalah pendidikan. Dalam penyebaran agama Islam tidak bisa lepas dari perang penting para ulama, kiai dan guru agama. Para tokoh agama inilah yang menyelenggarakan pendidikan Islam melalui pondok pesantren untuk para santri. Dari para santri inilah nantinya Islam akan disosialisasikan di tengah masyarakat. Contoh pesantren yang berdiri pada masa pertumbuhan agama Islam di Jawa adalah Pesantren Sunan Ampel di Surabaya dan Pesantren Sunan Giri di Giri. Lalu terdapat pula para kiai dan ulama yang dijadikan sebagai penasihat serta guru agama di kerajaan kerajaan. Kyai Dukuh adalah guru Maulana Yusuf di Kerajaan Banten dan Syekh Yusuf merupakan penasihat agama Sultan Ageng Tirtayasa di Kerajaan Banten

Kesenian

Penyebaran agama Islam melalui media kesenian dapat dilakukan melalui seni bangunan, seni pahat atau ukir, tari, musik, dan sastra. Seni yang paling terkenal adalah seni wayang dan musik. Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang aktif menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana wayang. Untuk seni musik adalah sunan bonang yang menciptakan lagu “Tombo Ati”. Lalu ada ganding (lagu-lagu) yang berisikan syair nasihat dan dasar dasar agama islam. Pesan-pesan islamisasi juga dilakukan melalui sastra, misalnya kitab primbon pada abad ke-16 M yang disusun oleh Sunan Bonang. Namun kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah tetapi diperkaya oleh seni Islam yang membentuk sebuah akulturasi.

Politik

Dalam media politik, kekuasaan raja menjadi peranan utama dalam penyebaran agama islam. Jika raja memeluk islam maka otomatis rakyatnya akan mengikuti. Dengan demikian, setelah agama Islam mulai tumbuh di masyarakat, kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama. Contohnya, Sultan Demak yang mengirimkan pasukannya dibawah Fatahilah untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam

Itu dia nih “Lima Cara Penyebaran Agama Islam di Nusantara” gimana sudah menambah informasi kamu belum?

Sebutkan 20 cabang-cabang ilmu sains dan penjelasannya​

minta tolong kak"MULA BUKANE JENENG LALADANING KUTHA SEMARANG" buatkan unsur intrinsik,paraga,tema/alur,watak,papan panggonan,wektu LAN swasana,amanat … pakai bahasa Jawa TERIMA KASIH​

9. Pertunjukan ondel-ondel menggunakan lagu Ondel-Ondel sebagai??trimakasih karna sudah ada yang baik mau menjawab ini​

Bagaimanakah arahan sultan dapat disampaikan kepada seluruh rakyat pada zaman kesultanan melayu melaka

Kapan perang dunia ke 1 dimulai?​

Yang berhasil mengakhiri konfrontasi fisik antara indonesia dengan belanda dengan adanya ""pengakuan dan penyerahan"" kedaulatan dari pemerintah belan … da kepada pemerintah indonesia adalah...

Uraikanlah kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu-buddha di indonesia.

Untuk memperkuat pertahanan dalam negeri, sultan salahuddin yusuf al-ayyubi membangun benteng…. *

Tujuan pemerintah pendudukan jepang di indonesia membentuk gerakan 3a adalah

Teori yang berperan aktif dalam proses masuknya pengaruh agama hindu -buddha di indonesia , yaitu teori brahmana, sudra, ksatria dan ...

10 masjid raksasa. ©Reuters

JABAR | 7 Januari 2021 08:15 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Masuknya Islam di Indonesia dipelopori oleh pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat, India. Proses perkembangan Islam di Indonesia sendiri tidak dilakukan dengan kekerasan atau kekuatan militer, melainkan penyebaran Islam dilakukan secara damai dan melalui berbagai jalur seperti perdagangan, perkawinan, pendirian lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.

Kedatangan Islam di Indonesia telah membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan. Islam telah banyak mengubah kehidupan-kehidupan sosial budaya dan tradisi kerohanian di masyarakat Indonesia. Dengan pengaruh ajaran Islam, Indonesia menjadi lebih maju dalam bidang perdagangan terutama dalam hubungannya dengan perdagangan internasional dengan Timur Tengah. Khususnya bangsa Arab, Persia, dan India.

Berkat para pedagang muslim inilah kemudian Islam diperkenalkan dengan cara bertahap dan perlahan ajaran Islam bertoleran serta persamaan derajat antara sesama makhluk. Hal ini menarik bagi masyarakat Indonesia mengingat selama ini kebudayaan Hindu-Budha justru lebih menekankan pada perbedaan derajat atau kasta. Sampai pada akhirnya sebagian besar masyarakat di Indonesia memeluk agama Islam.

Namun ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai datangnya Islam ke Indonesia. Berikut ini informasi mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia, lengkap dengan perkembangannya telah dirangkum dari lib.ui.ac.id:

2 dari 4 halaman

Teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang Islamisasi di Indonesia. Dinamakan teori Gujarat karena berpatokan pada pandang bahwa masuknya Islam ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat. Ada dugaan bahwa pencipta dasar teori ini adalah Snouck Hurgronje.

Teori ini berpaku pada kenyataan mengenai hubungan India dengan Indonesia yang sudah lama terjalin, serta inskripsi tertua mengenai Islam yang terdapat di Sumatera, membuktikan bahwa hubungan antara Sumatera dan India sangat erat.

Dapat disimpulkan bahwa para ahli menyatakan pendapat tersebut menganut kebudayaan Hindu, membuat seakan-akan segala perubahan sosial, politik, ekonomi, budaya serta agama di Indonesia tidak lepas dari pengaruh India.

3 dari 4 halaman

Teori ini sendiri dicetuskan oleh Hamka di dalam pidatonya saat Dies Natalis di PTAIN ke-8 di Yogyakarta pada tahun 1958. Dalam hal ini Hamka berpendapat bahwa ia menolak pandangan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat.

Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13, sebab pada kenyataannya pada tersebut di Indonesia sudah berdiri suatu politik Islam. Jadi sudah barang tentu Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelumnya, yakni sekitar abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah.

Jika dihubungkan dengan penjelasan dari studi kepustakaan Arab kuno, disebutkan al-Hind sebagai India atau pulau-pulau Cina. Maka besar kemungkinan pada abad ke-2 SM bangsa Arab telah sampai di Indonesia. Bahkan Arab sebagai bangsa asing pertama kali sampai di Nusantara.

4 dari 4 halaman

Pencetus teori Persia adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat yang berpendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia dan berkembang, berasal dari Persia yang singgah ke Gujarat yang terjadi sekitar abad ke-13.

Pandangan teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Mekkah. Dalam teori ini lebih memutuskan kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam di Indonesia, dan disinyalir memiliki persamaan dengan Persia. Di antaranya sebagai berikut:

  1. Peringatan Asyura atau 10 Muharram sebagai peringatan Syi'ah atas Syahidnya Husein.
  2. Kesamaan antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, meskipun al-Hallaj telah meninggal pada 310 H atau 922 M, akan tetapi ajarannya terus berkembang dalam bentuk puisi
  3. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja atau membaca huruf Arab.
  4. Nisan pada makam Malik Saleh pada tahun 1297 dan makam Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik dipesan dari Gujarat.
  5. Pengakuan umat Islam di Indonesia terhadap Madzhab Syafi'i sebagai madzhab utama di wilayah malabar.
(mdk/nof)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA