Bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di Indonesia

Keanekaragaman adalah sifat esensial bangsa Indonesia. Berbagai suku bangsa dengan budayanya masing-masing tersebar di seluruh Nusantara. Hal tersebut pada dasarnya merupakan kekayaan yang menjadi potensi bangsa. Namun di sisi lain, keanekaragaman berkombinasi dengan persoalan kesenjangan kesejahteraan antar daerah, atau antar kelompok masyarakat, dapat berpotensi menjadi permasalahan. Oleh  karena itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengupasnya dalam kegiatan seminar “Dialektika Multikulturalisme dengan Kebangsaan pada Selasa, 14 November 2017 di Jakarta.
 

Jakarta, 14 November 2017. Keragaman adalah aspek yang harus dikelola dengan tepat agar dapat menjadi kekuatan. Hal ini penting karena keberagaman dapat menciptakan gesekan dan benturan. Di sisi lain, jurang kesenjangan juga perlu diminimalisasi agar tidak terlalu curam sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang selanjutnya membawa kerawanan sosial. Membentuk dan memelihara persatuan Indonesia yang beragam secara etnis dan budaya bukan persoalan mudah. Persatuan harus mampu menciptakan iklim kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, tidak mungkin memelihara persatuan pada tingkat ideologis dan budaya terlaksana, jika upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat diabaikan. Namun, peningkatan kesejahteraan tanpa merekatkan berbagai etnisitas dan budaya juga tetap sarat dengan kerawanan perpecahan. Etnisitas dan budaya juga merupakan aspek penting di samping berbagai aspek lain dalam membentuk persatuan bangsa

Lebih lanjut, merajut keberagaman etnis dan budaya menjadi bangsa yang bersatu membutuhkan berbagai upaya serius, simultan dan berkelanjutan. Di tengah-tengah berkembangan berbagai bidang dalam skala global menuntut Indonesia untuk tidak boleh lengah terhadap pengaruh perkembangan tersebut. Pemerintah perlu mengantisipasi perkembangan tersebut agar Indonesia mampu beradaptasi. Sementara itu, dengan kekayaan sumber daya yang melimpah tentunya membuat Indonesia dilirik oleh negara pemilik modal. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi sumber bahan baku dan sasaran produk negara lain. Untuk menghadapi tersebut, Indonesia perlu berupaya tetap menjadi negara independen yang berdaulat sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 sehingga persatuan dan kesejahteraan bangsa bisa terjaga.
 

Sebagai informasi, seminar ini akan menghadirkan narasumber yakni Sulistiowati Irianto (Universitas Indonesia) dengan tema “Pengelolaan Sumberdaya Alam yang berkeadilan dan Penguatan Kebangsaan”, Amalia Ayuningtyas (Aktivis Politik Muda) dengan tema “Partisipasi Anak Muda dalam Merawat Kebhinekaan”. Sudiyono (P2KK-LIPI) dengan tema “Peningkatan Semangat Kebangsaan melalui Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat”, Aulia Hadi, M.Sc. (P2KK-LIPI) dengan tema “Problematika Menempatkan Tradisi-tradisi dan Kepercayaan Lokal dalam Kebangsaan Indonesia yang Multikultural”.

 
Keterangan Lebih Lanjut:

  • Sri Sunarti Purwaningsih (Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK) LIPI)
  • Isrard (Kepala Bagian Humas, Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI)

Sumber: Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Penulis: lyr Editor: -

Siaran pers ini disiapkan oleh Humas LIPI


 

Sumber : Biro Kerjasama, Hukum dan Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Sri Sunarti Purwaningsih M.A.

Jakarta -

Upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dimulai lingkungan keluarga, rumah, sekolah, dan dan lingkungan masyarakat. Apakah detikers tahu, bagaimana caramu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga?

Hubungan antara persatuan dan kesatuan dengan dengan keutuhan NKRI yaitu terpeliharanya persatuan dan kesatuan berbagai suku bangsa dan budaya di wilayah Indonesia yang luas mendorong keutuhan NKRI.

Sebaliknya, konflik antarsuku, antaragama, dan antarkelompok dapat memicu perpecahan negara, seperti dikutip dari buku PKn Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas 5 oleh M. Masan dan Rachmat.

Sementara itu, partisipasi rakyat Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi seorang warga negara di lingkungan keluarga ini merupakan upaya menjaga keutuhan RI di samping bela negara secara fisik dan nonfisik.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan yang lebih besar.

Sikap persatuan dan kesatuan di rumah dapat muncul bila dalam keluarga tumbuh kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan keluarga yang baik, tata krama, dan adat istiadat yang baik.

Manfaat menjaga persatuan dan kesatuan di rumah yakni mendukung terciptanya kehidupan yang harmonis, rukun, damai. Cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga selengkapnya sebagai berikut.

Cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga

1. Beribadah bersama

2. Saling menghormati dan saling menyayangi ayah, ibu, adik, kakak, dan keluarga secara keseluruhan

3. Mengakui keberadaan dan fungsi atau kedudukan masing-masing anggota keluarga

4. Menghargai pendapat anggota keluarga satu sama lain

5. Belajar mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan anggota keluarga

6. Belajar tidak mudah marah atau menyimpan dendam

7. Menumbuhkan sikap rela berkorban di rumah, seperti:- Menunda acara bermain untuk membantu pekerjaan ibu

- Menunda rencana berkemah bersama teman-teman untuk menunggu anggota keluarga yang sedang sakit

8. Mematuhi nasihat orangtua

9. Saling membantu bila ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan

10. Tidak mendiskriminasi dalam menyayangi dan mengasihi anggota keluarga

Nah, itu dia cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga. Bagaimana caramu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga, detikers?

Simak Video "Saksi Sebut Munarman-FPI Tak Sepandangan dengan ISIS"



(twu/twu)

Page 2

Jakarta -

Upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dimulai lingkungan keluarga, rumah, sekolah, dan dan lingkungan masyarakat. Apakah detikers tahu, bagaimana caramu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga?

Hubungan antara persatuan dan kesatuan dengan dengan keutuhan NKRI yaitu terpeliharanya persatuan dan kesatuan berbagai suku bangsa dan budaya di wilayah Indonesia yang luas mendorong keutuhan NKRI.

Sebaliknya, konflik antarsuku, antaragama, dan antarkelompok dapat memicu perpecahan negara, seperti dikutip dari buku PKn Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas 5 oleh M. Masan dan Rachmat.

Sementara itu, partisipasi rakyat Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi seorang warga negara di lingkungan keluarga ini merupakan upaya menjaga keutuhan RI di samping bela negara secara fisik dan nonfisik.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan yang lebih besar.

Sikap persatuan dan kesatuan di rumah dapat muncul bila dalam keluarga tumbuh kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan keluarga yang baik, tata krama, dan adat istiadat yang baik.

Manfaat menjaga persatuan dan kesatuan di rumah yakni mendukung terciptanya kehidupan yang harmonis, rukun, damai. Cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga selengkapnya sebagai berikut.

Cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga

1. Beribadah bersama

2. Saling menghormati dan saling menyayangi ayah, ibu, adik, kakak, dan keluarga secara keseluruhan

3. Mengakui keberadaan dan fungsi atau kedudukan masing-masing anggota keluarga

4. Menghargai pendapat anggota keluarga satu sama lain

5. Belajar mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan anggota keluarga

6. Belajar tidak mudah marah atau menyimpan dendam

7. Menumbuhkan sikap rela berkorban di rumah, seperti:- Menunda acara bermain untuk membantu pekerjaan ibu

- Menunda rencana berkemah bersama teman-teman untuk menunggu anggota keluarga yang sedang sakit

8. Mematuhi nasihat orangtua

9. Saling membantu bila ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan

10. Tidak mendiskriminasi dalam menyayangi dan mengasihi anggota keluarga

Nah, itu dia cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga. Bagaimana caramu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan keluarga, detikers?

Simak Video "Saksi Sebut Munarman-FPI Tak Sepandangan dengan ISIS"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

Contoh sikap memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat satu diantaranya adalah mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama. Toleransi menjadi penting untuk dipahami dan diterapkan ditengah masyarakat Indonesia yang majemuk dengan bebagai macam suku bangsa, budaya dan kebiasan.

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah, persatuan mengandung pengertian disatukannya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang beraneka ragam itu, setelah disatukan, menjadi sesuatu yang serasi, utuh dan tidak saling bertengkar antara satu dengan yang lain.

Semangat persatuan dan kesatuan, wajib dimiliki setiap warga negara untuk mewujukan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Baca Juga: Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Contoh sikap yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat adalah:

Mengembangkan sikap toleransi antar sesama

Toleransi dalam kebhinekaan adalah adalah hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai di antara keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat dan bahasa.

Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara umum istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka rela dan kelembutan.

Badan dunia PBB yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan (Unesco), mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati, saling menerima, saling menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.

Jadi, toleransi penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Musyawarah untuk mufakat

Musyawarah merupakan konsep diskusi yang asli Indonesia, dalam musyawarah yang dipikirkan adalah mencapai keputusan yang dianggap paling utama berdasarkan hati nurani, pertimbangan akal sehat, serta dapat dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

​Contoh musyawarah untuk mencapai mufakat dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat, misal saat pemilihan ketua kelas. Di masyarakat, dilakukan untuk memilih ketua RT atau RW.

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Negara, digunakan sebagai tolak ukur dalam berpikir dan bertingkah laku.Makna sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah adanya penerimaan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat dengan cara musyawarah dan mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

Jadi, musyawarah menjadi contoh sikap memperkuat persatuan dan kesatuan.

Baca Juga:

Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Nilai-nilai Pancasila telah ada dan berasal dari adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai religi yang berkembang dari bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila telah melalui proses yang lama sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

Kemudian nilai-nilai Pancasila digali dan diangkat serta dirumuskan kembali secara musyawarah dan mufakat oleh para pendiri negara sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia yang pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan sebagai landasan dasar negara Republik Indonesia dan tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dilambangkan dengan burung Garuda dengan membawa perisai berisi lima sila serta berbagai makna yang terkandung didalamnya.

Tentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu, keluarga, bertetangga dan dalam masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kemajemukan bukan menjadi penghalang, namum sebagai pemerkaya jati diri bangsa.

Butir-Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing

• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Baca Juga:

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. • Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. • Berani membela kebenaran dan keadilan. • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. • Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. • Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. • Menghormati hak orang lain. • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. • Suka bekerja keras. • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Nilai-nilai dalam Pancasila tersebut diatas sebagai kajian ilmiah yang dilakukan dan diarahkan pada kegiatan sehari-hari yang dijiwai oleh nilai-nilai dalam Pancasila tersebut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA