Bagaimana fungsi masjid kapus dalam perkembangan isam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, tetapi memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina, sejak zaman Nabi Muhammad SAW., masjid tidak hanya berfungsi hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf.), masjid dapat berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan. Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial. B. Rumusan Masalah Masalah yang akan kami angkat dalam makalah ini yaitu sebagai berikut: A. Bagaimana Konsep dan Fungsi Masjid dalam Membangun Budaya Islam? B. Bagaimana sumber historis, sosiologis, dan teologis Konsep dan Fungsi Masjid dalam Membangun Budaya Islam? C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah diatas dapat di simpulkan tujuannya yaitu: 1. Mengetahui bagaimana Konsep dan Fungsi Masjid dalam Membangun Budaya Islam 2. Mengetahui bagaimana sumber historis, sosiologis, dan teologis Konsep dan Fungsi Masjid dalam Membangun Budaya Islam 1 BAB II PEMBAHASAN A. Menelusuri tentang Konsep dan Fungsi Masjid dalam Membangun Budaya Islam Masjid yang pertama dibangun Rasulullah merupakan Masjid Quba . Masjid Quba dibangun di awal peradaban Islam yaitu pada 8 Rabiul Awal pada 1 Hijriyah, tepatnya pada tahun pertama hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Mekad ke Madinah. Dalam sejarah Islam dikenal sosok Sayyidina Ammar ra. Sosok ini merupakan tokoh yang berperan penting dalam pembangunan Masjid Quba. Ketika Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah, Sayyidina Ammar mengusulkan untuk membangun bangunan yang digunakan sebagai tempat berteduh bagi para muhajirin (sahabat-sahabat yang berhijrah) di kampung Quba. Kampung ini semula hanya berupa hamparan kebun Kurma. Konon Luas kebun kurma tersebut 5.000 meter persegi dan bangunan masjidnya seluas sekitar 1.200 meter persegi. Desain dan konsep model masjid tersebut dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Usul pendirian bangunan diterima dengan senang hati oleh para pengikut Rasulullah. Kemudian mereka bahu membahu mengumpulkan bebatuan dan disusun menjadi masjid. Bangunan tersebut sangat sederhana dan tidak terlalu besar namun bisa menjadi tempat berteduh dan mendirikan sholat. Saat siang terlindung dari sengatan matahari, saat malam terlindung dari dingin udara sehingga para sahabat bisa beristirahat dan sholat dengan tenang. Rasulullah meletakkan batu pertama tepat di arah kiblatnya. Beliau turut bekerja menyusun batu hingga membentuk pondasi dan dinding masjid. Ammar tampak dikisahkan paling rajin membangun masjid. Batu-batu besar dibawanya dengan cara mengikatkannya ke perut sehingga mempermudah pendirian masjid. Masjid Quba memang sangat sederhana tetapi sudah memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sebagai tempat beribadah. Masjid Quba memiliki runag persegi empat berdinding di sekelilingnya. Di sebelah utaranya terdapat serambi untuk tempat sholat. Dahulunya tiang ruangan ini terbuat dari pohon kurma dan atapnya terbuat dari pelepah kurma dan daun kurma yang direkatkan dengan tanah liat. Di tengah ruang terbuka di dalam masjid terpdat sebuah sumur sebagai sumber air untuk berwudhu. Di ruang terbuka yang disebut shan ini para jamaah bisa berwudhu dengan leluasa. Masjid Quba dikenal sederhana namun kebersihannya selalu terjaga. Sirkulasi udara dan intensitas cahaya matahari cukup leluasa masuk ke dalam masjid. 2 Berkaitan dengan Masjid Quba, Allah SWT. Berfiman dalam QS At-Taubah 9: 108 Artinya: 108. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. B. Menanya tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam Sebagaimana tertulis dalam sejarah bahwa setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah dari Mekah ke Madinah, yang pertama dilakukan Nabi adalah membangun masjid Quba. Lalu tidak lama setelah itu dibangun pula masjid Nabawi. Bangunan fisik masjid di zaman itu masih sangat sederhana, lantainya tanah, dinding dan atapnya pelepah kurma. Namun demikian, masjid tersebut memainkan peranan yang sangat siknifikan dan menjalankan multi fungsi dalam pembinaan umat. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadat magdhah, seperti shalat dan zikir, tetapi masjid juga sebagai tempat pendidikan, tempat pemberian santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan perang, tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan dan pembelaan agama. Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid itu lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke seantero dunia, seperti Abu Bakar shiddiq, Umar bin al-Khatab, Usman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib. Masjid di zaman Nabi merupakan pusat pembinaan ruhiyah (tarbiyah ruhiyah) umat Islam. Di masjid ini ditegakan shalat lima waktu secara berjama’ah. Masjid berperan untuk membina dan meningkatkan kekuatan ruhiyah (keimanan) umatnya. Dalam konteks ini sebaiknya dihayati firman Allah dalam surat An-Nur;36-37: “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namaNYA di waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh urusan bisnis dan perdagangan atau aktivitas apapun dari mengingat Allah, mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka takut akan suatu hari, di mana pada hari itu hati dan penglihatan menjadi guncang” 3 C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Teologis tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam  Menggali Sumber Historis dan Sosiologis a. Masjid pada zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa Nabi Muhammad (pada era Madinah), ada tiga tipe masjid yang perlu dijadikan bahan pembelajaran, yakni: 1) Masjid yang pertama kali dibangun, dikenal dengan masjid Quba, yaitu masjid yang didirikan atas dasar takwa 2) Masjid yang didirikan oleh orang-orang munafik dengan tujuan merusak keimanan dan menghancurkan kaum muslimin. Lebih dikenal dengan masjid dhirar. 3) Musholla pertama yaitu tempat yang dipergunakan untuk sholat Hari Raya ( Idulfitri dan Iduladha), sholat Istisqa (sholat meminta hujan), dan tempat menyembelih hewan qurban. b. Masjid sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat Muslim Tidak dapat disangkal bahwa masjid sudah merupakan pusat kegiatan masyarakat muslim. Implikasinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat, maka berkembang pula fungsi dan peran masjid. Kegiatan masjid pun semakin luas, mencakup aspek peribadatan dan budaya islam c. Fungsi dan Peran Masjid Kampus 1) Masjid Kampus dan Suasana Religius 2) Pembinaan Sholat Wajib Lima Waktu 3) Pembinaan Sholat Jumat 4) Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa (UKDM) 5) Sub Unit Pengkajian Islam 6) Lembaga Pengkajian Ibadah Wanita Islam (LPIWI) 7) Kegiatan Hari Raya Islam 8) Program Studi Agama dan Bahasa arab  Menggali Sumber Teologis Sumber teologis utama masjid adalah QS At Taubah 9: 107-108 4 Artinya: 107. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin) dan karena kekafiran(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, "Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). 108. Janganlah kamu salat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. Berdasarkan dua ayat di atas ada dua tipe masjid: 1. Tipe masjid Quba, yakni masjid yang didirikan oleh Rasulullah dengan tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan. 2. Masjid dhirar, yakni masjid yang didirikan oleh orang-orang munafik dengan tujuan untuk menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang mukmin. Adapun ciri utama orang-orang yang bertaqwa disebutkan dalam QS Al-Baqarah 2: 2-5 5 Artinya: 2. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa 3. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. 4. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat 5. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Berdasarkan QS Al-Baqarah 2: 2-5, ciri-ciri utama orang yang bertakwa ada lima. a. Yu’minuuna bil ghaibi. Diartikan “selalu mengimani kepada satu-satunya Zat yang Al-Ghaib.” Adapun cara mengimani-Nya adalah dengan “mengingat-ingat-Nya” dan dapat juga dengan berdzikir. Ayat Al-Quran yangmemerintahkan untuk selalu berdzikir adalah QS Al-A’raf 7: 205 dan QS Ali Imran 3: 190-191 b. Wa yuqiimuunash shalaata Artinya “ dan selalu mendirikan sholat.” Sholat tidak sekadar dikerjakan melainkan harus dikerjakan secara berkualitas sesuai dengan esensi sholat. Jika sholat sekadar dikerjakan, kita justru diancam dengan adzab seperti dalam QS. Al-Maun 107:4-5. Adapun esensi sholat untuk “mengingat Allah SWT” seperti dalam QS thaha 20:14. Jika esensi sholat 6 tercapai, maka sholat itu akan benar-benar menjadi tiang agama sehingga sholat yang didirikan itu berdampak mencegah perbuatan keji dan mungkar.(QS. Al-Ankabut 29:45) c. Wa mimmaa razaqnaahum yunfiquuna Artinya “menginfaq-kan sebagian rezeki yang dianugerahkan kepada mereka.” harta yang dimiliki manusia hanyalah titipan atau ujian belaka, karena segala kepunyaan apa yang ada di langit dan di bumi itu kepunyaan Allah SWT. berdasarkan QS. Al-Baqarah 2:284 d. Walladziina qu’minuuna bi maa unzila ilaika wa maa unzila min qablika Artinya “mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau.” e. Wabil aakhirati hum yuuqinuuna Artinya “dan mereka yakin dengan hari akhir.” Kata “yakin” mengisyaratkan telah dipersiapkannya segala bekal untuk menghadapi hari akhir. Bekal (untuk menghadapi hari akhir) yang dimaksud adalah keimanan yang benar (berdasarkan QS Saba 34: 5154), ibadah yang benar dan ikhlas, taqwa yang benar-benar taqwa, dan menjalankan jihad akbar sehingga nafsu kita mencapai nafsu muthma’innah. D. Membangun Argumen tentang Konsep masjid dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam Bagaimanakah membangun masjid yang didasarkan atas taqwa agar terhindar dari tipe masjid dhirar yang justru merusak keimanan dan memecah belah umat? Dalam pendirian masjid mengandung implikasi bahwa masjid harus dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan para jamaahnya. Program utama masjid harus diarahkan agar orang-orang mukmin dapat meningkat menjadi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah 2: 2-5 adalah sebagai berikut. 1. Selalu beriman kepada Zat Illahi yang Al-Ghaib. Maksudnya selalu mengingat-ingat-Nya atau berdzikir kepada-Nya, sesuai perintah Allah dalam QS Al-Araf 7: 205 Artinya: 205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. 2. Dan selalu mendirikan shalat, yakni mengerjakan shalat secara khusyuk. Yaitu berdzikir (ingat) pada saat shalat, sesuai perintah Allah SWT. Dalam QS Thaha 20: 14 7 Artinya: 14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Dan shalat yang khusyuk dan sesuai dengan tujuan sholat (mengingat Allah), maka shalat itu mempunyai dampak yaitu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, QS AlAnkabut 29: 45 Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. 3. Selalu membayar infaq. Segala harta yang kita peroleh hanyalah titipan dari Allah SWT. Dalam QS Al-Baqarah 2: 284 disebutkan Artinya: 284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dengan memberikan zakat, infaq dan sedekah yang lainnya bisa mendapatkan berkah dunia ataupun akhirat. 4. Selalu beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW. 5. Selalu yakin dengan hari akhir. 8 E. Mendeskripsikan tentang Konsep Masjid dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam Tipe masjid yang perlu dikembangkan adalah tipe Masjid Quba. Masjid ini didirikan dan dimakmurkan atas dasar ketaqwaan. Oleh karena itu, masjid dhirar merupakan tipe masjid yang harus dihindari karena masjid ini didirikan dan dimakmurkan atas dasar nafsu dan watak. Secara singkat, tujuan dan program kerja kedua masjid ini jauh berbeda. Masjid Quba bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan jamaah masjid, sedangkan Masjid dhirar bertujuan untuk membelokkan keimanan orang-orang mukmin. Program kerja Masjid Quba adalah peribadatan yang benar dan ikhlas serta pengajian islam untuk meningkatkan ketaqwaan jamaah masjid. Adapun program kerja masjid dhirar adalah peribadatan palsu dan pengajian yang menimbulkan kemudharatan. Seiring dengan perkembangan zaman dan suasana akademik kampus PT, masjid kampus perlu menyusun beragam program kerja, masjid kampus perlu mengembangkan program pengkajian keagamaan yang fundamental (lebih memprioritaskan kajian dasar-dasar agama) secara kritis, terbuka, luas, mendalam, dan membangun ukhuwah islamiah. Namun, ciri khas masjid harus tetap dipertahankan dan dibina. Shalat lima waktu, Shalat Jumat, dan ibadah-ibadah lainnya harus menjadi ciri masjid. 9 BAB III PENUTUP Kesimpulan Masjid yang pertama dibangun Rasulullah merupakan Masjid Quba . masjid dhirar merupakan tipe masjid yang harus dihindari karena masjid ini bertujuan untuk membelokkan keimanan orang-orang mukmin. Sedangkan Masjid Quba bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan jamaah masjid. Fungsi dan peran masjid kampus ada berbagai macam, antara lain sebagai Masjid Kampus dan Suasana Religius, pembinaan Sholat wajib lima waktu, pembinaan Sholat Jumat, Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa (UKDM), sub unit pengkajian islam, Lembaga Pengkajian Ibadah Wanita Islam (LPIWI), kegiatan Hari Raya Islam, Program Studi Agama dan Bahasa arab 10 DAFTAR PUSTAKA Aimi, S.Pdi, M.Pdi, 2017. Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam. Politeknik negeri Sriwijaya. Palembang https://wakafdt.org/mengenang-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah/ http://cikassap.blogspot.com/2011/04/makalah-fungsi-dan-peranan-masjid.html https://www.ibadahkita.com/catatan/masjid-quba https://www.indonesiaquran.com/qs-9-108-quran-surat-at-taubah-ayat-108-terjemah-bahasaindonesia https://sayahafiz.com/index/9/7/205/AL%20ARAF.html https://alquranmulia.wordpress.com/2015/05/08/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-284/

11