Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar Home Forums > Pelajaran > Biologi >
Discussion in 'Biologi' started by Riski, Feb 22, 2016. ads
(You must log in or sign up to reply here.) ads
Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar Home Forums > Pelajaran > Biologi >
August 25, 2019
Gambar. Foto Carolus Linnaeus pencetus Sistem Tata Nama Ganda atau Binomial Nomenklatur commons.wikimedia.org Setiap jenis makhluk hidup diberi nama ilmiah (scientific name ). Ada pula yang mennyebutnya dengan nama Latin. Penebutan nama Latin sebenarnya kurang tepat, karena sebagian besar nama nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin, melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberikan deskripsi, lalu dilatinkan. Orang yang memberikan deskripsi suatu spesies disebut deskriptor. Nama spesies yang diberikan oleh ahli pada awalnya yakni merupakan deskripsi lengkap suatu organisme, misalnya physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentosserrati yang artinya tanaman yang memiliki batang bersusdut dan daun berbulu dengan tepian bergerigi. Tetapi, dalam perkembangannya, nama yang panjang dianggap kurang praktis dan sangat sulit diingat sehingga diubah menjadi nama genus dan spesies yang ringkas dan jelas, contohnya Physalis angulata (ciplukan).Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup bertujuan agar spsies mudah dikenali dan menghindari kesalahpahaman. Nama ilmiah berlaku secara universal. Tidak seperti nama lokal di mana spesies akan disebut berbeda di daerah yang berbeda. Jawa Tengah (bahasa jawa) pisang disebut gedang, sedangkan di jawa Barat ( bahasa sujnda ) gedang artinya pepaya. Di Jawa Barat pisang disebut cau, sedangkan dalam bahasa Inggris pisang disebut banana. Nama ilmiah pepaya, yaitu Carica papaya, dan nama ilmiah pisang, yaitu Musa paradisiaca. Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis spesies dengan menggunakan sistem tata nama ganda, yang dinamakan binomial nomenklatur. Pemberian nama spesies menggunakan dua kata yang mengdeskripsikan organisme tersebut. Sistem tata nama binomial nomenklatur mengikuti beberapa kaidah, yaitu sebagai berikut. • Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan. • Terdiri atas dua kata, di mana kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua menggunakan kata spesies yang spesifik. • Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar (uppercase), huruf selanjutnnya ditulis dengan huruf kecil (lowercase). • Nama genus dan nama spesies dicetak mirig (italic) atau digarisbawahi secara terpisah. • Nama atau singkatan nama deskriptor dapat dituliskan dibelakang nama spesie, dengan menggunakan huruf tegak dan tanpa garis bawah.Contoh penulisan nama ilmiah : • Glycine max Merr atau Glycine max Merr (kedelai). Merr adalah nama deskriptor ( E. D. Merrill). • Vicia fabra L atau Vicia faba L (buncis). L merupakan singkatan dari Linnaeus. Pengertian Sistem Binomial Nomenclatur Berbagai jenis makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan, memiliki sebutan atau nama yang bermacam-macam sesuai dengan daerah tempat tinggal organisme tersebut ditemukan (nama lokal). Sehingga satu jenis tumbuhan, misalnya pisang memiliki nama lokal yang bermacam-macam. Orang Jawa, menyebut pisang dengan nama gedang, orang Madura menyebutnya kisang, dan orang Sunda menyebut pisang dengan nama cau. Sementara itu di luar negeri, orang Belanda menyebut pisang dengan nama banaan dan dalam bahasa Inggris pisang disebut banana. Karena banyaknya nama untuk menyebut satu jenis tumbuhan mengakibatkan nama daerah di manapun di dunia ini tidak dapat dipakai untuk menunjuk dengan tepat suatu spesies. Oleh karena itu disusunlah tata nama yang mengatur pemberian nama ilmiah suatu spesies dan tata nama tersebut berlaku secara internasional. Jadi, ketika kita menyebut pisang dengan nama ilmiahnya, yaitu Musa paradisiaca, maka para biolog di seluruh dunia akan memahami bahwa spesies yang kita maksud adalah pisang. Pemberian nama pisang dengan nama ilmiah tersebut dikenal dengan Sistem Tata Nama Ganda atau Binomial Nomenclature.
Adapun aturan sistem tata nama Carolus Linnaeus adalah sebagi berikut:
1) Terdiri dari dua kata dalam bahas latin 2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies. 3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil. 4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.Contohnya nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung). 5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih). 6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii. 2. Untuk menulis nama Genus (marga)Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terungterungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing) dst.
Demikianlah artikel tentang definisi, pedoman dan contoh penulisan nama makhluk hidup menurut sistem Binomial Nomenclature. Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya. |