Bagaimana cara memandikan jenazah laki-laki di lingkungan perempuan

Kematian adalah sesuatu yang mutlak terjadi pada manusia. Pada saat itu, tugas seorang manusia di dunia telah berakhir dan orang tersebut akan bersiap menuju kehidupan akhirat yang abadi. Saat seorang muslim meninggal, maka keluarga yang ditinggalkan memiliki kewajiban untuk mengurus jenazah. Salah satunya adalah dengan memandikan jenazah tersebut.

Jika keluarga yang ditinggalkan tidak tahu cara memandikan jenazah, maka boleh meminta tolong kepada orang lain yang bisa melakukannya. Memandikan jenazah ini merupakan bentuk penghormatan yang diberikan kepada jenazah yang meninggal. Karena itu, ada beberapa adab yang perlu Anda perhatikan:

1. Memandikan Jenazah di Tempat yang Terlindungi

Adab pertama dalam memandikan jenazah adalah melakukannya di tempat yang terlindungi dari pandangan orang lain. Dengan begitu, aurat yang ada pada jenazah tidak sampai terlihat oleh orang yang bukan pasangannya dan bukan muhrim dengannya.

2. Memandikan Jenazah oleh Orang yang Memenuhi Syarat

Tidak setiap orang bisa memandikan jenazah. Ada syarat dan ketentuan yang perlu diperhatikan agar proses memandikan jenazah sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, orang yang memandikan jenazah harus memenuhi syarat utama. Yaitu muslim, berakal, sholeh, amanah, dan mengetahui adab serta tata cara memandikan jenazah.

Selain itu, jenazah laki-laki harus dimandikan oleh laki-laki, begitu juga jenazah perempuan harus dimandikan oleh perempuan. Orang yang memiliki kekerabatan dekat dengan jenazah harus didahulukan. Seperti ayah atau ibu, kakek atau nenek, anak, saudara, keponakan, paman, sepupu, pasangan, dan lain-lain.

3. Memandikan Jenazah dengan Menutup Auratnya

Saat memandikan jenazah, maka aurat jenazah harus tetap tertutup. Karena itu, sebelum jenazah dimandikan ada baiknya keluarga mempersiapkan selembar kain. Kain ini digunakan untuk menutup aurat jenazah sehingga terjaga dari orang lain yang mungkin melihatnya.

4. Memandikan Jenazah dengan Lembut

Meskipun jenazah adalah orang yang telah meninggal dunia, namun ia tetap harus diperlakukan dengan lembut. Hal ini karena Islam sangat menghargai manusia. Termasuk juga orang-orang yang telah meninggal dunia.

Akan tetapi, jika jenazah yang dimandikan sudah mulai kaku, maka orang yang memandikan boleh melemaskan sendi-sendi jenazah dengan lembut. Yaitu dengan menekuk sendi-sendi sebanyak dua atau tiga kali.

5. Memandikan Jenazah dan Membersihkan Najis dan Kotorannya

Orang yang memandikan jenazah sebaiknya juga membersihkan segala najis dan kotoran di dalam tubuh jenazah. Yaitu dengan cara mendudukkan jenazah dan menekan lembut bagian perut sambil mengalirkan air. Kemudian, lakukan istinja pada jenazah.

Selain itu, bagian mulut, gigi, dan hidung jenazah juga perlu dibersihkan dengan lembut. Begitu juga dengan rambut dan bagian jenggot. Kemudian, jenazah juga diwudhukan. Semua proses ini dilakukan secara lembut dan tidak memaksa.

6. Merapikan Jenazah Setelah Dimandikan

Sebelum jenazah dikafani, jenazah sebaiknya juga dirapikan terlebih dahulu. Diperbolehkan menyisir dan mengepang rambut jenazah serta memotong kukunya jika terlihat panjang. Sehingga, jenazah tampak rapi sebelum dikebumikan.

7. Menutup Aib Jenazah Selama Memandikan Jenazah dan Setelahnya

Hal paling penting dalam memandikan jenazah adalah mencari orang yang bisa memandikan jenazah dan juga amanah. Orang yang memandikan jenazah wajib menjaga dan menutup aib dari jenazah yang dia mandikan. Khususnya jika jenazah adalah orang yang baik semasa hidup.

Akan tetapi, jika jenazah yang dimandikan dikenal sebagai seorang ahli maksiat, maka boleh membuka aib jenazah sebagai bentuk pembelajaran kepada orang yang masih hidup.

Itulah 7 adab yang wajib diperhatikan saat memandikan jenazah. Dengan begitu, proses memandikan jenazah bisa sesuai dengan syariat Islam.

Bagaimana cara memandikan jenazah laki-laki di lingkungan perempuan
tata cara memandikan jenazah. ©2021 Merdeka.com

SUMUT | 20 Januari 2022 13:10 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Niat memandikan jenazah sebaiknya diketahui umat muslim. Dalam agama Islam, berbagai kegiatan diatur sedetail mungkin untuk bisa dilaksanakan para umat Islam, salah satunya yaitu mengurus jenazah. Sebelum dikuburkan, jenazah wajib dimandikan, dipakaikan kain kafan, hingga disholatkan.

Mulai dari memandikan jenazah, ada tata cara dan niat memandikan jenazah yang bisa diikuti sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Islam mengatakan bahwa penyelenggaraan jenazah akan lebih afdhal apabila dilakukan oleh keluarga terdekatnya, karena dikhawatirkan adanya aib di tubuh jenazah.

Jika penyelenggaraannya dilakukan oleh keluarga terdekatnya, adanya aib di tubuh jenazah kemungkinan besarnya tidak akan diceritakan pada orang lain. Meski demikian, ketika orang lain yang melakukannya juga tidak apa-apa.

Berikut merdeka.com selengkapnya merangkum tata cara dan niat memandikan jenazah yang benar:

2 dari 3 halaman

Sebelum mengetahui tata cara dan niat memandikan jenazah, penting untuk mengetahui syarat orang yang bisa memandikan jenazah, berikut di antaranya:

  • Beragama Islam, baligh, berakal atau sehat mental.
  • Berniat memandikan jenazah.
  • Mengetahui hukum memandikan jenazah
  • Amanah dan mampu menutupi aib jenazah.

Syarat Jenazah yang dimandikan:

  • Beragama Islam
  • Ada sebagian tubuhnya meski sedikit yang bisa dimandikan
  • Jenazah tidak mati syahid
  • Bukan bayi yang meninggal karena keguguran
  • Jika bayi lahir sudah meninggal, tidak wajib dimandikan

Ketentuan Memandikan Jenazah

Apabila mayat itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali muhrimnya.

Sebaliknya jika mayat itu perempuan, hendaklah di mandikan oleh perempuan pula; tidak boleh laki-laki memandikan perempuan kecuali suami atau mahramnya. Jika suami dan mahram sama-sama ada, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya. Begitu juga dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih berhak memandikan suaminya.

Sabda Rasulullah Saw:

Dari ‘Aisyah, Rasulullah Saw. Berkata, “Barangsiapa memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu, maka bersihlah dia dari segala dosanya, seperti keadaan sewaktu dilahirkan oleh ibunya.” Kata beliau lagi, “Yang mengepalainya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’ nya atau karena amanahnya.” (Riwayat Ahmad)

Peralatan Memandikan Jenazah

Berikut beberapa peralatan yang dibutuhkan sebagai tata cara memandikan jenazah beserta doanya:

  • Tempat memandikan jenazah di tempat yang tertutup
  • Air secukupnya
  • Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian
  • Sarung tangan untuk memandikan jenazah
  • Sedikit kapas
  • Potongan atau gulungan kain kecil-kecil
  • Handuk dan kain basahan

3 dari 3 halaman

Berikut niat memandikan jenazah perempuan dan laki-laki yang benar:

Niat memandikan jenazah perempuan:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa

Artinya: " Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."

Niat memandikan jenazah laki-laki:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa

Artinya: " Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Memandikan Jenazah

Berikut tata cara dan niat memandikan jenazah beserta doanya yang benar menurut Islam:

1. Pertama-tama membaca niat memandikan jenazah terlebih dahulu. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan untuk dimandikan

2. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat

3. Setelah itu bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.

4. Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di dalamnya keluar.

5. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.

6. Kemudian siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah

7. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah kanan dan kiri masing-masing 3 kali.

8. Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.

9. Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.

10. Siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.

11. Setelah itu siram dengan air kapur barus.

12. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.

13. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.

Bagaimana Cara Memandikan Jenazah Covid-19?

Di kenyataan, mungkin banyak terjadi kasus yang belum pernah dialami sebelumnya seperti pandemi virus corona. Virus covid-19 masih tetap tinggal di dalam tubuh jenazah yang kemungkinan besar bisa menularkan ke pengurus jenazah sehingga penting untuk memperhatikan segala tindakan.

Melansir dari laman Kementerian Agama, cara memandikan jenazah pasien Covid-19 yaitu memandikan tanpa membuka pakaian jenazah atau melakukan tayamum. Namun apabila salah satu dari dua hal tersebut tidak memungkinkan, maka jenazah tidak perlu dimandikan atau ditayammumkan.

(mdk/amd)