Bagaimana cara agar terhindar dari dampak negatif internet?

Bupati Ali Mukhni saat meninjau transparansi pelayanan publik di bagian humas.                                                                                                                                                                                                                                                                  

Bupati Ali Mukhni meminta orang tua untuk memantau anak-anak dalam mengakses internet. Bahkan bila perlu orang tua mengecek riwayat situs yang dibuka oleh anak pada malam hari setelah anak-anak tidur.

Dikatakannya bahwa  peran orang tua sangat signifikan agar anak menggunakan internet untuk hal yang positif.

“Jadi ketika anak sudah tidur, cek saja HP mereka, lihat situs apa saja yang dibuka seharian” kata Bupati Ali Mukhni di Kantornya, Parit Malintang, Rabu (31/8).

Orang nomor satu di Padang Pariaman mengakui bahwa perkembangan dan kecanggihan teknologi semakin tidak bisa dibatasi untuk itu orang tua mesti protektif dan jeli agar anak terhindar dari dampak negatif inernet, seperti LGBT, Pornografi dan kekerasan seksual.

Begitu juga dengan penggunaan media sosial, kata Ali Mukhni, agar orang tua berdiskusi dengan anak mengenai teman yang dikenal melalui akun Facebook, Whatsapp, BBM, dan lain sebagainya.

“Sudah banyak kita baca berita, ada anak yang baru kenal di Facebook, lalu ketemuan kemudian dibawa lari dan mengalami kekerasan seksual. Ini tidak boleh terjadi lagi” kata Peraih penghargaan Ksatria Bhakti Husada dari Presiden RI.

Ditambahkannya bahwa orang tua harus curiga apabila anaknya suka mengurung diri dan mengabiskan waktu berlama-lama bermain internet atau game di dalam kamar. Peran orang tua mengajak anak berdikusi dan buat kesepakatan akses internet apa saja yang boleh dan mana yang dilarang.

“Orang tua harus peka apabila anak sudah berjam-jam tidak keluar kamar, tanyakan kemudian buat perjanjian dengan anak agar menggunakan internet untuk hal positif saja” kata Mantan Pengajar di SMU 10 Padang itu.

Ia berharap generasi muda Sumatera Barat ke depan adalah generasi yang sehat jiwa dan raganya serta berprestasi. Selain itu juga menjadi narkoba sebagai musuh utama dan tidak terpengaruh perilaku menyimpang yang biasa disebut LGBT.

“Anak adalah titipan Allah, jangan sampai salah dalam mendidik” ujar Bupati yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.(tim)

Bagaimana cara agar terhindar dari dampak negatif internet?

Berapa kali kalian mengecek media sosial kalian dalam sehari? Lima kali? 12 kali? 100 kali? Atau mungkin lebih? Tanpa kalian sadari, kalian sudah kecanduan internet. Setelah bangun tidur, yang cenderung kita lakukan pertama kali ialah mengecek handphone. Memang tidak bisa disangkal lagi kalau Internet sudah menjadi kebutuhan semua orang, didukung dengan adanya segala macam gadget yang memudahkan kehidupan kita yang terkoneksi dengan internet untuk bekerja. Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara populasi terbanyak dengan jumlah 272 juta penduduk, dengan begitu pengguna internet di Indonesia juga semakin meningkat, berdasarkan data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2019, jumlah pengguna internet di Indonesia telah menembus lebih dari setengah jumlah penduduk atau sekitar 171 juta jiwa.

Pengguna internet Indonesia bisa dibilang aktif terbukti dari data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis tahun 2018 lalu, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu untuk menggunakan internet sebanyak 8 jam 36 menit, dan 2 jam 52 menit di antaranya digunakan untuk mengakses konten. Online video merupakan konten yang paling banyak diakses dengan angka pengguna mencapai 98%, sedangkan streaming dan online gaming menempati urutan kedua dan ketiga dengan jumlah pengakses masing-masing 50% dan 46%.  Lalu, apakah di antara kelompok-kelompok ini ada yang bisa disebut sebagai generasi kecanduan internet?

Bermulai dari menggunakan internet untuk mendukung keperluan kerja atau hal penting lainnya, dan bukannya mengerjakan hal penting, tetapi malah terdistraksi dengan notifikasi yang ditawarkan media sosial atau scrolling yang tidak berujung. Kecanduan internet memang telah menjadi fenomena baru di masyarakat, dan tidak banyak yang menyadari bahwa dirinya telah kecanduan. Walaupun terbilang gangguan ini tidak terlalu berefek signifikan, tetapi dampak ini akan terakumulasi menjadi sebuah efek kecanduan yang nantinya bisa menjadi lebih parah.

Ini memang sangat disayangkan, mengingat sebenarnya ada banyak hal positif yang ditawarkan oleh teknologi baru ini. Kelompok usia pecandu internet pun beragam. Tidak hanya dari kalangan anak-anak tapi juga orang dewasa. Maka dari itu ayo simak ciri-ciri dari kecanduan internet agar kita bisa mengetahui gejalanya sebelum menjadi ketergantungan.

Ciri-ciri Kecanduan Internet

ReSTART, sebuah pusat penelitian tentang kecanduan internet yang berbasis di Seattle membuat daftar pertanyaan untuk menganalisis apakah seseorang sulit lepas dari internet atau tidak. Hilarie Cash, Executive Director dari ReSTART merangkum 11 tanda-tanda kecanduan internet. Kalau kamu punya setidaknya 5 di antaranya, bisa jadi kamu sudah termasuk ke dalam generasi kecanduan internet.

  1. Merasa lebih baik saat membuka situs kesukaan. Semakin besar euforia kamu ketika membuka aplikasi atau website kesukaanmu, bisa jadi pertanda kalau kamu mulai terkena candu internet. Situs itu bisa saja media sosial atau games.
  2. Merasa gelisah saat jauh dari internet. Sama seperti kecanduan yang lain, ada perasaan cemas ketika kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu butuhkan yakni jaringan internet.
  3. Berusaha mengontrol diri untuk tidak menggunakan internet terlalu sering, tapi selalu gagal.
  4. Mengabaikan orang-orang di sekitar untuk menghabiskan waktu lebih banyak di internet.
  5. Kehilangan rasa tertarik pada aktivitas di dunia nyata dan sibuk menenggelamkan diri pada kegiatan dunia maya.
  6. Mulai berbohong pada orang-orang terdekat tentang apa saja yang kamu lakukan di internet.
  7. Internet mengganggu pekerjaan dan tanggung jawab kamu di dunia nyata.
  8. Selalu berpikir tentang internet saat tidak bisa menggunakannya.
  9. Berbohong pada orang-orang terdekat hanya demi bisa melakukan aktivitas online.
  10. Lebih memilih online daripada tidur malam dan tidak bisa mengatur waktu kapan harus menggunakan internet.
  11. Mengalami perubahan bobot tubuh, sakit kepala, sakit punggung atau pergelangan tangan akibat terlalu lama memegang gadget.

Internet memang di desain untuk membuat kita kecanduan, mereka di desain untuk membuat kita tetap terhibur dan menarik perhatian. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran dari masing-masing individu, dan jika kalian sudah mengerti cara untuk mengatasi kecanduan tersebut, kalian dapat mendapatkan manfaat positif yang lebih banyak dari penggunaan internet. Yuk, mulai kurangi durasi online-mu dengan cara-cara dibawah ini!

Tips Agar Tidak Kecanduan Internet

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian kita, internet memang telah membawa banyak manfaat. Tidak hanya jadi tempat untuk mendapatkan informasi, kamu bisa belajar dan membuka wawasan yang lebih luas lewat internet. Tapi penggunaan yang tidak bijak, ternyata bisa membuat seseorang jadi kecanduan.

Agar terhindar dari kecanduan internet, ada beberapa langkah yang bisa kamu coba. Apa saja?

  1. Miliki hobi. Hobi tidak hanya sekadar jadi pengisi waktu luang. Dengan melakukan sesuatu yang kamu sukai di dunia nyata, akan sangat membantu untuk mengurangi durasi waktumu dalam menggunakan internet.
  2. Lakukan detoks internet secara berkala. Setidaknya sehari dalam seminggu, cobalah untuk melepaskan diri dari gadget dan segala yang berhubungan dengan internet. Lakukan hal lain yang bermanfaat mulai dari berkumpul bersama keluarga, berolahraga hingga bersih-bersih rumah.
  3. Perbanyak interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar
  4. Banyaklah membaca literatur mengenai dampak negatif penggunaan internet berlebih. Dengan begitu, kamu tahu kapan harus online dan kapan harus offline.
  5. Carilah hiburan di dunia nyata. Meski banyak sekali film, games dan video yang bisa jadi sumber hiburan, tidak ada salahnya sesekali keluar rumah dan menemukan hal menarik yang tidak bersumber dari internet.
  6. Sediakan waktu untuk family time. Keluarga kerap jadi bagian yang paling terabaikan saat kamu sibuk di internet. Luangkan waktu setidaknya 2 jam per hari untuk mengobrol dengan orang-orang terdekatmu.
  7. Kurangi durasi online sedikit demi sedikit. Menghabiskan waktu seharian di depan komputer tidak hanya membuatmu kecanduan, tapi juga berbahaya bagi kesehatan. Mulailah kurangi intensitasnya sedikit demi sedikit.
  8. Atur kembali prioritas online-mu. Coba kamu telusuri, aktivitas apa yang paling menyita waktumu di internet. Kalau ternyata lebih banyak yang tidak bermanfaat, mulailah untuk mengatur lagi prioritasmu. Daripada hanya menonton video yang tidak penting, kamu bisa memanfaatkan waktu membaca berita dan berbagi artikel bermanfaat dengan orang-orang terdekat lewat aplikasi messenger di ponselmu.

Salah satu faktor yang juga bisa membuat seseorang berlama-lama di internet adalah menggunakan banyak aplikasi untuk melakukan berbagai tugas. Padahal kamu bisa menyiasatinya dengan memilih 1 produk yang memiliki banyak fungsi sekaligus. Salah satunya adalah ChatAja.

Bagaimana cara agar terhindar dari dampak negatif internet?

Aplikasi asli Indonesia ini tidak hanya dirancang sebagai tempat untuk chatting saja. Demi mendukung tren masa kini, ChatAja akan diarahkan untuk mendukung digital lifestyle para penggunanya. Lewat layanan yang terangkum dalam satu produk, kamu bisa mengontrol durasi penggunaan internetmu agar lebih efisien agar tidak jadi generasi kecanduan internet. Yuk jadi pengguna internet yang bijak dengan memaksimalkan layanan yang tersedia di ChatAja! dan coba jalanin digital lifestyle lewat ChatAja!

Bagaimana cara agar terhindar dari dampak negatif internet?
Bagaimana cara agar terhindar dari dampak negatif internet?