Bagaimana cara agar menari terlihat kompak dan serempak sesuai dengan iringannya

Oleh Icalmy 01 Nov, 2020

Ada beberapa cara untuk mengamati tari-tarian di Indonesia, salah satunya dipandang dari fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar:

 1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian. 

Dalam hal ini kamu bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitarmu atau daerah lainnya. Apabila kamu berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut, bukan? Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keagamaan memiliki fungsi upacara. Bagi kamu yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kamu tentu mengenal tari Bedhaya dan tari Serimpi yang digelar di keraton saat upacara penting. Tarian tersebut digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih. 

2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan hasil dari ekspresi diri Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. 

Pernahkah kamu menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul sekali jika kamu menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai tari untuk hiburan pribadi. 

Dari pengamatan kamu, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi kamu benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat. 

3. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan. 

Apakah kamu pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya. Banyak sekali contoh pementasan tarian sebagai penyajian estetis itu. 

Menurut kamu, bagaimana cara penari agar terlihat kompak, serempak, hafal gerakan, dan sesuai dengan iringannya? Tentu saja latihan yang intens dengan sesama penari dan juga menyesuaikannya dengan musik pengiringnya. 

Halo semua! Selamat datang di materi Seni Budaya kelas 11 bab 11. Bagaimana pelajaran kemarin? Semoga selalu baik dan tetap pertahankan prestasimu untuk ke depannya ya guys.

Nah, di materi bab 11 kali ini, penulis akan membagikan rangkuman berjudul Menerapkan Gerat Tari Kreasi. Mulai dari fungsi, teknik, jenis, sampai nilai estetis. Yuk, langsung simak ulasannya di bawah ini.

Bab 11:
Menerapkan Gerak Tari Kreasi

Fungsi Tari di Indonesia

Ada banyak fungsi tari di Indonesia. Sebagai upacara, hiburan pribadi, dan penyajian estetis. Tari yang berfungsi sebagai upacara apabila memiliki ciri seperti dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.

1. Tari dengan Fungsi Keagamaan

Semua tari yang digunakan untuk acara keagamaan memiliki fungsi upacara. Contoh tari yang berfungsi sebagai upacara yaitu Tari Hudoq dari Kalimantan pada upacara kematian, seperti gambar di bawah ini.

2. Tari dengan Fungsi Hiburan Pribadi

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan sesaat.

Seperti halnya orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut merupakan tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi. Contoh lainnya yaitu tari tayub di Blora, seperti gambar berikut: 

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan. Cara penari agar terlihat kompak, serempak, hafal gerakan, sesuai dengan iringannya dan terlihat indah yaitu latihan yang intens dengan sesama penari dan juga menyesuaikannya dengan musik pengiringnya. 

Contoh tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis yaitu tari piring dari Sumatera, seperti gambar berikut: 

Berkembang di lingkungan masyarakat lokal, tumbuh dan berkembang secara turun temurun.

Baca Juga: Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 8 Menyusun Naskah Pantomim

2. Tari Klasik

Berkembang di keraton, memiliki pakem-pakem tertentu dan nilai-nilai estetis yang tinggi.

3. Tari Kreasi Baru

Dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi pada dasarnya tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi itu sendiri. Tari kreasi baru ada 2 yaitu: 

a. Tari kreasi berpolakan tradisi

Tari kreasi yang dilandasi oleh kaidah tari tradisi, dalam hal koreografi, musik, tata busana, rias, dan tata teknik pentasnya. Ada sedikit pengembangan yang dilakukan, tetapi tidak menghilangkan unsur utama dari tradisi. 

b. Tari kreasi non tradisi

Tari yang melepaskan diri dari pola-pola tradisi, dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, dan tata teknik pentasnya.

Unsur-unsur di Dalam Tari

Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak, yaitu wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga digunakan untuk menilai kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak. 

Wirama untuk menilai Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo. Wirasa untuk menilai kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari. 

Yang bisa amati dalam mengidentifikasi tari, yang pertama terlihat adalah gerak, selanjutnya busananya, kemudian mendengar iringannya. Dengan memperhatikan ciri khas gerak dan ciri khas iringannya, akan mengantarkan pemahaman kepada ciri tari etnis tertentu. 

Identifikasi Tari

1. Tari Trunajaya dari Bali

Wiraga: Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang terbuka lebar. Posisi badan cenderung condong disertai ekspresi mata yang lincah diiringi wirama yang dinamis dan wirasa yang energik. Dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, dan wirasa memiliki identitas khusus yang tertuang dalam istilah: 

Baca Juga: Materi Seni Budaya Kelas 10 Bab 10 Kritik Karya Seni Rupa

a. Agem : sikap badan, tangan, dan kaki yang harus dipertahankan.b. Tandang : cara berpindah tempat.

c. Tangkep : eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada penjiwaan tari.

2. Tari Arjuna dari Jawa

Wiraga : sikap kaki dan tangan dengan ruang yang sedang.

Wirama : iringan tari gending tempo sedang berirama mengalun.

Wirasa : tenang. 

3. Tari Gatotkaca dari Jawa

Wiraga : sikap kaki dan tangan dengan ruang yang luas.

Wirama : iringan gending dalam tempo sedang.

Wirasa : ditarikan dengan gagah.

Dalam tari Jawa, wiraga harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk karakter gagah. Keseluruhan wiraga, wirama, dan wirasa yang tersusun memberikan kesan seimbang, tenang, dan mengalun.

4. Tari Zapin dari Sumatera

Wiraga : geraknya ringan melayang.

Wirama : pergerakan kaki cepat mengikuti rentak pukulan gendang.

Wirasa : dinamis.

5. Tari Melayu

Ciri khas gerak tari Melayu yaitu wiraga penari yang bergerak melayang ringan seperti berselancar meniti aliran air, kadang meloncat ringan seperti riak gelombang yang memecah membentur karang-karang kecil. Wirama berkembang dari tempo yang perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan dibagian akhir. Wirasa tari ditampilkan dalam keriangan. 

Nilai etis tari Melayu selaras dengan konsep budaya Melayu yang terekam dalam folklore Minang ‘alam takambang jadi guru, adat basandi sara, sara basandi kitabullah‘ artinya alam yang berkembang menjadi guru, adat yang bersendi pada hukum, hukum yang bersendi pada kitab ALLAH. 

Budaya Melayu identik dengan Islami, yang tampak pada busana para penari yang selalu menutup tubuh.

Tari Rwa Bhineda

Dalam nilai etis tari Bali, terdapat Rwa Bhineda atau dua yang berbeda, yaitu dua kekuatan yang selalu bersaing di dunia. Manusia berada di tengah dua kekuatan besar tersebut. Manusia selalu dituntut dinamis dalam menghadapi dan mengantisipasi dua kekuatan yang berbeda dan bertentangan. 

Baca Juga: Materi Seni Budaya Kelas 11 Bab 20 Merancang Naskah Adaptasi

Konsep budaya rwa bhineda tercermin dalam nilai estetis tari Bali yang selalu dinamis dan energik dalam gerak yang cenderung tidak seimbang.

Musik Iringan Tari

Musik Iringan tari ada 2 yaitu musik Internal dan Eksternal. Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang berasal dari anggota tubuh seperti tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh, jentikan jari, dan hentakan kaki ke tanah. Contoh seperti Tari Saman (Aceh) atau Kecak (Bali). 

Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu gamelan, keyboard, kendang, angklung, dsb. Contoh : Tari Kandagan (Jabar), Gandrung (Banyuwangi). Iringan tari berfungsi sebagai: 

  1. Iringan penyajian tari
  2. Menambah semarak dan dinamisnya tari
  3. Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
  4. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
  5. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari

Daftar Pustaka:
Bangun, S. C., dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA