Apakah warna biru dan hijau cocok?

Kalau kamu sering menonton film animasi, racun biasanya digambarkan sebagai sebuah cairan yang memiliki warna hijau yang menyala. Jika diperhatikan lebih jauh, dalam beberapa permainan game, ada elemen botol racun yang juga kerap berwarna hijau.

Mengapa warna hijau atau hijau menyala kerap menjadi warna favorit untuk menggambarkan racun? Rupanya, ada sejarah panjang yang tragis yang tidak disadari di masa lalu.

Warna hijau yang ditemukan berdasarkan campuran kimia, telah digunakan dalam produk dan itu meracuni orang-orang di sekitarnya. Bahkan racun itu membunuh banyak orang. Berikut ini adalah kisah penemuan warna hijau yang disebut-sebut sebagai warna paling mematikan di dunia.

1. Meski alam menyediakan warna hijau, pigmen yang bagus sulit didapat

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi hijau dedaunan (Unsplash.com/Joey Kyber)

Eksplorasi warna banyak digunakan orang untuk membuat dunia lebih menarik dan agar tidak membosankan. Selama berabad-abad, manusia melakukan uji coba untuk menguasai banyak warna.

Namun, warna dari ekstraksi alam jika diaplikasikan pada benda akan menjadi redup dan kusam. Pewarna yang dibuat berdasarkan bahan alami, sering memudar dengan paparan sinar matahari atau ketika setelah berulang kali dicuci.

Kasus tersebut juga termasuk pada warna hijau. Warna hijau yang sebenarnya sangat melimpah di alam, tidak memiliki pigmen sejati untuk diaplikasikan pada produk dengan kualitas bagus bahkan sampai abad ke-18.

Ada pigmen untuk warna hijau, namun memiliki kualitas yang buruk di masa lalu. Mengutip dari MD History, masalah tersebut juga dikeluhkan oleh pelukis besar Leonardo da Vinci. Pigmen hijau yang digunakan dalam lukisannya, mudah pudar jika tidak dilapisi pernis dengan cepat.

2. Warna hijau Scheele

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi mencampur bahan kimia (Unsplash.com/Alex Kondratiev)

Pada 1742, di Stralsund, Jerman, lahirlah seorang lelaki bernama Carl Wilheml Scheele. Orang tuanya adalah pedagang, tapi dia memilih menekuni bidang kimia. Di usia 14 tahun, karena kecerdasannya, dia sudah bekerja dengan seorang apoteker di Swedia. Orang inilah yang kemudian menemukan sebuah pigmen berwarna hijau yang tahan lama dengan kualitas bagus. Dia membuat pigmen hijau pada 1775.

Ancient Origins menjelaskan, Scheele mencampurkan arsenik trioksida dan natrium karbonat yang dipanaskan. Campuran itu diaduk sampai larut dan menghasilkan natrium arsenit.

Warna hijau yang diinginkan belum sepenuhnya didapat. Akhirnya tembaga sulfat ditambahkan untuk membuatnya menjadi hijau cerah yang kemudian warna ini dikenal sebagai Scheele's Green.

Warna hijau Scheele ini meniru dan mirip dengan warna hijau dedaunan. Pigmen yang diciptakan oleh Scheele terbukti jauh lebih bagus dari pada pigmen hijau sebelumnya yang mudah pudar.

3. Warna hijau Scheele digunakan untuk produk sehari-hari

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi mainan (Unsplash.com/Mourizal Zativa)

Selang 1 tahun sejak Scheele menemukan pigmen hijau terang itu, dia kemudian memproduksinya. Pigmen tersebut murah dan mudah dibuat. Pigmen hijau Scheele dengan cepat menggantikan versilama yang digunakan dalam produk sehari-hari.

Nama lain dari warna tersebut, menurut Los Angeles Academy of Figurative Art (LAAFA), adalah Paris Green dan Emerald Green. Ini merupakan penyempurnaan warga hijau Scheele yang diketahui dilakukan pada 1814.

Pigmen hijau tersebut kemudian digunakan untuk banyak hal, mulai dari lukisan, kertas dinding (wallpaper), kain dan mainan anak-anak. Bahkan disebutkan, pigmen tersebut juga dipakai di dalam permen, kertas, pewarna daun agar terlihat lebih segar serta obat-obatan.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Sejarah Toilet, Ada Sejak 5000 Tahun Lalu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

  • Sejarah Stadion Kanjuruhan, Saksi Bisu Tragedi Sepak Bola Berdarah
  • Beda Gas Air Mata dan Water Cannon, Begini Penjelasannya
  • Peneliti Temukan Fosil Jantung Berusia 380 Tahun

4. Korban tewas akibat warna hijau Scheele

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi (Unsplash.com/Jorge Cortés)

Warna hijau Scheele semakin populer dan banyak diaplikasikan dalam beragam produk. Namun setelah itu, korban berjatuhan akibat warna tersebut.

Racked menceritakan bahwa ada seorang perempuan bernama Matilda Scheurer, berusia 19 tahun, meninggal karena menggunakan warga hijau tersebut pada bunga palsu. Dia meninggal pada 1861. Sebagai catatan, sebelum meninggal, Scheurer memuntahkan muntahan warna hijau, bagian putih matanya berwarna hijau, dan ada yang mengklaim tubuhnya juga didominasi warna tersebut.

Pada 1871, seorang perempuan di Inggris membeli sekotak sarung tangan berwarna hijau dan dia merasa ngeri setelah tangannya melepuh usai memakai sarung tangan tersebut.

Korban lain dari era ini, beberapa bayi dikabarkan meninggal setelah bermain di karpet berwarna hijau dan dindingnya memiliki wallpaper hijau. Bahkan pejabat asing yang berkunjung ke Istana Buckingham, mengatakan pada Ratu Victoria, bahwa dia telah sakit karena wallpaper warna hijau yang jadi dekorasi.

Masih ada banyak kisah tentang kematian akibat warna hijau Scheele. Namun yang paling jadi spekulasi terkenal adalah kematian Napoleon Bonaparte, yang diduga juga disebabkan oleh warna hijau.

5. Wallpaper hijau di rumah pengasingan Napoleon Bonaparte

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi Napoleon Bonaparte (Pixabay.com/WikiImages)

Napoleon Bonaparte, salah satu pemimpin terkenal di dunia dari Prancis, diasingkan di pulau Saint Helena di masa akhir kehidupannya. Kamarnya dihiasi dengan wallpaper berwarna hijau dan pulau itu dikenal memiliki udara yang lembap.

Pigmen hijau yang digunakan sebagai produk untuk dekorasi tempat pengasingan Napoleon, disebut diduga menjadi penyebab kematiannya. Laman Open Culture menjelaskan, udara lembap dan menyebabkan jamur, membuat pigmen dimetabolisme dan melepaskan uap yang beracun. Racun dari warna hijau itu mungkin bukan penyebab utama kematian Napoleon, tapi itu memperparah dirinya yang sudah sakit.

Pada 2008, tim Italia menguji helaian rambut Napoleon di empat titik kehidupan, masa kanak-kanak, pengasingan, kematian dan hari setelah kematian. Mereka menemukan samua sampel itu mengandung kira-kira 100 kali lipat kadar arsenik orang normal.

Ya, arsenik, zat kimia yang saat ini lebih terkenal sebagai racun mematikan. Di Indonesia, kasus racun arsenik digunakan untuk membunuh Munir, aktivis hak asasi yang terkenal vokal.

6. Penyebab warna hijau jadi warna beracun

Apakah warna biru dan hijau cocok?
ilustrasi (Unsplash.com/Fulvio Ciccolo)

Racun dari paparan warna hijau di abad ke-18 bisa disebut bermuara para Carl Wilhelm Scheele. Sebelumnya telah dijelaskan, Scheele mencampurkan arsenik trioksida dan natrium karbonat yang dipanaskan. Campuran itu diaduk sampai larut dan menghasilkan natrium arsenit.

Campuran tersebut sebenarnya sudah beracun. Ini ditambah dengan tembaga sulfat yang membuatnya jadi hijau cerah, tapi juga membuatnya semakin beracun. Pigmen ini menguarkan zat arsenik pada produk yang dilapisinya dan membunuh banyak orang saat itu.

Efek paparan arsenik tersebut sangat mengerikan. Selain memang mematikan, ia menghasilkan bisul di seluruh kulit. Kontak dengan bahan berlapis warna hijau Scheele yang mengandung arsenik, membuat kulit melepuh dan terluka. Rambut bisa rontok dan seseorang bisa muntah darah sebelum jantung dan ginjalnya tidak berfungsi, jelas Racked.

Tidak secara jelas kapan warna hijau Scheele berhenti digunakan. Namun pada 1960-an, pigmen ini digunakan sebagai insektisida di Eropa dan Amerika Serikat. Diperkirakan ini terjadi hingga sekitar tahun 1980-an.

Saat ini, kamu tidak perlu khawatir bakal keracunan warna hijau. Banyak produsen telah membuat pigmen warna yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Hijau kadang juga diciptakan dengan cara mencampur warna biru dengan kuning.

Baca Juga: Sejarah dan Tradisi Hari Ibu di 5 Negara, Tanggal Tidak Pernah Sama

Baca Artikel Selengkapnya

Apakah warna biru dan hijau cocok?
Verified Writer Priyadi Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.