Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70. Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya.
Jadi kelebihan manusia adalah
Menurut ajaran Agama Islam, manusia dibandingkan dengan makhluk lain mempunyai berbagai macam ciri utamanya, diantaranya adalah :
Di dalam Al-Qur’an cukup banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang asal usul dan kejadian manusia, antara lain : 1. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Aku menjadikan manusia dari tanah liat”. (QS. As-Shaffat ayat 11). 2. Firman Allah SWT. : “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam”. (QS. Al-Hijr ayat 28). 3. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari (sari pati) tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-banar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”. (QS. Al-Mu’minuun ayat 12 s/d 16). Berdasarkan keimanan dan ketaqwaannya, amal saleh atau amal salah yang dilakukan manusia baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah selama hidup di dunia ditentukanlah nasib manusia itu. Yang beriman dan taqwa, mengikuti pedoman yang diberi Allah dan melaksanakannya, dimasukkan ke dalam jannah yang disebut surga yaitu alam akhirat tempat (ruh) manusia mengenyam kebahagiaan sempurna sebagai balasan pahala amal salehnya selama hidup di dunia. Sebaliknya, jikan manusia tidak beriman dan tidak bertaqwa serta melakukan amal salah selama hidupnya di dunia dimasukkan ke dalam nar yang disebut juga dengan neraka yaitu tempat penyiksaan dengan api menyala untuk orang yang tidak beriman dan tidak pula bertaqwa, beramal salah penuh dosa selama dalam kehidupan di dunia. Dalam tahap akhir atau kelima ini (ruh) manusia akan hidup abadi, kekal selama-lamanya. Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud fisik dan ruh. Sebagai makhluk Ilahi, hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap, masing-masing tahap disebut “alam” yaitu :
Karena pentingnya kehidupan manusia di dunia, maka selama hayatnya di alam fana ini, manusia di karunia oleh Allah SWT. dengan berbagai alat perlengkapan dan bekal supaya manusia dapa melaksanakan tugasnya sebagai abdi dan khalifah Allah di dunia ini. Selain itu, Allah SWT. juga memberi kepada manusia pedoman hidup yang mutlak kebenarannya, agar kehidupan manusia dapat selamat sejahtera di dunia ini dalam perjalanannya menuju tempatnya yang kekal di akhirat nanti. Pedoman itu adalah agama. Dalam menentukan pilihan, manusia memerlukan petunjuk. Petunjuk yang benar terdapat dalam agama Allah SWT. yang menciptakan manusia itu sendiri yaitu Agama Islam. Karena Agama Islam adalah agama yang tidak hanya berorintasi kepada dunia ini saja ( yang dilambangkan oleh kata “ruh” ciptaan-Nya itu) tetapi kepada keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang menpunyai dua dimensi atau bi-demensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung jawabnya di dunia ini dan di akhirat kelak. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa agama yang benar di sisi Allah SWT hanyalah satu yakni Agama Islam. Sebagai mana Allah SWT. berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 19 yang artinya : “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam”. Al-Qur’an adalah sumber Agama Islam, mengandung berbagai ajaran termasuk tentang kehidupan manusia. Melalui Al-Qur’an, manusia mengetahui siapa dirinya, dari mana ia berasal, di mana ia berada dan kemana ia akan pergi. Al-Qur’an tidak memandang manusia sebagai makhluk yang tercipta secara kebetulan, tetapi diciptakan setelah sebelumnya direncanakan untuk mengemban tugas, mengabdi dan menjadi khalifah di muka bumi ini (QS. Al-Baqarah ayat 30). Untuk mengemban tugas sebagai khalifah, manusia dibekali oleh Allah SWT. potensi dan kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik (QS. Ar-Ra’d ayat 11). Ditundukkan dan dimudahkan oleh Allah SWT. baginya untuk mengelola dan memanfaatkan alam semesta (QS. Al-Jatsiyah ayat 12 s/d 13). Antara lain, ditetapkan arah yang harus ia tuju serta dianugerahkan kepadanya petunjuk untuk menjadi pelita dalam perjalanannya dan ditetapkan tujuan hidupnya, yakni mengabdi kepada Allah SWT. (QS. Adz-Dzariyat ayat 56). |