Apakah frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin adalah sama dengan setelah minum air panas

MINUM sedikitnya 8 hingga 11 gelas air setiap hari penting untuk menjaga metabolisme tubuh berjalan baik dan normal. Air juga merupakan komponen utama organ vital, termasuk otak, hati serta jantung.

Sebaliknya, kurang minum air putih dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti dehidrasi kulit, sembelit, kram otot, kelelahan, migrain, nyeri sendi hingga tekanan darah tinggi.

Tapi bagaimana sebaiknya Anda meminum air, dingin atau hangat, dan mana yang lebih baik?

Kebanyakan dari kita cenderung memilih segelas air dingin, terutama saat cuaca panas karena rasanya lebih menyegarkan. Namun sebenarnya, air hangat terbukti jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan kita.

Minum air dingin atau yang diberi es batu, meski nikmat dikala cuaca panas, ternyata menimbulkan efek samping pada tubuh. Di antaranya:

1. Air dingin bisa mengganggu pencernaan. Saat mengonsumsi air dingin, pembuluh darah pada tubuh akan mengecil, yang berakibat menghambat kemampuan pencernaan. Ini dapat menyebabkan gangguan perut, sakit perut, atau sembelit.

2. Minum air dingin juga mengurangi energi. Ini dikarenakan tubuh kita memerlukan energi ekstra untuk "memanaskan" air dingin agar mencapai suhu rata-rata. Inilah mengapa kita biasanya merasa lebih lelah dan kurang berenergi setelah minum air es.

3. Minum air es memperlambat denyut jantung. Dinginnya air es merangsang saraf vagus, bagian penting dalam sistem saraf otonom tubuh. Suhu rendah air bertindak sebagai stimulus bagi saraf vagus untuk menurunkan denyut jantung. Sementara kinerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh, menjadi melambat.

Air Hangat


Page 2

Sementara, mengkonsumsi air hangat dengan suhu sekitar 48 hingga 60 derajat celcius, memberi beberapa manfaat, antara lain:

1. Mendetoksifikasi tubuh. Minum air hangat, terutama di pagi hari, membantu membuang racun penyebab berbagai penyakit dari dalam tubuh. Untuk efek yang lebih kuat, tambahkan irisan lemon ke air hangat; vitamin C akan menghidupkan kembali sel-sel sementara air hangat akan mendetoksifikasi tubuh Anda.

2. Melawan rasa sakit. Air hangat terbukti mengurangi rasa sakit yang disebabkan menstruasi dan sakit kepala. Hangatnya cairan meningkatkan sirkulasi darah dan menenangkan otot-otot yang kaku.

3. Mengurangi tingkat stres. Minum segelas air hangat membantu menormalkan sistem saraf pusat. Sebaliknya, dehidrasi atau kurang minum dapat memicu naiknya level kortisol, salah satu hormon pemicu stres.

4. Membantu menurunkan berat badan. Saat Anda minum air hangat, metabolisme tubuh akan sepenuhnya aktif. Air hangat meningkatkan suhu tubuh dan sementara tubuh mencoba untuk mengkompensasi perbedaan suhu, lebih banyak kalori terbakar.

5. Meningkatkan sirkulasi darah. Minum air hangat terbukti meningkatkan aliran darah, yang penting untuk mencegah tekanan darah tinggi hingga risiko penyakit kardiovaskular.

6. Memperlancar perncernaan. Air hangat yang diminum saat keadaan perut masih kosong dapat menstimulasi usus bekerja lebih maksimal sehingga proses penyerapan makanan berjalan dengan baik.


Page 3

MINUM sedikitnya 8 hingga 11 gelas air setiap hari penting untuk menjaga metabolisme tubuh berjalan baik dan normal. Air juga merupakan komponen utama organ vital, termasuk otak, hati serta jantung.

Sebaliknya, kurang minum air putih dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti dehidrasi kulit, sembelit, kram otot, kelelahan, migrain, nyeri sendi hingga tekanan darah tinggi.

Tapi bagaimana sebaiknya Anda meminum air, dingin atau hangat, dan mana yang lebih baik?

Kebanyakan dari kita cenderung memilih segelas air dingin, terutama saat cuaca panas karena rasanya lebih menyegarkan. Namun sebenarnya, air hangat terbukti jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan kita.

Minum air dingin atau yang diberi es batu, meski nikmat dikala cuaca panas, ternyata menimbulkan efek samping pada tubuh. Di antaranya:

1. Air dingin bisa mengganggu pencernaan. Saat mengonsumsi air dingin, pembuluh darah pada tubuh akan mengecil, yang berakibat menghambat kemampuan pencernaan. Ini dapat menyebabkan gangguan perut, sakit perut, atau sembelit.

2. Minum air dingin juga mengurangi energi. Ini dikarenakan tubuh kita memerlukan energi ekstra untuk "memanaskan" air dingin agar mencapai suhu rata-rata. Inilah mengapa kita biasanya merasa lebih lelah dan kurang berenergi setelah minum air es.

3. Minum air es memperlambat denyut jantung. Dinginnya air es merangsang saraf vagus, bagian penting dalam sistem saraf otonom tubuh. Suhu rendah air bertindak sebagai stimulus bagi saraf vagus untuk menurunkan denyut jantung. Sementara kinerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh, menjadi melambat.

Air Hangat

Judul : Frekuensi denyut nadi dan mengukur tekanan darah

Tujuan : Menghitung Frekuensi denyut nadi

Mengetahui faktor-faktor mempengaruhi frekuensi denyut nadi mengukur tekanan darah

Dasar Teori :

Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri.

Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi untuk mencegah aliran balik darah.

Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball, 1983: 154).

Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik, seperti sewaktu latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah diukur selalau sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan.

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior.

Alat dan Bahan :

1.      Stopwatch atau arloji

2.      Tensimeter/Shigomomanometer

3.      Kamera

4.      Alat tulis

5.      Segelas air hangan dan air dingin

Cara kerja :

1.      Sebelum melakukan kegiatan gunakan tensimeter untuk mengetahui tekanan darah

2.      Catatlah tekanan darah dengan menggunakan tabel data pada setiap kelompok

3.      Tempelkan ibu jari kanan pada pergelangan tangan kiri dan tekanlah sedikit sehingga terasa adanya denyut nadi

4.      Hitunglah frekuensi denyut nadi selama 1 menit. Catatlah datanya pada tabel

5.      Lakukan kegiatan berlari selama 3 menit. Hitunglah frekuensi denyut nadi setelah berlari. Catatlah datanya dan bandingkan dengan data awal (sebelum berlari)

6.      Hitunglah juga frekuensi denyut nadi sesudah minum airdingin dan air hangat,kemudian bandingkan datanya

7.      Tuliskan kondisi frekuensi denyut nadi teman-teman kalian dengan cara membandingkan pada denyut nadi normal

Hasil Pengamatan :

NO

Nama

Jenis Kelamin

Umur

Frekuensi denyut nadi permenit

Tekanan darah sebelum/sesudah kegiatan

Istirahat

Setelah berlari

Setelah minum air dingin

Setelah minum air hangat

1

Aditya Bhagaskara

Laki-laki

16

80

95

85

90

·        140/65

·        94/56

2

Aulia Rizky

Perempuan

16

93

120

110

116

·        100/50

·        116/71

3

Azzahra Fildza

Perempuan

16

79

109

102

109

·        92/64

·        145/76

4

Fadillah Khairunnisa

Perempuan

16

86

113

86

100

·        125/78

·        100/74

Pertanyaan

1.      Apakah frekuensi denyut nadi setiap siswa sama!jelaskan.

§  Tidak,karena ada faktor-faktor berbeda yang mempengaruhi denyut nadi masing masing sehingga setiap orang berbeda

2.      Berdasarkan percobaan bagaimanakah perbandingan frekuensi rata-rata denyut jantung berdasarkan jenis kelamin?jelaskan!

§  Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan frekuensi rata-rata denyut jantung laki-laki dan perempuan adalah sama,karena kegiatan yang dilakukan sama

3.      Apakah akibatnya jika frekuensi denyut nadi ketika istirahat dan setelah melakukan kegiatan berlari berjumlah sama?jelaskan!

§  Kita dapat kehabisan nafas saat berlari,karena pada saat kita berlari denyut nadi kita seharusnya lebih banyak dan cepat

4.      Apakah frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin berbeda dengan setelah minum air hangat?Jelaskan!

§  Iya, dikarenkan suhu air dingin dapay membuat suhu tubuh naik sehingga denyut nadi semakin meningkat sedangkan saat minum air hangat duhu tubuh menurun dan denyut nadi semakin menurun

5.      Mengapa seseorang dapat mengalami Hipertensi dan Hipotensi?

§  Karena mengalami beberapa faktor penyebab:

ü  Faktor keturunan

ü  Sering mengonsumsi alkohol

ü  Makan berlemak

ü  Bertambahnya usia

ü  Sering minum obat-obatan

ü  Stres

6.      Bagaimanakah cara mengatsi hipertensi dan hipotensi tersebut !

§  Mengonsumsi makanan bergizi

§  Olahraga yang cukup

§  Istirahat yang cukup

§  Pengobatan

7.      Apa yang dimaksud dengan tekanan sistolik dan diastolik?

§  Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontrasi otot jantung sedangkan Tekanan distolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi/istirahat

8.      Faktor apa saja yangmempengaruhi perbedaan tekanan darah seseorang?jelaskan!

§  Faktor Fisologis :

ü  Kelenturan dinding arteri

ü  Kekuatan detak jantung

ü  Curah jantung yang tinggi

ü  Kapasitas pembuluh darah yang besar

§  Faktor Patalogis :

ü  Posisi tubuh

ü  Aktivitas tubuh

ü  Usia

ü  Temperature

ü  Emosi

ü  Jenis kelami

Pembahasan :

Bernafas adalah proses mengambil oksigen dari udara melalui hidung/mulut, kemudian diolah di paru-paru, dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Manusia menghirup Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) sebagai gas buang dari bernafas. Jika aliran darah tidak lancar ke salah satu organ, maka organ tersebut akan lemas karena kekurangan oksigen. 

Saat melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga besar, otot dari organ terkait memerlukan lebih banyak oksigen. Begitu juga saat berlari, berlari melibatkan banyak organ tubuh, akibatnya banyak organ tubuh yang membutuhkan suplai oksigen lebih. Semakin cepat berlari, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, semakin cepat kita menghirup oksigen (bahkan sampai bernafas lewat mulut), semakin cepat aliran darah di tubuh, dan pastinya semakin banyak CO2 yang dikeluarkan. 

Saat berlari, paru-paru bekerja keras mengolah oksigen, sedangkan jantung berdetak cepat memompa darah ke seluruh tubuh membawa oksigen hasil olahan dari paru-paru dengan kecepatan tinggi. Ketika selesai berlari, jantung dan paru-paru tidak bisa begitu saja langsung bergerak pelan seperi saat keadaan tidak berlari, ini dikarenakan tubuh masih membutuhkan suplai oksigen lebih. Maka untuk beberapa saat, darah masih akan mengalir di tubuh dengan kecepatan tinggi, sambil menunggu keadaan tubuh kembali normal. Dan hal tersebut sangat berhubungan dan berpengaruh pada keadaan dan denyut jantung.

Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu 110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi Korotkoff.

Kesimpulan :

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum tersebut adalah keadaan jantung dan denyut nadi atau detak jantung dipengaruhi oleh aktivitas dan proses yang dilakukan oleh seorang individu, baik di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Denyut seorang individu yang beraktivitas tentu lebih cepat daripada denyut seorang yang diam saja atau dalam keadaan normal(tidak beraktivitas


Page 2