Apakah di penelitian kualitatif ada populasi dan sampel?

BAB 12 POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF A. Definisi Populasi dan Sampel Ada perbedaan yang fundamental berkaitan dengan definisi populasi dan sampel baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Definisi populasi pada penelitian kuantitatif adalah wilayaah generalisasi yang meliputi obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan ciri khas dan ditarik menjadi sebuah kesimpulan. Hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif yang tidak memakai istilah populasi, namun menggunakan istilah situasi social, sebab situasi social berasal dari sebuah kasus yang hasil kajian yang diperoleh tidak bisa dimasukkan ke dalam populasi yang sama, melainkan dimasukkan ke dalam situasi social yang mempunyai kesamaan dengan kasus yang diteliti. Menurut pendapat Spardley yang dikutip oleh Sugiyono situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis 104. Selain elemen tersebut, peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, kendaraan, alam, dan sebagainya juga bisa dimasukan dalam situasi sosial. 104 Sugiyono, Metode Penelitian, hal. 297. 179

Definisi populasi yang sesuai dengan konsep penelitian kualitatif antara lain: a. Gregory, secara lebih tajam mengartikan populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti b. Kenneth D. Bailey mendefinisikan populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik c. Congelosi dan Taylor mendefinisikan populasi adalah keseluruhan unsur yang diteliti d. Robert B. Burns mengartikan bahwa populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua 105. Dari beberapa definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa populasi tidak dipakai dalam terminologi penelitian jenis kualitatif, sebab penelitian kualitatif berawal dari sebuah kasus tertentu dan pada situasi social tertentu serta hasil kajiannya tidak bisa diberlakukan sama pada populasi. Hanya saja, hasil kajian yang diperoleh bisa ditransferkan pada tempat lain dengan situasi social yang mempunyai kesamaan dengan situasi social dengan kasus yang sedang atau sudah diteliti. Definisi sampel dari beberapa ahli, antara lain: 105 Djam an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 45. 180

1. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya 106. 2. Menurut Sekaran A sampel is thus a subgroup or subset of the population. 107 Maksudnya, sampel merupakan sub kelompok atau bagian dari populasi. 3. Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif 108. Berdasarkan paparan tentang definisi sampel di atas, bisa disimpulkan bahwa pengambilan dan penentuan sampel dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (pupose sample). Sebutan sampel dalam penelitian kualitatif adalah narasumber, partisipan, informan, teman, pemilik perusahaan, manajer dalam penelitian dan sebagainya. Hal ini berbeda dari jenis penelitian kuantitatif, dengan sebutan responden, karena mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian secara pasif, namun juga ikut aktif berinteraksi pada obyek diteliti. Sampel dalam penelitian kualitatif ini juga bukan disebut sampel statistik, tetapi disebut sampel 106 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 57. 107 Uma Sekaran, Research Methods For Business: A Skill Building Approach, (New York: John Wiley and Sons Inc, 2003), hal. 266. 108 Djam an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 46. 181

teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Peneliti tidak relevan apabila hanya membatasi informan dengan memakai perhitungan statistic semata, dikarenakan belum lengkap dalam menjawab masalah pada penelitian. Kata sampel pada penelitian jenis kualitatif masih sering diperdebatkan (debatable) antara pmerhati dan pakar metodologi penelitian. Terdapat pendapat sebagian orang yang menganggap penelitian kualitatif tidak memakai sampel, karena sampel hanya digunakan pada penelitian jenis kuantitatif saja. B. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel atau sampling technique secara umum dibagi dua (2) yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, stratified random, cluster sampling 109. Non probability sampling meliputi, purposive sampling dan snowball sampling. Dalam penelitian kualitatif yang sering dipakai adalah non probability sampling yang meliputi purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu 110. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal itu dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu 109Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik: Cara Mudah Meneliti Masalah-masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis, dan Praktik Bisnis, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 73. 110 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), hal. 301. 182

memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain (baru) lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Karena setiap orang baru tersebut memiliki potensi untuk memberikan informasi lebih dari yang lain pada kasus terkait 111. Sehingga jumlah sampel sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang meggelinding, lama-lama akan menjadi besar. Pendapat Sue Greener, Purposive sampling: using your own judgement to select a sample. Often used with very small samples and populations within qualitative research, particularly case studies or grounded theory 112. Maksudnya adalah Purposive sampling: menggunakan penilaian kita sendiri untuk memilih sampel. Sering digunakan dengan sampel yang sangat kecil dan populasi dalam penelitian kualitatif, khususnya studi kasus atau grounded theory. Purposive sampling ini memiliki ciri-ciri khusus. Lincolin dan Guba menyebutkan ciri-ciri khusus sampel purposive adalah sebagai berikut 113 : 1. Emergent sampling design: bersifat sementara, sebagai pedoman awal terjun ke lapangan. Setelah sampai di lapangan boleh saja berubah sesuai dengan keadaan. 2. Serial selection of sample units: menggelinding seperti bola salju (snowball), sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari informaninforman yang telah diwawancarai. 111Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology: Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, diterjemahkan oleh Budi Puspa Priadi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 124. 112 Sue Greener, Business Research Methods, (T.t: Ventus Publising ApS, 2008), hal. 49. 113 Djam an Satori dan Aan Komariah, Metodologi.,hal. 53. 183

3. Continuous adjustment or focusing of the sample : siapa yang akan dikejar sebagai informan baru disesuaikan dengan petunjuk informan sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, unit sample yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan terarahnya fokus penelitian. 4. Selection to the point of redundancy: pengembangan informan dilakukan terus sampai informasi mengarah ke titik jenuh/sama. Penentuan sampel pada penelitian kualitatif sudah dilaksanakan sejak peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design), dengan cara menentukan orang tertentu yang terpilih dalam memberikan data yang dibutuhkan berdasarkan dari data atau informasi dari sampel sebelumnya itu. Sampel ditetapkan peneliti dengan mempertimbangkan kelengkapan yang lebih pada data yang diperoleh. Praktik seperti inilah yang disebut sebagai serial selection of sample units atau dalam kata-kata Bogdan dan Biklen dinamakan snowball sampling techniques. Unit sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian. Proses ini dinamakan continous adjusment of focusing of the sample. Jadi jumlah sampel tidak bisa ditetapkan sebelumnya, sebab dalam sampel purposive sample, banyak atau sedikitnya sampel berdasarkan pertimbangan informasi yang didapatkan atau tingkat kejenuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lincoln dan Guba bahwa If the purpose is to maximize information, 184

then sampling is terminated when no new information is forthcoming from newly sampled units, thus redundancy is the primary criterion. 114 Maksudnya, jika tujuannya adalah untuk memaksimalkan informasi, maka pengambilan sampel dihentikan ketika tidak ada informasi baru balikyang berasal dari unit baru sampel, sehingga redundansi adalah kriteria utama. Kriteria informan atau partisipan yang bisa dijadikan sebagai sumber data sebagai berikut 115 : 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayatinya karena dia tinggal dan menjalani kultur setempat, terlibat dengan kegiatan rutin di tempat itu. Dia kental pengalaman kultur tersebut dan bukan sekedar orang baru disana. 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memeadai untuk dimintai informasi. Dengan kata lain, informan bisa meluangkan waktu bersama peneliti. 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. 5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. 114 Ibid, hal. 303. 115 Rulam Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 52. 185