Apakah akibat dari penyakit diabetes insipidus terhadap kebiasaan buang air kecil?

Ilustrasi diabetes. ©Shutterstock/macgyverhh

JABAR | 5 Januari 2021 06:30 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Diabetes insipidus adalah kelainan langka yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini membuat seseorang menjadi sangat haus meskipun mereka baru saja minum. Kondisi ini juga membuat seseorang menghasilkan urine dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya penderita diabetes insipidus sering buang air kecil dan merasa kehausan.

Rasa haus yang ekstrem dan buang air kecil dalam jumlah besar ini disebabkan oleh vasopresin yang tidak mencukupi. Vasopresin adalah hormon yang diproduksi oleh otak yang memerintahkan ginjal untuk menahan air. Tanpa vasopresin yang cukup, terlalu banyak air yang akan hilang dari tubuh melalui urin, sehingga mendorong orang untuk meminum banyak cairan untuk mempertahankan kadar cairannya.

Dalam kasus yang parah, seseorang bisa mengeluarkan hingga 30 liter urine per hari. Tanpa penanganan yang tepat, diabetes insipidus dapat menyebabkan dehidrasi dan akhirnya mengakibatkan koma karena konsentrasi garam dalam darah, terutama natrium.

Penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab diabetes insipidus, gejala dan bagaimana penanganannya, telah kami rangkum dari mayoclinic.org berikut ini.

2 dari 5 halaman

©Shutterstock/travellight

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab diabetes insipidus, gejala dan cara penanganannya, Anda juga harus tahu perbedaan antara diabetes insipidus dan diabetes mellitus. Diabetes insipidus dan diabetes mellitus memang memiliki nama yang mirip, tetapi satu-satunya kesamaan yang mereka miliki adalah sama-sama membuat Anda merasa haus dan banyak buang air kecil.

Jika Anda menderita diabetes insipidus, hormon yang membantu keseimbangan cairan tubuh Anda tidak berfungsi. Hanya satu dari setiap 25.000 orang yang mengalami kondisi ini. Sedangkan pada diabetes mellitus, tubuh seseorang tidak dapat menggunakan energi dari makanan sebagaimana mestinya, dan hal tersebut lebih umum terjadi.

3 dari 5 halaman

©swedesforobama.com

Gejalanya diabetes insipidus meliputi:

  • Merasa sangat haus
  • Banyak buang air kecil (dokter menyebutnya poliuria)
  • Sering bangun di malam hari
  • Cenderung suka minuman dingin
  • Dehidrasi
  • Kelemahan
  • Nyeri otot
  • Sifat mudah marah

Dehidrasi adalah gejala lain. Anda mungkin juga akan merasakan:

  • Kelelahan
  • Merasa lesu
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Mual

Gejala pada bayi:

  • Sifat mudah tersinggung
  • Pertumbuhan lambat
  • Makan yang buruk

Pada anak-anak, gejalanya meliputi:

  • Minum banyak air
  • Sering kencing, terkadang setiap jam
  • Mengompol atau bangun malam untuk pipis
  • Dehidrasi

4 dari 5 halaman

Penyebab diabetes insipidus karena tubuh Anda tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan baik. Ketika sistem pengaturan cairan Anda bekerja dengan baik, ginjal akan membantu menjaga keseimbangan cairan.

Ginjal mengeluarkan cairan dari aliran darah Anda. Limbah cairan ini disimpan sementara di kandung kemih sebagai urin, sampai Anda buang air kecil. Tubuh juga dapat membuang kelebihan cairan melalui keringat, pernapasan, atau diare.

Hormon yang disebut hormon anti-diuretik (ADH), atau vasopresin, membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan dikeluarkan. ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari, kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.

Jika Anda menderita diabetes insipidus, tubuh Anda tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan dengan benar. Penyebab diabetes insipidus ini bervariasi tergantung pada jenis diabetes insipidus yang Anda derita:

  • Diabetes insipidus sentral. Kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, cedera kepala, atau penyakit dapat menjadi penyebab diabetes insipidus sentral dengan memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan ADH. Penyakit genetik turunan juga dapat menyebabkan kondisi ini.
  • Diabetes insipidus nefrogenik. Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika ada kerusakan pada tubulus ginjal, yaitu struktur di ginjal yang menyebabkan air dikeluarkan atau diserap kembali. Cacat ini membuat ginjal Anda tidak dapat merespons ADH dengan baik. Cacat ini mungkin disebabkan oleh kelainan bawaan (genetik) atau kelainan ginjal kronis. Obat-obatan tertentu, seperti litium atau obat antivirus seperti foscarnet (Foscavir), juga dapat menjadi penyebab diabetes insipidus nefrogenik.
  • Diabetes insipidus gestasional. Diabetes insipidus gestasional adalah jenis yang jarang terjadi. Ini terjadi hanya selama kehamilan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan ADH pada ibu.
  • Polidipsia primer. Juga dikenal sebagai diabetes insipidus dipsogenik, kondisi ini dapat menyebabkan produksi urin dalam jumlah besar. Penyebab utamanya adalah minum terlalu banyak cairan. Polidipsia primer dapat disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengaturan rasa haus di hipotalamus. Kondisi ini juga dikaitkan dengan penyakit mental, seperti skizofrenia.

Terkadang, tidak ada penyebab diabetes insipidus yang jelas. Namun, pada beberapa orang, kelainan tersebut mungkin akibat dari reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan merusak sel-sel pembuat vasopresin.

5 dari 5 halaman

Pilihan pengobatan untuk jenis diabetes insipidus tergantung pada penyebab diabetes insipidus itu sendiri, yaitu:

  • Diabetes insipidus sentral. Jika Anda menderita diabetes insipidus ringan, Anda mungkin hanya perlu menambah asupan cairan. Jika kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus (seperti tumor), dokter akan menangani kelainan tersebut terlebih dahulu. Biasanya, bentuk diabetes insipidus ini diobati dengan hormon buatan yang disebut desmopresin (DDAVP, Minirin, lainnya). Obat ini menggantikan hormon anti-diuretik (ADH) yang hilang dan mengurangi buang air kecil. Anda dapat menggunakan desmopresin sebagai semprotan hidung, sebagai tablet oral atau dengan suntikan. Obat lain juga dapat diresepkan, seperti indometasin (Indocin, Tivorbex) dan klorpropamid. Obat-obatan ini dapat membuat ADH menjadi lebih banyak tersedia di dalam tubuh.
  • Diabetes insipidus nefrogenik. Karena ginjal tidak merespons ADH dengan baik dalam bentuk diabetes insipidus ini, desmopresin tidak akan membantu. Sebaliknya, dokter mungkin akan meresepkan diet rendah garam untuk membantu mengurangi jumlah urin yang dihasilkan ginjal Anda. Anda juga perlu minum cukup air untuk menghindari dehidrasi. Penanganan dengan obat hydrochlorothiazide (Microzide) dapat memperbaiki gejala yang dirasakan. Walaupun hydrochlorothiazide adalah jenis obat yang biasanya digunakan untuk meningkatkan pengeluaran urin (diuretik), pada beberapa orang dapat menurunkan pengeluaran urin untuk penderita diabetes insipidus nefrogenik. Jika gejala Anda disebabkan oleh obat yang Anda minum, menghentikan konsumsi obat-obatan ini dapat membantu. Namun, jangan menghentikan minum obat apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
  • Diabetes insipidus gestasional. Perawatan bagi kebanyakan orang dengan diabetes insipidus gestasional adalah dengan hormon sintetis desmopresin.
  • Polidipsia primer. Tidak ada pengobatan khusus untuk bentuk diabetes insipidus ini, selain mengurangi asupan cairan. Jika kondisi tersebut berkaitan dengan penyakit mental, pengobatan penyakit mental dapat meredakan gejala diabetes insipidus.
(mdk/ank)

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Buang air kecil antara empat hingga 10 kali masih dapat dikategorikan sehat jika frekuensinya tidak mengganggu kualitas hidup seseorang.

KOMPAS.com – Ketika berbicara tentang penyakit diabetes, telinga kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata diabetes mellitus.

Sementara, diabetes insipidus lebih jarang terdengar.

Meski sama-sama disebut sebagai diabetes, diabetes insipidus pada dasarnya adalah penyakit yang berbeda dengan diabetes mellitus.

Baca juga: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tak Disadari

Jika diabetes mellitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal, diabetes insipidus tidak terkait dengan kadar gula darah.

Lantas, apa itu diabtes insipidus?

Dilansir dari WebMD, satu-satunya kesamaan yang dimiliki penyakit diabetes mellitus dan diabetes insipidus adalah keduanya membuat penderitanya akan merasa haus dan membuat banyak buang air kecil.

Diabetes insipidus adalah kondisi cukup langka yang menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak urine.

Kebanyakan orang buang air kecil 1 hingga 2 liter sehari. Sementara, penderita diabetes insipidus bisa buang air antara 3 dan 20 liter sehari.

Jika Anda menderita diabetes insipidus, hormon yang membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh Anda tidak berfungsi.

Hormon yang mengalami gangguan ini adalah homron antidiuretik atau antidiuretic hormone (ADH). Hormon yang bisa juga disebut sebagai vasopressin ini dihasilkan oleh hipotalamus, yakni jaringan khusus di otak.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA