Apabila ada seorang teman yang tidak mau mengerjakan tugas kelompok apa yang sebaiknya dilakukan

Senin, 22 Juni 2020 - 20:01 WIB

Mengerjakan tugas kelompok sering berakibat drama gara-gara ada anggota yang lepas tanggung jawab. Foto/schoolspeciality.com

JAKARTA - Tugas kelompok adalah ajang untuk saling bertukar pikiran antarindividu, bekerja sama, dan belajar saling menghargai. Sayangnya, tugas kelompok malah lebih sering bikin pening kepala.

Penyebabnya apa lagi kalo bukan ada anggota kelompok yang gak ikut serta dalam pengerjaan tugas. Alasannya macam-macam, mulai dari (sok) sibuk, gak sempat, bahkan ada yang mendadak hilang dan gak bisa dihubungi!

Kesal, udah pasti. Lebih sebel lagi karena hal ini sering kali jadi kebiasaan yang terus berulang tiap ada tugas kelompok. (Baca Juga: Social Loafing, Penyebab Malasnya Seseorang saat Kerja Kelompok )

Kalo udah begini, ada yang berani nyindir, ada juga yang berani menghapus nama temannya dari kelompok. Nah, biar energi gak habis terkuras ngurusin si pemalas satu ini, baca, nih, yang berikut ini.

1. BERIKAN PORSI TUGAS

.

Bekerja sama dalam kelompok bukan hal yang mudah bagi siswa sekolah dasar. Mendisiplinkan siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan saling bertukar pendapat perlu dilatihkan sejak dini. Kurikulum 2013 (Kurtilas) mengamanatkan adanya pembiasaan untuk bekerja sama. Siswa perlu diberikan pemahaman tentang berbagi ilmu dan bagaimana membantu teman lain yang kurang dapat mengikuti pelajaran. Konsep yang belum banyak diterapkan selama kurikulum sebelumnya. Belajar bersama dalam kelompok tidak hanya sekedar berbagi ilmu, namun lebih pada bagaimana seorang siswa dapat menerima dan menghargai orang lain. Kesempatan untuk menerapkan konsep ini diberikan kepada mahasiswa P2TK angkatan 2014 pada semester 3. Mahasiswa melakukan praktik mengajar di sekolah dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Praktik mengajar merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Praktik Pembelajaran SD yang diampu oleh Dr. Ali Mustadi, M.Pd.

Penulis mendapat kesempatan untuk praktik di SD Grogol. SD Grogol  berada di Dusun Ngambah, Kelurahan Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Saat ini SD Grogol dikepalai oleh bapak Wanuri, M.Pd. SD Grogol merupakan sekolah yang memiliki banyak prestasi, baik lokal maupun nasional. Tidak salah jika SD Grogol menjadi salah satu sekolah dasar yang menerapkan Kurtilas sebagai pilot project. Melihat kondisi sekolah yang sangat bagus, penulis sebagai salah satu praktikan berusaha mengobservasi karakteristik siswa yang akan digunakan untuk praktik. Salah satu hal yang akan dilakukan adalah membentuk kelas belajar dengan memaksimalkan kerja kelompok. Mendisiplinkan siswa dengan kerja kelompok membutuhkan persiapan dan lembar kerja yang sesuai agar siswa dalam kelompok dapat bekerja sama.

Penulis mendapat kesempatan didampingi guru pamong bernama Ibu Maryati. Ibu Maryati adalah wali kelas 5C. Beliau adalah guru muda yang sangat energik dan ramah. Beliau selalu mengatakan kita belajar bersama. Hal ini yang membuat praktikan merasa nyaman berdiskusi mengenai pembelajaran dengan Ibu Maryati. Selain itu berdasarkan pengalaman teman sebelumnya yang melakukan praktik di kelas yang sama, banyak sekali catatan-catatan tentang pembelajaran yang harus dibenahi. Kelas yang digunakan untuk praktik  adalah kelas 2A dan 5C. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman untuk mengajar di kelas 2A harus menggunakan teknik yang menyenangkan. Kelas tidak dapat dibentuk menjadi kelompok diskusi dengan jumlah siswa yang banyak. Maka praktikan memilih membentuk kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.

Pembentukan kelompok kecil ini membutuhkan persiapan yang tepat. Materi yang akan diajarkan berkaitan dengan pengenalan sila-sila dalam Pancasila. Pembelajaran disusun agar siswa dapat bekerja sama dalam kelompok kecil. Selain itu dibuat permainan yang membutuhkan kerja sama kelompok. Ada satu siswa yang tidak dapat menulis, maka guru meminta teman sebangkunya untuk membantu. Bukan membantu menuliskan namun membantu mendiktekan huruf-huruf penyusun kalimat yang dimaksud. Cara ini terbilang efektif membantu siswa tersebut belajar menulis. Dalam mendisiplinkan siswa bekerja dalam kelompok, LKS dibuat beragam menyeseuaikan kebutuhan. Anggota kelompok juga dibentuk dalam kelompok heterogen agar tidak ada kelompok yang paling cepat selesai. Guru sering mengingatkan agar setiap anggota kelompok menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Guru banyak mendampingi siswa yang membutuhkan perhatian khusus. Misalnya ada dua siswa yang jika mereka didudukan dalam satu kelompok akan kacau. Yang satu pandai namun konsentrasi sering pecah, yang satu jahil dan tidak bisa diam. Maka dua anak ini duduknya harus dipisah. Dengan rancangan kelompok dan LKS yang tepat maka pembelajaran di kelas 2A dapat dilakukan berbasis kelompok.Di sini praktikan menjadi yakin jika kelas rendah sekalipun jika sering dibiasakan belajar dalam kelompok-kelompok kecil maka mereka akan terbiasa bekerja sama. Guru mendampingi siswa yang menjadi penguasa, sehingga anggota kelompok tidak mau diterima pendapatnya. Siswa yang seperti ini perlu dibiasakan untuk mengurangi sifat penguasanya dengan cara mau mendengarkan pendapat anggota kelompoknya.

Pengalaman mengajar di kelas tinggi, dilaksanakan di kelas 5C. Kelas ini terdiri dari 22 siswa, satu dari siswa tersebut pernah mengalami benturan keras pada bagian kepala sehingga menyebabkan siswa tersebut lambat dalam belajar. Karena berbagai hal, siswa yang bersangkutan sering tidak diterima dalam kelompok. Siswa itu sendiri lebih banyak menyendiri dan tidak mau bergaul. Dalam kegiatan kelompok pada akhirnya siswa yang tersisih itu dapat diterima dalam kelompok, namun tetap saja menyendiri. Strategi yang selanjutnya dilakukan adalah LKS disusun untuk menampung seluruh pendapat dari setiap anggota kelompok, dan dalam presentasi seluruh anggota kelompok wajib maju presentasi mengungkapkan gagasannya. Dengan cara ini siswa yang tersisih itu terdengar suaranya.

Di kelas 5C ada juga siswa yang suka mengerjakan tugas sendiri. Jika diberi LKS diskusi, siswa itu inginnya mengerjakan semua tugas sendiri. Kebiasaan ini perlu dikurangi dengan cara meyakinkan jika pekerjaan yang dilakukan sendiri akan lama selesainya dibandingkan dengan bekerja sama dalam anggota kelompok. Tugas-tugas kelompok wajib diselesaikan oleh semua anggota kelompok. Guru memberikan tanda bintang dan penghargaan yang lain bagi kelompok yang semua anggotanya dapat memahami materi yang dipelajari. Maka siswa berlomba-lomba untuk menjelaskan konsep pada anggota kelompok yang belum paham. Cara ini terbilang efektif karena siswa menjadi mudah untuk dikendalikan dan dapat mengajari teman yang belum paham terhadap materi.

Pembelajaran dirancang agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang akan dipelajari, meskipun masih dengan panduan guru. Karena siswa sekolah dasar belum dapat menemukan konsep secara benar-benar mandiri seperti orang dewasa. Panduan guru lebih pada persiapan LKS, sumber belajar, alat dan media untuk belajar. Guru pernah membawa kamus untuk menemukan kosakata yang belum diketahui. Siswa sangat antusias dalam menemukan makna kata yang ditanyakan. Ketika mengajarkan tentang konsep rangkaian listrik, siswa juga saling bekerja sama dalam menyusun rangkaian listrik agar lampu dapat menyala. Meskipun kegiatan-kegiatan itu sederhana, yang paling penting adalah tentang kerja sama yang dapat dilakukan oleh siswa dalam bekerja kelompok.

Guru pamong banyak memberikan masukan terkait dengan pembelajaran yang dilakukan. Teman sesama praktikan juga sering berbagi pegalaman setelah mengajar di kelas yang sama. Masukan dan pengalaman itu kemudian dijadikan bahan revisi pembelajaran selanjutnya. Terkait dengan tematik integratif, penulis juga banyak belajar dari guru pamong. Menerapkan pembelajaran tematik integratif memang tidak mudah, maka penulis menyimpulkan kegiatan praktik pembelajaran dalam mata kuliah Praktik Pembelajaran di SD sangat penting dilakukan. (Sartini, P2TK Dikdas 2014)

Dalam mengerjakan tugas kelompok, pasti ada saja yang namanya teman pemalas yang tidak mau membantu mengerjakan tugas. Saat diajak mengerjakan banyak sekali alasannya yang dibuat.

Teman yang seperti ini memang sangat menyebalkan apalagi tugas yang diberikan dari dosen killer sekaligus mata kuliah yang cukup sulit. Selain teman yang pemalas, teman yang hilang-hilangan saat mengerjakan tugas juga cukup membuat teman yang lain ikut gondok.

Dan berikut ini 5 tips menghadapi teman kelompok yang malas:

1. Membuat deadline dan target dalam mengerjakan tugas

Tips pertama yaitu buatlah deadline dan target dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Cobalah untuk memberikan tugas untuk masing-masing teman kelompok sesuai perannya dan berikan target deadline kapan tugas itu akan selesai. Selain itu, deadline tersebut sangatlah berguna untuk membuat tugas tersebut terselesaikan secara tepat waktu.

2. Bangun komunikasi yang baik antar kelompok

Tips kedua yaitu bangun komunikasi yang baik antar teman sekelompok. Membangun komunikasi sangatlah penting dalam tim. Ketika kita sudah membagi tugas kepada teman kita yang pemalas, kita harus tetap mengontrolnya dengan cara membangun komunikasi secara intensif.

3. Libatkan dalam hal pembagian tugas

Tips berikutnya nih, libatkan ia dalam hal pembagian tugas. Dalam tugas kelompok, kamu bisa membagi-bagi tugas tersebut kepada tiap teman dengan adil dan merata. Agar temanmu yang pemalas tadi memiliki tanggung jawab, pastikan dia juga kebagian dalam pembagian tugas. Cara tersebut boleh loh kamu coba.

4. Pilih waktu kerja kelompok yang tepat

Tips keempat yaitu pilihlah waktu kerja kelompok yang tepat. Kamu pasti sering menghadapi teman pemalas yang banyak sekali alasannya saat diajak kerja kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut kamu bisa mencari waktu yang sesuai dan tepat dengan cara menyesuaikan jadwal dan waktu kosongnya. Dengan begitu, ia tidak bisa lagi mencari alasan lain untuk tidak ikut kerja kelompok.

5. Jangan ragu untuk memberi dia peringatan

Tips terakhir, jika cara-cara di atas tidak mempan dan tidak mempunyai efek terhadapnya, kamu bisa mencoba tips terakhir dengan memberikan peringatan langsung. Jangan ragu memberi peringatan secara langsung dan tegas terhadap teman pemalas tersebut. Kamu bisa memberigertakan untuk tidak memasukkan namanya di dalam tugas tersebut. Cara itu diharapkan agar ia sadar akan tanggung jawabnya.

Ingat, ini tugas kelompok bukan tugas individu, jadi yang mengerjakan tugas adalah kita semua bukan salah satu orang saja. Semoga cara di atas bisa membantumu ya, selamat mencoba.

Sumber: idntimes.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA