Apa yang terjadi jika sel hewan berada dalam lingkungan yang hipotonis?

Xylem yang merupakan pengangkut air akan membawa air keseluruh bagian tumbuhan hingga kedalam sel -- sel tumbuhan itu sendiri dan akan diapakai untuk fotosintesis dan lain -- lain.

Pada saat keadaan lingkungan hipotonik, air akan masuk kedalam sel dan sel akan mengembang dan turgid, dan apabila ini terus terjadi akan mengakibatkan pecahnya sel itu sendiri akibat banyaknya air yang masuk kedalam sel, sedangkan pada keadaan hipertonik, air akan keluar meninggalkan sel menuju lingkungan, sehingga sel akan menciut serta mati.

Tumbuhan memerlukan tekanan osmotik yang cukup untuk dapat tumbuh secara tepat dan benar, dan tidak mengalami kerusakan sel akibat proses osmosis.

Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel hewan akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel hewan akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

Hal ini juga dipengaruhi karena vakuola tumbuhan memiliki cairan sitoplasma yang bersifat hipertonik terhadap lingkungannya, sehingga saat terjadi osmosis, vakuola dapat menyerap air. Akibatnya vakuola membesar dan meningkatkan tekanan air didalamnya (tekanan turgor) serta mendesak membrane vakuola (tonoplas) ke arah sitoplasma. Sitoplasma meneruskan ke dinding sel. Tekanan turgor berguna untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel. Dinding sel yang kuat cukup untuk menahan tekanan sitoplasma, membatasi volume sitoplasma, dan mencegah agar sel tidak pecah

Berikut adalah argument saya mengenai apakah sel tumbuhan lebih lama waktu hidupnya daripada sel hewan. Kesimpulan yang saya dapat bahwa sel tumbuhan lebih lama waktu hidupnya daripada sel hewan karena sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel.

Dinding sel ini menurut saya berdampak banyak terhadap kehidupan sel karena bersifat kuat dan kaku sehingga bentuk sel tidak dapat berubah-ubah, berbeda dengan sel hewan yang bentuk selnya dapat berubah-ubah. Dinding sel pada tumbuhan juga berfungsi sebagai pelindung sel dan mencegah sel agar tidak pecah. Supaya inti sel dapat berkembang biak dengan lancar.

Yang menjadi alasan mengapa dinding sel sangat penting dalam kehidupan sel karena pada saat osmosis yaitu pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel hewan akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.

Kemungkinan kedua adalah soal regenerasi sel yang lambat. Dari percobaan --percobaan ilmiah yang saya baca di artikel yang beredar di internet. Saya melihat banyak sekali percobaan mengenai regenerasi sel cicak. Ternyata hasil percobaan itu menunjukkan bahwa regenerasi sel cicak (hewan) lambat. Mungkin hal ini juga dipengaruhi oleh pasukan gizi yang kurang atau hewan tersebut mengalami stress yang juga dapat mempengaruhi perkembangannya secara biologis.

Regenerasi pada tumbuhan terbatas pada jaringan meristematis atau pada jaringan dewasa yang sedang mengalami perubahan, menjadi jaringan yang bersifat embrionik.

Ada hubungan dengan Dediferensiasi


Lihat Lingkungan Selengkapnya

Apabila sel hewan dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat HIPERTONIS maka sel hewan tersebut akan mengalami KRENASI. Krenasi adalah kondisi di mana sel mengerut atau rusak. Adapun jika sel hewan dimasukkan ke dalam larutan HIPOTONIK maka sel akan mengalami LISIS yakni kondisi sel yang pecah.

Apabila sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonik maka sel tersebut akan mengalami PLASMOLISIS. Sementara apabila sel tersebut dimasukkan ke dalam larutan HIPOTONIK maka sel akan menggalami DEPLASMOLISIS karena sel kembali menyerap air sehingga membran plasma mengembang dan kembali melekat pada dinding sel. Deplasmolisis ini terjadi apabila sel tersebut sebelumnya mengalami plasmolysis. Apabila sel dalam kondisi normal dan dimasukkan ke larutan hipotonik maka yang terjadi adalah sel akan membesar/membengkak namun tidak pecah karena adanya dinding sel, kondisi ini disebut turgiditas.

Kesimpulan

Sel hewan dimasukkan ke dalam larutan hipertonik akan mengalami krenasi, dimasukkan ke dalam larutan hipotonik akan mengalami lisis. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonik akan mengalami plasmolisis, dimasukkan ke dalam larutan hipotonik akan mengalami deplasmolisis atau bisa juga mengalami turgiditas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA