Bagaimana kedudukan menghormati kedua orangtua berdasarkan surah Al Isra ayat 23?

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.” (Q.S. Luqman: 14)

Birrul walidain merupakan bentuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan hati, ucapan, dan diwujudkan dengan perbuatan dalam rangka ibadah kepada Allah Ta’ala[1].

[1] Birr al Walidain min awjabi al Wajibaat, hal. 6

Di antara bentuk berbakti kepada kedua orang tua:

1) Berkata lemah lembut, tidak menyakitinya

2) Berperangai baik dan tawadhu’

3) Menghormati keduanya

4) Menjauhkan diri kita dari hal yang tidak disukainya

5) Gembira ketika berjumpa dengan keduanya

6) Mengungkapkan rasa syukur kita kepada keduanya

7) Senantiasa mendoakan keduanya

Di antara kedudukan berbakti kepada kedua orang tua:

1) Allah menggabungkan hak berbuat baik kepada kedua orang tua setelah menyembah kepada Allah

2) Lebih utama dan lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan jihad di jalan Allah

3) Termasuk di antara amal yang paling utama yang dicintai Allah Ta’ala

4) Membawa keridaan Allah Ta’ala

5) Pelakunya dijanjikan surga oleh Allah Ta’ala

Bismillah, alhamdulillah, ash shalatu wassalamu ‘ala rasulillah.

Di antara sekian banyak perintah Allah Ta’ala kepada para hamba, berbakti pada orang tua merupakan salah satu amalan yang memiliki keutamaan dan kedudukan yang agung di sisi Allah Ta’ala. Berbakti kepada kedua orang tua termasuk salah satu di antara perkara yang paling penting, ibadah yang paling agung, bentuk ketaatan yang paling mulia, dan salah satu kewajiban yang hendaknya diperhatikan oleh setiap muslim. Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan perintah yang sangat mulia ini di dalam Al  Quran, di antaranya:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Q.S. Al Isra: 23).

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.” (Q.S. Luqman: 14). 

Wujud bakti kepada orang tua

Secara istilah, birrul walidain merupakan bentuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan hati, dengan ucapan, dan diwujudkan dengan perbuatan dalam rangka ibadah kepada Allah Ta’ala(Birr al Walidain min awjabi al Wajibaat, hal. 6). Syaikh As Sa’di menyebutkan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua diwujudkan dengan seluruh bentuk kebaikan berupa perkataan dan perbuatan (Tafsir As Sa’di, hal. 474).

Secara lebih rinci beliau menyebutkan dalam tafsir Al Quran Surat Luqman ayat ke-14 bahwa bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tua dapat berupa perkataan yang lemah lembut, berperangai baik dan bersikap tawadhu’ terhadap kedua orang tua, memuliakan dan menghormati keduanya, serta menjauhkan diri kita dari segala sesuatu yang tidak disukai oleh kedua orang tua (Tafsir As Sa’di, hal. 687).

Berdasarkan definisi di atas, dapat kita pahami bahwa wujud dari bakti kepada kedua orang tua tidak dibatasi dalam bentuk perbuatan saja, namun juga dapat diwujudkan dengan sesuatu yang tidak tampak seperti amalan hati. Bakti kita kepada ayah dan ibu dapat kita manifestasikan dengan hati kita, di antaranya dengan menghadirkan perasaan gembira dalam diri kita apabila berjumpa dengan keduanya.

Selain itu, berbakti dengan hati dapat pula diwujudkan dengan mengungkapkan rasa syukur kita kepada keduanya dikarenakan kedua orang tua merupakan sebab keberadaan kita di dunia. Ungkapan rasa syukur juga selayaknya selalu kita tanamkan dalam hati kita atas keikhlasan serta kebaikan kedua orang tua kita dalam mendidik, memberikan nafkah, dan membesarkan kita sejak kecil. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku kembalimu’ (Q.S. Luqman: 14).

Dalam bentuk ucapan, seorang anak hendaknya senantiasa mengucapkan kata-kata dan kalimat yang tidak menyakiti keduanya. Kita sebagai seorang anak selalu berupaya berbicara dengan penuh kasih sayang, sopan, lemah lembut, dan tidak membentak kedua orang tua dalam kondisi apapun. Dalam hal ini, kita perlu mengingat-ingat bagaimana keduanya telah dengan sabar dan mencurahkan seluruh kasih sayangnya mengajarkan kita berbicara, mengenal huruf dan kata-kata di waktu kita masih kecil. Keduanya mengajarkan kita berbicara seraya berharap agar kita dapat pandai dan fasih berbicara dengan baik.

Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan, “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia” (Q.S. Al Isra’: 23).

Perkataan ‘ah’ yang disebutkan dalam ayat tersebut merupakan perkataan buruk yang paling ringan di antara perkataan-perkataan buruk lainnya kepada kedua orang tua (Tafsir Al Muyassar, hal. 284). Oleh karena itu, terlebih lagi mengucapkan perkataan buruk yang memiliki kedudukan lebih buruk lagi tentu sangat dilarang dalam hal ini.

Bakti kepada kedua orang tua dalam bentuk ucapan lainnya yang tak kalah penting adalah dengan senantiasa mendoakan kedua orang tua. Dalam Al Quran Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku pada waktu kecil’.” (Q.S. Al Isra’: 24).

Kedudukan Birrul Walidain

Berbakti kepada kedua orang tua memiliki kedudukan yang agung di dalam Islam. Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qahthani menyebutkan beberapa kedudukan birrul walidain, di antaranya (Birr al Walidain min awjabi al Wajibaat, hal. 8-13):

1) Allah menggabungkan hak berbuat baik kepada kedua orang tua setelah menyembah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat di dalam Al Quran.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (Q.S. An Nisa’: 36).

Dalam Surat Luqman ayat ke-14 Allah berfirman (yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Di dalam ayat tersebut, Allah menggabungkan antara syukur kepada kedua orang tua dengan syukur kepada-Nya dikarenakan Allah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan manusia dan Allah juga telah menjadikan kedua orang tua sebagai sebab keberadaan seorang anak terlahir di dunia. Hal tersebut menjadi alasan yang kuat mengapa seorang anak harus berbuat baik kepada kedua orang tuanya.

Selain itu, termasuk di antara alasan kuat wajibnya berbakti kepada kedua orang tua yaitu karena keduanya telah mencurahkan kasih sayangnya dengan tulus kepada anaknya sejak sang anak kecil dan masih lemah.

2) Berbakti kepada kedua orang tua lebih utama dan lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan jihad di jalan Allah.

Dari‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Aku pernah tanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’ Tanyaku. Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Lebih lanjut, kutanyakan, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’” (Muttafaq ‘alaih).

3) Berbakti kepada kedua orang tua termasuk di antara amal yang paling utama yang dicintai Allah Ta’ala.

ShahabatAbdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’. Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’. Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’ (H.R. Bukhari, no. 5970).

4) Berbuat baik kepada kedua orang tua membawa keridaan Allah Ta’ala.

Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, ‘Ridha Rabb bergantung pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Rabb bergantung pada kemurkaan orang tua’.” (H.R. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Hakim dan Syaikh Al-Albani).

5) Orang yang berbuat baik kepada orang tua dijanjikan surga oleh Allah Ta’ala.

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya”. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Demikian tulisan singkat mengenai birrul walidain. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada kita untuk dapat terus berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua kita.

Ditulis oleh Ahmad Fathan Hidayatullah, M.Com. (Alumnus Ma’had Al-‘Ilmi)

Naskah inti dimurojaah oleh Ustaz Abu Salman, B.I.S.

Merdeka.com - Orang tua memiliki kedudukan yang agung dalam ajaran Islam. Berbakti kepada kedua orang tua adalah bentuk amalan, ibadah, dan ketaatan yang mulia.

Kehidupan kita saat ini tidak lepas dari jasa-jasa oleh orang tua. Mereka menjadi orang pertama yang memperkenalkan kita pada kehidupan, merawat, mendidik, dan yang lebih utama meletakkan Islam dalam jiwa kita.

Besarnya jasa orang tua akan sangat sulit, atau bahkan tidak akan bisa, dibalas oleh anaknya. Hal ini tergambar dalam riwayat yang berasal dari Abi Burdah, ketika ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar kabah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” Beliau lalu thawaf dan shalat dua rakaat pada maqam Ibrahim lalu berkata, “Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka’at (pada makam Ibrahim) akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat sesudahnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 11).

Perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua juga tertera dalam Alquran. Salah satu ayat yang paling terkenal terkait perintah ini ada pada surat Al Isra ayat 23, di mana Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra ayat 23).

Dalam artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang kandungan surat Al Isra ayat 23 tentang berbakti pada orang tua.

2 dari 3 halaman

Meskipun sulit untuk membalas jasa-jasa orang tua, namun kita sebagai anak diperintahkan untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Dilansir dari rumaysho.com, bahkan dalam beberapa ayat, termasuk pada kandungan surat Al Isra ayat 23, perintah untuk berbuat baik pada orang tua disebutkan bersama dengan perintah mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra ayat 23).

Kemudian dalam surat Al An'am ayat 151,

“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa.”

Selain diperintahkan untuk berbuat baik pada orang tua, kandungan surat Al Isra ayat 23 juga melarang kita untuk mengatakan kata 'ah' dan membentak orang tua.

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan maksud dari Al Isra ayat 23,

“Janganlah berkata ah, jika kalian melihat sesuatu dari salah satu atau sebagian dari keduanya yang dapat menyakiti manusia. Akan tetapi, bersabarlah dari mereka berdua. Lalu raihlah pahala dengan bersabar pada mereka sebagaimana mereka bersabar merawatmu kala kecil.” (Tafsir Ath-Thabari, 15:82).

Kemudian kata 'ah' (uff) yang dimaksud dalam Al Isra ayat 23 dijelaskan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari sebagai “segala bentuk perkataan keras dan perkataan jelek (pada orang tua, pen.).” (Tafsir Ath-Thabari, 15:82).

Imam Ibnu katsir rahimahullah berkata,

“Jangan berkata ah, yang dimaksud adalah seringan-ringannya perkataan jelek.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:63).

Kemudian Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata,

“Ini adalah bentuk menyakiti orang tua yang paling ringan, hal ini diingatkan dari bentuk menyakiti lainnya. Maknanya adalah jangan sakiti keduanya walaupun itu dianggap ringan.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 479).

Berkata ah (uff) yang bentuknya menyakiti perasaan orang tua juga termasuk durhaka. Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Shahih Muslim berkata, ”‘Uququl walidain atau durhaka kepada orang tua adalah: Segala bentuk yang menyakiti orang tua.”

3 dari 3 halaman

Dari kandungan surat Al Isra ayat 23 yang menyebutkan perintah untuk berbakti pada orang tua, kita dapat mengetahui manfaatnya:

Jalan Menuju Surga

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Diberkahi Rezeki

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Ahmad).

Mendapatkan Doa Baik Orang Tua

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah).

(mdk/ank)

Baca juga:
Cara Menjawab Azan dengan Benar beserta Doa Setelahnya
Bacaan Zakat Fitrah Niat dan Doanya, Umat Islam Perlu Tahu
Hukum Itikaf bagi Perempuan, Berikut Penjelasannya
Mengenal Syarat dan Rukun Itikaf, Berikut Penjelasannya
Niat Shalat Meminta Hujan Lengkap dengan Tata Cara dan Bacaan Doanya
Amalan Bayar Hutang Mendesak, Begini Doa dan Hadist yang Bisa Dipanjatkan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA