Apa yang disebut noise hot plug pada rca

1. Jenis - Jenis Microphone

Beberapa hal yang membedakan antara type microphone satu dengan yang lainnya adalah tingkat KepekaanResponse Frekwensi dan pola reaksi microphone terhadap sudut sumber suara atau dikenal dengan istilah Polar Diagram.

 Polar diagram adalah kepekaan sebuah mic terhadap sumber bunyi. Salah satu polar diagram yang paling umum dan sering digunakan ialah Cardioid. Mic dengan polar diagram cardioid adalah mic yang paling peka dengan suara yang datang tepat dari depan, kemudian kepekaan ini sedikit berkurang apabila sumber suara datangnya "melenceng" atau tidak tepat dari arah depan, kemudian makin kesamping semakin tidak peka dan akhirnya pada dasarnya mic ini akan hanya bisa mendeteksi sedikit saja suara yang datang dari arah samping (90 derajat dikiri maupun kanan). Untuk suara yang datang dari arah belakang hampir2 tidak dapat terdeteksi lagi sama sekali oleh mic ini.

 Jenis microphone :

 1.Yang pertama adalah microphone Dynamic, microphone jenis ini biasanya ditandai dengan adanya kabel yang menyertainya yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan oleh mic tsb ke amplifier atau mixer audio. Ciri2 umum yang dengan mudah kita ketahui adalah biasanya mic type ini tidak peka terhadap sumber suara sehingga seringkali kita harus berbicara dengan jarak yang sangat dekat dengan mic ini bahkan seringkali kita menyaksikan dalam pertunjukan dan show2 musik dimana penyanyi seringkali menempelkan bibirnya ke mic jenis ini.

Namun biasanya mic jenis ini walaupun mempunyai "kelemahan" dalam hal kepekaannya tetapi seringkali mic ini unggul dalam hal response frekwensinya. Itulah sebabnya banyak orang masih senang menggunakan mic jenis ini, bahkan untuk keperluan2 konser live musik maupun rekaman2 yang di studio mic jenis ini hampir2 tidak pernah tidak digunakan terutama untuk mengambil suara2 instrumen musik seperti Drum, Gitar, Bass, Piano akustis, alat2 tiup seperti terumpet, horn, dll. Salah satu mic jenis ini yang sudah sangat terkenal didunia "permusikan" dan studio adalah Shure SM57. Sedangkan untuk vocal adalah Shure SM58.

2. microphone Condensor atau kadang-kadang disebut condenser, mic jenis ini mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok yaitu kepekaannya jauh diatas microphone Dynamic. Karena kepekaannya yang tinggi, maka orang yang menggunakan mic condensor tidak lagi perlu untuk mendekatkan mulutnya sedekat mungkin dengan mic tsb, dalam hal ini jarak beberapa centimeter (5-10cm) masih merupakan jarak yang tetap dapat menghasilkan output yang baik.

Beberapa type dari mic jenis ini juga menggunakan kabel seperti type dynamic tetapi saat ini sudah banyak sekali dibuat dalam bentuk tanpa kabel atau dikenal dengan istilah "Wireless" artinya untuk menyalurkan energi suara yang dihasilkan digunakan pemancar radio untuk kemudian gelombang radio yang mengandung suara tadi diterima oleh pesawat penerima khusus yang biasanya telah dibuat berpasangan dengan microphone tsb.

2. Koneksi dan Konektor Pada Microphone

 Pada umumnya ada 2 cara penyambungan (koneksi) pada sebuah mic ke sebuah mixer atau amplifier. Yang pertama adalah koneksi secara unbalance dan yang kedua adalah koneksi secara balance. Koneksi unbalance biasanya digunakan untuk penyambungan jarak pendek (kurang dari 10m) dan konektor yang digunakan biasanya adalah konektor AKAI atau kadang disebut dgn Phone Jack.

 Koneksi unbalance lebih rawan terhadap Noise atau bunyi mendesis yang kerapkali kita dengar & cukup mengganggu, karena pada koneksi ini diterapkan metode penyambungan dengan 2 wire saja yaitu signal line (hot) dan screen atau arde  atau ground. Tanpa menjadikan penjelasan ini terlalu teoritis dan rumit maka dapat kami jelaskan secara sederhana bahwa penggunaan screen atau kabel ground ini untuk perjalanan signal dapat menyebabkan noise. Apabila kabel screen tidak digunakan maka noise akan lebih mudah untuk dihindari, cara inilah yang digunakan dalam koneksi balance.

 Pada koneksi balance digunakan 2 kabel untuk signal line secara terpisah dan kabel screen hanya digunakan untuk pelindung terhadap gangguan dari luar saja misalnya gangguan signal radio, dll dan tidak digunakan untuk jalan signal suara. Konektor yang digunakan disebut XLR atau Canon. Koneksi balance dapat dipakai untuk penyambungan jarak jauh bahkan sampai 600m nyaris tanpa mengurangi kualitas signal suara.

 Itulah sebabnya pada amplifier Keyboard RCH type Excellent 700 disediakan 2 buah koneksi balance secara terpisah. Anda dapat melakukan percobaan sederhana dengan menyambungkan sebuah mic yang baik dengan cara koneksi unbalance dan balance dan anda akan mendapati bedanya. Pada koneksi balance akan terdengar suara yang lebih baik dan bening dibandingkan dengan koneksi unbalance.

            Kabel audio berbeda dengan kabel listrik, karena kabel audio ini berfungsi untuk meng-hantarkan sinyal-sinyal audio ke komputer/software kita. Jernih tidaknya sinyal audio juga tergantung dari pemilihan, sambungan, dan konfigurasi kabel ini.

v  Ada dua macam kabel dalam microphone :

1.Single Core

2.Double core

1.Single Core Kabel jenis ini digunakan untuk ‘unbalanced audio’,Bisa dibilang bahwa unbalanced audio adalah sinyal-sinyal audio yang tidak seimbang, banyak noise dan lain sebagainya. Dengan menggunakan kabel ini untuk 'unbalanced audio' maka kita bisa mendapatkan audio yang optimal. Gambar 1:

Outer insulation = Karet Kabel Shield = Serabut Core = kabel/tembaga Biasanya untuk kabel jenis seperti ini kita bisa menggunakan core nya sebagai left, sedangkan shield nya sebagai right atau sebaliknya.  Dalam elektronika, core digunakan sebagai +ve dan shield digunakan sebagai –ve ???? luh, apa lagi ini??  ini hanyalah kutup positif dan kutup negatif untuk arus DC.

Positive = positi(ve) = +ve

Negative = negati(ve) = -ve

2.Double Core
Kabel jenis ini digunakan untuk ‘balanced audio’ (lihat penjelasan sebelumnya)

Outer insulation = karet kabel Shield = serabut Core = kabel/tembaga Nah, kalo kabel seperti ini core +ve bisa sebagai left, core –ve bisa sebagai right atau sebaliknya sedangkan shield bisa digunakan sebagai ground nya. Diatas adalah jenis kabelnya, sedangkan untuk konektor kabel audio, terdapat beragam jenis, berikut adalah yang sering kita gunakan: 1.Konektor XLR 2.Konektor jack 6.5 mm, 3.5 mm, 2.5 mm

3.Konektor RCA

 Macam – macam konektor pada microphone :

1.Konektor XLR Konektor XLR sering digunakan sebagai colokan untuk kabel mic, dan colokan pada mixer untuk tempat mic.

Gambar 3:

gambar di atas biasanya dapat kita lihat pada MIC dan MIXER. Sebetulnya konektor XLR tidak hanya 3 pin saja, melainkan ada yang 4 pin, 5 pin dan sebagainya. Tetapi secara umum yang sering kita gunakan adalah konektor 3 pin.

Berikut merupakan penjelasan number dari konektor XLR (3 pin) Pin 1 = ground = shield Pin 2 = +ve = (bisa digunakan sebagai left/right)

Pin 3 = -ve = (bisa digunakan sebagai left/right)

2.Konektor Jacks 6.5 mm, 3.5 mm, 2.5 mm

Konektor ini biasanya di sebut sebagai ‘Jack’ saja dapat kita jumpai Mulai dari jack mixer sampai jack kecil earphone yang sering kita tancapkan di hape Jack ini tergantung ukuran, 6.5mm jack yang sering kita tancapkan di mixer disebut juga dengan 1/4" jack (dibaca seperempat inchi). Yang 2.5mm biasanya yang kita tancapkan di handphone sebagai konektor ke earphone/headphone. Jack inipun ada yang mono ada juga yang strereo.

Syarat utama pemasangan rangkaian yang akan dibahas dibawah ini adalah apabila kita sudah memiliki audio sistem dengan suara sudah keras. Sebab apabila keadaan audio sistem yang akan kita pasang rangkaian pen-jernih audio memiliki kualitas volume kecil, maka akan menambah semakin kecil kualitas audio kita.


Selain syarat sistem audio sudah keras, ada juga syarat apabila audio yang dikeluarkan dirasa masih membuat telinga kita tidak nyaman untuk menikmatinya. Keras membahana tapi sekaligus juga terasa menyakitkan telinga. Bila kita memainkan audio kita, terasa mengganggu bahkan ketika bincang asyik dengan orang yang posisinya sangat dekat dengan kita.


Baca juga :
BELAJAR MEMBACA WARNA RESISTOR

- Mempelajari cara kerja Tone Control Aktif

Dengan dipasangnya rangkaian pen-jernih audio ini, maka kita akan tetap merasa nyaman bercengkerama walaupun posisi kita sangat dekat dengan salon speaker yang sedang memainkan musik.


Rangkaian ini sesungguhnya sama saja dengan TONE CONTROL PASIF yang pernah guruKATRO posting pada masa lalu, dan hingga kini masih cukup banyak pembaca-nya. Apabila rangkaian tone control sederhana itu potensio bass dan treble diputar sejauh 100%, maka akan didapat rangkaian seperti yang dimaksud dalam posting ini.

Pemasangan yang paling tepat dengan hasil paling memuaskan dan juga paling mudah bagi pemula adalah pada bagian input amplifier.

Pada audio sistem rakitan ataupun yang made by sendiri, biasanya merupakan suatu rangkaian terpisah antara amplifier dengan sumber audio. Ini pasti akan membuat kita merasa lebih mudah untuk mencarinya.

Biasanya juga dari output sumber audio menuju input amplifier juga disambung dengan seutas kabel. Karena rangkaian ini merupakan saringan alias filter, sehingga pemasangan dilakukan dengan memutus kabel dari output sumber audio menuju input amplifier itu.

Saluran kabel yang menuju input Amplifier sudah diputus untuk kemudian diberi rangkaian penjernih audio.

1. Pada saluran yang sudah kita putus itu kita pasang capasitor.

kapasitor ini bertugas hanya mengantarkan nada tingkat tinggi saja, nada menegah dan nada rendah kagak boleh ngikut. Bila ingin treble lembut, gunakan ukuran seperti pada gambar, 222 alias 2,2 nano Farad.

Bila ingin kualitas treble yang :

- ultra-soft, gunakan ukuran102 - extra-soft gunakan ukuran 152 - super-soft gunakan ukuran 182. - hard, gunakan ukuran 272 - super-hard, gunakan ukuran 332 - extra-hard gunakan ukuran 392 - ultra-hard gunakan ukuran 472

hihihihi ... banyak banget variasinya ... tapi ini lumayan penting bagi para pemula yang memiliki sifat penasaran cukup tinggi.

hanya dipasang itu saja ????

yah! pastinya akan hanya keluar nada treble saja, tambah gak enak didengar tentunya. Karena itu mari kita lanjut dengan :

2. Memasang resistor diparalel dengan capasitor nomor 1 diatas.

Dua buah resistor dipasang secara seri, pada gambar terlihat bagian input menggunakan ukuran 22K (merah-merah-jingga), dan bagian output menggunakan ukuran 1K (coklat-hitam-merah).


Kalau dihitung nilai keseluruhan resistor (cukup mudah karena ini sambungan seri), 22K + 1K = Total : 23K (merah-jingga-jingga)


Lho mengapa tidak gunakan satu resistor ukuran 23K saja???. Jawabannya adalah sangat sulit bahkan mungkin tidak ada satu resistor ukuran 23K!.

Padahal itu jawaban yang sangat tidak benar!

Alasan yang benar mengapa di pasang dua resistor secara seri adalah karena nantinya akan dipasang filter peredam audio middle frekuensi tertentu yang biasanya dianggap bikin bising bagi beberapa personel tertentu.

Sedangkan nilai 23K itu tidak penting, karena nantinya juga akan di buat alternatif ukuran lainnya sehingga bisa menemukan kualitas audio yang diinginkan oleh masing masing selera.


- Resistor input filter dengan ukuran 22K itu gunanya untuk menentukan seberapa besar nada bass yang diinginkan.


  • Bila merasa bass kurang tebal, bisa diganti dengan ukuran 18K (coklat-abu-jingga) atau 15K (coklat-hijau-jingga) atau 12K (coklat-merah-jingga) atau bahkan 10K (coklat-hitam-jingga).
  • Sedangkan bila nada bass terasa sudah terlalu tebal, kita bisa menipiskannya dengan menggunakan resistor ukuran 27K (merah-ungu-jingga) atau 33K (jingga-jingga-jingga) atau 39K (jingga-putih-jingga) atau 47K (kuning-ungu-jingga).

- Resistor output filter dengan ukuran 1K itu gunanya untuk mendukung tepisan nada middle. Walaupun juga akan sedikit mempengaruhi ketebalan bass. Tapi tugas intinya disini adalah membantu menentukan seberapa pengaruh menepis nada middle.

  • Bila middle terasa masih terlalu keluar, bisa diganti dengan resistor ukuran 820Ω (abu-merah-coklat) atau 680Ω (biru-abu-coklat) atau 560Ω (hijau-biru-coklat).
  • Sedang bila terasa nada middle terlalu banyak terbuang, bisa diganti resistor dengan ukuran 1K2 (coklat-merah-merah) atau 1K5 (coklat-hijau-merah) atau 2K2 (merah-merah-merah) atau 2K7 (merah-ungu-merah) atau 3K3 (jingga-jingga-merah) atau 3K9 (jingga-putih-merah) atau 4K7 (kuning-ungu-merah).

Dengan memasang satu kapasitor diparalel dengan seri dua resistor itu filter audio ini belum bisa bekerja dengan sempurna, karena masih saja ada nada nada bising yang ikutan masuk ke amplifier. Karena itu harus dipasang lagi filter penepis nada middle yang bila dipasang akan sangat terasa efeknya, yaitu :


3. Memasang rangkaian seri capasitor dengan resistor.


Tuh kan makanya pada nomor 2 diatas menggunakan dua resistor seri, tuh kan pada sambungan seri dipasang filter middle audio yang sesungguhnya.


- Capasitor berfungsi membuang nada middle semi rendah, pada gambar dicontohkan menggunakan ukuran 224 (220 nanoFarad).


  • Bila dirasa bass terlalu tipis, bisa dengan ukuran 154 (150nF / elko 0,15µF) atau 124 (120nF / elko 0,12µF) atau 104 (100nF / elko 0,1µF).
  • Bila dirasa bass terlalu tebal, bisa ganti dengan ukuran 274 (270nF/ elko 0,27µF) atau 334 (330nF/ elko 0,33µF) atau 474 (470nF/ elko 0,47µF).

- Resistor bertugas menepis nada middle semi tinggi, pada gambar dicontohkan menggunakan ukuran 1K (coklat-hitam-merah)

  • Bila nada yang dihasilkan terasa terlalu dingin, bisa ganti dengan ukuran 1K2 (coklat-merah-merah) atau 1K5 (coklat-hijau-merah) atau 2K2 (merah-merah-merah) atau 2K7 (merah-ungu-merah) atau 3K3 (jingga-jingga-merah) atau 3K9 (jingga-putih-merah) atau 4K7 (kuning-ungu-merah).
  • Bila dirasa masih terlalu cemprang, bisa ganti dengan ukuran 820Ω (abu-merah-coklat) atau 680Ω (biru-abu-coklat) atau 560Ω (hijau-biru-coklat).

Selanjutnya mari kita bersama sama merenung "hanya dua buah capasitor dan tiga buah resistor" yang dipasang sedemikian rupa ternyata hasilnya sangat signifikan untuk memperbaiki kualitas sistem audio.

NB :
  • Walaupun hasil paling menakjubkan adalah apabila dipasang tepat pada input amplifier, tapi tidak dilarang juga bila dipasang sesudah sumber suara atau sesudah galaxy atau sebelum tone control. Bahkan kadang guruKATRO membuat double atau triple rangkaian seperti itu dan tentunya dengan menaikkan nilai nilai resitor terlebih dahulu, kemudian ada yang dipasang pada output source, ada yang dipasang sebelum tone control dan ada yang dipasang sebelum amplifier seperti contoh diatas.
  • Apabila dipasang pada sistem audio yang kualitas volumenya lemah, bisa disiasati dengan membuat penguat transistor setelah rangkaian filter tersebut. Contoh penguat transistor misalnya seperti ini :

Cara memasangnya seperti ini :



Ya Allah ya Tuhan Kami Yang Maha Bijaksana, Berikanlah keberkahan yang melimpah, kepada pembaca kamiyang tidak memblokir iklan

pada halaman ini



Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA