Apa yang dimaksud seni memiliki fungsi ritual

Apa yang dimaksud seni memiliki fungsi ritual

Apa yang dimaksud seni memiliki fungsi ritual
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi mengenal fungsi seni

KOMPAS.com - Kesenian merupakan perwujudan hasil kreasi dan ekspresi manusia yang mengandung nilai keindahan. 

Dilansir dari buku Aliran Seni Lukis Indonesia (2020) oleh W. Setya, kesenian adalah kemampuan dan kegiatan daya rasa manusia. 

Nilai keindahan diungkapkan dalam berbagai bentuk kesenian. Secara umum, kesenian dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu seni rupa, seni tari, seni suara, dan seni sastra. 

Fungsi seni 

Dikutip dari buku Wawasan Seni Tari (2005) oleh Robby Hidayat, berikut fungsi-fungsi seni: 

Fungsi individu 

Manfaat seni untuk kebutuhan perseorangan atau individu itu sendiri. Seni sebagai fungsi individu dibedakan menjadi dua, yakni: 

  • Pemenuhan kebutuhan fisik, manusia memiliki hal untuk mempergunakan benda atau bahan untuk mendapat nilai estetis. 
  • Pemenuhan kebutuhan emosional, manusia memiliki sisi emosional yang bervariasi, tergantung pada pengalaman hidupnya.

Baca juga: Pengertian Seni Grafis beserta Fungsinya

Fungsi sosial seni 

Seni dimanfaatkan untuk orang banyak dalam waktu relatif bersamaan. Beberapa fungsi sosial meliputi: 

  • Fungsi religi atau keagamaan, seni memberikan peran khusus dalam menambah kesakralan upacara. Contohnya sebagai sarana ritual, keagamaan, upacara pernikahan, dan masih banyak lainnya. 
  • Fungsi rekreasi hiburan, seni dijadikan sarana untuk menghilangkan kejenuhan, kesedihan, dan rasa bosan. MIslanya, seni pertunjukkan musik atau teater. 
Fungsi komunikasi 

Suatu pertunjukan seni dapat digunakan sebagai komunikasi atau kritik sosial melalui media seni tertentu. Hal tersebut merupakan fungsi seni dalam hal fungsi media komunikasi. 

Seni digunakan sebagai sarana komunikasi seperti pagelaran wayang kulit, poster, drama komedi, reklame, dan lain-lain. 

Fungsi pendidikan 

Dalam dunia pendidikan, seni memiliki peran penting. Mulai dari pengenalan lagu nasional maupun daerah, musik tradisional, film ilmiah, dokumenter, dan masih banyak lainnya. 

Sebagai fungsi pendidikan, seni digunakan dalam gambar ilustrasi buku pelajaran, film dokumenter, film ilmiah, alat peraga, dan sebagainya. 

Fungsi artistik

Sebagai fungsi artistik, seni yang dihasilkan hanya untuk dinikmati oleh seniman itu sendiri beserta komunitas. Bukan hal yang bersifat komersial atau diperjualbelikan. 

Seperti, musik kontemporer, seni rupa kontemporer, dan lain-lain yang hanya dipertunjukkan untuk dinikmati para seniman dan komunitasnya. Tidak untuk khalayak umum atau banyak. 

Baca juga: Unsur Seni Rupa Murni

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

memberikan kesan aktif dan menggairahkan, sedangkan gerakan lambat akan memberikan kesan tenang, agung, atau bahkan membosankan. Contoh gerakan melangkah, bertepuk tangan yang selesai pada hitungan 1, 2, 3, dan 4 dilakukan lambat kemudian menjadi gerakan cepat, demikian sebaliknya dari cepat ke lambat. Ritme dalam gerak tari menunjukkan panjang pendeknya ketukan dalam melakukan gerak atau cepat lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari. Misalnya melakukan gerak sesuai dengan ketukan musik pengiringnya, seperti gerak melangkah, bertepuk tangan atau membuat rangkaian gerak yang selesai pada hitungan ke 2, 4, 6 dan seterusnya atau gerak ukel yang selesai pada setiap hitungan 4 dan 8 Yuliani Parani. Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakan latihan berikut: 1. Apa yang disebut tari menurut Pangeran Suryadiningrat? 2. Gerak seperti apa yang dimaksud dengan gerak sebagai unsur tari? 3. Beri contoh yang termasuk gerak murni dan gerak maknawi 4. Jelaskan yang dimaksud dengan stilisasi dan distorsi 5. Coba anda lakukan gerak berjalan sesuai dengan tempo yang cepat

2. Fungsi Seni Tari

Dalam pemahaman umum, seni sering diartikan hanya sebagai hiburan. Konotasi inilah yang perlu kita perluas jangkauannya, tidak hanya sebagai media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih komplek dapat merupakan sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana kraton. Soedarsono mengemukakan bahwa fungsi utama primer pertunjukan ada tiga yaitu, fungsi tari sebagai sarana Upacara Ritual, fungsi tari sebagai Hiburan Pribadi, dan fungsi tari sebagai Seni Pertunjukan.

1. Fungsi Tari Sebagai Upacara Ritual

Fungsi tari sebagai sarana upacara ritual, berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat terbelakang. Kehidupan kesenian waktu itu belum mengenal adanya instrument musik, busana, dan gerak seperti kesenian pada masa kini. Kecenderungan seni ritual masa lalu lebih menekankan pada misi dari pada fisik atau bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana, baik aspek gerak, iringan, tata rias dan tata busananya, maupun dekorasi sebagai setting pertunjukan. Biasanya tari untuk upacara ritual ini menyangkut perseorangan, seluruh keluarga, seluruh desa, bahkan melibatkan Negara, dan dilaksanakan pada saat akan dimulainya suatu peristiwa. Misalnya peristiwa kelahiran, kematian, bercocok tanam, berburu, minta hujan, akan pergi ke medan perang, dan sebagainya. Upacara merupakan suatu tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan menurut adat kebiasaan atau keagamaan yang menandai kesakralan suatu peristiwa. Tindakan tersebut biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, lingkungan, alam, serta penguasa. Seni tari untuk keperluan ritual harus memiliki kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Ada beberapa Kaidah-kaidah pada penyelenggaraan tari ritual yaitu: a. Tari harus diselenggarakan pada tempat yang terpilih, biasanya tempat yang dianggap sakral. Misalnya di pendhapa utama istana kerajaan di Jawa seperti Bangsal Sasana Sewaka di istana Surakarta, Bangsal Kencana di istana Yogyakarta, pura di Bali, sedangkan di Biak Irian Jaya tari sacral dipentaskan di perempatan jalan atau oma waita rumah untuk menari, dan sebagainya. b. Harus diselenggarakan pada saat yang terpilih, sesuai dengan maksud dan tujuan dari ritual tersebut. Misalnya di istana Surakarta maupun istana Yogyakarta biasanya sehari setelah Hari Penobatan Raja baru atau pada saat jumenengan raja ulang tahun raja, di Bali pada saat purnama kapat atau purnama bulan ke empat pada hari raya galungan, hari raya nyepi, hari raya odalan, dan sebagainya. c. Ditarikan oleh penari-penari terpilih, pada umumnya mereka yang dianggap suci atau yang dalam keadaan “tidak kotor”. Misalnya gadis kecil yang belum datang bulan, gadis dewasa yang dalam keadaan tidak datang bulan, pria yang belum menikah yang dianggap masih suci. d. Biasanya memerlukan seperangkat sesaji. Sesaji bisa sederhana dan bisa pula sangat banyak jumlah dan macamnya. e. Tidak ada penonton, sebab yang hadir dalam upacara tersebut dianggap sebagai peserta upacara atau jamaah. Beberapa contoh tari yang berfungsi sebagai upacara ritual adalah tari Bedaya Ketawang Surakarta, tari Bedaya Ketawang merupakan tari sakral yang dipentaskan setahun sekali pada setiap tanggal 2 ruwah Jawa sebagai upacara penobatan raja. Tari Seblang di Jawa Timur sebagai upacara ritual kesuburan, tari Mapeliang dari Sulawesi sebagai upacara kematian. 2. Sebagai Hiburan Pribadi Fungsi tari sebagai hiburan pribadi merupakan salah satu cara manusia untuk melampiaskan perasaan gembira baik sendiri, bersama-sama, atau berpasangan. Manusia dalam hidupnya akan selalu membutuhkan suatu penyegaran rohani untuk mengimbangi suatu kegiatan yang rutinitas. Oleh karena itu, melalui kegiatan menari maka bisa menghibur dirinya sendiri sekaligus menghibur orang lain. Ungkapan kegembiraan yang disalurkan lewat gerak bebas dan ritmis inilah yang melahirkan tari hiburan pribadi. Tari hiburan tidak terikat oleh kaidah-kaidah seperti yang terdapat pada tari yang berfungsi sebagai tari upacara ritual. Tari sebagai sarana hiburan digunakan dalam rangka memeriahkan suasana pesta perkawinan, khitanan, syukuran, peringatan hari-hari besar nasional, peresmian gedung, dan lain sebagainya. Contoh-contoh tari hiburan adalah: tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Lenggeran dari Banyumas, tari Gandrung Banyuwangi, tari Janggrungan, dan tari Tandakan dari Jawa Timur, tari Gandrung dari Lombok dan Bali, dari Jawa Barat tari Ketuk Tilu, tari Bangreng, tari Longser, tari Ronggeng Gunung, tari Jaepongan. Di Sumatra Barat ada tari Serampang Duabelas, tari rai-rai di Lahat, tari Andum di Bengkuu, tari Lenso dari Maluku, tari Joged dari Bali, tari Giring-giring dari Kalimantan, tari Bedana dan tari Sebambangan dari Lampung, tari Maminang dari Nusa Tenggara Timur, tari Maengket dari Sulawesi Utara, dan sebagainya. Banyak tari hiburan yang apabila dilacak asal usulnya, ternyata berakar dari tari upacara. Terutama upacara yang berkaitan dengan kesuburan, baik kesuburan tanaman maupun kesuburan mempelai yang sedang melaksanakan upacara pernikahan. 3. Sebagai Seni TontonanPertunjukan. Tari sebagai seni tontonan atau seni pertunjukan ini lebih mengarah kepada bentuk santapan estetis, yang akan lebih banyak memberi hiburan kepada penikmatnya. Fungsi seni tari sebagai tontonan merupakan tarian yang disajikan secara khusus dan sudah dikemas serta dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk yang telah melewati suatu proses penataan, baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan kaidah-kaidah artistiknya. Tari tontonan biasanya disajikan pada acara pertunjukan untuk kemasan wisata, untuk penyambutan tamu penting atau pejabat, dan pertunjukan dalam rangka festival seni. Berkaitan dengan hal tersebut, maka prinsip-prinsip artistik dari seni pertunjukan sangat diperlukan dalam menggarap sebuah bentuk tari yang memang sengaja akan dipertontonkan. Prinsip- prinsip artistik tersebut meliputi irama, keseimbangan, pengulangan, variasi, kontras, transisi, urutan, klimaks, proporsi, dan harmoni.

3. Gaya Tari