08 Mei 2018 Show
Para Narasumber (Dr. Sumariyono, SpPD-KR , Divisi Rheumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM - Tiara Savitri, Ketua Yayasan Lupus Indonesia - dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes , Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular - dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) bersama sama meperagakan #CHandSign - kampanye #CERDIK Cegah PTM pada Media Briefing menyambut Peringatan Hari Lupus Sedunia di Ditjen P2P Salemba -Jakarta Angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) setiap tahunnya terus meningkat, di antaranya adalah penyakit lupus. Lupus atau penyakit autoimun adalah kondisi saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self). Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat. World Health Organization mencatat jumlah penderita lupus di dunia hingga saat ini mencapai lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu kasus baru. Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus. Tren ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2014, dengan ditemukannya 1.169 kasus baru. Tingginya angka kematian akibat lupus perlu mendapat perhatian khusus karena 25% atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada 2016. Sebagian besar penderita lupus adalah perempuan dari kelompok usia produktif (15-50 tahun), meski begitu lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja. Data SIRS Online 2016 menunjukkan proporsi pasien rawat inap lupus berjenis kelamin laki-laki mengalami peningkatan dari 48,2% pada 2014 menjadi 54,3% pada 2016. Sementara pasien lupus berjenis kelamin perempuan mengalami penurunan dari 51,8% menjadi 45,7%. Memahami Program Promotif & Preventif Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES)- dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA- Media Briefing Hari Lupus Sedunia 8 Mei 2018Penyakit ‘Seribu Wajah Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES). LES dikenal sebagai penyakit ‘Seribu Wajah’ merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya. LES juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam, sehingga seringkali menimbulkan kekeliruan dalam upaya mengenalinya. LES dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah. Meski hingga kini faktor risiko LES belum diketahui secara jelas, namun faktor genetik, imunologik dan hormonal, serta lingkungan diduga memegang peran penting sebagai pemicu. LES memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga sulit untuk dideteksi. Tingkat keparahannya pun beragam mulai dari ringan hingga yang mengancam jiwa. Gejala LES dapat timbul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan. Pasien LES dapat mengalami gejala yang bertahan lama atau bersifat sementara sebelum akhirnya kambuh lagi. Kesulitan dalam upaya mengenali LES sering kali mengakibatkan diagnosis dan penanganan yang terlambat. Mengenal Lupus Eritematosus Sistemik- Dr. Sumariyono, SpPD-KR_ Media Briefing Hari Lupus Sedunia 8 Mei 2018SALURI LES merupakan beban sosio-ekonomi bagi masyarakat dan negara karena memerlukan penanganan yang tidak sederhana dan melibatkan banyak bidang keahlian. Selain itu biaya perawatannya pun mahal dan perlu dilakukan seumur hidup. Guna menekan tingginya prevalensi LES, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program deteksi dini LES yang disebut dengan Periksa Lupus Sendiri (SALURI). SALURI dapat dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU), Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan lainnya dengan cara mengenali gejala-gejala sebagai berikut: - Anemia : penurunan kadar sel darah merah - Leukositopenia : penurunan sel darah putih - Trombositopenia : penurunan kadar pembekuan darah - Hematuria dan proteinuria : darah dan protein pada pemeriksaan urin - Positif ANA dan atau Anti ds-DNA. Jika pasien mengalami minimal 4 gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di Puskesmas atau rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. ODAPUS (Orang Dengan Lupus) dapat Hidup Normal , asal ... Bagi pasien yang sudah didiagnosa menyandang LES, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup sehingga penyandang LES dapat hidup normal dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Ibu Tiara Savitri berbagi pengalamannya sebagai ODAPUS di Media Briefing Hari Lupus Sedunia 8 Mei 2018Sesi Tanya Jawab pada Media Briefing Hari Lupus Sedunia 8 Mei 2018Hingga saat ini LES belum dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan adalah untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala, mencegah kerusakan organ, serta meningkatkan kesintasan. Berkat teknologi pengobatan LES yang terus berkembang, sebagian penderita LES dapat hidup normal atau setidaknya mendekati tahap normal. Dukungan keluarga, teman, lingkungannya, serta media juga berperan penting dalam membantu para penderita LES dalam menghadapi penyakitnya. Nara sumber dan panitia berpose memperagakan dukungan terhadap LES dengan #LHandSign (dr Vita, Dr. Sumariyono, SpPD-KR, ibu Tiara, Dr Asjikin Iman Dachlan. Dr Cut Putri Ariani, dr Vanda Siagian, Bpk Lawrence Tjandra)
Penyakit Lupus dapat menyerang siapa saja. Meskipun Lupus sebagian besar menyerang perempuan usia produktif (15-44 tahun), namun kaum pria, kelompok anak-anak dan remaja juga dapat terkena Lupus. Penyakit ini juga dapat menyerang semua ras, namun lebih sering ditemukan pada ras kulit berwarna. Lupus, Penyakit AutoimunPenyakit autoimun adalah istilah yang digunakan saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Penyebab kondisi autoimun pada Lupus belum diketahui. Sistem kekebalan tubuh penderita Lupus akan menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat. Sistem kekebalan tubuh pada pasien penyakit Lupus akan mengalami kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing (non-se/f) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self).Lupus merupakan penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. LES (Lupus Eritematosus Sistemik) dapat menyerang satu atau lebih sistem organ. Lupus adalah penyakit inflamasi kronis sistemik yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi akibat Lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, misalnya kulit, sendi, sel darah, paru-paru, jantung. Gejala Penyakit LupusGejalanya awal kerap mirip dengan penyakit lain sehingga sulit untuk didiagnosis. Gejala Lupus sangat beragam. Ada yang ringan dan ada yang bahkan mengancam jiwa. Gejala Lupus yang paling sering muncul dari semua pasien tanpa memandang jenis kelamin adalah:
Jenis Penyakit LupusPenyakit Lupus terbagi dalam beberapa tipe, antara lain: 1). Lupus Eritematosus Sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE) Jenis Lupus inilah yang paling sering dirujuk masyarakat umum sebagai penyakit Lupus. SLE dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan sampai parah. Gejala SLE dapat datang dengan tiba-tiba atau berkembang secara perlahan-lahan atau dapat bertahan lama atau bersifat lebih sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Gejala-gejala ringan SLE, terutama rasa nyeri dan lelah berkepanjangan, dapat menghambat rutinitas kehidupan. Karena itu para penderita SLE bisa merasa tertekan, depresi, dan cemas meski hanya mengalami gejala ringan.SLE belum dapat disembuhkan. Tujuan pengobatannya adalah untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan organ pada penderita SLE serta meningkatnya kesintasan ("survival rate").2). Lupus Eritematosus Kutaneus (cutaneous lupuserythematosus/ CLE) Dapat dikenali dari ruam yang muncul pada kulit dengan berbagai tampilan klinis. Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosis dengan mengenali gambaran klinis dan beberapa pengujian diantaranya melalui biopsi pada ruam. Pada gambaran biopsi akan terlihat adanya infiltrasi sel inflamasi dan endapan kompleks imun pada batas dermo epidermal yang dikenal dengan Lupus Band.3). Lupus Imbas Obat Efek samping obat berbeda-beda pada tiap orang. Terdapat lebih dari 100 jenis obat yang dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan gejala Lupus pada orang-orang tertentu.Gejala Lupus akibat obat umumnya akan hilang jika berhenti mengonsumsi obat tersebut sehingga tidak perlu menjalani pengobatan khusus. Tetapi perlu diperhatikan untuk tidak lupa berkonsultasi kepada dokter sebelum memutuskan berhenti mengonsumsi obat denganresep dokter.4). Sindroma Overlap; Undifferentiated Connective Tissue Disease (UCTD), dan Mixed Connective Tissue Disese (MCTD) Pada sebagian pasien LES ternyata ditemukan juga manifestasi klinis lain yang memenuhi kriteria diagnostik penyakit autoimun lain seperti artritis reumatoid, skleroderma, atau miositis. Ada pula pasien LES yang juga memiliki gejala penyakit autoimun lain namun belum lengkap untuk didignosis penyakit autoimun tertentu. Faktor Risiko Penyakit LupusPenyakit Lupus Eritematosus Sistemik merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya, memiliki variasi gambaran klinis yang luas, dan tampilan perjalanan penyakit yang beragam. faktor genetik, imunologik dan hormonal, serta lingkungan diduga juga berperan dalam perjalanan penyakit. Faktor risiko penyakit LES adalah:
Deteksi Dini Penyakit LESDeteksi dini dapat dilakukan menggunakan formulir SALURI (Periksa Lupus Sendiri) dan di Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan lainnya bagi masyarakat yang dicurigai menderita penyakit LES atau memilki gejalanya. Bila Anda menjawab YA untuk minimal 4 pertanyaan, ada kemungkinan Anda terkena Lupus. Segera konsultasikan dengan dokter Puskesmas atau rumah sakit setempat.
Tatalaksana Umum Pasien Penyakit LESTatalaksana pasien penyakit LES adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien penyakit LES dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tatalaksana umum yang harus dilakukan adalah :
Lupus ada yang tidak parah, tapi ada juga yang sampai mengancam jiwa. Karena itu Lupus harus selalu ditangani oleh dokter yang ahli. Dengan pengobatan yang baik, banyak penderita lupus yang bisa hidup normal dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang. Referensi :
Baca Juga : |