tirto.id - Pencatatan akuntansi diperlukan dalam kegiatan di perusahaan dagang. Menurut buku "Ekonomi" yang dirilis oleh Departemen Pendidikan Nasional perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagang dan menjualnya kembali untuk memperoleh laba.
Perusahaan dagang umumnya bertindak sebagai distributor maupun pengecer. Contoh perusahaan dagang antara lain swalayan, toko barang grosir, toko kelontong, dan sebagainya. Kegiatannya adalah melakukan banyak transaksi termasuk pembelian, pembayaran, penjualan, hingga penerimaan uang.
Transaksi-transaksi tersebut tentunya perlu dicatat dalam catatan akuntansi. Pencatatan akuntansi dalam perusahaan dagang dilakukan dalam sejumlah tahapan. Tahapan tersebut dimulai dari pencatatan transaksi dalam jurnal umum dan jurnal khusus, pemindahan dalam buku besar, hingga pembuatan laporan keuangan.
Berikut tahapan-tahapan pencatatan akuntansi dalam perusahaan dagang.
Mencatat transaksi dalam jurnal umum
Jurnal umum digunakan untuk mencatat setiap transaksi secara kronologis. Jurnal umum digunakan untuk mempermudah penyusunan kertas kerja yang berguna untuk menyusun laporan keuangan. Data yang dicatat di jurnal umum harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Menurut Modul Ekonomi "Catat dan Laporkan Transaksi Dagang 1" terdapat dua metode pencatatan dalam jurnal umum yaitu metode fisik dan metode perpetual.
Metode fisik atau yang juga disebut dengan metode periodik adalah pencatatan dagangan dengan harga yang relatif murah namun sering terjadi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan dagang yang memiliki skala kecil.
Sementara metode perpetual merupakan metode yang digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan harga yang mahal dan tidak sering terjadi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan dagang skala besar.
Menyusun transaksi dalam jurnal khusus
Jurnal khusus digunakan untuk mencatat transaksi dengan lebih spesifik. Jurnal khusus dibuat apabila transaksi dagang yang terjadi dalam periode tertentu sangat banyak. Perusahaan besar dengan transaksi keuangan yang banyak biasanya membutuhkan pencatatan dalam jurnal khusus.
Hal ini dilakukan agar proses pencatatan keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Terdapat empat jenis jurnal khusus, yaitu jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal penerimaan kas.
Memindahkan catatan transaksi ke buku besar
Setelah menyusun setiap transaksi dalam jurnal, tahap selanjutnya adalah memindahkan pencatatan ke dalam buku besar atau posting. Menurut Ismawanto dalam "Ekonomi" terdapat dua macam buku besar yaitu buku besar utama dan buku besar pembantu.
Buku besar utama mencatat seluruh perubahan harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Catatan yang terdapat di buku besar utama menjadi perkiraan pengendali buku besar pembantu. Pencatatan buku besar utama berdasarkan informasi yang ada dalam jurnal khusus maupun rekapitulasi jurnal khusus.
Sementara, buku besar pembantu mencatat informasi yang diperlukan selain yang tercatat pada buku besar utama. Buku besar pembantu bisa berisi nama debitur, nama kreditur, rincinan jenis, jumlah, hingga harga pokok persediaan barang dagang.
Misalnya, dalam buku besar utama tercatat "piutang dagang," maka dalam buku besar pembantu tercatat "Piutang dagang, Sutomo, Jepara," "Piutang dagang, Salsa, Klaten" dan sebagainya.
Menyusun neraca sisa atau daftar sisa
Neraca sisa atau daftar sisa disusun setelah posting buku besar. Neraca saldo merupakan kumpulan saldo akhir dari masing-masing buku besar. Fungsi penyusunan neraca sisa adalah untuk mendeteksi kembali apakah terdapat kesalahan dalam pemindahan data transaksi di buku besar.
Apabila saldo debit dan kredit seimbang (balance) maka tidak ada kesalahan dalam pemindahan di buku besar. Namun, apabila jumlah debit dan kredit di neraca sisa tidak sama, maka terdapat kesalahan pencatatan di buku besar.
Menyusun jurnal penyesuaian
Selain neraca sisa, pencatatan akuntansi di perusahaan dagang juga memerlukan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian membuktikan bahwa besaran harta, utang, modal, pendapatan maupun beban sesuai dengan keadaan sebenarnya pada akhir periode.
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan neraca saldo. Pada akhirnya, jurnal penyesuaian akan mengubah akun melalui proses pencatatan transaksi agar sisa yang diperlihatkan adalah saldo yang sebenarnya.
Menyusun kertas kerja atau neraca lajur
Setelah menyusun jurnal penyesuaian, langkah selanjutnya adalah menyusun kertas kerja atau neraca lajur. Kertas kerja ini diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan. Ada dua metode dalam penyusunan kertas kerja, yaitu metode fisik atau ikhtisar laba/rugi dan metode perpetual atau harga pokok penjualan (HPP).
Akun ikhtisar laba/rugi mencatat jumlah persediaan barang dagang ke kolom ikhtisar laba/rugi. Sementara metode HPP menyesuaikan persediaan barang dagang yang berhubungan dengan pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian, dan potongan pembelian.
Menyusun laporan keuangan
Tahap pencatatan akuntansi perusahaan dagang selanjutnya adalah penyusunan laporan keuangan. Secara umum, terdapat empat jenis laporan keuangan yang disusun, yaitu:
- Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang menunjukkan apakah perusahaan mendapatkan laba atau rugi. Laporan ini berfungsi sebagai indikator prestasi perusahaan.
- Laporan Perubahan Modal, yaitu laporan yang menunjukkan pertambahan atau pengurangan modal perusahaan dalam periode tertentu.
- Neraca, yaitu pencatatan sistematis yang menunjukkan kondisi harta, hutang, dan modal perusahaan dengan posisi debit dan kredit seimbang. Neraca berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.
- Laporan Arus Kas, yaitu laporan yang menunjukkan aliran masuk dan keluar kas atau uang perusahaan.
Baca juga:
- Apa Saja Prinsip dan Tujuan Ekonomi Syariah serta Karakteristiknya?
- Apa Saja Pengaruh Pusat-pusat Keunggulan Ekonomi di Berbagai Bidang
Baca juga
artikel terkait
PENCATATAN AKUNTANSI
atau
tulisan menarik lainnya
Yonada Nancy
(tirto.id - ynd/wta)
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Kontributor: Yonada Nancy
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Pengertian Perusahaan Jasa. Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang aktivitasnya menjual jasa kepada masyarakat umum yang membutuhkannya.
Contoh Perusahaan Jasa adalah: jasa transportasi seperti PT Kereta Api Indonesia, jasa telekomunikasi seperti PT Telkom, jasa penginapan seperti Hotel, jasa hiburan atau wisata, jasa perbengkelan, jasa konsultasi dan profesi, dan lain-lain.
Seperti yang telah diketahui secara Bersama, bahwa akuntansi mempunyai peranan yang penting pada kegiatan suatu perusahaan, termasuk perusahaan jasa. Informasi akuntansi perusahaan dihasilkan melalui suatu proses akuntansi. Proses tersebut berjalan secara terus menerus dan berulang, sehingga membentuk suatu arus berputar siklus.
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Tahapnya dimulai dengan adanya transaksi sampai penyusunan laporan keuangan dan siap untuk melakukan pencatatan transaksi periode berikutnya. Inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. Adapun Siklus akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1.Tahapan Pencatan
Pembuatan atan Penerimaan Bukti Transaksi
Setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan harus disertai dengan bukti transaksinya. Bukti transaksi memiliki fungsi untuk memastikan transaksi yang dicatat adalah sah. Bukti transaksi digunakan juga sebagai rujukan bila terjadi masalah di kemudian hari. Beberapa jenis atau contoh bukti transaksi adalah kuitansi, faktur, nota kredit,
Pencatatan Dalam Jurnal (buku harian).
Selanjutnya melakukan proses pencatatan semua transaksi ke dalam suatu formulir khusus dalam bentuk buku harian atau jurnal umum. Proses ini biasa disebut penjurnalan atau journallizing.
Pemindahbukuan (posting) ke Buku Besar.
Proses berikutnya adalah pemindahbukuan atau posting catatan yang terdapat dalam buku harian atau jurnal ke dalam buku besar.
2.Tahap Pengikhtisaran
Pembuatan Neraca Saldo Perusahaan Jasa
Tahap pengikhtisaran dimulai dengan menyusun neraca saldo. Penyusunan neraca saldo biasa dilakukan pada akhir bulan. Neraca saldo merupakan ringkasan dari perkiraan buku besar. Tetapi data yang terdapat dalam neraca saldo tidak langsung dapat disusun ke dalam laporan keuangan, karena masih terdapat data yang memerlukan penyesuaian terlebih dahulu
Pembuatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Penyesuaian merupakan metode akuntansi yang berbasis akrual yang dibuat sebelum perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Kegiatan pembuatan jurnal penyesuaian atau adjustment journal merupakan kegiatan penyesuaian terhadap catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.
Dengan menyusun jurnal penyesuaian, maka perkiraan riil dan perkiraan nominal akan menunjukkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu, agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dan benar, diperlukan suatu alat yang disebut neraca lajur atau kertas kerja.
Pembuatan neraca lajur Penusahaan Jasa
Neraca lajur atau kertas kerja atau work sheet adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis.
Neraca lajur digunakan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan, dan memungkinkan penyusunan data secara logis. Dalam neraca lajur, tiga baris pertama memuat nama perusahaan, nama kertas kerja, dan jangka waktu yang dicakup.
Adapun Tujuan dari penyusunan neraca lajur di antaranya adalah:
– Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
– Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
– Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
3.Tahap Pelaporan
Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah gambaran mengenai dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
Dari pengertian tersebut kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode.
Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang didalamnya memuat informasi keuangan yang disusun dengan cara dan bentuk tertentu sesuai dengan pedoman dan tata cara pencatatan yang umum berlaku.
Pembuatan Jurnal Penutup Persuahaan Jasa
Pada akhir periode akuntansi, buku besar terdiri dari enam jenis akun yaitu aktiva, kewajiban, modal, prive, pendapatan, dan beban. Akun pendapatan, beban, dan prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan perubahan – perubahan yang terjadi pada akun modal selama suatu periode akuntansi.
Pada akhir periode, akun-akun yang dipindahkan ke akun tetap adalah aktiva, kewajiban, dan modal. Akun -akun tersebut digunakan untuk mengumpulkan data periode berikutnya. Oleh karena itu perlu membuat ayat jurnal penutup atau closing entries.
Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal untuk me-nol-kan saldo akun -akun sementara bila akan dimulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya. Untuk membuat ayat jurnal penutup, diperlukan akun ikhtisar laba rugi atau income summary.
Akun ini digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam akun-akun pendapatan dan beban.
Pembuatan Neraca Naldo Penutup Perusahaan Jasa
Setelah pembuatan jurnal penutup, tahap berikutnya adalah penyusunan neraca saldo penutup. Adapun tujuan dibuatnya neraca saldo penutup adalah untuk memastikan bahwa buku besar telah seimbang sebelum memulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya.
Neraca saldo penutup dibuat dengan mengambil data – data saldo akun di buku besar setelah ayat jurnal penutup di posting.
Pembuatan Jurnal Balik Perusahaan Jasa
Sesuai dengan tujuan dalam penyusunan jurnal penyesuaian, bahwa terdapat pengakuan beban dan pendapatan yang harus diakui pada akhir periode akuntansi, walaupun beban dan pendapatan tersebut belum dibayar dan belum diterima, serta penerimaan dan pembayaran dilakukan pada periode berikutnya.
Tujuan penyusunan jurnal pembalik adalah untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akuntansi berikutnya.
Daftar Pustaka:
- Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
- Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
- Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
- Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
- Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
- Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
- Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
- Kata dalam artikel. Adjustment journal aktiva dan ayat jurnal penutup atau closing entries yang berbasis akrual. Buku besar harian dan contoh bukti transaksi atau beban, faktur, income summary, journalizing, jurnal penyesuaian, jurnal umum. Penjurnalan kertas kerja kewajiban kuitansi, laporan keuangan. Laporan keuangan adalah modal neraca lajur neraca saldo dan nota kredit.
- Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi dan Pembuatan jurnal balik atau Pembuatan jurnal penutup. Pembuatan jurnal penyesuaia serta Pembuatan neraca lajur kemudian Pembuatan neraca saldo atau Pembuatan neraca saldo penutup.
- Pemindahbukuan posting Pencatatan dalam jurnal pendapatan. Pengertian Perusahaan Jasa adalah Penyusunan laporan keuangan atau prive, dan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Standar Akuntansi Keuangan adalah Tahap Pelapora dan Tahap Pencatatan serta Tahap Pengikhtisaran dan work sheet.
Pengertian Perusahaan Dagang. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembelian barang dagangan atau produk jadi atau produk akhir atau finished goods dan kemudian menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan atau pengolahan terlebih dahulu. Sama halnya dengan perusahaan lain, tujuan perusahaan dagang adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba.
Sedangkan yang dimaksud dengan barang dagangan atau merchandise inventory adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan, bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa mengubah bentuk.
Ciri -Ciri Perusahaan Dagang
Dari keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan dagang yang berbeda dengan ciri-ciri perusahaan jasa. Adapun ciri-ciri perusahaan dagang di antaranya sebagai berikut.
- Aktivitasnya adalah pembelian dan penjualan barang dagangan.
- Pendapatannya diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan.
- Terdapat perhitungan harga pokok penjualan, HPP, untuk menentukan nilar laba atau rugi.
- Beban biaya untuk operasionalnya terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi umum.
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang terdiri atas kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Dagang
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus ada buktinya. Dalam melakukan transaksi jual beli, sebuah perusahaan dagang akan membuat atau memperoleh bukti transaksi. Adapan langkah kegiatannya adalah Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi, Pencatatan dalam jurnal, dan Pemindahbukuan ke buku
Tahap Pengikhtisaran Akuntansi Perusahaan Dagang
Perlu diketahui bahwa dalam perusahaan dagang terdapat akun barang dagang dan akun-akun lain yang berhubungan dengan barang dagang. Hal ini yang membedakan dengan perusahaan jasa.
Adapun langkah kegiatannya adalah Pembuatan neraca saldo, Pembuatan jurnal penyesuaian, dan Pembuatan neraca lajur
Tahap Pelaporan Akuntansi Perusahaan Dagang
Penghitungan harga pokok penjualan, Pembuatan laporan keuangan, Pembuatan jurnal pembalik, Pembuatan jurnal penutup, dan Pembuatan neraca saldo setelah penutup besar.
Penentuan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Pada perusahaan dagang, akun-akun yang dilaporkan dalam laba rugi adalah penghasilan dan beban. Penghasilan atau revenues diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan dan pendapatan lain di luar usaha pokok. Beban – beban terdiri atas harga pokok penjualan atau cost of goods sold, beban penjualan, dan beban di luar usaha.
HPP = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
Persediaan Awal Perusahaan Dagang
Persediaan awal merupakan barang dagangan yang tersedia di awal periode atau tahun buku berjalan. Nilai saldo persediaan awal barang dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
Persediaan Akhir Perusahaan Dagang
Persediaan akhir merupakan barang dagangan yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan. Nilai saldo persediaan terdapat pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
Pembelian Perusahaan Dagang
Pembelian merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan, baik pembelian barang secara tunai maupun kredit. Nilai pembelian termasuk dengan biaya angkut pembelian barang namun dikurangi potongan dan retur pembelian.
Harga pokok penjualan, HPP adalah harga jual dasar dari barang dagangan sebelum ditambah keuntungan yang diinginkan perusahaan.
Harga pokok penjualan dibentuk dari nilai barang yang dimiliki atau persediaan awal ditambah nilai seluruh pembelian bersih dan dikurangi dengan nilai persediaan akhir.
Harga pokok penjualan dipergunakan untuk menentukan laba atau rugi. Ketika harga jual barang lebih besar daripada harga pokok penjualan maka perusahaan mendapatkan keuntungan laba. Sebaliknya, jika harga jual lebih rendah daripada harga pokok penjualan maka perusahaan menjadi rugi.
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Contoh laporan keuangan Laba Rugi Perusahaan Dagang dapat dilihat pada gambar di bawah.
Dari hasil laporan laba rugi di atas dapat diketahui bahwa keuntungan PT Ardra.biz adalah Rp109.824.000,00.
Daftar Pustaka:
- Yusup, Al., Haryono, 2005, ”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir, 2011, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Rajawli Pers, Jakarta.
- Kuswadi, “Analisis Keekonomian Projek”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Penerbit Andi, Yogyakarta.
- Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
- Joesoef, Jose Rizal, 2008, “Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing”, Salemba Empat, Jakarta.
- Darmawi, Herman, 2006, “Pasar Finansial dan Lembaga Lembaga Finansial”, Cetakan Pertama, PT Bumi Arta, Jakarta.
- Mishkin, S., Frederic, 2008’ “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Uang”, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.
- Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
Pengetian Akuntansi.
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi merupakan suatu proses yang mengolah data-data atau dokumen ekonomi dengan tujuan menghasilkan informasi
Masukan atau input dari akuntansi adalah berupa data-data atau dokumen ekonomi dari berbagai kegiatan transaksi organisasi ataupun perusahaan. Kemudian data – data tersebut diolah melalui proses identifikasi, pengukuran, pelaporan untuk menghasilkan suatu keluaran atau output berupa informasi yaitu laporan keuangan. Output berupa laporan tersebut kemudian digunakan sebagai argumen atau sebagai landasan pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna informasi tersebut.
Pemakai Informasi Akuntansi.
Informasi akuntansi digunakan oleh pihak – pihak yang membutuhkan atau yang berkepentingan, sebagai acuan atau landasan untuk membuat penilaian dan keputusan. Pemakai informasi akuntansi tersebut dapat kita bedakan menjadi dua pihak, yaitu pihak intern dan pihak ekstern.
Pemakai Internal.
Pemakai internal adalah pihak yang pelaku usaha, seperti rumah tangga konsumsi dan rumah tangga produksi. Dalam hal ini adalah pimpinan dan para pengelola perusahaan seperti manajer yang bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan.
Pemakai Eksternal.
Pihak eksternal adalah pihak – pihak yang berkepentingan dengan suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak di luar perusahaan. Misalnya bank yang memberikan fasilitas kredit atau pinjaman. Bank harus memastikan apakah debiturnya (perusahaan yang pinjam uang) dapat melunasi seluruh pinjamannya pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar bank terhindar dari permasalahan kredit macet.
Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah metode atau tata laksana dan prosedur (aturan) untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan untuk suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Sistem akuntansi yang diterapkan pada suatu perusahaan tergantung pada kompleksitas kegiatan bisnisnya. Perusahaan besar dengan kompleksitas besar maka, sistem yang digunakan juga lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh para pengelola perusahaannya.
Sistem akuntansi merupakan Bidang akuntansi khusus yang berkaitan dengan perencanaan dan pembuatan prosedur akuntansi dan peralatannya dan disertai dengan penentuan langkah – langkah pengumpulan data dan pelaporan data keuangan suatu keuangan.
Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya. Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:
Tahap Pencatatan.
Mengidentifikasi dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan, baik mengenai jumlah fisik maupun jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.
Pada tahap ini, transaksi keuangan yang terjadi dicatat dalam suatu formulir pencatatan yang disebut jurnal. Pencatatan dilakukan secara kronologis (berurutan) sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi seperti yang tertera dalam bukti transaksi. Selanjutnya jurnal tersebut dipindahbukukan atau diposting ke buku besar.
Tahap Pengikhtisaran atau Ringkasan
Tahap pengikhtisaran, meliputi pembuatan neraca percobaan/neraca saldo/neraca sisa serta kertas kerja/neraca lajur.
Pada tahap ini, transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal dipindahkan ke buku besar sehingga transaksi yang terjadi selama periode tersebut diringkas dan tergambar dalam saldo masing-masing akun yang disusun dalam neraca saldo. Pada tahap ini, juga dibuat jurnal penyesuaian, kertas kerja, jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik.
Tahap Pelaporan
Meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tahap penyusunan laporan keuangan, meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas.
Pustaka:
- Jusup. A. H., 2005,”Dasar Dasar Akuntansi”, Jilid 1, Edisi ke 6, Cetakan kelima, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
- Kasmir., 2008, “Analisis Laporan Keuangan”, PT Rajagrafindo, Jakarta
- Kuswadi., 2007,”Analisis Keekonomian Proyek “,CV Andi Offset, Yogyakarta.