Apa yang dimaksud dengan kerusakan fungsi saraf otak

Merdeka.com - Sakit saraf merupakan salah satu jenis gangguan pada sistem saraf. Kondisi ini kerap menyebabkan penderita mengalami kesulitan bergerak, berpikir, hingga bernapas. Sakit saraf jika tidak segera diatasi dapat meningkatkan risiko kematian menjadi lebih besar.

Melansir dari Medical News Today, penyakit saraf adalah gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh yang meliputi otak dan sistem saraf pusat. Jika sistem saraf terganggu, bisa menyebabkan terganggunya seluruh atau sebagian fungsi tubuh, seperti sulit bergerak, berbicara, dan mengalami gangguan ingatan.

Dalam beberapa kasus, gejala awal sakit saraf meliputi sakit kepala, nyeri punggung, hingga menurunnya daya ingat. Biasanya, penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah cedera otak atau tulang belakang. Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang perlu diwaspadai.

Lantas, apa saja penyebab sakit saraf dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Sehatq berikut ini.

2 dari 4 halaman

© scientopia.org

Saraf secara fungsional dibagi menjadi tiga, yaitu saraf motorik, saraf otonom, dan saraf sensori. Jika salah satu saraf ini mengalami kerusakan, bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Adapun beberapa gejala sakit saraf berdasarkan jenisnya ialah sebagai berikut:

Gejala Sakit Saraf Motorik

Saraf motorik merupakan jenis saraf yang mengatur pergerakan tubuh dan mengirim informasi dari otak ke otot. Beberapa gejala yang kerap timbul saat saraf motorik mengalami gangguan di antaranya sering kedutan, lemas, otot mengecil atau atrofi, dan lumpuh di beberapa bagian tubuh.

Gejala Sakit Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang. Jenis saraf ini berfungsi secara independent dari kontrol sadar yang terdiri dari saraf di otot jantung, otot polos, dan kelenjar endokrin. Ketika saraf otonom mengalami gangguan, gejala yang kerap muncul ialah pusing, gangguan buang air, tidak bisa merasakan sakit dada, hingga mengalami disfungsi seksual.

Gejala Sakit Saraf Sensori

Saraf sensori merupakan saraf yang banyak terdapat di permukaan kulit dan berperan mengirim informasi rasa sakit seperti panas dan dingin ke otak. Adapun beberapa gejala yang dirasakan saat saraf ini mengalami gangguan adalah nyeri di bagian tubuh, kebas, dan sering mengalami kesemutan.

3 dari 4 halaman

©2018 Merdeka.com/Pixabay

Salah satu penyebab sakit saraf yang utama adalah mengidap diabetes. Penderita diabetes rentan mengalami gangguan saraf karena dikaitkan dengan kadar gula darah tinggi. Selain itu, penderita diabetes juga memiliki tingkat stress oksidatif tinggi yang memengaruhi sistem saraf.

Tak hanya itu, ada beberapa penyebab sakit saraf lainnya, di antaranya mengalami kondisi sebagai berikut:

• Penggunaan obat-obatan terlarang

• Kegagalan fungsi organ

• Gangguan tiroid

• Mengalami gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan psikosis

• Paparan racun seperti karbon monoksida, atau arsen

• Penyakit yang membuat menurunnya fungsi saraf, seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer

4 dari 4 halaman

©www.huffingtonpost.com

Seperti yang sudah diketahui, salah satu penyebab sakit saraf yang kerap terjadi adalah mengidap diabetes. Oleh sebab itu, perawatan yang paling efektif ialah menurunkan kadar gula darah. Adapun beberapa cara mengatasi sakit saraf secara alami adalah sebagai berikut:

Mengonsumsi Daun Kersen

Daun kersen memiliki kandungan flavonoid dan saponin yang dapat membantu mengatasi diabetes yang kerap menyebabkan sakit saraf. Pasalnya, kandungan tersebut sejak lama sudah dipercaya efektif dalam membantu sekresi hormon insulin dalam tubuh. Sehingga hal ini mampu mengontrol kolesterol yang sering memicu sakit saraf.

Buah Apel

Cara mengatasi sakit saraf berikutnya ialah rutin mengonsumsi buah apel. Kandungan serat pada buah apel dipercaya dapat berfungsi efektif dalam mengontrol gula darah yang sering menjadi penyebab sakit saraf. Hal ini dikarenakan pektin bekerjasama dengan komponen fitonutrien dalam apel untuk mengontrol kadar lemak dan gula di dalam tubuh.

Tanaman Dlingo

Dlingo merupakan salah satu tanaman herbal yang cukup populer di Indonesia. Tanaman yang memiliki nama latin Acorus calamus ini biasa digunakan untuk pengobatan alami dari Tiongkok. Selain memiliki aroma harum, dlingo juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan, salah satunya mengatasi sakit saraf.

Sebuah penelitian dari Journal of Scientific and Innovative Search menemukan fakta bahwa tanaman dlingo mengandung alpha-asarone, beta-asarone, dan eugenol. Beberapa kandungan tersebut dipercaya mampu mengatur sistem saraf pusat pada penderita epilepsi.

Oleh karena itu, sejak dahulu tanaman dlingo ini banyak digunakan dalam terapi epilepsi dan autis. Selain itu, dlingo juga dapat memberi efek tenang yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur atau insomnia.

Lihat Foto

HENADZI PECHAN

kesemutan bisa menjadi tanda berbagai penyakit berbahaya

KOMPAS.com – Ada miliaran saraf dalam tubuh kita. Kebanyakan adalah saraf periferal yang bisa diibaratkan seperti cabang pohon, menyebar ke segala penjuru dan mengirimkan sinyal ke “batang” yaitu otak dan saraf tulang belakang.

Ketika semua berjalan lancar, otak akan mendapatkan informasi yang diperlukannya sehingga kita bisa menggerakkan otot, mengenali nyeri, hingga menjaga organ-organ dalam berfungsi normal.

Sebaliknya, ketika saraf periferal alias saraf tepi mengalami kerusakan. Berjalan biasa jadi hal yang menantang, kita mungkin mengalami nyeri yang tak reda, atau cidera parah gara-gara kita tak tahu sepanas apa panci di atas kompor menyala.

Kerusakan saraf periferal disebut juga dengan neuropati. Kondisi ini diderita oleh jutaan orang dan penyebab utamanya adalah kadar gula darah yang tidak terkontrol atau diabetes.

“Penyebab kedua adalah kelainan bawaan, diikuti dengan gerakan yang berulang-ulang dan juga penyakit lyme,” kata dokter bedah bidang rekonstruksi saraf Andrew Elkwood.

Penyebab lainnya termasuk trauma mendadak (seperti kecelakaan mobil), penuaan, kekurangan vitamin, paparan toksik berat, dan juga penyakit autoimun. Pada sebagian kecil kasus pemicunya tidak diketahui.

Baca juga: Menghentikan Neuropati agar Tak Menjadi Lebih Buruk

Menurut dokter neurologi Isha Gupta, sebagian besar kerusakan saraf berkembang perlahan.

“Ini berarti kita masih bisa mengobatinya sebelum menjadi buruk. Sayangnya, mendapatkan diagnosis yang akurat tidak selalu mudah,” kata Gupta.

Untuk mencegahnya, jangan abaikan gejala-gejala kerusakan saraf berikut ini:

1. Merasa kebas, kesemutan, atau sensasi rasa terbakar
Sensasi tersebut adalah gejala awal kerusakan saraf dan mungkin menyebar dari tangan atau dari kaki ke jari-jari.

Editor: Lusia Kus Anna

Halodoc, Jakarta - Sistem saraf punya peranan yang sangat penting bagi tubuh. Kemampuan berbicara, bergerak, menelan, bernapas, dan berpikir, melibatkan sistem saraf yang cukup kompleks. Itulah sebabnya, ketika mengalami gangguan saraf, seseorang dapat mengalami banyak kesulitan. 

Tak hanya kesulitan bergerak, berbicara, bernapas, atau berpikir, gangguan saraf juga dapat membuat pengidapnya mengalami gangguan pada ingatan, panca indra, serta suasana hati. Simak lebih lanjut tanda seseorang mengalami gangguan saraf dalam pembahasan berikut ini.

Baca juga: Inilah 4 Jenis Gangguan Saraf yang Perlu Diketahui

Tanda dan Gejala Gangguan Saraf

Secara umum, sistem saraf manusia terbagi menjadi dua, yakni sistem saraf pusat (terdiri dari otak dan saraf tulang belakang) dan sistem saraf tepi (terdiri dari serabut saraf yang menghubungkan berbagai organ dan sistem saraf pusat). Kedua bagian besar sistem saraf tersebut bekerja bersama-sama, mengontrol semua fungsi tubuh manusia. 

Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf sangat banyak. Mulai dari perkembangan otak, sensasi dan persepsi, pikiran, emosi, ingatan, pergerakan, keseimbangan, koordinasi, tidur, pemulihan, suhu tubuh, pernapasan, hingga detak jantung. 

Berdasarkan tipenya, ada tiga tipe saraf dalam tubuh, yaitu:

  • Saraf otonom. Fungsinya adalah untuk mengontrol gerakan tubuh yang tidak disadari atau gerakan tubuh setengah sadar, misalnya detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan pengaturan suhu tubuh.
  • Saraf motorik. Fungsinya adalah untuk mengontrol gerakan dengan mengirimkan informasi dari otak dan tulang belakang menuju otot.
  • Saraf sensorik. Berfungsi untuk mengirimkan informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang dan otak, agar merasakan sakit atau sensasi lainnya.

Baca juga: Yakin Saraf Berfungsi Baik? Coba Tes Saraf Sederhana Ini

Lantas, apa tanda dan gejala yang dialami ketika terjadi gangguan saraf? Sebenarnya, itu tergantung pada jenis saraf yang mengalami gangguan atau kerusakan. Berikut ini tanda gangguan saraf berdasarkan jenis saraf yang terganggu:

  • Gangguan pada saraf otonom: Ditandai dengan berkeringat terlalu banyak, sulit buang air besar, mata dan mulut kering, gangguan pada kandung kemih, dan disfungsi seksual.
  • Gangguan pada saraf motorik: Ditandai dengan kelemahan otot, pengecilan otot (atrofi otot), otot berkedut, dan kelumpuhan.
  • Gangguan pada saraf sensorik: Ditandai dengan sensitif, nyeri, kebas, kesemutan, dan gangguan kesadaran posisi.

Apa Penyebab Gangguan Saraf?

Bicara soa penyebab dari gangguan saraf, tentunya sangat beragam. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Faktor genetik atau keturunan, misalnya pada penyakit Huntington dan penyakit Charcot-Marie-Tooth.
  • Tidak sempurnanya perkembangan saraf, misalnya pada kasus spina bifida.
  • Rusaknya sel saraf, seperti pada kasus penyakit Parkinson dan Alzheimer.
  • Gangguan pada pembuluh darah otak, misalnya pada stroke.
  • Cedera pada otak atau tulang belakang.
  • Kanker otak.
  • Epilepsi.
  • Infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit, misalnya pada meningitis.

Baca juga: 5 Penyakit yang Terjadi Akibat Kerusakan Saraf

Pengobatan untuk Gangguan Saraf

Pengobatan untuk gangguan saraf umumnya bertujuan untuk mengurangi gejala, karena pada kebanyakan kasus, kerusakan saraf tidak bisa disembuhkan total. Selain itu, jika ada kondisi medis lain yang jadi penyebabnya, maka pengobatan akan difokuskan ke situ.

Berikut ini beberapa pengobatan untuk gangguan saraf:

  • Perbaikan gizi.
  • Mengganti obat, jika penyebab kerusakan saraf adalah obat.
  • Mengatasi kondisi autoimun yang jadi penyebab gangguan saraf.
  • Mengontrol kadar gula darah, jika mengidap diabetes.
  • Memberikan obat pereda nyeri, antidepresan trisiklik, atau beberapa obat antikejang untuk meredakan nyeri saraf.
  • Fisioterapi, seperti terapi listrik.
  • Operasi untuk mengatasi tekanan atau trauma pada saraf.
  • Transplantasi saraf.

Seperti apa pengobatan yang terbaik sesuai kondisi yang dialami, akan ditentukan oleh dokter. Jadi, jika kamu atau orang terdekat ada yang mengalami gejala gangguan saraf, bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc lebih lanjut, ya.

Referensi:Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Diakses pada 2021. What Health-Related Functions are Regulated by the Nervous System?NIH - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Neurological Diseases.MedicineNet. Diakses pada 2021. Medical Definition of Central Nervous System.WebMD. Diakses pada 2021. Nerve Pain and Nerve Damage.Health Grades. Diakses pada 2021. Neurological Symptoms.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA