Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Jalur Sutra, menjadi nama jalur perdagangan yang amat ramai pada masa lalu. Jalur yang menghubungkan Timur dan Barat dunia ini baru disebut "Jalur Sutra" (The Silk Road) setelah seorang Jerman bernama Von Richthofen menyebutnya pada abad ke-18 Masehi. Namun sebetulnya, Jalur Sutra tersebut telah eksis jauh sebelum penyebutan namanya. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Nusantara di abad ke-18 dan ke-19, pada dasarnya di Asia dan Timur Tengah, sebelum masa modern awal, terdapat dua jalur perdagangan utama, yaitu jalur darat dan jalur laut. Pelayaran niaga melalui darat pada umumnya, terutama digunakan oleh para pedagang Cina dan dikenal dengan nama Jalur Sutra karena banyak menyalurkan sutra dari Cina. Jalur dagang itu, kata Marwati dan Nugroho, berawal di Chang An, yang menjadi ibu kota Cina antara abad ke-7 hingga abad ke-13, kemudian melintasi stepa-stepa dan gurun-gurun di Asia Tengah dan Laut Kaspia yang pada suatu ketika dikendalikan oleh bangsa Mongol, lalu ke Mesopotamia dan Parsi. Jalur dagang yang melintasi pedalaman Asia itu juga bercabang-cabang ke wilayah pantai, seperti India, Arab, dan lainnya. Menurut keduanya, alat angkut utama perdagangan darat tersebut adalah unta yang bergerak berkelompok (karavan). Jalur Sutra berakhir di pelabuhan-pelabuhan di pantai barat Laut Tengah, antara lain Antiochia. Dari pelabuhan-pelabuhan itulah komoditas dari Asia, seperti sutra dan rempah-rempah, diteruskan dengan kapal-kapal dagang ke kota-kota pelabuhan di Laut Tengah, seperti Genoa dan Venesia. Kemudian, perdagangan itu dilanjutkan oleh pedagang Barat ke seluruh Eropa. Senada, Frances Wood dalam The Silk Road: Two Thousand Years in the Heart of Asia menyebutkan, ujung Jalur Sutra ada di Chang An atau Xian, yang kala itu menjadi ibu kota kerajaan. Sutra memang menjadi komoditas utama jalur perdagangan tersebut. Meski barang yang didagangkan tak hanya Sutra, terdapat pula rempah-rempah, wewangian, dan komoditas berharga lain. Namun, menurut Wood, jalur Sutra sebetulnya telah dibuka resmi pada abad ke-3 SM. Saat itu, Cina yang dipimpin Dinasti Han mengirim banyak utusan ke negara-negara Asia dan Timur Tengah. Pun sebetulnya, jalur itu telah ada jauh sebelum utusan itu dikirim. Adanya Jalur Sutra kuno ini terbukti dengan penemuan-penemuan arkeologi, di antaranya penggunaan Sutra oleh raja-raja Mesir pada masa Dinasti Ptolomeik (sekitar abad ketiga), termasuk Cleopatra. Kemudian pada abad ke-4 SM, orang-orang Roma dan Yunani telah membicarakan mengenai Seres, Kerajaan Sutra. Disebutkan dalam rentang satu dasawarsa, sutra Cina menjadi pakaian elite Roma. Harganya sangat mahal. Sepotong sutra dihargai 3 ribu denaari, yakni gaji setahun prajurit Romawi. Bahkan disebutkan, impor sutra telah mengguncang perekonomian Roma. Adapun trek Jalur Sutra, menurut Wood, memiliki banyak cabang. Secara garis besar, ada tiga cabang, yakni utara, tengah, dan selatan. Jalur Utara menghubungkan Cina dengan Eropa hingga Laut Mati. Jalur ini melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Adapun jalur Tengah menghubungkan Cina dengan Eropa hingga tepian Laut Meditrerania, melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, menuju Persia. Sedangkan, jalur Selatan menghubungkan Cina dengan Afghanistan, Iran dan India, melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Jalan Sutra yang lazim disebut orang, kata Wood, merupakan jalur darat dari ibu kota Dinasti Tang Tiongkok di timur ke Roma, ibu kota Italia di barat. Jalur tersebut dibuka oleh seorang jenderal bernama Zhang Qian dari Dinasti Han. Menelusuri jalan itu akan melewati Afghanistan, Uzbekistan, Iran, dan sampai Alexandaria Mesir. Terdapat pula cabang lain yang akan melewati Pakistan; Kabul, Afganistan; hingga Teluk Persia.

Selain alan Sutra di darat, terdapat pula jalan Sutra via laut. Jalur laut tersebut, yakni dari Guangzhou, Tiongkok Selatan, ke Selat Malaka, dan terus sampai ke Sri Lanka, India, dan pantai timur Afrika. Jalur di atas laut itu disebut sebagai Jalan Sutra Laut. Menurut benda-benda budaya yang tergali di Somalia, Afrika Timur, dapat diketahui bahwa jalan Sutra Laut itu kira-kira terjadi pada masa Dinasti Song Tiongkok.

Disarikan dari Pusat Data Republika

  • peradaban islam
  • jalur sutra

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Avisena Ashari Rabu, 27 Februari 2019 | 14:47 WIB

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok

Duta dari Tiongkok melakukan perdagangan ke negara barat melalui jalur sutra (Wikimedia Commons)

Bobo.id - Pernahkah kamu membayangkan, zaman dulu bagaimana orang-orang bisa bertukar barang, ya?

Sejak peradaban kuno, orang-orang sudah menjelajah ke tempat lainnya.

Nah, salah satu yang menjadi bagian dari sejarah penting hubungan perdagangan antar negara adalah jalur sutra.

Cari tahu kisahnya, yuk!

Awal Mula Bangsa Saling Bertukar Barang

Saat ini, kita bisa dengan mudah mengirimkan baran ke tempat yang jauh, ya? Ini karena teknologi komunikasi dan transportasi sudah semakin maju.

Meski belum ada tekbologi seperti sekarang, pertukaran barang atau informasi di seluruh dunia sudah berlangsung sejak zaman dahulu, lo.

Ini bermula lebih dari 2.000 tahun lalu, teman-teman. Yaitu berkat terbentuknya jalur sutra.

Jalur sutra ini adalah jalur perdagangan yang terbentang sepanjang lebih dari 8.000 kilometer. Jalur ini menghubungkan antara belahan bumi bagian barat dan timur.

Jalur sutra ini adalah jaringan dari beberapa jalur, teman-teman. Jalur ini menyebar dan menghubungkan satu wilayah dan wilayah lainnya.

Baca Juga : Sejak Kapan Manusia Minum Susu Sapi, ya? Ayo, Kita Cari Tahu!


Page 2


Page 3

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok

Wikimedia Commons

Duta dari Tiongkok melakukan perdagangan ke negara barat melalui jalur sutra

Bobo.id - Pernahkah kamu membayangkan, zaman dulu bagaimana orang-orang bisa bertukar barang, ya?

Sejak peradaban kuno, orang-orang sudah menjelajah ke tempat lainnya.

Nah, salah satu yang menjadi bagian dari sejarah penting hubungan perdagangan antar negara adalah jalur sutra.

Cari tahu kisahnya, yuk!

Awal Mula Bangsa Saling Bertukar Barang

Saat ini, kita bisa dengan mudah mengirimkan baran ke tempat yang jauh, ya? Ini karena teknologi komunikasi dan transportasi sudah semakin maju.

Meski belum ada tekbologi seperti sekarang, pertukaran barang atau informasi di seluruh dunia sudah berlangsung sejak zaman dahulu, lo.

Ini bermula lebih dari 2.000 tahun lalu, teman-teman. Yaitu berkat terbentuknya jalur sutra.

Jalur sutra ini adalah jalur perdagangan yang terbentang sepanjang lebih dari 8.000 kilometer. Jalur ini menghubungkan antara belahan bumi bagian barat dan timur.

Jalur sutra ini adalah jaringan dari beberapa jalur, teman-teman. Jalur ini menyebar dan menghubungkan satu wilayah dan wilayah lainnya.

Baca Juga : Sejak Kapan Manusia Minum Susu Sapi, ya? Ayo, Kita Cari Tahu!

Jalur sutra adalah sebuah rute perdagangan yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa. Dibangun saat Dinasti Han berkuasa dan secara resmi dibuka pada 130 SM, jalur sutra masih dipergunakan sampai 1453 M, lalu ditutup saat Kesultanan Ottoman memboikot perdagangan dengan Tiongkok.

Walau pun hampir 600 tahun sejak jalur sutra ditutup untuk perdagangan antar negara, rute ini telah meninggalkan banyak warisan ekonomi, budaya, dan sejarah yang masih relevan sampai hari.

1. Jalur membentang dari Tiongkok sampai Eropa Timur

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
en.wikipedia.org

Nama jalur sutra diperkenalkan pada 1870 oleh ahli Geografi Jerman Ferdinand Richthofen, oleh karena sangat terkenalnya perdagangan komoditas sutra ketika rute itu ramai dipergunakan banyak negara.

Jalur sutra adalah sebuah rute perdagangan dengan panjang lebih kurang 6500 km yang membentang dari Tiongkok sampai Eropa Timur, melewati sepanjang wilayah India dan Persia.

2. Jalur sutra terdiri atas rute daratan dan lautan

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
easytourchina.wordpress.com

Jalur sutra bukanlah sebuah jalan, tapi kompleks rute yang meliputi rute darat dan laut yang harus dilewati pedagang untuk mencapai tempat bisnisnya. Rute sebenarnya sering berubah karena cuaca, bencana alam, dan ancam bandit yang mengancam keselamatan pedagang.

Pedagang sering menggunakan unta untuk membawa barang mereka selagi melintasi jalur sutra.

3. Rute untuk jual-beli atau barter barang antar wilayah

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
historycrunch.com

Sutra bukan satu-satunya produk yang dibawa oleh pedagang Tiongkok yang melewati jalur sutra. Mereka membawa rempah-rempah, porselen, dan barang lainnya sepanjang 6500 km untuk dijual atau dibarter. Barang-barang lainnya termasuk parfum, permata, karang, gading, bulu, bubuk mesiu, dan manik-manik kaca.

Barang yang dibawa oleh pedagang Eropa ke Tiongkok untuk dijual atau dibarter meliputi giok, anggur, budak, hewan, pecah belah, wool, dan gelas khas Mediterania.

Sutra sangat ringan untuk dibawa dan dianggap bernilai setara dengan emas. Sutra diperdagangkan dalam bentuk mentah, dalam bentuk gulungan, permadani, pakaian, dan karpet.

Rempah-rempah jadi komoditas penting di jalur sutra untuk pengawet makanan atau diperjualbelikan lagi di Eropa. Rempah-rempah yang populer meliputi cengkih, lada, jintan, jahe, pala, kunyit, dan kayu manis.

Baca Juga: Dinilai Penting, DPD RI Dukung Kerja Sama Jalur Sutra dengan China

4. Kota Samarkand sebagai rute utama jalur sutra

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
advantour.com

Kota terbesar dan paling besar di jalur sutra adalah Samarkand, Uzbekistan, tempat berkumpulnya para pedagang Tiongkok dan rute utama sebelum meneruskan perjalanan ke Eropa.

Samarkand sangat terkenal karena mempunyai tukang kayu, ahli astronomi, sastrawan, dan adanya saluran air yang mampu menyuplai air untuk 200 ribu orang.

5. Jalur sutra rawan bandit

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
histclo.com

Beberapa pedagang yang menggunakan jalur sutra tidak melewati seluruh rute. Mereka biasanya pergi ke kota tertentu di jalur sutra lalu pulang. Barang mereka akan diperdagangkan di jalan hingga mencapai tujuan akhirnya.

Banyak kafilah besar yang melalui jalur sutra dikawal dengan ketat. Kafilah-kafilah itu biasanya menjadi incaran mudah para bandit jika tidak dikawal.

6. Wabah hitam Eropa diduga ditularkan pedagang jalur sutra

Apa yang anda ketahui tentang jalur pelayaran barat dari dan ke Tiongkok
timetoast.com

Beberapa sejarawan percaya jika wabah hitam yang menyerang Eropa mungkin ditularkan oleh pedagang dari jalur sutra, menimbulkan kematian massal yang memusnahkan sebagian populasi Eropa.

Marco Polo adalah orang Eropa pertama yang merasakan pengalaman menjelajah ke Tiongkok, salah satu tokoh sejarah paling terkenal yang melalui jalur sutra.

Nah, itu tadi adalah fakta tentang jalur sutra, rute perdagangan antara Tiongkok dengan Eropa yang sangat terkenal di masa lalu.

Baca Juga: 7 Fakta Louis XIV, Raja Terlama yang Berkuasa dalam Sejarah Prancis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.