Apa saja yang kalian ketahui tentang tari Seudati

Indonesia memiliki tarian tradisional dari berbagai daerah. Sekarang ini tarian daerah tersebut ditampilkan untuk seni pertunjukan lokal dan mancanegara. Contohnya, tari Seudati berasal dari Kabupaten Pidie dan tersebar di Aceh Utara, Bireuen, hingga Aceh Timur.

Tarian ini berkembang di Aceh terutama bagian pesisir. Tari Seudati ini terdiri dari 8 orang penari laki-laki. Berikut pembagian dan penyebutan penari Seudati:

  • Satu orang penari utama yang disebut satu syeh.
  • Satu orang pembantu syeh.
  • Dua orang pembantu di sebelah kiri yang disebut apeetwie.
  • Satu orang pembantu di belakang yang disebut peet bak.
  • Tiga orang pembantu biasa.
  • Dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang disebut aneuk syahi.

Baca Juga

Dalam sebuah tarian, pola lantai digunakan untuk posisi berdiri, bergerak, dan diamnya penari. Penari yang terdiri dari penari tunggal dan kelompok akan membentuk pola simetri, asimetri, lingkaran, lengkung, dan garis lurus. Beberapa tarian menggunakan pola lantai bervariasi.

Pola lantai tari Seudati memakai garis vertikal atau lurus. Tari asal Aceh ini dilakukan berkelompok dan dimainkan 2 orang atau lebih, sehingga memakai pola simetris atau garis lurus. Pola lantai dalam Seudati disebut konfigurasi.

Mengutip dari buku "Seudati di Aceh" karya Essi Hermaliza, Seudati ditampilkan dalam beberapa babakan. Pola lantai dan ragam gerakan tari sederhana dan bisa dipaca oleh penonton.

Ragam gerak disusun dari berbagai rangkaian gerakan. Ragam gerak ini bisa melangkah maju mundur, kanan ke kiri, ayunan tangan, tepukan dada, dan petikan jari.

Advertising

Advertising

  1. Nyap
    Merupakan gerakan menekukkan lutut sambil merendahkan badan ketika langkah 3.
  2. Reng
    Gerakan memutar sambil menjentikkan dari dalam posisi kedua. Kemudian tangan diangkat ke depan dan gerakan tangan memetik jari.
  3. Asset
    Ragam gerak tarian yang menggerakan kepala ke arah kiri dan kanan.
  4. Kureep
    Jari memeti atau ketrip jaroe.
  5. Nyeet
    Gerak tarian ini mirip gerakan nyap. Tetapi pada gerakan Nyeet, kaki sedikit ditekuk ketika melangkah.
  6. Dheeb
    Bagian tangan agak dikepalkan mengikuti irama lagu.
  7. Gaudham
    Gerakan menghentakan kaki.
  8. Kucheek
    Gerakan badan melangkah ke depan, belakang, samping kiri, dan kanan.
  9. Gerak talu
    Gerakan silang-silang.

Baca Juga

Properti tarian Seudati terdiri dari busana tradisional tari, aksesoris, alat musik tradisional, dan lagu pengiring tari. Penari memakai pakaian warna putih yang terdiri dari sarung, tangkulok dipakai di kepala, dan rencong yang disematkan di pinggang. Pakaian ini memberi identitas dan karakter budaya penari.

Pakaian Penari Seudati

  • Tangkulok atau Tutup Kepala

Tangkulok adalah penutup kepala khas Aceh yang dinamakan tangkulok palet. Penutup kepala ini bahan dasarnya dari kain yang dilipat-lipat menjadi sebuah topi. Bagian tengah tangkulok yang dijahit diberi karton supaya bisa berdiri tegak dan bentuknya seperti lidah.

Bajee adalah kaos putih lengan panjang dan celana panjang putih. Kaos yang dipakai penari ketat dan melekat di tubuh. Kaos yang ketat ini supaya tidak menimbulkan suara nyaring ketika penari menepukkan kedua tangan di dada.

Sedangkan bagian celana panjang warna putih, lebarnya 15 cm. Celana yang terlalu lebar bisa mengganggu kecepatan penari ketika bergerak. Warna putih pada pakaian melambangkan semangat kepahlawanan.

Selain itu warna putih dipakai untuk menguatkan identitas agama Islam dan simbol perlawanan. Menurut sejarah, dahulu umat muslim atau kaum Padri memakai pakaian putih untuk perlawanan pemerintah Belanda. Warna putih menggambarkan perjuangan umat Islam untuk mengalahkan penjajahan.

Songket adalah properti tari Seudati yang berfungsi menyangkutkan rencong. Songket seperti sarung namun panjangnya di atas lutut. Songket menjadi kain tradisional Sumatera dan identitas laki-laki.

Ikat Pinggang dipakai untuk menyelipkan rencong dan mengikat kain songket agar tidak mudah lepas. Ikat pinggang ini berbahan dasar kain katun yang warnanya bisa merah atau kuning. Warna kuning menyimbolkan kebesaran dan kebanggan para raja. Sedang kan merah adalah simbol pejuang pemberani dan kesatria.

Rencong adalah senjata tajam tradisional khas Aceh. Senjata ini digunakan dalam peperangan dan aksesoris busana. Rencong berupa senjata tajam seperti kapak, pisau, dan alat perang.

Senjata ini diselipkan di pinggang dengan gagang mencuat ke atas dan miring ke belakang. Rencong dipasang di bagian depan sehingga dilihat lebih jelas. Senjata ini menjadi simbol bahwa orang Aceh berterus terang dan tidak suka berkhianat.

Baca Juga

Salah satu keunikan tari Seudati adalah tidak memakai alat musik seperti tarian lain. Pengiring tari hanyalah suara petikan jari, hentakan kaki, tepukan, dan syair. Awalnya tari Seudati digunakan sebagai dakwah dan mengajak penonton untuk memahami agama Islam.

Tarian ini menceritakan berbagai macam masalah yang dapat diselesaikan secara bersama-sama. Mengutip dari laman isbiaceh.ac.id, tarian Seudati disebut ratoh atau ratoih. Artinya menceritakan dan diperagakan untuk bersuka ria ketika musim panen tiba.

Lantunan syair yang diceritakan disebut aneuk syahi. Syair ini berisi tema kehidupan sehari-hari seperti tema-tema kehidupan, lelucon, ajaran agama, sosialisasi, sampai sindiran terhadap pemerintah karena kondisi sosial tertentu.

Makna Tari Seudati

Tari Seudati adalah tarian untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini berasal dari kata Syahadat yang artinya saksi atau bersaksi pengakuan tiada Tuhan selain Alah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.

Ada juga yang menjelaskan kata sedati, berasal dari kata seurasi yang artinya harmonis atau kompak. Tarian tradisional ini berkembang ketika agama Islam masuk di Aceh. Seudati masuk dalam tari Perang karena pengiring syairnya.

Dahulu syair yang dibawakan menjelaskan tentang semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajah. Tarian ini sempat dilarang ditampilkan ketika penjajahan Belanda. Isi pesan syair Seudati berisi pembakar semangat dan sejarah Aceh. Kemudian isi syair disesuaikan dengan perkembangan sekarang.

Apa saja yang kalian ketahui tentang tari Seudati

alfredohamonangan27 alfredohamonangan27

Jawaban:

JELASKAN YANG DIMAKSUD DENGAN TARI KREASI DAN BERI 5 CONTOHNYA

tolong ya bantu

Sejarah Tari Seudati , Makna Tari Seudati , Properti Tari Seudati & Asal Tari Seudati – Tari Seudati merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Aceh. Sama seperti tari saman, tarian ini juga dibawakan oleh sekelompok penari laki-laki dengan gerakan yang khas. Dimana gerakannya energik, semangat, dan diiringi oleh alunan musik dan juga syair.

Walaupun sama-sama berasal dari Aceh, tapi tari Saman dan tari Seudati mempunyai perbedaan di gerakan dasar tariannya. Dimana tari Saman dilakukan dengan posisi duduk. Sementara tari Seudati dilakukan dengan posisi berdiri.

Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh yang sudah terkenal di seluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Tari ini mengusung tema dan makna terkait keteguhan, semangat dan juga jiwa kepahlawanan dari seorang pria Aceh.
Awal perkembangan tari ini, dulu hanya dijadikan sebagai sarana penyebaran dakwah Agama Islam yang dilakukan di tanah rencong. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya syair di dalam tarian Seudati yang menceritakan tentang ajaran dan juga nilai-nilai Islam.

Di dalam pementasannya, tari Seudati umumnya dilakukan oleh 8 orang penari. Dimana masing-masing penari diberi istilah atau jabatan unik. Mulai dari Syeikh atau pimpinan, Apet atau wakil, Apet bak atau anggota ahli, Apet sak sebagai anggota ahli, Apet neun sebagai anggota biasa, Apet wie sebagai anggota biasa, Apet wie abeh sebagai anggota biasa, dan Apet unuen abeh sebagai anggota biasa.

Sejarah Tari Seudati

Tari Seudati merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian tersebut berkembang di daerah pesisir. Kesenian tari seudati dianggap sebagai bentuk baru dari tari Ratih atau Ratoh.Tari Ratih ini adalah tarian yang kerap dipentaskan untuk mengawali acara lomba sambung ayam.

Selain itu, tarian ini juga dilakukan ketika akan menyambut panen dan datangnya bulan purnama. Lalu, setelah Agama Islam masuk dan tersebar luas di wilayah Aceh, terjadilah percampuran atau akulturasi budaya serta agama. Sehingga membentuk sebuah tarian yang dikenal sebagai tari Seudati.

Berdasarkan sejarahnya, tarian ini asalnya dari Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie. Awalnya tari Seudati diprakarsai oleh seseorang yang bernama Syeh Tam. Kemudian tarian ini mulai berkembang lebih luas di sekitar desa. Seperti Kecamatan Mutiara, Desa Didoh, dan Pidie. Tari Seudati dipopulerkan oleh anak asuhan Syeh Ali Didoh. Setelah itu, tarian tersebut tersebar ke wilayah Aceh Utara sampai seluruh wilayah Aceh.

Asal Mula Nama Tari Seudati

Terdapat banyak pendapat tentang asal mula kata Seudati yang digunakan untuk menyebut tarian tersebut. Pendapat pertama mengatakan bahwa kata Seudati berasal dari Bahasa Arab, yang artinya syahadati atau syahadatain. Syahadat adalah sebuah bentuk atau kalimat pengakuan terhadap keesaan Allah SWT. Serta mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul atau nabi yang diutus langsung oleh Allah SWT.

Namun, terdapat pula anggapan lain terkait asal mula nama dari tari Seudati, yaitu dianggap berasal dari Bahasa Aceh itu sendiri. Kata tersebut berasal dari “seurasi” yang artinya makna yang harmonis dan kompak. Apabila dikaitkan dengan gerakan yang ada di dalam tarian ini, maka akan ada kaitannya dengan nama serta koreografinya.

Asal usul dari nama tarian ini juga dapat dikaitkan dengan Bahasa Tarekat. Dimana kata tersebut berasal dari “ya sadati” yang artinya wahai tuan guru. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan sejarah dari tari ini sendiri yang berasal dari komunitas tarekat yang diinisiasi oleh Syekh Tarekat Saman. Teori tersebut juga didukung dengan adanya nama lain dari tari seudati yaitu musamman yang berasal dari Bahasa Aceh.

Fungsi Tari Seudati

Selain digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan Agama Islam, tarian ini juga digunakan untuk menghibur masyarakat dan juga hal lain. Berikut ini adalah beberapa fungsi tari Seudati bagi Masyarakat Aceh.

1. Membangkitkan Semangat

Menurut kategori jenis tarian, tari Seudati termasuk ke dalam kategori jenis tarian Tribal War Dance atau tarian perang. Hal tersebut berdasar kepada syair atau lirik lagu pengiring tarian yang diisi dengan kata-kata dan kalimat yang membangkitkan semangat. Bahkan saat masa kolonial Belanda, tari Seudati dilarang untuk dipentaskan.

Syair yang ada di dalam lagu tarian Seudati mampu menggugah semangat para pemuda serta menginspirasi aksi pemberontakan terhadap penjajah Belanda. Lalu, setelah Indonesia dinyatakan merdeka, tarian ini mulai diperbolehkan untuk dipentaskan.

2. Mengajarkan Nilai Kehidupan

Selain digunakan sebagai pembangkit semangat, tari Seudati juga mengandung sebuah filosofi atau makna tentang kehidupan. Di dalam syair tarian ini, kadangkala disisipkan sebuah cerita mengenai persoalan hidup serta kehidupan sosial sehari-hari. Sehingga bisa menjadi sebuah solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

3. Sarana Dakwah dan Penyebaran Agama Islam

Di dalam bait lirik lagu pengiring tarian ini, juga terdapat lirik-lirik yang memuat tentang ajaran Agama Islam. Oleh sebab itu, tari Seudati juga menjadi media penyebaran serta pendidikan Agama Islam. Masyarakat yang terhibur oleh gerakan tarian tersebut juga bisa mendapatkan pelajaran Agama sekaligus.

Komponen Tarian Seudati

Dalam pertunjukannya, ada beberapa komponen yang wajib dipenuhi supaya tampilan para penari semakin maksimal. Berikut adalah beberapa komponen yang harus ada di dalam tari seudati.

1. Penari

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa tarian ini dimainkan oleh delapan penari laki-laki yang salah satunya berperan sebagai pemimpin. Penari pemimpin disebut juga sebagai syekh. Lalu akan ada orang yang membantu syekh tersebut, yaitu dua orang pembantu yang diposisikan di sebelah kiri. Dua orang tersebut biasanya disebut sebagai apeet wie.

Kemudian, akan ada satu orang pembantu lagi yang diposisikan di sebelah belakang. Peran yang satu ini biasanya disebut dengan apeet bak. Selain itu, juga akan ada tiga penari lain yang berperan sebagai pembantu biasa. Nantinya para penari akan mempunyai peran masing-masing ketika menari. Di dalam pementasannya, akan ada dua orang yang bertugas untuk menyanyi mengiringi para penari. Dua orang yang menyanyi biasanya disebut dengan aneuk syahi.

2. Tempo serta Irama

Di dalam tarian tradisional lain, biasanya penari akan diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan. Namun di dalam tari Seudati, irama serta tempo lagu berasal dari para penari yang mementaskannya. Tarian ini hanya mengandalkan bunyi dari tepukan dada dan pinggul. Kemudian hentak kaki dan juga jentikan jari.

Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan

Selain dari suara di atas, tari seudati juga diiringi oleh nyanyian dari dua penari yang sudah dipilih. Nyanyian tersebut dinyanyikan sesuai dengan gerakan yang sedang dilakukan. Gerakan yang dilakukan oleh penari juga menyesuaikan dengan tempo dan irama lagu yang dinyanyikan.

Gerakan dari tarian ini sangat penuh semangat dan dinamis. Akan tetapi pada beberapa bagian, terdapat gerakan yang terlihat agak kaku. Hal tersebut sengaja dilakukan untuk menunjukkan kesan perkasa dan juga gagah dari para penari. Sementara tepukan dada dan juga perut adalah gerakan yang memberikan kesan kesombongan dan sifat ksatria para laki-laki Aceh.

3. Pakaian Para Penari

Busana atau kostum yang digunakan para penari Seudati adalah celana panjang dan juga kaos oblong panjang berwarna putih dan ketat. Busana tersebut dilengkapi dengan kain songket yang dililitkan di sebatas paha dan pinggang para penari. Sementara, properti yang dipakai adalah rencong yang diselipkan di pinggang. Kemudian ikat kepala atau yang disebut tangkulok berwarna merah, dan yang terakhir sapu tangan.

Gerakan Penari Tari Seudati

Gerakan dari tari seudati mempunyai ciri khas yaitu semangat, heroik, gembira, dan juga penuh dengan kekompakan serta kebersamaan. Hak tersebut terlihat dari gerakan tubuh para penari ketika menarikannya.
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan meloncat, melangkah, dhiet atau memukul dada, petik jari, dan hentakan kaki ke lantai secara serentak. Itu semua adalah gerakan utama dalam tari ini.

Adapun gerakan dasar dari tari ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama saat gerakan dimulai oleh pemimpin tari. Kemudian diikuti oleh semua penari. Kedua adalah melakukan hal sebaliknya.

Jika dilihat dari keseluruhan, tarian ini terdiri dari Nyap, Langkah, Rheng, Asek agai Lingiem, Keutheet atau Nyet, Dhiet, Ketrep Jaroe, dan yang terakhir adalah gerak Geddham Kaki.

Pola Lantai Tari Seudati

Di dalam tarian ini, para penari akan melakukan setiap gerakan dalam beberapa babak dan masing-masing mempunyai karakteristik sendiri. Babak tersebut yaitu babak glong, saleum, likok, saman, kisah, cahi panyang, lanie, dan terakhir babak penutup.

Sedangkan untuk pola lantai pada tarian ini meliputi putoh taloe, lidang jang, langleng, bintang buleun, tampong, binteh, dapu, tulak angen, dan kapai teureubang.

Perkembangan Tari Seudati

Sampai sekarang, tari Seudati terus mengalami perkembangan, banyak dipelajari generasi muda, tetap lestari. Oleh sebab itu, muncul beberapa kreasi dan juga variasi dalam gerakan yang ada di tari Seudati. Di setiap pertunjukannya, akan hadir gerakan yang baru dan juga menarik. Namun tetap tidak menghilangkan keaslian serta nilai yang ada di dalam tarian ini.

Di kehidupan masyarakat Aceh, tari seudati umumnya dilakukan pada acara adat, kebudayaan, dan perayaan agama. Tak jarang juga ada perlombaan antar kelompok tari yang membuat masyarakat menjadi lebih antusias dengan tarian ini.

Mengenal Keunikan Tari Seudati, Tari Khas Aceh yang Legendaris

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Saat ini negara kita tercatat pada urutan keempat negara terbesar di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak keragaman, mulai dari suku, agama, ras, bahkan hingga budaya. Keragaman budaya yang ada di Indonesia salah satunya berwujud dalam tarian daerah. Tiap daerah mempunyai ciri khasnya tersendiri dan dengan peruntukan yang berbeda pula.

Adapun tujuan dari tari daerah diantaranya adalah sebagai ritual penyambutan tamu daerah, upacara kematian, upacara menyambut panen tanaman, acara keagamaan, dan lain-lain. Salah satu tari daerah yang memiliki keunikan adalah tari Seudati. Sebelum mengenal keunikan tari Seudati, perlu kita ketahui terlebih dahulu sejarahnya.

Tari Seudati berasal dari daerah Pidie, Aceh yang berkembang pada abad ke-16. Seudati berasal dari bahasa Arab, yaitu Syahadat yang bermakna pengakuan atau saksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa tarian ini berasal dari kata “Seurasi” yang bermakna serasi atau harmonis.

Tari Seudati hadir sebagai media pengenalan nilai-nilai keagamaan dan solusi atas berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Selain itu, tari adat ini juga berfungsi sebagai media dakwah untuk rakyat Aceh karena bersamaan dengan masuknya Islam ke tanah Rencong. Seudati merupakan tari daerah yang memiliki banyak keunikan dan berbeda dengan beberapa tari daerah yang lainnya. Berikut ini keunikan tari Seudati seiring dengan berkembangnya zaman.

1. Variasi Peran Penari

Keunikan tari Seudati yang pertama adalah peran dari para penari. Dalam rangkaiannya, para penari tidak hanya menari dengan begitu saja. Mereka memiliki peran yang disesuaikan dengan pesan moral yang ingin disampaikan melalui gerakan. Penari tidak cukup bergerak sesuai dengan arahan dan ketentuan, tetapi harus benar-benar memastikan bahwa makna yang disampaikan didalamnya dapat diterima oleh penonton.

Apabila ada 8 orang penari, perannya akan terbagi menjadi beberapa yaitu diantaranya ada yang berperan sebagai Syekh (pemimpin), Apeet atau pembantu Syekh (wakil pemimpin), Apeet Bak (anggota ahli), Apeet Wie (Dua Orang, dan tiga orang yang berperan sebagai pembantu biasa (Apeet Unuen, Apeet Wie Abeh, dan Apeet Eneun). Apabila ada 10 orang penari, maka dua orang tambahan lainnya akan berperang sebagai Aneuk Syahi (penyair).

Keunikan tari Seudati juga terletak pada jumlah penarinya yaitu minimal harus berjumlah 8 orang, hal ini terkait dengan peran dari masing-masing yang sudah ditentukan sebelumnya. Ketentuan ini juga dipercaya sudah ada semenjak awal tercipta. Apabila kurang dari 8 orang, maka akan ada peran yang kosong sehingga pesan moral di dalamnya tidak maksimal diterima oleh masyarakat atau penonton. Namun, apabila jumlah penari lebih dari 8 hal ini tidak masalah karena akan ada peran tambahan sehingga mempermudah penyampaian pesan karena penari tambahan akan berperan sebagai penyair.

3. Tidak Diiringi Lagu atau Musik

Sama seperti tari daerah dari Pulau Sumatera lainnya yaitu tari Saman, tari Seudati juga tidak diiringi dengan lagu atau musik. Pengiring gerakan tari Seudati berasal dari syair yang dibacakan selama pertunjukan berlangsung. Syair dalam tari ini merupakan inti dari pertunjukan ini. seorang Aneuk Syahi memiliki peran yang penting dalam tari Seudati. Mereka tidak sekadar membaca syair, namun dalam membacakan syair harus disesuaikan dengan tepukan dada dan hentakan kaki para penari sehingga akan tercipta harmonisasi yang sedap untuk didengarkan dan dilihat oleh penonton.

4. Kostum atau Busana Penari

Keunikan tari Seudati yang lain ada pada kostum yang digunakan oleh penari. Semua penari wajib menggunakan kostum berwarna putih baik itu baju maupun celana. Alasan warna putih yang dipilih dikarenakan warna ini diartikan sebagai kesucian. Khusus untuk ikat kepala berwarna merah. Warna ini dipilih karena merah memiliki arti keberanian. Hal ini sejalan dengan perjuangan rakyat Aceh pada zaman penjajahan yang berani menentang kekejaman pada waktu itu.

5. Gerakan

Gerakan yang khas dari tari Seudati ada pada gerakan penari yang agresif dan kompak. Agresivitas gerakan para penari menandakan konsentrasi yang tinggi. Tidak hanya itu, mereka juga perlu menyelaraskan gerakan antar satu sama lain sehingga akan terlihat lebih harmonis.

Gerakan agresif bermakna bahwa dalam kehidupan manusia harus bisa agresif mengambil suatu keputusan agar hidupnya lebih baik, sementara kekompakan bermakna bahwa setiap manusia harus bisa kompak dalam kebaikan. Pada awal gerakan penari akan bergerak dengan tempo yang lambat, tetapi lama kelamaan gerakan akan semakin cepat.

Selain dua gerakan di atas, dalam tari Seudati terdapat gerakan tepuk dada. Makna dari tepuk dada adalah kesombongan dan mengingatkan kepada penonton bahwa di atas muka bumi ini masih banyak kesombongan yang ada pada diri manusia.

Kesombongan pada zaman dahulu sebagai penyemangat untuk dapat mengusir para penjajah, sedangkan pada zaman sekarang kesombongan sebagai cara untuk mengingatkan diri untuk tidak bertindak demikian karena tidak menguntungkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

6. Media Dakwah

Masuknya tari Seudati bersamaan dengan masuknya Islam ke tanah Serambi Mekah. Tari Seudati dijadikan sebagai media dakwah oleh para ulama atau pemuka agama waktu itu. Syair yang dibacakan di dalamnya kental dengan nuansa nilai-nilai agama yang bertujuan untuk mengingatkan para penonton akan kehidupan yang tidak boleh jauh dari agama.

Apa saja yang kalian ketahui tentang tari Seudati
Apa saja yang kalian ketahui tentang tari Seudati

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Tari Seudati

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien