Apa saja kemajuan kemajuan yang terjadi pada masa kerajaan Islam Turki Usmani?

Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak, 2012.

A. A. an-N. ‟ Im, Islam dan Negara Sekuler, mengasosiasikan Masa Depan Syariah. (Cet.I; Bandung: PT. Mizan Pustaka), 2007.

A. Al-Usairy, Al-T ā r ī khul Isl ā m, diterjemahkan oleh Samson Rahman dengan judul “ Sejarah Islam .” (Cet. I; Jakarta: Akbar Media Eka Sarana), 2003.

A. Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013.

A. S. Sulaiman, Tarikh al-Turki fi Asia al-Wustha Ajib Thahir, Perkembanga Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam (Jakarta: Ra. Mesir: Maktabah Angelo, 1989.

B. Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Edisi I; (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2006

Nasution,Harun, Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Nasution,Harun, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan, 1997

A.Mikhail, Nature and Empire in Ottoman Egyp. Cambridge University Press., 2011

H. Bakry, “Pedoman Islam di Indonesia.” Cet. V; Jakarta: UI-Press, p. 326, 1990.

F. Rahman, Islam and Modernity Ttans Formation of Antropology Intelectual Tradition diterjemahkan oleh Ahsin Muhammad, Islam Modernis tentang Transformasi Intektual. Bandung: Pustaka, 1985, 1985

R. Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Yogyakarta: Diva Pers, 2015, 2015 .

Syalabi, Ahmad, “Mausu’ah al -Tarikh al-Islami wa al-Hadlarah al-Islamiyyah,” p. 660, 1977

Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam: Imperium Turki Usmani. Jakarta: Kalam Mulia, 1988.

S. A. Mughi, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Cet. II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999

FUADUNA: Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan

https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019

Kemajuan Islam Pada Masa Kekaisaran....

yaitu lebih kurang 625 tahun tepatnya berakhir

tahun 1924 M, atau sekitar abad ke-20 M.

Selama perkembangannya terdapat 37 sultan yang

pernah berkuasa pada Kerajaan Turki Usmani.

Turki Usmani merupakan pusat Khilafah Islam,

karena merupakan pemerintahan Islam yang

terkuat pada masa itu, bahkan merupakan Negara

paling besar di dunia.

Turki Usmani mengalami masa keemasan

pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman I atau

lebih dikenal dengan sebutan sultan Agung atau

Al Qanuni. Wilayahnya mencapai kawasan yang

sangat luas, meliputi daratan Eropa hingga

Australia, Mesir, Afrika Utara hingga ke Aljazair

dan Asia hingga ke Persia. Sultan Sulaiman I

berhasil menyatukan dua kedaulatannya, di laut

dan di darat serta menghimpun dua kekuatannya,

keduniaan dan keagamaan.

Masa kebesaran kerajaan Turki Usmani

juga dicapai pada masa kesultanan Muhammad II

yang lebih dikenal dengan gelar al-Fath, gelar al-

Fath ini diperoleh karena Sultan Muhammad II

berhasil menaklukkan kota Konstatinopel pada

tanggal 28 Mei 1453 M. Dengan jatuhnya

Konstatinopel maka nama Konstantinopel beralih

menjadi Istanbul. Hal ini merupakan salah satu

saksi sejarah tentang kebesaran kerajaan Usmani

(Ottoman Empire).

Wilayah kekuasaan kerajaan Usmani di era

pemerintahan Sultan Sulaiman al- Qanuni meliputi

tiga benua, yaitu Benua Afrika meliputi Mesir,

Libia, Tunis serta Aljazair, benua Asia, meliputi

Asia Kecil, Armenia, Irak, Suria, Hijaz serta

Yaman. dan benua Eropa meliputi Bulgaria,

Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan

Rumania.

Namun pada akhirnya, karena

pemerintahan yang lemah setelah masa Sulaiman

1, serta faktor dari luar yaitu keunggulan lawan

S. A. Mughi, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Cet.

II; (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)

A. Al-Usairy, Al-T ā r ī khul Isl ā m, diterjemahkan

oleh Samson Rahman dengan judul “ Sejarah Islam .” (Cet. I;

Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003).

A. Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode

Pertengahan. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013).

dalam bidang sains dan teknologi, yang mampu

menciptakan peralatan modern menyebabkan

Turki Usmani mulai mengalami kemunduran

serta mengalami beberapa kali kekalahan perang

melawan bangsa Eropa. Kekuasaan politik dan

militer yang tangguh selama ini mulai mendapat

tantangan pada masa Sultan Murad IV (1623-

1640) dengan munculnya kekuatan Barat.

Kekalahan militernya di Eropa dan India,

menurut Abdullahi Ahmed an-Naim merupakan

konsekwensi yang harus diterima dinasti ini

akibat kemerosotan agama dan budaya,

penyimpangan dari tradisi dan korupsi.

Dari penjabaran di atas dipahami bahwa

Para pemimpin Turki Usmani pada masa-masa

pertama adalah orang-orang yang kuat, sehingga

Turki Usmani mampu melakukan ekspansi

dengan cepat dan luas. Namun demikian menurut

Badri yatim bahwa keunggulan dan kemajuan

Turki Usmani dalam mecapai masa keemasannya,

bukan semata-mata karena keunggulan para

pemimpinnya tetapi ditunjang oleh beberapa

keunggulan lainnya. Yang terpenting diantaranya

adalah keberanian, ketangguhan, keterampilan

dan kekuatan militernya yang sanggup

bertempur kapan dan di mana saja.

Kekuatan militer Turki Usmani mulai

diorganisir dengan baik ketika terjadi kontak

dengan Eropa dibawah kekuasaan Sultan

Orkhan. Dalam bidang militer dilakukan

perombakkan besar-basaran. Dilakukam

pembaruan dengan memutasi personil-personil

pimpinan, perombakan dalam keanggotaan

dengan memasukkan non-Turki sebagai anggota

bahkan anak-anak Kristen diterima menjadi

tentara, mereka diasramakan dan dibimbing

dalam suasana Islam. Sehingga terbentuklah

kelompok militer baru yang bernama Jenissari atau

Inkasyiriah. Pasukan Jenissari dapat mengubah

Negara Usmani menjadi negara dengan kekuatan

militer yang sangat disegani oleh lawan-lawan

politik Sultan.

A. A. an-N. Im, Islam dan Negara Sekuler,

mengasosiasikan Masa Depan Syariah. (Cet.I; Bandung: PT.

Mizan Pustaka, 2007)