Apa perbedaan sunat laser dan manual

Bisnis.com, JAKARTA - Sirkumsisi atau sunat sebagai tindakan medis membuang kulum yang biasanya menutupi glans penis menjadi saran para pakar kesehatan. Salah satunya untuk menghindarkan seorang anak lelaki terkena berbagai penyakit, seperti infeksi saluran kemih (ISK).

Data dari Saudi Urological Association mengungkapkan sekitar 30 persen laki-laki di dunia dan 35 persen pria di negara berkembang telah disunat.

Dari sisi metode, dikenal beragam cara dalam tindakan sunat mulai dari konvensional, laser, stapler, dan klem dengan kelebihan dan kekurangannya. Dari metode yang ada, laser seringkali menjadi menimbulkan masalah.

Dokter spesialis bedah umum dari Ikatan Ahli Bedah Indonesia, dr. Asrul Muhadi, Sp.B mengatakan, laser yang sebenarnya memanfaatkan energi cahaya, namun yang justru terjadi energi panas yang digunakan.

Menurut Asrul yang lulus dari Universitas Hasanuddin itu, penggunaan laser dengan energi panas berbahaya, karena uretra atau tempat keluarnya urin, maka bisa menyebabkan keacatan seumur hidup bagi pasien.

"Bisa menyempit dan mengeras, sepanjang hidup tidak bisa diperbaiki. Kalau metode konvensional bisa dikoreksi, makanya WHO menyatakan, melakukan (tindakan sunat) harus dilakukan ahli," kata dia dalam sebuah webinar, dikutip Sabtu (27/11/2021).

Salah Kaprah

Menurut Badan POM Amerika Serikat (FDA), laser merupakan light amplication by the stimulated emission on radiation. Laser medis yakni alat yang menyimpan energi dari berbagai bentuk baik elektrik, kimia maupun optikal yang dikeluarkan dalam bentuk energi cahaya.

Tetapi, ada salah kaprah tentang pemaknaan istilah laser dalam sirkumsisi yang ternyata kauter. Sunat laser tidak menggunakan energi cahaya, namun menggunakan energi panas dengan menggunakan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi dan diseksi.

"Bayangin saja kalau jaringan dipanaskan, langsung hangus, hitam. Seumur hidup orang akan cacat. Penis teramputasi karena sunat panas. Tidak ada laser pada sirkumsisi, yang ada kauter," tutur Asrul.

Pada penggunaan kauter atau sunat laser, arus listrik langsung menuju penis dan jaringan penis. Bila preputium atau kalup penis dipotong dengan kauter, maka dapat terjadi total phallic loss atau gangguan saraf yang parah akibat adanya kontak antara kauter dan clamp.

Terkait laser, dokter spesialis bedah saraf dari Universitas Indonesia, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS juga sependapat dengan Asrul.

Founder Rumah Sunat dr. Mahdian itu mengatakan, dalam sunat, bukan sinar laser yang dipakai.

Menurut dia, khitan laser menggunakan lempengan logam yang dipanaskan dapat menyebabkan luka bakar, amputasi dan berdampak pada kecacatan pada pasien.

Metode Klem

Dibandingkan laser dan lainnya, dia menyarankan metode klem untuk mencegah infeksi silang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan klem sebagai solusi sunat modern.

Menurut Mahdian, metode klem menggunakan prinsip seperti penjepit pada tali pusar bayi. Keuntungan metode ini antara lain, pasien bisa segera kembali beraktivitas termasuk bepergian tanpa menunggu tiga hari terlebih dulu.

"Dulu harus dijahit sekarang tidak lagi. Dulu tidak boleh pakai celana, tidak bisa mandi 3 hari sekarang sudah bebas, habis sunat bisa jalan-jalan," tuturnya.

Mahdian memperkenalkan sunat menggunakan alat produksi sendiri, bernama Mahdian Klem. Alat ini mulai digunakan pada 2014 setelah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Alat klem Mahdian terdiri dari 3 komponen yakni tabung bening sebagai tempat saluran kemih, badan klem dan pengunci.

Keunggulan klem, semua komponen terbuat dari material polikarbonat transparan, sehingga bisa terlihat bila ada sisa urin di glans penis, kemudian tersedia sistem pengunci kokoh agar tetap stabil pasien khususnya anak saat beraktivitas.

Mahdian mengatakan, pemakaian alat ini relatif mudah, tanpa jahitan dan risiko perdarahan kecil karena semua pembuluh darah sudah tertutup dengan klem.

"Tidak ada terjadi infeksi karena infeksi terjadi saat luka terbuka, proses sunat 7 menit karena tidak pakai proses jahit, alat ini terjamin sterilitasnya. Pemasangan dan pelepasan cepat karena minimum nyeri," tuturnya.

Infografis Health

Plus Minus Berbagai Metode Sunat, Laser hingga Klem

Widiya Wiyanti - detikHealth

Minggu, 23 Jun 2019 07:05 WIB

Apa perbedaan sunat laser dan manual

Jakarta - Ada berbagai teknik atau medode sunat yang dikenal saat ini, dari laser hingga clamp. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri.
(wdw/up)

Infografis Lainnya

Apa perbedaan sunat laser dan manual

Infografis detikHealth

Daftar Kombinasi Vaksin COVID-19 Booster Kedua untuk Lansia

Apa perbedaan sunat laser dan manual

Infografis detikHealth

Daftar 73 Obat Sirup yang Ditarik Izin Edarnya, BPOM RI Minta Ditarik

Apa perbedaan sunat laser dan manual

Infografis

Hari Radang Sendi Sedunia, Yuk Kenali Gejala Osteoarthritis

metode sunat metode sunat yang tidak sakit metode sunat stapler sunat laser sunat khitan sirkumsisi

Apa Beda sunat laser dan biasa?

Penelitian telah membuktikan bahwa sunat menggunakan laser memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: Waktu perdarahan lebih singkat dan luka lebih cepat sembuh dibandingkan sunat konvensional yang menggunakan pisau bedah. Waktu yang diperlukan untuk proses pengerjaannya jauh lebih singkat.

Sunat yang bagus pakai metode apa?

Founder Rumah Sunat dr Mahdian, Dr Mahdian Nur Nasution SpBS, mengungkapkan untuk meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadirlah metode klem yang telah direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemkes) sebagai metode sunat terbaik.

Apa ada efek samping sunat laser?

"Arus listrik alat ini langsung menuju jaringan penis, dan bila kulup dipotong dengan electrocauter, dapat terjadi gangguan saraf dan pembuluh darah. Dampaknya sangat berbahaya. Fungsi penis bisa terganggu."

Sunat manual seperti apa?

Dalam metode sunat manual, dokter akan memotong kulit kulup penis menggunakan gunting atau pisau bedah, kemudian luka akan dijahit.