Apa perbedaan kondisi kepercayaan masyarakat Mekkah sebelum Islam dengan kondisi masyarakat sekarang

PORTAL PASURUAN - Sebelum Islam datang di tengah masyarakat Arab pada masa itu, kondisi masyarakat tidak sama seperti saat Rasulullah hadir. Ada sesuatu yang membedakan antara keduanya. Hal tersebut meliputi aspek kepercayaan, sosial, ekonomi, dan politik.

Awalnya, masyarakat Mekah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, Nabi Ismail.

Setelah wafatnya Nabi Ismail, masyarakat Mekah mulai pindah menyembah kepada yang selain Allah.

Proses perpindahan kepercayaan tersebut diawali dari Amir bin ubai yang melakukan perjalanan ke Syam.

Baca Juga: Nabi Muhammad sebagai Pembawa Kesejahteraan dan Kemajuan Masyarakat

Baca Juga: Biodata, Profil, Fakta Menarik Moonbin Anggota ASTRO Pernah Belajar di Hanlim Multi Arts High School

Dia melihat penduduk Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala, dan dia membawa berhala yang diberi nama Hubal dan diletakkan di Kakbah. Berhala ini yang menjadi pimpinan dari berhala lainnya, seperti Uzza, Latta, dan Manatta.

Amir mengajarkan kepada masyarakat untuk menyembah berhala. masyarkaat Mekkah meyakini bahwa berhala adalah perantara untyuk mendekatkan diri pada Tuhannya.

Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-hala dan menyembahnya. Berhala yang dibuat hingga mencapai 360 yang mengelilingi Kakbah.

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk Kelas VII SMP/MTs


Page 2

Jahiliyah bukan berari mereka bodoh dari keilmuannya, namun merek abodoh akan keimanan kepada Allah SWT seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Mereka menyimpangkan aaran-ajaran Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Tutorial Membuat Animasi Frame by Frame (Burung Terbang) Menggunakan Flash

Baca Juga: Tim SAR Lakukan Operasi Pencarian Korban Kapal TKI Tenggelam di Perairan Karimun

Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut antara lain:

1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan sosok tersebut.

2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa, terutama kepada kabilah nenek moyang mereka.

3. Rasa takut yang kuat untuk menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan yang lain di luar Tuhan.

Di samping kepercayaan yang menyembah berhala, ada beberapa kepercayaan lain yang berkembang di Mekkah, antara lain:

Baca Juga: Info Daya Tampung 10 Prodi Soshum Universitas Sembilan Belas November Kolaka SBMPTN 2021

Baca Juga: Biodata, Profil, Fakta Menarik Chansung Anggota 2PM yang Pernah Bermain dalam Web Drama 'Romantic Boss'

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk Kelas VII SMP/MTs


Page 3

Apa perbedaan kondisi kepercayaan masyarakat Mekkah sebelum Islam dengan kondisi masyarakat sekarang

Ilustrasi Islam. //Pixabay

Jakarta -

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam berada di masa jahiliah. Namun mengutip dari repository Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA), jahiliah tidak merujuk pada bodoh.

"Arti dari kata jahiliah adalah kesombongan, kemarahan, dan ketidaktahuan. Penggunaan kata ini kepada masa pra Islam menunjukkan pada era saat ketiganya sangat menonjol di masyarakat," tulis respository mengutip bukku Fajr al-Islam yang ditulis Amin Ahmad.

Jahiliah juga berkaitan dengan kepercayaan sesat, peribadatan yang salah, kekuasaan yang sewenang-wenang, dan ketidakadilan hukum. Kondisi ini menimbulkan rasa takut, khawatir, dan kekacaauan yang tidak kunjung berakhir.

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis Masudul Hasan dalam History of Islam. Buku tersebut menceritakan, masyarakat Arab mengalami kemerosotan moral. Minuman keras, judi, cabul, dan seks bebas adalah hal biasa.

"Kaum wanita diperlakukan seperti barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Para penyair mendendangkan
keburukan moral dengan penuh kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri dan barang lainnya," tulis buku tersebut.

Anak bahkan bisa menikahi ibu tiri mereka. Yang lebih parah, anak perempuan yang baru lahir akan dicekik atau dikubur hidup-hidup. Selain itu, perbudakan adalah hal wajar dengan majikan yang berkuasa penuh hingga hidup mati.

Dengan kondisi tersebut, mereka yang kaya hidup bergelimang harta sedangkan yang miskin semakin kekurangan. Jurang pemisah antara masyarakat kaya dan miskin terasa makin dalam dan jauh. Masyarakat kaya dapat mengeksploitas yang lebih miskin.

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ini berubah usai kedatangan Rasulullah SAW, yang membawa ajaran Islam dari Allah SWT. Namun Islam sejatinya tidak mengubah seluruh tatanan dan nilai yang dianut masyarakat Arab.

Repository yang mengutip The Makkan Crubicle karya Zakaria Bashier menyatakan, Islam mengarahkan nilai-nilai masyarakat Arab hingga sesuai syariat. Nilai yang baik dipertahankan meski cara dan tujuan mencapainya diubah.

Tentunya tradisi dan kebiasaan buruk yang tidak sesuai ajaran Islam dihapus. Misalnya membunuh anak perempuan baru lahir, seks bebas, berjudi, dan merendahkan wanita. Perubahan dilakukan meski membutuhkan pengorbanan dan waktu yang tidak sebentar.

Dengan penjelasan ini, semoga kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam dan perubahannya dapat digambarkan dengan baik. Selamat membaca detikers.

Lihat juga Video: Arab Saudi Buka Pintu untuk Warga Indonesia, Ini Syaratnya!

(row/erd)

Umat Islam melakukan Tawaf keliling Kakbah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umroh di Masjidil Haram, Mekkah Al Mukarramah, Arab Saudi. Foto: Antara/Aji Styawan

Mekkah dianggap sebagai Kota Suci di mana Nabi Muhammad SAW lahir dan menerima wahyu. Namun sebelum Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin, masyarakat Mekkah memiliki tradisi-tradisi tidak baik yang penuh kesesatan, kekufuran dan penyimpangan. Inilah yang disebut masa jahiliyah atau zaman kebodohan.

Pada saat itu masyarakat Mekkah dan Arab secara umum memiliki kemajuan di bidang perekonomian, khususnya dalam perdagangan dan pertanian. Ini tidak lepas dari letak geografis Mekkah yang berada pada jalur perdagangan ramai.

Meski demikian, mereka tetap tidak dapat terlepas dari kebodohan. Jahiliyah bukan berarti bodoh dari segi keilmuan, namun mereka bodoh dalam hal keimanan kepada Allah.

Islam kemudian hadir untuk menghentikan praktik-praktik yang menyesatkan tersebut. Ingin tahu kondisi masyarakat Mekkah pra Islam? Simak fakta-faktanya berikut ini:

Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

Ilustrasi orang berdoa. Foto: ShutterStock

Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam publikasi Kementerian Agama (2014: 11-12), dalam hal kepercayaan, pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail AS. Namun sepeninggal Nabi Ismail, mereka mulai berpaling dari Allah SWT dan menyembah berhala.

Selain menyembah berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan roh leluhur. Mereka akan mengurbankan binatang sebagai persembahan agar terhindar dari marabahaya.

Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Pra Islam

Ilustrasi perempuan. Foto: Pixabay

Masih mengutip dari sumber yang sama, masyarakat Mekkah di masa jahiliyah memiliki kebiasaan buruk seperti minum khamr, berjudi, berzina, merampok, dan menganggap rendah kaum perempuan.

M. Abdul Karim (2015:51) dalam Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam menulis bahwa perempuan tidak dapat menjadi pewaris suami atau orangtua. Para lelaki juga bebas menikah tanpa batasan jumlah.

Mengutip dari buku Kementerian Agama (2014 :13) para majikan memperlakukan budak-budaknya dengan sesuka hati dan tidak jarang menyiksa mereka. Para budak diperlakukan layaknya binatang dan barang dagang yang bisa dijual atau dibunuh sesuka hati.