Apa perbedaan cetak datar dan cetak dalam?

Apa perbedaan cetak datar dan cetak dalam?

Apa perbedaan cetak datar dan cetak dalam?
Lihat Foto

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra

Mesin sablon yang digunakan Sackai Bags di workshop mereka di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

KOMPAS.com - Sebelum memutuskan memulai wirausaha produk grafika, sebaiknya mengetahui mengenai alat-alat dan bahan baku atau material yang diperlukan dalam produk grafika.

Bahan yang digunakan adalah bidang datar yang akan dicetak, dan pewarna. Sedangkan alat yang digunakan yaitu alat cetak. Perkembangan teknologi cetak cukup pesat, sehingga menyajikan beragam model dan teknik.

Dalam buku Simple Screenprinting: Basic Techniques and Creative Projects (2004) karya Annie Stromquist, dijelaskan jenis-jenis teknik cetak berdasarkan prinsipnya, yaitu:

Cetak tinggi

Cetak tinggi menjadi prinsip awal teknik cetak di China, dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

Dalam cetak tinggi, zat pewarna ditempatkan pada permukaan tertinggi dari acuan cetak (bidang pencetak). Bidang tersebut dapat berupa balok kayu, karet, logam, atau yang lain.

Baca juga: Wirausaha Produk Grafika

Sebelumnya, bidang pencetak sudah diberi gambar atau tulisan yang sering disebut dengan desain. Acuan cetak yang sudah diberi desain kemudian dicukil atau dibentuk sehingga menghasilkan bagian yang tinggi dan rendah.

Warna yang sudah dipilih dioleskan pada permukaan bahan yang sudah diukir (bagian yang tinggi). Kemudian dicetak ke permukaan bahan datar dengan cara ditekan baik menggunakan tangan atau mesin cetak.

Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan dari gambar yang ada di bidang pencetak atau acuan cetak. Contoh teknik cetak tertinggi adalah cap atau stempel dan cukil kayu.

Cetak dalam

Teknik cetak dalam adalah teknik cetak yang menggunakan klise dalam. Artinya bagian dalam plat menyerap tinta yang nantinya akan membekas pada kertas. Salah satu contoh cetak dalam, yaitu gambar pada uang kertas.

Baca juga: Kemasan dan Pemasaran Produk Kerajinan Obyek Lokal

Jenis dari teknik cetak dalam di antaranya:

Istilah “Seni Grafis” mungkin saat ini sudah tidak asing lagi di telinga dan bahkan sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seni grafis sendiri merupakan bagian dari seni rupa yang termasuk dalam bagian karya seni rupa dwimatra atau dua dimensi yang bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau emosi dari pembuat karya seni tersebut.

Pada dasarnya, seni grafis merupakan cabang dari seni rupa yang memanfaatkan teknologi komputerisasi dengan teknik cetak atau printing, sehingga karya seni ini dapat di lipatgandakan dengan mempertahankan keorisinilan dari karya tersebut.

Istilah grafis berasal dari bahasa Yunani “graphein” yang berarti menulis atau menggambar. Dalam bahasa Inggris istilah ini disebut dengan “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan atau gambar dengan cara ditoreh atau digores. Tulisan dan gambar yang dimaksud adalah tulisan dan gambar dari negative film yang dapat menciptakan berbagai bentuk, warna, dan gaya.

Seni grafis sangat beragam dan jika melihat berdasarkan teknik pembuatannya, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring.

Cetak tinggi merupakan bagian dari seni grafis yang menggunakan klise yang memiliki bagian-bagian menonjol. Apabila klise diolesi dengan tinta cetak dam ditempelkan di kertas maka akan terbentuk pola sesuai dengan bagian yang menonjol pada kertas tersebut.

(Baca juga: Unsur-Unsur Karya Seni Tari)

Salah satu contoh pada seni cetak tinggi ini adalah stempel. Teknik ini disebut teknik cetak tinggi karena teknik ini memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari suatu plat klise atau alat cetak.

  1. Cetak Dalam (Intaglio Print)

Seni grafis cetak dalam merupakan kebalikan dari seni grafis cetak tinggi. Jika cetak tinggi bagiannya menonjol, berbeda halnya dengan cetak dalam mempunyai bagian yang membentuk gambar atau tulisan adalah bagian yang menjorok ke dalam klise.

Beberapa contoh cetak dalam antara lain seperti etsa, mezzo tint, dan drypoint. Da;a, teknik ini, cetakan terbuat dari aluminium atau kuningan yang ditoreh dalam mengikuti pola yang ingin dibuat. Kemudian tinta dituangkan pada cetakan lalu kerta diletakan diatas cetakan, sehingga pada kertas akan terbentuk pola sesuai dengan bagian dalam yang terkena tinta.

  1. Cetak Datar (Planography Print)

Ini merupakan teknik seni cetak menggunakan klise datar. Teknik ini menggunakan prinsip tolak menolak dan tarik menarik antara tinta dan air. Teknik ini ditemukan pertama kali pada abad ke 16 di Eropa.

Teknik ini menggunakan batu cadas sebagai klise, akan tetapi sekarang dapat menggunakan lempengan logam atau seng untuk memudahkan proses pencetakannya. Ada beberapa contoh dari teknik ini seperti litografi, monotype, dan teknik digital.

Ini merupakan teknik seni grafis menggunakan layar (screen) yang terbuat dari kain dengan kerapatan serat tertentu sebagai proses pencetakannya. Pada umumnya, teknik ini dikenal dengan teknik sablon atau seni grafis.

Seperti yang diketahui, sablon sering kali dilakukan pada bidang yang datar dimana media yang sering digunakan antara lain bisa kaos, kain spanduk, kertas dan lain sebagainya.

PERBEDAAN ANTARA CETAK TINGGI DENGAN CETAK DATAR DAN CETAK DALAM                             Hallo berjumpa lagi dengan Berkah Mandiri Mesindo.         Pada cetak tinggi yang biasa disebut letterpress atau boekdruk,bagian atau permukaan yang mencetak letaknya lebih tinggi atau lebih menonjol keatas dari pada bagian yang tidak mencetak seperti halnya dengan stempel di kantor - kantor.        Sebaliknya pada cetak dalam yang biasa di sebut intaglio atau diepdruk. bagian yang mencetak letaknya lebih rendah dari pada bagian yang tidak mencetak. bagian - bagian yang letaknya lebih rendah yaitu gambarnya akan terisi dengan tinta hingga seakan - akan merupakan tempat persediaan tinta. tinta yang melekat pada bagian yang tidak diperlukan yaitu pada bagian yang nantinya harus bersih, diseka dulu dengan blade atau rakel supaya tintanya hilang, setelah itu baru di cetak, tinta yang ada di dalam akan terhisap oleh kertas, maka terjadilah cetakan di atas kertas.       Kalau pada cetak tinggi dan cetak dalam proses pencetakan itu terjadi secara mekanis biasa, yaitu bagian yang mencetak dengan bagian yang tidak mencetak lebih tinggi atau lebih rendah. pada cetak datar proses itu dicapai karena adanya obat - obatan yang menyebabkan adanya pertentangan antara air dengan minyak. jadi meskipun permukaan yang mencetak dengan yang tidak mencetak sama rata, tetapi dengan adanya obat - obatan itu maka pada waktu permukaan batu atau seng ( Plate Alumunium ) di rol dengan tinta, tinta akan melekat pada bagian yang ada gambarnya, sedangkan bagian yang tidak ada gambarnya tidak memegang tinta. hal ini dapat terjadi karena pada waktu batu atau seng ( Plate Alumunium ) telah selesai digambar, permukan seng itu disekanya dengan gom kedalam pori - pori pada seng itu terbuka dan masuklah gom yang dicampur asam sendawa yang di sebutnya etsa.           karena asam sendawa , pori - pori seng/plate itu terbuka dan masuklah gom kedalam pori - pori seng/plate yang tidak tertutup oleh gambar . dengan adanya gom yang masuk kedalam pori - pori itu. pada waktu seng/plate diseka dengan air, sebagian dari air itu terhisap oleh gom,. hingga permukaan seng/plate yang tidak ada gambarnya itu mengandung air. maka pada waktu seng/plate itu kemudian dirol dengan tinta, tinta tidak akan melekat pada bagian yang ada airnya itu.        jadi prinsip dari cetak datar adalah pertentangan antara air dengan minyak. bagian yang ada gambarnya akan memegang tinta dan menolak air. dan bagian yang tidak ada gambarnya akan memegang air dan menolak tinta. semoga artikel ini bisa membantu adik - adik atau teman - teman yang sedang mencari makalah untuk sekolah grafika. Salam Sukses Selalu, Aamiin.

By. Berkah Mandiri Mesindo


Page 2

Apa perbedaan cetak dalam dan cetak tinggi

INI JAWABAN TERBAIK 👇

High print adalah ragam karya seni grafis yang proses produksinya melalui proses pembentukan cetakan dari bahan yang dipotong atau dikupas sehingga permukaannya menjadi tinggi dan rendah (relief).

Deep printing adalah berbagai seni grafis yang proses pembuatannya melalui tahapan pembuatan cetakan dari plat aluminium yang diiris dengan alat tajam hingga membentuk goresan yang dalam.

di isi dengan tinta untuk dicetak pada kertas karena dapat dipakai untuk menggandakan tulisan yang disebut proses cetak. Lahirnya seni ini dibuat dalam usaha memperbanyak hasil dengan model yang sama, tetapi tidak semua hasil cetak disebut seni grafis. Yang dimaksud seni grafis di sini adalah hasil cetakan yang pembuatannya dikerjakan lewat proses tangan hand made . Berdasarkan jenis cetakannya klise seni grafis dibedakan dalam 4 macam, yaitu :

1. Cetak Tinggi .

Pada cetakan ini, gambar dibuat menonjol dan posisi gambar dibuat pada posisi terbalik. Hal ini karena dalam proses percetakan posisi kertas berlawanan dengan posisi gambar. Bahan-bahan yang digunakan untuk bahan cetakan ini antara lain kayu, linolium, logam, triplek, dan plastik.

2. Cetak Dalam.

Cetak dalam atau cetak rendah merupakan kebalikan dari cetak tinggi, yaitu bagian-bagian gambarnya dibuat agak rendah dari permukaan cetakan. Bahan yang digunakan untuk cetak ini adalah lempengan tembaga, kuningan, dan seng zin cum. Proses pembuatannya bisa ditoreh langsung atau dengan teknik etsa.

3. Cetak Datar.

Pada awal kehadiran cetak datar, orang menggunakan batu yang diasah untuk bahan cetakannya. Jenis cetak ini disebut dengan istilah cetak batu lithografi . Pada masa sekarang bisa digunakan kaca dan teknik yang digunakan adalah teknik monoprint atau cetak tunggal. Dikatakan cetak tunggal karena untuk satu cetakan dihasilkan satu gambar. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah kaca, roll tinta, tinta cetak, dan spidol.

4. Cetak Saring.

Cetak saring yang paling sederhana, cetakannya terbuat dari kertas atau plastik. Kertas atau plastik dilubangi dengan cutter kemudian dilaburi tinta di atas permukaannya. Kertas putih diletakkan dibawahnya, ditekan-tekan dengan bantalan busa dan diangkat maka jadilah hasil cetak tersebut. Cetak stensil, klisenya terbuat dari kertas sheet. Proses penggambaran dan pencetakannya sama dengan proses cetak saring diatas, hanya bantalan busa diganti dengan kuas yang besar. Pada masa sekarang untuk cetak ini orang lebih banyak menggunakan stensil. Cetak saring yang paling populer sekarang ini ialah cetak sablon screen printing . Bahan klisenya terbuat dari kain sutra yang halus dan mempunyai ukuran pori-pori yang berbeda. Ukuran-ukuran itu untuk membedakan penyablonan pada kain, kertas, kulit, plastik, dan bahan lainnya. Proses pembuatan klise menggunakan obat afdruk dan dilakukan di kamar gelap atau yang tidak terkena sinar matahari. Pencetakannya menggunakan rakel dengan bahan pewarna selain tinta juga menggunakan cat sablon Drs. Napsirudin dkk, 1996 :12-20 . Namun pada saat ini seni grafis tidak hanya mengarah pada pembuatan secara manual saja tetapi pada zaman sekarang ini seni grafis sudah mengalami tingkat kemajuan yang ditandai dengan adanya penggunaan alat dan teknik yang lebih modern.

BAB III ANALISA

Dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa begitu akrab dengan permainan. Hal itu dikarenakan pada masa kecil dahulu kita sering melakukannya. Disamping itu, bahkan sampai saat ini pun terkadang kita masih melakukan aktivitas tersebut, walaupun dalam bentuk serta frekuensi atau kekerapan yang berbeda dengan anak-anak. Dalam lingkungan kitapun masih terjadi pula pada anak-anak, karena memang permainan itulah dunia mereka. Seperti yang telah diketahui bersama pada dasarnya permainan tradisional lebih banyak bersifat mengelompok yang dimainkan minimal 2 orang anak, menggunakan alat permainan yang relatif sederhana serta mudah dicari, serta mencerminkan kepribadiaan bangsa sendiri. Karena alasan itulah sebenarnya mengapa permainan anak tradisional perlu untuk dilestarikan agar generasi yang akan datang mempunyai jati diri bangsa sehingga tidak meninggalkan akar budaya yang kita miliki. Banyak sekali nilai pendidikan yang terkandung di dalam permainan anak tradisional. Nilai-nilai tersebut dapat terkandung dalam gerak permainannya atau terkandung dalam tembang ataupun syair lagunya, misalnya ada tembang yang mengandung nasehat tertentu. Apabila dijabarkan lebih lanjut, maka nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional adalah sebagai berikut :