Apa manfaat mempelajari keterampilan footwork pada permainan bulutangkis

Ilustrasi wanita bermain bulu tangkis dengan taknik footwork. Sumber: www.freepik.com

Bermain bulu tangkis bukan hanya sekedar memukul kok saja, namun memerlukan beberapa teknik dengan baik dan benar. Salah satu teknik dasar yang perlu diketahui pemain bulu tangkis adalah gerakan kaki atau footwork.

Mengutip buku berjudul Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Jasmani 2017 karya Anggi Setia Lengkana DKK (2017: 249), footwork adalah gerakan-gerakan langkah kaki yang mengatur gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya. Pada hakekatnya, langkah kaki merupakan modal pokok untuk daat memukul bola dengan tepat, langkah kaki yang ringan dan luwes akan memudahkan seseorang bergerak datang ke tampat kok datang dan bersiap memukulnya. Langkah kaki yang demikian hanya dapat dilakukan jika pemain melangkah dengan menggunakan ujung kaki, begitu seterusnya setiap menuji tempat kok datang selama permainan.

Setelah mengetahui teori dari footwork, kali ini akan membahas cara menggunakan teknik yang satu dalam bermain bulu tangkis.

Teknik Footwork dalam Bulu Tangkis

Mengutip laman resmi pbdjarum, teknik footwork adalah salah satu latihan yang harus dilakukan atlet bulu tangkis. Latihan ini bertujuan untuk melatih pergerakan kaki untuk menjelajah dan menguasai lapangan. Dengan penguasaan lapangan dan kecepatan gerak yang baik, maka atlet akan mendapatkan posisi memukul kok secara tepat. Kecepatan gerak ini diperoleh dari berlati gerakan kaki atau footwork secara teratur.

Ilustrasi footwork. Sumber: www.freepik.com

Untuk melatih footwork, berikut tiga cara melatih gerakan ini dalam permainan bulu tangkis.

  1. Dari posisi tengah lapangan, melangkah ke pojok kanan depan, lalu kembali ke tengah dilanjutkan ke kiri depan dan kembali ke tengah. Lakukan gerakan berulang.

  2. Dari posisi tengah melangkah ke arah samping ke kanan, kembali ke tengah lalu ke samping kanan dan kembali ke tengah. Lakukan gerakan berulang.

  3. Dari posisi tengah melangkah mundur ke kanan belakang lalu kembali ke tengah dan melangkah mundur ke kiri belakang dan kembali ke tengah. Lakukan gerakan berulang.

Ke seluruh gerakan melangkah diikuti dengan pukulan saat sampai di langkah tujuan.

Latih terus teknik footwork agar dapat menerima dan mengembalikan kok dengan tepat dan menghasilkan poin dari gerakan yang satu ini. Namun untuk tetap hati-hati dan didahului dengan pemanasan, sehingga tidak sampai membuat kaki sampai cedera.

(1)

PENGEMBANGAN ALAT FOOTWORK TEST AND TRAINING BULUTANGKIS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Andreas Kristiantono NIM. 12602241070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

PERSETUJUAIT

Skripsi

ini

berjudul o'Pengembangan

Alat Footwork Test

and

Training

Bulutangkis" yang disusun oleh Andreas Kristiantono,

NIM

12602241070 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Prof. Dr. Siswanto),o. M. Kes NIP. 19720310 199903

I

002 Yogyakarta, I September 2016

Pembimbing,

#


(3)

PENGESAHAN

Skripsi

ini

berjudul "Pengembangan

Nat

Footwork

Te{ and

Training

Bulutangkis" yang disusun oleh Andreas Kristiantono,

NIM

1260224107A

ini

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji padatanggal, 19 September 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI Nama

Prof.Dr.Siswantoyo

Ratna Budiarti, M.Or

Trihadi Karyono, M,Or

Itbatan

l Ketua Pe+guji

Sekretaris Penguji

.

Penguji I (Iltama) Pglguii

II

(Pendamping)

TandaTangan 1 Tanggal

h6-J

C^\

g::: \9 -a,r 6

,t

-

lo -AolL

Yagyakart:a, A*dber 2A$ Fakultas llmu Keolabr agaan

h-

t0 -eo$

,t-to

-90t6

NIP. 196407A7 D88121AAt

y


(4)

SURAT PER}I-YATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Pengembangan

AJat Footwork Test and Training Bulutangkis" ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapatkarya atau pendapatyang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan kary ailmiah y arrg lelah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan

adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sangsi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta,

I

September 2016 Yang menyatakan,

/

ffi

/

Andreas Kristiantono

NIM. 1260224rc74


(5)

v

MOTTO HIDUP

1. Menggapai sukses tidak harus tepat waktu, tetapi di waktu yang tepat.(Penulis)

2. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11) 3. Sebuah inovasi karya anak bangsa untuk kemajuan olahraga prestasi


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya peneliti ini persembahkan untuk:

1. Dua sejoli pemberian Tuhan yang tak pernah berhenti memberi kasih sayang, tak pernah lelah memberi semangat, dan selalu terucap namaku dalam doa terbaiknya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bapakku tercinta Ngatijan dan Ibuku tercinta Kristina, terimakasih atas perjuanganmu dalam mendidikku, membimbingku dan menyekolahkanku setinggi ini. Terimakasih atas segala kasih sayang, perhatian, doa, dan semangat yang selalu kau berikan.

2. Ibu Eny Maryani yang telah membimbingku, mengarahkanku, dan memotivasiku setiap hari.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semangat hingga aku mencapai cita-cita dan sukses.

4. Almamaterku Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, keselamatan, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengembangan Alat Footwork Test and Training

Bulutangkis” dengan baik.

Pada kesempatan kali ini peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta atas segala kebijakan sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir demi terselesaikannya studi.

2. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta atas segala arahan dan kebijakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ch. Fajar Sriwahyuniati, M.Or. ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) atas segala kebijakan sehingga terselesaikannya studi ini. 4. Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan saran-saran yang membangun kepada peneliti dengan sabar dan penuh semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Tri Hadi Karyono, M.Or Ahli materi yang telah banyak membantu untuk

menyempurnakan produk saya dari segi materi dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya dibangku perkuliahan.

6. Faidillah Kurniawan, M.Or Ahli media yang telah banyak membantu untuk menyempurnakan produk saya dari segi media.


(8)

viii

7. Nana Nurhidayah mahasiswi Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA UNY yang telah bekerjasama dengan penulis dalam pembuatan alat

Footwork Test and Training AK-515.

8. Atlet Bulutangkis Pelatihan Atlet Berbakat (PAB) Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah bekerjasama dengan penuh semangat dengan peneliti dan memberikan saran dan masukannya.

9. Teman-teman Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2012 yang telah sama-sama berjuang selama masa perkuliahan berlangsung hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10.Sahabat-sahabat terbaik saya yang telah ikhlas membantu penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaaat bagi mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga khususnya dan pembaca secara umum.

Yogyakarta, 1 September 2016


(9)

ix

PENGEMBANGAN ALAT FOOTWORK TEST AND TRAINING BULUTANGKIS Oleh:

Andreas Kristiantono 12602241070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat footwork test and training

sebagai media latihan yang dapat mempermudah kinerja pelatih, meningkatkan kualitas latihan dan menambah variasi latihan pada bulutangkis.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, yakni: identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, pembuatan produk, validasi ahli, revisi produk, uji coba, produksi akhir. Pengembangan alat footwork test and training terlebih dahulu divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Uji coba produk dilakukan pada 10 atlet untuk uji coba kelompok kecil dan 20 atlet untuk uji coba lapangan. Subjek penelitian ini adalah atlet usia 10-18 tahun Pelatihan Atlet Berbakat (PAB) Bulutangkis, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan instrumen berupa angket. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat footwork test and training sebagai media latihan dan tes pada bulutangkis adalah layak. Hasil tersebut diperoleh dari hasil validasi dari a) ahli materi sebesar 79,16% atau Layak; b) ahli media sebesar 76,51% atau layak; c) respon atlet uji coba lapangan dari segi materi sebesar 84% atau Layak, segi desain alat sebesar 86,75% atau Layak, dan skor maksimal sebesar 85,37% atau Layak. Dengan demikian, kesimpulan bahwa alat footwork test and training telah dinyatakan layak digunakan sebagai media latihan dan tes, meningkatkan kualitas latihan dan menambah variasi latihan pada bulutangkis.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Pengembangan ... 5

F. Spesifikasi Produk ... 5

G. Pentingnya Pengembangan ... 6

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori... 8

1. Hakekat Pengembangan ... 8

2. Hakekat Media ... 9


(11)

xi

b. Pengertian Hakekat Media Pembelajaran ... 10

c. Ciri-ciri MediaPembelajaran ... 11

d. Manfaat Media Pembelajaran ... 12

e. Jenis-jenis Media Pengajaran ... 13

f. Karakteristik Media ... 14

3. Hakekat Alat Peraga ... 14

a. Pengertian Alat Peraga ... 14

b. Tujuan Alat Peraga ... 16

c. Manfaat Alat Peraga ... 16

4. Hakekat Latihan ... 18

a. Pengertian Latihan ... 18

b. Prinsip-prinsip Latihan ... 19

c. Tujuan dan Sasaran Latihan ... 20

5. Hakekat Cabang Olahraga Bulutangkis... 21

6. Hakekat Shadow Badminton ... 22

7. Hakekat Footwork ... 23

a. Pengertian footwork ... 23

b. Sikap dan Posisi ... 24

c. Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki ... 25

d. Pergerakan ... 26

8. Hakekat Tes Rangkaian Olah Kaki ... 35

B. Penelitian relevan ... 38

C. Kerangka Berfikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 40

B. Prosedur Pengembangan ... 40

C. Sumber Data Penelitian ... 44

1. Objek Penelitian ... 44

2. Responden Penelitian ... 45


(12)

xii

4. Waktu... 45

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 45

1. Teknik Pengumpulan Data... 45

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 46

3. Validitas Instrumen ... 47

4. Reliabilitas Instrumen ... 47

5. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk “Footwork Test and Training AK-515” ... 50

B. Hasil Penelitian Produk “Footwork Test and Training AK-515” ... 51

1. Validasi Ahli ... 51

a. Validasi Ahli Materi ... 51

b. Validasi Ahli Media ... 53

2. Revisi Produk ... 56

a. Produk Awal ... 57

b. Hasil Revisi Produk ... 64

c. Hasil Produk Setelah Revisi ... 67

3. Uji Coba Produk ... 77

a. Uji Coba Kelompok Kecil ... 77

b. Uji Coba Lapangan ... 79

C. Analisis Data... 81

D. Pembahasan ... 82

E. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Media ... 85

F. Analisis Prespektif Alat Footwork Test and Training ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 88


(13)

xiii

D. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN ... 92


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kategori Presentase Kelayakan... 49 Tabel 2. Hasil Penilaian Validasi Ahli Materi ”Footwork Test and Training

AK-515” ... 52 Tabel 3. Data Hasil Penilaian”Footwork Test and Training AK-515” Ahli

Materi ... 53 Tabel 4. Hasil Penilaian Validasi Media ”Footwork Test and Training

AK-515” ... 54 Tabel 5. Data Hasil Penilaian Media ”Footwork Test and Training AK-515”

Ahli Media ... 56 Tabel 6. Hasil Angket Uji Coba Kelompok Kecil ... 78 Tabel 7. Hasil Uji Coba Lapangan ... 80


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Pergerakan ke arah kiri muka untuk pukulan backhand

underhead net (drop) atau clear ... 26

Gambar 2. Pergerakan ke arah kanan muka untuk pukulan forehand underhead net (drop) atau clear ... 28

Gambar 3. Pergerakan ke samping kiri untuk mengembalikan pukulan smash drive pada sisi backhand ... 29

Gambar 4. Pergerakan ke samping kanan untuk mengembalikan smash atau drive pada sisi forehand ... 31

Gambar 5. Pergerakan ke kiri belakang untuk pukulan backhand ... 32

Gambar 6. Pergerakan ke kanan belakang untuk pukulan forehand overhead ... 34

Gambar 7. Bidang Sasaran Tes Rangkaian Olah Kaki ... 37

Gambar 8. Desain Penelitian Pengembangan ... 41

Gambar 9. Sampul Depan dan Belakang Sebelum Revisi ... 57

Gambar 10. Halaman Sampul Sebelum Revisi ... 57

Gambar 11. Halaman Pengantar Sebelum Revisi ... 58

Gambar 12. Halaman Daftar Isi Sebelum Revisi ... 58

Gambar 13. Halaman Komponen AK-515 Sebelum Revisi ... 59

Gambar 14. Halaman Footwork Training Sebelum Revisi ... 60

Gambar 15. Halaman Footwork Test Sebelum Revisi ... 61

Gambar 16. Halaman Klasifikasi Sistem Energi Sebelum Revisi ... 61

Gambar 17. Halaman Instrumen Tes Sebelum Revisi ... 62

Gambar 18. Halaman Pemasangan Sensor Sebelum Revisi ... 62

Gambar 19. Halaman Pelaksanaan Tes Sebelum Revisi ... 63

Gambar 20. Halaman Daftar Pustaka Sebelum Revisi ... 63

Gambar 21. Sampul Depan dan Belakang Setelah Revisi ... 67


(16)

xvi

Gambar 23. Halaman Pengantar Setelah Revisi ... 68

Gambar 24. Halaman Daftar Isi Setelah Revisi ... 69

Gambar 25. Halaman Kajian Teori Setelah Revisi ... 70

Gambar 26. Halaman Spesifikasi Produk Setelah Revisi ... 71

Gambar 27. Halaman Komponen AK-515 Setelah Revisi ... 72

Gambar 28. Halaman Footwork Training Setelah Revisi ... 73

Gambar 29. Halaman Footwork Test Setelah Revisi ... 74

Gambar 30. Halaman Sistem Energi Setelah Revisi... 74

Gambar 31. Halaman Instrumen Tes Setelah Revisi ... 75

Gambar 32. Halaman Sensor Setelah Revisi ... 75

Gambar 33. Halaman Pelaksanaan Tes Setelah Revisi ... 76

Gambar 34. Halaman Daftar Pustaka Setelah Revisi... 76


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Validasi ahli ... 92

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian... ... 101

Lampiran 3. Daftar Hadir Responden ... 104

Lampiran 4. Angket Uji Coba Kelompok Kecil dan Lapangan ... 106

Lampiran 5. Tabel Hasil Uji Coba ... 127

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ... 129


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bulutangkis adalah permainan yang bersifat individual yang bisa dilakukan dengan cara satu lawan satu maupun dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan

shuttlecock sebagai objek yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk persegi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan dari permainan bulutangkis adalah berusaha menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri.

Bulutangkis memiliki gerak dan jenis keterampilan yang bersumber dari tiga keterampilan dasar, yaitu lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif. Pada gerak lokomotor misalnya, gerakan menggeser, melangkah, berlari, memutar badan, dan melompat. Gerak non-lokomotor misalnya sikap berdiri saat servis atau menerima servis, gerak melenting, menjangkau, atau mengubah berbagai posisi badan. Dan gerak manipulatif yaitu gerakan memukul shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Dari semua bentuk gerakan tadi, terdapat beberapa pola gerak yang sifatnya sangat dominan, sehingga menjadi ciri utama dari permainan bulutangkis. Pola gerak tadi adalah berbagai macam cara berdiri, melangkah ke berbagai arah, misalnya melangkah ke depan, melangkah ke belakang, melangkah ke samping kiri dan


(19)

2

kanan, mundur, serong kiri, dan serong kanan. Kemudian ada juga melompat ketika melakukan pukulan-pukulan atas. Selanjutnya gerakan memukul

shuttlecock menggunakan raket dapat dilakukan dari atas kepala (overhead strookes), dari samping atau mendatar (side arm strookes), dan dari bawah (under hand strookes).

Karakteristik dari permainan bulutangkis adalah permainan dengan mengejar dan menjangkau shuttlecock kemanapun arahnya dan berusaha untuk memukul shuttlecock supaya tidak jatuh di daerah permainan sendiri. Dengan demikian pemain harus bergerak dengan cepat dan lincah untuk mengejar dan menjangkau shuttlecock, sehingga shuttlecock dapat dipukul dengan sempurna dan jatuh di daerah permainan lawan. Dengan demikian faktor kelincahan sangat penting dalam permainan bulutangkis, karena kelincahan sangat diperlukan untuk menguasai teknik dan taktik yang lebih kompleks, yang dapat dilihat dalam situasi permainan bulutangkis antara lain bergerak cepat dan lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar diperoleh pukulan yang baik dan akurat. Untuk dapat melakukan pukulan yang baik, seorang atlet bulutangkis harus dapat menguasai lapangan dengan cara berlari, melangkah, melompat, dan mengubah posisi badan yang dikenal dengan istilah rangkaian olah kaki (footwork).

Dalam permainan bulutangkis kaki berfungsi sebagai penopang tubuh untuk bergerak ke segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian rupa sehingga dapat melakukan gerakan pukulan dengan efektif. Langkah kaki dalam permainan bulutangkis sering diistilahkan


(20)

3

footwork. Model-model latihan footwork antara lain latihan langkah bulutangkis, strokes, penguatan kaki, reaksi, akselerasi, kelincahan, kecepatan, dan koordinasi gerakan. Bentuk-bentuk latihannya masih manual yaitu berupa mengambil bola yang sudah diletakkan di tepi-tepi lapangan untuk dipindahkan ke tengah lapangan atau sebaliknya, atau bergerak meniru gerakan model (pasangan latihan), aba-aba pelatih, isyarat lampu, dan lain-lain.

Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dalam bidang olahraga banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang lebih khusus adalah adanya keterkaitan antara satu bidang lainnya. Hal ini terbukti dari semakin majunya dalam hal teknik, taktik dan perlengkapan atau sarana prasarana yang sangat menunjang kemajuan dan perkembangan olahraga. Untuk itu bentuk-bentuk latihan di atas dapat dikemas secara modern, praktis, efektif, dan efisien.

Dari hasil wawancara dengan pelatih-pelatih bulutangkis di Daerah Istimewa Yogyakarta dan mencari referensi berbagai sumber diinternet perlu ada alat bantu latihan footwork dan tesnya yang berbasis teknologi digital. Oleh karena itu, pelatih dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi tersebut sebagai sarana latihan untuk meningkatkan kualitas atlet. Peneliti mencoba membuat pengembangan alat Footwork Test and Training Bulutangkis. Dengan adanya pengembangan alat baru tersebut, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan olah kaki dan membantu atlet agar tidak jenuh dalam proses latihan.


(21)

4 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Perlu adanya alat bantu latihan berupa media yang efektif dan mudah digunakan yang berbasis teknologi digital.

2. Perlu adanya pengembangan alat bantu latihan yang dapat meningkatkan kualitas latihan atlet.

3. Belum ada pengembangan footwork test and training pada bulutangkis yang berbasis teknologi digital di Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar fokus penelitian lebih jelas. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan pengembangan alat footwork test and training pada bulutangkis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah seperti yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Bagaimanakah cara mengembangkan alat footwork test and training


(22)

5 E. Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk, yaitu alat footwork test and training pada bulutangkis.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1. Footwork Training

Media ini berupa alat yang terdiri dari gambar lapangan bulutangkis yang ditandai 6 buah lampu dengan warna lampu yang berbeda. Susunan lampu menyerupai 6 titik gerakan shadow dalam bulutangkis. Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur waktu, jumlah lampu yang menyala, dan reset. Secara otomatis alat tersebut dapat mengatur atau memindahkan lampu reaksi yang akan dihidupkan. Alat

footwork test and training ini dapat mempermudah kinerja pelatih dalam melatih keterampilan olah kaki atletnya pada saat melakukan gerakan-gerakan shadow 6 titik pada bulutangkis dengan atau tanpa menggunakan raket.

Dengan bantuan alat footwork test and training pada bulutangkis ini diharapkan seorang atlet bulutangkis dapat meningkatkan keterampilan olah kaki dengan gerakan langkah kaki yang benar. Selain itu, alat ini dapat membantu merangsang kecepatan gerak kaki seorang atlet agar latihan lebih efektif dan lebih efisien saat in play di lapangan.


(23)

6 2. Footwork Test

Selain untuk latihan, alat footwork test and training juga dapat digunakan sebagai alat tes. Alat ini dilengkapi dengan program tes rangkaian olah kaki (footwork) untuk mengetahui kemajuan atlet dalam meningkatkan keterampilan olah kaki dengan melihat hasil tes yang diperoleh.

Tes ini bekerja dengan bantuan 2 set sensor yang masing-masing terdiri atas transmitter dan receiver. Untuk mengaktifkan fungsi tes pada alat ini, dapat dilakukan dengan menekan tombol TEST.

G. Pentingnya Pengembangan

Penelitian pengembangan alat footwork test and training pada bulutangkis ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Atlet

Alat footwork test and training pada bulutangkis ini dapat membantu atlet bulutangkis dalam meningkatkan keterampilan olah kaki dengan gerakan langkah kaki yang benar.

2. Bagi Pelatih

Alat footwork test and training pada bulutangkis ini sebagai media pendukung pelatih dalam melatih footwork atletnya, serta dapat memotivasi pelatih agar kreatif, sehingga dapat menciptakan alat bantu dalam melatih. Dan juga mempermudah pelatih dalam memantau kemajuan atletnya.


(24)

7 3. Bagi Masyarakat

Memberi pengetahuan tentang pengembangan alat footwork test and training pada bulutangkis sebagai pendukung latihan yang menerapkan teknologi.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan Pengembangan Media Footwork Test and Training adalah sebagi berikut:

1. Media Footwork Test and Training dapat menjadi alat bantu melatih bagi pelatih bulutangkis di klub tingkat kabupaten, daerah, maupun nasional.

2. Bagi atlet, Footwork Test and Training dapat dijadikan sebagai motivasi latihan dan metode latihan yang baru yang lebih efektif.

Permasalahan pada peneliti ini perlu dibatasi agar masalah yang dikaji lebih fokus dan tidak terlalu luas. Adapun batasan-batasannya sebagai berikut.

1. Penelitian ini dilaksanakan di Pembinaan Atlet Berbakat Bulutangkis Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Penelitian ini menitikberatkan pada pembuatan alat Footwork Test and Training untuk cabang olahraga bulutangkis.

3. Pengembangan dilakukan menyesuaikan kondisi waktu dan biaya yang ada, karena pengembangan yang sempurna membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.


(25)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskriptif teori

1. Hakekat Pengembangan

Menurut Sugiyono (2012: 297), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan, dan sosial lainnya, masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research and development (Sugiyono, 2012: 408).

Research and development bertujuan untuk menghasilkan produk-produk dalam penelitian pengembangan berupa materi-materi pembelajaran dalam bentuk software, buku, alat, dan yang lainnya untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Sugiyono (2012: 407), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan pertama disebut fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikian konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang disertai dengan upaya memvalidasi.


(26)

9 2. Hakekat Media

a. Pengertian Hakikat Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah bentuk dan saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau informasi. Penggunaan media selalu dianggap meningkatkan efektifitas pembelajaran. Media merupakan salah satu variabel yang memberikan pengaruh pada pembelajaran karena penggunaan media tidak lepas dari variabel lain, seperti metode. Namun kenyataannya banyak penggunaan media yang tidak membantu pencapaian tujuan belajar. Hal ini dikarenakan media yang telah didukung oleh perkembangan teknologi tidak memperhatikan kesesuaiannya dengan metode pembelajaran yang tepat.

Konsep media erat kaitannya dengan alat peraga, alat bantu mengajar (teaching aids), Audio Visual Aids (AVA), atau alat bantu belajar. Semua istilah tersebut pada dasarnya bisa dimasukkan ke dalam konsep media, karena merupakan lanjutan perkembangan dari konsep-konsep tersebut. Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar lebih nyata dan menarik. Alat bantu mengajar digunakan oleh guru untuk mempermudah dalam mengajar.


(27)

10

Berdasarkan beberapa pengertian tentang media tersebut, dapat diperoleh pemahaman sebagai berikut:

1) Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Sumber belajar memiliki cakupan luas dari media

pembelajaran, seperti berupa pesan, bahan, orang, alat, teknik, dan lingkungan. Pada dasarnya, media diartikan sebagai bahan dan alat belajar. Bahan sering disebut dengan software,

sedangkan alat biasanya disebut hardware.

3) Alat peraga merupakan alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, prosedur, maupun proses tertentu, agar lebih nyata atau kongkret.

4) Alat bantu belajar digunakan untuk mempermudah tugas guru dalam mengajar.

Cara pengelompokkan media belum ada yang mencakup semua aspek pembelajaran dan hanya bertujuan untuk membantu para pengguna media agar lebih mudah mengenali dan memahami media, sehingga dapat memilih dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi mutu pembelajaran.

b. Pengertian Hakikat Media Pembelajaran

Gerlach & Ely (1971) dalam Arsyad (2002: 3), mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,


(28)

11

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Hakikatnya, pembelajaran merupakan suatu usaha guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam manipulasi sumber–sumber belajar, agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief Saiman dalam Cecep Kustandi, 2013: 5).

Menurut Zainal Aqib (2014: 50), media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat memberikan pesan dan rangsangan terjadinya proses belajar pada pembelajar. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (1997: 6), media pendidikan memiliki beberapa ciri, di antaranya sebagai berikut:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal dengan sebutan hardware atau perangkat keras dan software

atau perangkat lunak.

2) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. 3) Media pendidikan merupakan alat bantu dalam proses

pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.

4) Media pendidikan dirancang dalam rangka sebagai alat berkomunikasi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.


(29)

12

5) Media pendidikan dapat digunakan secara massal, misalnya televisi, radio, powerpoint, dan sebagainya. Sebaliknya, media juga dapat digunakan secara perorangan, misalnya modul, komputer, dan lainnya.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton dalam (Azhar Arsyad, 1997: 22–23) mengidentifikasikan beberapa manfaat menggunakan media, di antaranya sebagai berikut:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku 2) Pengajaran menjadi lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan

6) Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana dinginkan

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Sudjana & Rivai dalam (Azhar Arsyad, 1997: 22–23) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa

3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar

Encyclopedia of Education Research dalam (Hamalik, 1994: 15) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1) Meletakan dasar – dasar yang konkret untuk berpikir 2) Memperbesar perhatian siswa


(30)

13

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan bahasa

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain

Menurut Zainal Aqib (2014: 51), manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Menyeragamkan penyampaian materi 2) Pembelajaran lebih jelas dan menarik 3) Proses pembelajaran lebih interaksi 4) Efisiensi waktu dan tenaga

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar

6) Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja

7) Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar

8) Meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Berdasarkan uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar mengajar, di antaranya peran guru dan pelatih dapat terbantu dengan adanya media pengajaran tersebut dan media pengajaran juga dapat menambah motivasi belajar siswa atau atlet, sehingga dapat memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kualitas berpikir anak.

e. Jenis–jenis Media Pengajaran

Menurut Azhar Arsyad (1996: xi), jenis–jenis media pembelajaran dapat dibagi menjadi: teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, teknologi gabungan, media cetak, media pajang, proyektor transparansi, rekaman audio tape, slide, film, video, dan televisi. Menurut Zainal Aqib (2014: 52), jenis-jenis media


(31)

14

pembelajaran, di antaranya gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta, dan papan flannel.

f. Karakteristik Media

Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, parabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaianya dengan tingkat hierarki belajar (Arief S. Sadiman, 2006: 28). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (1996: 29) mengelompokkan teknologi pengajaran ke dalam empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda, satu dengan yang lainnya.

3. Hakikat Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membantu dalam proses belajar-mengajar, yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar, yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses belajar-mengajar


(32)

15

dalam garis besarnya memiliki manfaat menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat perhatian dan aktivitas para siswa.

Pengertian dari alat peraga menurut beberapa ahli atau pakar, di antaranya:

1) Menurut Wijaya & Rusyan (1994), yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah media pendidikan yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.

2) Menurut Nasution (1985), alat peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif.

3) Menurut Sudjana (2009), alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

4) Menurut Faizal (2010), alat peraga pendidikan diartikan sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi. Pengertian alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan


(33)

konsep-16

konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta minat para siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar mengajar.

b. Tujuan Alat Peraga

Berikut ini beberapa tujuan dari alat peraga, di antaranya: 1) Meningkatkan semangat belajar para siswa, sehingga proses

pendidikan lebih efektif

2) Memberikan beberapa alternatif penyampaian materi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan bagi masing-masing individu

3) Mempercepat proses adaptasi antara pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas (teori dan praktek)

4) Proses pembelajaran menjadi lebih sistematis dan juga teratur

c. Manfaat Alat Peraga

Manfaat dari penggunaan alat peraga pendidikan adalah sebagai berikut ini:

1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak

3) Dapat membantu dalam mengatasi berbagai macam hambatan dalam proses pendidikan


(34)

17

4) Dapat merangsang sasaran dari pendidikan untuk mengimplementasikan ataupun melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang akan disampaikan

5) Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih banyak materi atau bahan yang disampaikan 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk bisa meneruskan

berbagai pesan yang disampaikan pemberi materi kepada orang lain

7) Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para pendidik

8) Dapat mendorong keinginan orang-orang maupun individu untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, lalu pada akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Individu yang melihat sesuatu yang ia perlukan, tentu akan menaruh perhatian lebih terhadapnya. Dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian, dapat memberikan pengertian baru untuknya, yang mendorongnya untuk melakukan ataupun memakai sesuatu yang baru tersebut.

9) Membantu meyakinkan pengertian atau informasi yang diperoleh.

Manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan/lupa pada hal baru. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, AVA (Audio Visual Aid), yang merupakan alat bantu atau peraga audio visual,


(35)

18

dapat membantu menanamkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diterima, sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di dalam ingatan si penerima.

4. Hakekat Latihan a. Pengertian Latihan

Menurut Sukadiyanto (2011:5-6), Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang mengandung beberapa makna, seperti

practice, exercises, dan training. Pengertian latihan dari kata practice

adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Dalam proses berlatih, melatih practice sifatnya sebagai bagian dari proses latihan. Latihan yang dimaksud, berasal dari kata exercises. Sehingga, dalam setiap proses latihan yang berasal dari kata exercises, pasti ada bentuk latihan practice.

Pengertian latihan dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Latihan exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan. Latihan yang dimaksudkan oleh kata exercises tersebut adalah materi dan bentuk latihan yang ada pada latihan inti dan latihan tambahan (suplemen). Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah proses penyempurnaan kemampuan


(36)

19

berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Pada dasarnya latihan yang dilakukan pada setiap cabang olahraga harus mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Proses latihan yang menyimpang sering kali mengakibatkan kerugian bagi atlet maupun pelatih. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan, akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan.

Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa (1994: 29-48) adalah sebagai berikut:

1) prinsip partisipasi aktif mengikuti latihan, 2) prinsip pengembangan menyeluruh, 3) prinsip spesialisasi,

4) prinsip individual, 5) prinsip bervariasi,

6) model dalam proses latihan, dan 7) prinsip peningkatan beban.

Selanjutnya Sukadiyanto (2010: 12) menjelaskan prinsip-prinsip latihan yang menjadi pedoman agar tujuan latihan dapat tercapai, antara lain: 1) prinsip kesiapan, 2) individual, 3) adaptasi, 4) beban lebih, 5) progresif, 6) spesifik, 7) variasi, 8) pemanasan dan pendinginan, 9) latihan jangka panjang, 10) prinsip berkebalikan, 11) tidak berlebihan, dan 12) sistematik.


(37)

20

Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip yang paling mendasar, akan tetapi penting dan yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga serta harus dimengerti dan diketahui benar-benar oleh pelatih maupun atlet.

Menurut Harsono (2001: 102-122), untuk memperoleh hasil yang dapat meningkatkan kemampuan atlet dalam perencanaan program pembelajaran harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar latihan, yaitu: 1) prinsip beban lebih (over load principle), 2) prinsip perkembangan menyeluruh (multilateral development), 3) prinsip kekhususan (spesialisasi), 4) prinsip individual, 5) intensitas latihan, 6) kualitas latihan, 7) variasi latihan, 8) lama latihan, 9) prinsip pulih asal.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan adalah beban latihan yang diberikan kepada atlet, seperti prinsip kesiapan, individual, adaptasi, beban lebih, progresif, spesifik, variasi, pemanasan dan pendinginan, latihan jangka panjang, prinsip berkebalikan, tidak berlebihan, dan sistematik.

c. Tujuan dan Sasaran Latihan

Menurut Bompa (1994: 5) bahwa tujuan latihan adalah untuk memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun kinerja atlet, dan diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan. Rumusan, tujuan, dan sasaran latihan dapat bersifat jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan jangka panjang merupakan sasaran dan tujuan yang akan datang dalam satu tahun ke depan atau lebih.


(38)

21

Sedangkan tujuan dan sasaran latihan jangka pendek, waktu persiapan yang dilakukan kurang dari satu tahun. Sukadiyanto (2010: 9) lebih lanjut menjelaskan bahwa:

sasaran dan tujuan latihan secara garis besar antara lain: 1) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh, 2) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus, 3) menambah dan menyempurnakan teknik, 4) mengembangkan dan menyempurnakan strategi, teknik, dan pola bermain, dan 5) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran latihan adalah arah atau sasaran dari sebuah latihan. Tujuan dan sasaran latihan dibagi menjadi dua, yaitu tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut, memerlukan latihan teknik, fisik, taktik, dan mental.

4. Hakekat Cabang Olahraga Bulutangkis

Permainan bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang mampu menghasilkan kecepatan pada pukulan shuttlecock mencapai lebih dari 200 km/jam untuk pukulan smash. Sedangkan dalam permainan bulutangkis, tidak hanya menggunakan pukulan smash untuk mendapatkan poin, tetapi bisa juga dengan teknik dasar pukulan yang bervariasi, seperti

lob, netting, drop shot, dan drive (Tony Grice, 1996: 1).

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang paling terkenal di dunia. Permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak refleks yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi (Tony Grice,


(39)

22

2007: 1). Lapangan permainan bulutangkis berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk memisahkannya antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan (Herman Subarjah dan Yusup hidayat, 2007: 8). Bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau dua pasang yang saling berlawanan, bertujuan memukul

shuttlecock melewati bidang permainan lawan, dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama (Feri Kurniawan, 2011: 28).

Apabila seseorang telah menguasai keterampilan gerak dasar bulutangkis, maka telah dianggap mampu untuk mempelajari teknik bulutangkis. Istilah teknik adalah keterampilan khusus atau skill yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis dengan tujuan mengembalikan

shuttlecock dengan cara sebaik-baiknya. Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan dalam permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan. Seorang pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi, dituntut untuk menguasai teknik-teknik pukulan dalam permainan bulutangkis.

5. Hakikat Shadow Badminton

Menurut Tahir Djide (dalam Herman Subardjah, 2000), shadow badminton merupakan salah satu latihan di mana atlet melakukan gerakan semata-mata seolah-olah atlet tersebut bergerak untuk memukul

shuttlecock di bagian mana saja di lapangan yang diinginkan oleh atlet tersebut. Latihan ini sebaiknya dilakukan di lapangan (tetapi bukan suatu keharusan).


(40)

23

Shadow badminton identik dengan pengaturan irama langkah

dalam bermain bulutangkis. “Melayanglah seperti kupu-kupu,

menyengatlah seperti lebah” merupakan kalimat yang sering diungkapkan

oleh mantan juara tinju kelas berat Muhamad Ali. Ini merupakan gambaran paling tepat untuk cara yang harus dilakukan untuk bergerak dan memukul dalam permainan bulutangkis (James Poole, 2009: 42).

6. Hakekat Footwork

a. Pengertian Footwork

Dalam permainan bulutangkis, kaki berfungsi sebagai penompang tubuh untuk bergerak ke segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian rupa agar dapat melakukan gerakan pukulan dengan efektif. Langkah kaki dalam permainan bulutangkis sering diistilahkan footwork.

Menurut Herman Subardjah (2000: 27), footwork adalah gerakan-gerakan langkah kaki yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa, sehingga memudahkan dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock sesuai dengan posisinya. Sapta Kunta Purnama (2010: 26) berpendapat bahwa:

Prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai arah tangan tersebut. Misalnya tangan memukul ke arah depan net, maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di depan. Demikian pula saat memukul bola di daerah belakang, maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di belakang.


(41)

24

Adapun model-model latihan footwork, antara lain latihan langkah bulutangkis, strokes, penguatan kaki, reaksi, akselerasi, kelincahan, kecepatan, dan koordinasi gerakan. Bentuk-bentuk latihannya dapat berupa mengambil bola yang sudah diletakkan di tepi-tepi lapangan untuk dipindahkan ke tengah lapangan atau sebaliknya, atau bergerak meniru gerakan model (pasangan latihan), aba-aba pelatih, isyarat lampu, dan lain-lain.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa footwork

dalam bulutangkis adalah gerakan-gerakan kaki untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa untuk menghadapi shuttlecock, sehingga dapat melakukan pukulan dengan baik dan selalu dalam keadaan seimbang. Tujuannya adalah agar pemain dapat bergerak seefisien mungkin ke segala arah dari lapangan permainan dan berfungsi untuk menghasilkan pukulan berkualitas dan terarah, apabila footwork

tersebut dilakukan dengan posisi baik. b. Sikap dan Posisi

Menurut Hermawan Aksan (2013:61), sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu seorang pemain dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan :

1) Berdirilah sedemikian rupa sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.


(42)

25

2) Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.

3) Letakkan kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan sehingga lengan atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.

4) Peganglah raket sedemikian rupa sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.

5) Waspadalah selalu dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.

c. Sikap dan Tahap kerja langkah kaki

Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulu tangkis sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan :

1) Berdirilah selalu dengan sikap dan posisi yang tepat diatas lapangan.

2) Lakukan gerak langkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.

3) Gerak langkah sambil meluncur cepat sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok


(43)

26

4) Hindari berdiri dengan telapak kaki dilantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.

d. Pergerakan

Menurut james poole (2008:49), ada 6 daerah pergerakan dasar kerja kaki yaitu:

1) Pergerakan ke kiri muka

Gambar 1. Pergerakan ke arah kiri muka untuk pukulan

backhand underhead net (drop) atau clear

Keterangan :

a) Langkah pertama adalah langkah kecil ke arah kaki muka b) Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki

kanan. Ibu jari kaki kanan menunjuk ke sudut kiri dari jaring. Berat badan pemain berpindah ke kaki kanan pada saat raket bergerak ke posisi siap untuk memukul. Tubuh


(44)

27

bagian atas (mulai batas pinggang) membungkuk ke depan.

c) Langkah berikutnya merupakan langkah kaki kiri, bisa panjang atau pendek, tergantung seberapa jauh bergerak untuk mencapai cock.

d) Langkah terakhir merupakan langkah kaki kanan (kaki raket). Berat badan akan berpindah ke kaki kanan pada saat melakukan pukulan. Kaki akan terentang terbuka, berjauhan satu sama lain, dengan kaki kiri lebih dekat ke tengah lapangan dari pada kaki kanan. Pinggul akan merendah pada saat merentangkan kaki dan melakukan pukulan.

e) Untuk kembali ke tengah lapangan, tariklah kaki kanan ke belakang, dan mundurlah dengan melakukan langkah-langkah pendek, kemudian kembalilah ke posisi siap.


(45)

28 2) Pergerakan ke kanan muka

Gambar 2. Pergerakan ke arah kanan muka untuk pukulan

forehand underhead net (drop) atau clear

Keterangan :

a) Langkah pertama adalah langkah yang panjang ke arah kanan muka.

b) Langkah kedua dibuat dengan kaki kiri, merupakan langkah panjang dengan ibu jari kaki menunjuk ke ujung kanan dari jaring. Raket harus digerakkan ke posisi untuk memukul, dan berat badan berpindah ke kaki yang berada di depan. Tubuh dari batas pinggang ke atas membungkuk ke depan.

c) Langkah berikutnya dapat berupa langkah panjang dengan kaki kanan atau merupakan langkah-langkah kecil


(46)

29

menggeser, tergantung pada seberapa jauh bergerak mencapai cock.

d) Langkah terakhir harus selalu merupakan langkah dengan kaki kanan pada saat melakukan forehand underhand net (drop) atau clear. Kaki terentang lebar dengan kaki kanan berada lebih dekat ke tengah lapangan.

e) Untuk kembali ke tengah, tariklah kaki kanan ke belakang, dan mundurlah dengan melakukan langkah-langkah pendek, kemudian kembali ke posisi siap.

3) Pergerakan ke samping kiri

Gambar 3. Pergerakan ke samping kiri untuk mengembalikan pukulan smash drive pada sisi backhand

Keterangan :

a) Kaki kiri melangkah mundur untuk mempersiapkan langkah ke arah samping. Berat badan berpindah ke kiri


(47)

30

pada saat kaki kiri mundur. Bahu berputar sehingga bahu kanan mengarah ke jaring, sedangkan bahu kiri mengarah ke belakang.

b) Langkah ke dua merupakan suatu langkah panjang ke arah kiri lapangan dengan kaki kanan. Sedemikian rupa sehingga ibu jari menunjuk ke garis samping kiri lapangan. Bahu anda sejajar dengan garis sampingkiri pada saat raket bergerak ke posisi memukul. Lakukan langkah-langkah pendek menggeser untuk jarak yang agak jauh.

c) Akhirilah selalu dengan berat badan bertumpu pada kaki kanan pada saat melakukan pukulan. Kaki akan terentang terbuka dengan posisi kaki kiri lebih dekat ke lapangan. d) Untuk kembali ke tengah lapangan, tariklah kaki kanan

kemudian kaki kiri (sambil kaki kiri berputar menghadap ke jaring kembali). Lakukan langkah pendek menggeser kembali ke posisi siap di tengah lapangan.


(48)

31 4) Pergerakan ke samping kanan

Gambar 4. Pergerakan ke samping kanan untuk mengembalikan

smash atau drive pada sisi forehand

Keterangan :

a) Langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Bahu agak berputar sehingga bahu menunjuk ke arah tengah-tengah jaring dan bahu kanan mengarah ke sudut kanan belakang lapangan. Berat badan akan berada di muka kaki kanan. Lutut agak menekuk dengan ujung ibu jari kanan menunjuk ke arah garis samping kanan.

b) Langkah kedua adalah langkah kaki kiri yang bergerak dengan menggeser (kaki kiri bergerak kearah tumit kaki kanan).

c) Langkah terakhir selalu dilakukan oleh kaki kanan pada saat raket digerakkan ke posisi memukul. Kaki terentang


(49)

32

terbuka dan kaki kiri berada lebih dekat ke tengah lapangan.

d) Kembalilah ke tengah lapangan setelah melakukan pukulan. Tariklah kaki kanan anda ditengah dengan melakukan langkah-langkah pendek menggeser.

5) Pergerakan ke kiri belakang

Gambar 5. Pergerakan ke kiri belakang untuk pukulan backhand

Keterangan :

a) Pertama putarlah kaki kanan, lalu lakukan langkah panjang ke arah sudut kiri belakang lapangan dengan kaki kiri. Cobalah untuk melangkah sedekat mungkin dengan garis tengah lapangan untuk mendapatkan garis sumbu pergerakan yang dikehendaki.


(50)

33

b) Langkah berikutnya adalah langkah panjang yang dilakukan dengan kaki kanan, yang menempatkan tubuh pada posisi memukul untuk pukulan overhead backhand. c) Lakukan beberapa langkah pendek dengan kaki kiri dan

kanan secara bergantian sehingga mendapatkan posisi yang tepat untuk memukul cock.

d) Langkah terakhir harus selalu dilakukan oleh kaki kanan, dan ibu jari kaki menunjuk ke arah sudut kanan belakang dari lapangan. Berat badan berpindah secara total ke kaki kanan pada saat pukulan dilakukan dan punggung menghadap ke jaring.

e) Untuk kembali ke tengah, tarik mundur kaki kanan, putar kaki kiri, dan lakukan langkah-langkah pendek menggeser ke tengah lapangan dan kembalilah ke posisi siap.


(51)

34 6) Pergerakan ke kanan belakang

Gambar 6. Pergerakan ke kanan belakang untuk pukulan

forehand overhead

Keterangan :

a) Pertama putarlah kaki kiri ke arah kanan. Melangkahlah dengan kaki kanan ke arah sudut kanan belakang lapangan. Bahu anda harus berputar sehingga bahu kanan menunjuk ke arah sudut kanan belakang lapangan.

b) Langkah kedua dilakukan kaki kiri dengan menggeser ke dekat ibu jari kaki kanan. Berat badan sebanyak mungkin bertumpu ke kaki kanan.

c) Menggeserlah dengan langkah pendek bergantian, kaki kanan dan kiri, sehingga berada di belakang arah jatuhnya cock, di dekat sudut kanan belakang lapangan. Pada saat pukulan, berat badan berpindah dari kaki kanan ke kiri.


(52)

35

Pinggul dan bahu berputar sehingga menjadi sejajar dengan jaring pada saat raket menyentuk shuttle.

d) Lakukan langkah-langkah pendek untuk kembali ke posisi siap di tengah lapangan.

7. Hakekat Tes Rangkaian Olah Kaki

Pengukuran kelincahan pada permainan bulutangkis bertumpu pada gerakan cepat yang dilakukan oleh langkah kaki atau footworktestee. Hal ini didasarkan karena permainan bulutangkis memerlukan gerak yang cepat dan mendadak, sehingga penguasaan olah kaki yang cepat merupakan salah satu pendukung untuk menguasai permainan bulutangkis secara baik.

Tes rangkaian olah kaki ini diadakan untuk mengukur kelincahan gerakan kaki yang melangkah ke depan kanan-kiri, ke samping kanan-kiri, dan belakang kanan-kiri dalam permainan bulutangkis. Tes ini dikemukakan oleh Tohar (1992: 202-203). Tes ini mempunyai validitas sebesar 0,98 dan reliabilitas sebesar 0,93. Berikut cara pelaksanaan tes rangkaian olah kaki :

a. Tujuannya adalah untuk mengukur kelincahan gerak shadow dalam permainan bulutangkis.

b. Alat dan Perlengkapan: 1) Stopwatch dan peluit.

2) Kapur, meteran, kayu reng untuk sebagai penggaris. 3) Blangko dan alat tulis.


(53)

36

c. Testor berjumlah 3 orang dengan tugas (1) memanggil testee, (2) mencatat hasil, serta (3) memberi aba-aba dan timer.

d. Pelaksanaan:

1) Testee dikumpulkan dan diberi penjelasan tentang pelaksanaan tes pengukuran kelincahan.

2) Sebelum melakukan tes, testee diberi contoh pelaksanaan tes kelincahan terlebih dahulu.

3) Kemudian testee berada di dalam kotak segi empat yang berada ditengah lapangan untuk melakukan posisi siap.

4) Pada saat aba-aba: siap...”ya” maka testee bergerak melangkahkan kaki, dan salah satu kaki harus masuk kotak persegi empat yang terletak di sebelah kanan (nomor 1 pada Gambar 1).

5) Setelah testee menginjakkan kaki ke depan kanan, maka testee

bergerak kembali ke tengah seperti posisi awal, selanjutya

testee bergerak kembali dengan melangkahkan kaki ke depan kiri (nomor 2 pada Gambar 1).

6) Kemudian testee kembali ke tengah lagi dan melangkahkan kaki ke samping kanan hingga salah satu kaki masuk ke kotak samping kanan (nomor 3 pada Gambar 1).

7) Selanjutnya kembali bergerak ke posisi tengah, kemudian bergerak kembali ke kotak persegi empat yang ada di sebelah kiri (nomor 4 pada Gambar 1).


(54)

37

8) Setelah menginjakkan salah satu kaki, maka bergerak kembali ke tengah dan melangkahkan kaki ke sebelah kanan belakang ke kotak (nomor 5 pada Gambar 1).

9) Kemudian bergerak kembali ke tengah, selanjutnya melangkahkan kaki ke sebelah kiri belakang ke kotak (nomor 6 pada Gambar 1).

10)Setelah itu testee kembali ke posisi tengah dan bergerak terus menuju ke kotak-kotak sesuai urutan nomor. Pelaksanaan tes ini selama 30 detik dan nilai yang didapat berdasarkan jumlah keseluruhan dari kemampuan menginjakkan kaki ke kotak.

Gambar 7. Bidang Sasaran Tes Rangkaian Olah Kaki (Sumber: Tohar, 1992: 202 )


(55)

38 B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pengembangan penelitian oleh Erfiyanto Dwi Nugraha (2016),

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Judul penelitian adalah Pengembangan Alat Pelontar Bola Multifungsi. Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat pelontar bola multifungsi sebagai alat bantu latihan yang dapat memberikan efektifitas kepada pelatih maupun atlet. Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa instrumen angket. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pelontar bola adalah layak digunakan sebagai alat bantu latihan olahraga sepakbola, bola voly, bola basket hasil diperoleh dari hasil terakhir validasi a) ahli materi sebesar 87,5% atau layak; b) ahli media sebesar 85,00% atau layak; c) atlet uji coba lapangan segi materi sebesar 80,83% atau layak, segi desain alat sebesar 82,08% atau layak. 2. Penelitian Febby Nugraha (2015), Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Judul penelitian yaitu Pengembangan Sinyal Lampu 3 Warna untuk Alat Bantu Kelincahan Footwork pada Klub PB. Mandiri Pati. Tujuan penelitian adalah menghasilkan produk pengembangan sinyal lampu 3 warna untuk alat bantu kelincahan footwork pada klub PB. Mandiri Pati. Metode yang digunakan adalah penelitian


(56)

39

pengembangan atau Research and Development (R&D). Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif presentase. Hasil analisis data kelompok kecil 71,21% atau baik dan uji kelompok besar 82,00% atau baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan sinyal lampu 3 warna untuk alat bantu kelincahan

footwork dapat digunakan pada klub PB. Mandiri Pati. C. Kerangka Berpikir

Bulutangkis adalah olahraga permainan yang memerlukan kerja kaki cepat, kuat, dan efisien (footwork) agar dalam memukul shuttlecock dapat terarah dengan baik dan sesuai dengan keinginan pemukul/atlet tersebut. Untuk menjadikan atlet bulutangkis yang berkualitas, perlu adanya metode-metode latihan yang bervariasi dan efektif, sehingga sasaran latihan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, belum ada pengembangan alat latihan footwork yang menerapkan teknologi digital. Sedangkan latihan footwork yang telah ada di antaranya memindahkan shuttlecock pada 6 titik di lapangan bulutangkis,

shadow dengan cara pelatih menunjuk arah/sudut yang dituju, shadow

menggunakan raket, dan lainnya.

Pada observasi tersebut, belum ditemukan alat latihan footwork yang berbasis teknologi digital. Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan alat latihan footwork disertai tesnya sebagai media latihan dan tes untuk meningkatkan kualitas bermain bulutangkis.


(57)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Menurut Sugiyono (2012: 297), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan, dan sosial lainnya, masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research and development (Sugiyono, 2012: 408).

Research and development bertujuan untuk menghasilkan produk-produk dalam penelitian pengembangan berupa materi-materi pembelajaran dalam bentuk software, buku, alat, dan yang lainnya untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat

footwork test and training pada bulutangkis, sehingga mempermudah atlet, calon pelatih, dan pelatih dalam meningkatkan keterampilan olah kaki pada bulutangkis.

B. Prosedur Pengembangan

Menurut Sugiyono (2012: 407), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan pertama disebut fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi. Dengan


(58)

41

demikian konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang disertai dengan upaya memvalidasi.

Model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (Emzir 2008: 275) dijelaskan pada Gambar 2.

Gambar 8. Desain Penelitian Pengembangan ( Research and Development) Sugiyono (Emir 2008:275)

Borg dan Gall 1983, menyarankan menggunakan prosedur sepuluh langkah dalam melakukan penelitian pengembangan, yaitu

1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi

Tahap ini dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber pendahulu yang berupa pokok persoalan yang dihadapi serta analisis kebutuhan pembelajaran dan latihan. Pada tahap ini penulis mencari informasi di internet dan wawancara dosen pengampu cabang olahraga bulutangkis

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Revisi Produk Validasi Desain Revisi Desain Revisi Produk Uji Coba Produk Uji Coba Pemakai an Produk Massal


(59)

42

Universitas Negeri Yogyakarta, karena setelah penulis mencari, belum ada alat footwork test and training yang menerapkan teknologi pada cabang olahraga bulutangkis.

2. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan

Analisis produk dimaksudkan untuk mengetahui seberapa penting diperlukannya suatu produk untuk mengatasi masalah yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran dan latihan. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara personal. Hasil analisis yang didapat melalui observasi dasn wawancara, berupa pengembangan media pembelajaran, yaitu media pembelajaran yang berbentuk alat footwork test and training yang menerapkan teknologi.

3. Mengembangkan produk awal

Tahap ini berupa perencanaan pembuatan desain produk dan penyusunan produk. Peneliti melakukan konsultasi kepada dosen atau pakar bulutangkis dan mencari buku-buku referensi yang mendukung produk yang akan dihasilkan. Pembuatan produk ini bekerjasama dengan mahasiswi Prodi Fisika, FMIPA UNY.

4. Validasi ahli

Dari hasil pengembangan produk tersebut, langkah selanjutnya dilakukan uji validitas oleh ahli materi di bidang bulutangkis dan ahli teknologi olahraga.


(60)

43 5. Revisi produk I

Berdasarkan validasi ahli, data yang masuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk.

6. Uji coba

Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh berbagai masukan maupun koreksi tentang produk yang telah dihasilkan. Hasil produk ini kemudian diujikan langsung kepada atlet. Penilaian dalam uji coba lapangan ini dilakukan oleh atlet cabang olahraga bulutangkis.

7. Revisi produk II

Berdasarkan uji coba kepada atlet, data yang masuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk tersebut. Hasil revisi produk yang kedua selanjutnya digunakan dalam uji coba kelompok kecil.

8. Uji coba kelompok kecil

Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh penilaian, masukan-masukan, maupun koreksi tentang produk yang telah direvisi sebelumnya. Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan subyek penelitian yaitu atlet.

9. Revisi produk III

Berdasarkan uji coba kelompok kecil akan dilakukan revisi produk apabila masih diketahui ada kekurangan.


(61)

44 10.Uji coba lapangan

Uji coba lapangan dilakukan dengan cara melakukan tes kepada sebagian besar anggota Pelatihan Atlet Berbakat Bulutangkis DIY. Dalam uji coba tersebut atlet dan pelatih diminta mempraktekan shadow 6 titik dengan menggunakan alat tersebut. Melalui praktek tersebut dimaksudkan untuk memperoleh penilaian, masukan-masukan, maupun koreksi tentang produk yang telah direvisi dan diuji cobakan sebelumnya.

11.Revisi produk akhir

Berdasarkan hasil uji coba lapangan, maka akan diketahui tingkat kelayakan produk melalui hasil data yang diperoleh. Penelitian ini akan dilakukan revisi produk apabila masih diketahui kekurangan.

12.Produk akhir

Setelah tahap terakhir ini sudah tidak ada revisi, maka produk akhir yang dihasilkan berupa alat footwork test and training yang diberi nama

“footwork test and training AK-515” dan dapat di produksi secara massal sesuai kebutuhan.

C. Sumber Data Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah pengembangan alat

footwork test and training AK-515 sebagai alat pendukung latihan dan tes pada bulutangkis.


(62)

45 2. Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini ditujukan kepada atlet Pelatihan Atlet Berbakat Bulutangkis DIY usia 11-18 tahun.

3. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SKB Sorowajan Yogyakarta. 4. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 – 30 Juni 2016 saat latihan cabang olahraga bulutangkis PAB DIY.

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data

a. Pengujian dan Pengamatan

Untuk memperoleh hasil kelayakan dari alat footwork test and training AK-515 pada bulutangkis, maka perlu dilakukan pengujian dan pengamatan. Hasil pengujian dipaparkan dengan data berupa uji coba dan hasil pengamatan di lapangan secara langsung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber data. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara yang terstruktur, di mana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari


(63)

46

narasumber, sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.

c. Kuisioner (angket)

Sugiyono (2012: 199), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Penggunaan kuisioner (angket) pada penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan alat footwork test and training AK-515.

Responden yang dilibatkan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah ahli media pembelajaran, ahli materi, pelatih pengampu, dan pengguna atau calon pelatih bulutangkis.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian pengembangan ini adalah dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket.

Menurut Sugiyono (2012: 199), angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Menurut Sugiyono (2012:172) jenis-jenis angket menurut bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Angket pilihan ganda b. Check list


(64)

47

Pengumpulan data dalam penelitian pengembangan alat footwork test and training AK-515 ini menggunakan angket tertutup dan terbuka, di mana pada halaman berikutnya disertai kolom saran. Angket tersebut diberikan kepada dosen ahli media pembelajaran, dosen ahli materi, dan atlet.

3. Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 144) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat atau kesahihan suatu instrument. Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 173), instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat mengukur data dengan valid. Agar penelitian pengembangan ini valid, maka peneliti menambahkan angket di mana ahli materi dan ahli media mengisi sesuai dengan pertanyaan yang disediakan. Validasi instrumen untuk ahli materi dan ahli media dilakukan melalui konsultasi dan meminta penilaian kepada para ahli. Validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan content validity.

4. Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154), reliabilitas adalah suatu instrumen harus dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data. Menurut Sugiyono (2012: 175), penelitian dikatakan


(65)

48

data yang sama (konsisten). Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur adalah dengan alpha cronbach.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data mencakup seluruh kegiatan mengklarifikasi, menganalisa, memakai, dan menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul dalam tindakan. Setelah data terkumpul, maka data tersebut akan diolah. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif yang bersifat penilaian menggunakan angka.

Persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persentase.

Adapun rumus perhitungan kelayakan menurut Sugiyono (2013:559), adalah sebagai berikut:

SH Rumus:

SK Keterangan: SH: Skor Hitung

SK: Skor Kriterium atau Skor Ideal

Hasil perhitungan data selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dengan dikalikan 100%. Setelah diperoleh persentase dengan rumus tersebut, selanjutnya kelayakan media footwork test and training AK-515


(66)

49

dalam penelitian pengembangan ini digolongkan ke dalam empat kategori kelayakan dengan menggunakan skala seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Presentase Kelayakan No Skor dalam persentase Kategori Kelayakan

1 <40% Tidak Baik/Tidak Layak

2 40%-55% Kurang Baik/Kurang Layak

3 56%-75% Cukup Baik/Cukup Layak

4 76%-100% Baik/Layak

Sumber: Suharsimi Arikunto (1993: 210)

Angket yang digunakan dalam peneitian ini adalah angket penilaian atau tanggapan dengan bentuk jawaban dan keterangan penilaian 1: sangat tidak setuju/sangat tidak layak, 2: tidak sesuai/tidak layak, 3: sesuai/layak, 4: sangat sesuai/sangat layak.


(67)

50 BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Produk “Footwork Test and Training AK-515”

Media latihan yang dikembangkan berupa alat bantu latihan rangkaian olah kaki dalam bentuk footwork test and training. Produk awal yang

dihasilkan dinamakan “Footwork Test and Training AK-515” untuk memberikan kemudahan dalam latihan rangkaian olah kaki pada permainan bulutangkis disertai dengan alat tes. Produk media “Footwork Test and Training AK-515” ini dikembangkan dengan konsep memperkenalkan alat bantu latihan dan tes dalam permainan bulutangkis dengan tujuan meningkatkan kualitas atlet, latihan yang efektif dan efisien, serta mempermudah kerja seorang pelatih. Dengan demikian “Footwork Test and Training AK-515” diharapkan dapat digunakan sebagai media bantu latihan yang baik, sehingga dapat menjadi variasi metode latihan dalam permainan bulutangkis.

Produk “Footwork Test and Training AK-515” yang dikembangkan berupa alat berbentuk segiempat yang bergambar setengah dari lapangan bulutangkis, terdapat 6 buah lampu pada 6 titik/sudut pada gambar lapangan bulutangkis, tombol (timer, minus, start, plus, test dan reset), tiang untuk berdirinya alat tersebut dan 2 pasang sensor tes. Latihan footwork yang dipakai yaitu shadow pada permainan bulutangkis dan tes yang dipakai adalah tes rangkaian olah kaki menurut Tohar. Media latihan ini dipermudah dengan adanya tombol untuk mengatur lamanya waktu melakukan latihan dan


(68)

51

tombol untuk mengatur jumlah nyala lampu yang diinginkan, sehingga mempermudah dalam variasi latihan.

B. Hasil Penelitian Produk “Footwork Test and Training AK-515” 1. Validasi Ahli

Pengembangan media latihan “Footwork Test and Training AK-515” divalidasi oleh para ahli dibidangnya, yaitu seorang ahli media pembelajaran dan ahli materi bulutangkis. Tinjauan ahli ini menghasilkan beberapa revisi sebagai berikut:

a. Validasi Ahli Materi

Ahli materi yang menjadi validator dalam penelitian pengembangan ini adalah Tri Hadi Karyono, M.Or. Beliau adalah salah seorang dosen Kepelatihan Bulutangkis, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Peneliti memilih beliau sebagai ahli materi karena kompetensinya di bidang olahraga bulutangkis sangat memadai.

Pengambilan data ahli materi dilakukan pada tanggal 9 Mei 2016 dengan cara mendemonstrasikan produk awal media

“Footwork Test and Training AK-515 ”, praktek lapangan beserta lembaran penilaian yang berupa kuesioner atau angket.


(69)

52

Tabel 2. Hasil penilaian Validasi ahli materi “Footwork Test and

Training AK-515”.

No Pernyataan Penilaian Ket

1 2 3 4 1. Prinsip latihan pada media “footwork test

and training AK-515” sesuai dengan prinsip dasar footwork dalam permainan

bulutangkis.

2. Prinsip tes pada media “footwork test and training AK-515” sesuai dengan tes rangkaian olah kaki menurut Tohar (1992: 202-203).

3. Ukuran gambar lapangan pada media

“footwork test and training AK-515” sesuai standar lapangan bulutangkis yang

ditetapkan oleh Badminton World Federation (BWF) dengan skala 1:29

4. Materi tes pada Buku Panduan Penggunaan

Alat “footwork test and training AK-515” sesuai dengan tes rangkaian olah kaki (Tohar, 1992: 202).

5. Materi Buku Panduan Alat “footwork test and training AK-515” mudah dipahami.

6. Gambar-gambar pada Buku Panduan

Penggunaan Alat “footwork test and

training AK-515” jelas dan mudah dipahami.

Pertanyaan :

1) Apakah media “Footwork Test and Training AK-515” ini sudah layak disebut media latihan?

Jawaban : Sudah, tetapi perlu disempurnakan.

2) Apakah media “Footwork Test and Training AK-515” ini sudah layak untuk diuji cobakan tanpa revisi?


(70)

53

Pada kolom komentar dan saran, ahli materi memberi masukan pada buku panduan “Footwork Test and Training AK-515” untuk menambahkan daftar gambar, penjelasan mengenai sensor, kriteria tes, kemungkinan tampilan indikator angka dibuat 3 digit, dan jumlah pengulangan tes yang dapat dilakukan.

Tabel 3. Data Hasil Penilaian “Footwork Test and Training

AK-515 ”Ahli Materi

No. Aspek yang

Dinilai Skor yang Diperoleh Skor Maksimal Presentase (%) Kategori

1 Kelayakan

isi materi 19 24 79,16 Layak

Skor Total 19 24 79,16 Layak

Pada validasi ahli materi, presentase yang didapatkan adalah 79,16%. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa menurut ahli materi, pada tahap validasi media “Footwork Test and Training AK-515” yang dikembangkan, aspek kelayakan isi materi mendapatkan

kategori “layak”.

b. Validasi Ahli Media

Ahli media yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Faidillah Kurniawan, M.Or. Beliau memiliki keahlian pada bidang media pembelajaran. Selain itu, beliau adalah dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.


(71)

54

Tabel 4. Hasil penilaian validasi media “Footwork Test and

Training AK-515”.

No Pernyataan Penilaian Ket

1 2 3 4

I Aspek Fisik

3. Ukuran alat 25x40x10cm √

4. Bahan acrilic ukuran 3mm √

3. Bahan stiker vinyl glossy √

4. Stand alat √

5. Bahan stand alat besi √

6. Sensor √

7. Bahan sensor √

8. Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

√ 9. Bahan Buku Panduan Penggunaan

Alat Footwork Test and Training AK-515 HVS 100 gram.

II Aspek Desain

A. Isi

10. Bentuk gambar lapangan pada media

“footwork test and training AK-515” sesuai standar lapangan bulutangkis yang ditetapkan oleh Badminton World Federation (BWF).

11. Ukuran gambar pada Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

12. Penata gambar pada Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

13. Ukuran gambar pada alat √

14. Penata gambar pada alat √

15. Ukuran indikator lampu √

16. Penata indikator lampu √

17. Ukuran indikator angka √

18. Penata indikator angka √

19. Ukuran tombol pada alat √

20. Penata tombol pada alat √

B. Tulisan

21. Ukuran tulisan pada alat √

22. Penata tulisan pada alat √

23. Ukuran tulisan pada Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.


(72)

55

Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

C Warna

25. Warna alat √

26. Warna gambar pada alat √

27. Warna tulisan pada alat √

28. Warna gambar pada Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

29. Warna tulisan pada Buku Panduan Penggunaan Alat Footwork Test and Training AK-515.

III Aspek Penggunaan

30. Pengoprasian alat √

31. Menarik perhatian anak latih √ 32. Pembelajaran dan latihan lebih

bervariasi

√ 33. Membantu meningkatkan motivasi

anak latih

Pertanyaan :

1) Apakah media “Footwork Test and Training AK-515” ini sudah layak disebut media latihan?

Jawaban : Sudah cukup layak digunakan sebagai media latihan.

2) Apakah media “Footwork Test and Training AK-515” ini sudah layak untuk diuji cobakan tanpa revisi?

Jawaban : Sudah cukup layak untuk di uji cobakan dengan sedikit revisi.

Pada kolom komentar dan saran, ahli media memberi masukan pada produk “Footwork Test and Training AK-515 ” sebagai berikut:


(73)

56

2) Identitas peneliti belum dicantumkan.

Tabel 5. Data Hasil Penilaian Media “Footwork Test and

Training AK-515”Ahli Media

No Aspek yang

Dinilai Skor yang Diperoleh Skor Maksimal Presentase (%) Kategori

1 Kelayakan

fisik 30 36 83,33

Layak

2 Kelayakan

desain 71 96 73,95

Cukup Layak Skor Total 101 132 76,51 Layak

Pada validasi ahli media, presentase yang didapatkan adalah 76,51%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menurut ahli media, pada tahap validasi media “Footwork Test and Training AK-515” yang dikembangkan, aspek kelayakan desain mendapatkan

kategori “layak”.

2. Revisi Produk

Revisi dilakukan setelah produk media “Footwork Test and Training AK-515” diberi penilaian, saran, dan kritikan terhadap kualitas materi dan media pada produk yang dikembangkan. Hal tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan revisi.


(74)

57 a. Produk Awal

1)Sampul Depan dan Belakang

Gambar 9. Sampul Depan dan Belakang Sebelum Revisi 2) Halaman Sampul


(75)

58 3) Halaman Pengantar

Gambar 11. Halaman Pengantar Sebelum Revisi 4) Halaman Daftar Isi


(76)

59 5) Halaman Komponen AK-515


(77)

60 6) Halaman Footwork Training


(78)

61 7) Halaman Footwork Test

Gambar 15. Halaman Footwork Test Sebelum Revisi 8) Halaman Klasifikasi Sistem Energi


(79)

62 9) Halaman Instrumen Tes

Gambar 17. Halaman Instrumen Tes Sebelum Revisi 10)Halaman Pemasangan Sensor


(80)

63 11)Halaman Pelaksanaan Tes

Gambar 19. Halaman Pelaksanaan Tes Sebelum Revisi 12)Halaman Daftar Pustaka


(1)

131

Gambar 5. Pelaksanaan Tes


(2)

132 Lampiran 7. Produk yang di hasilkan

Gambar 1. Keseluruan bentuk alat Footwork Test and Training AK-515


(3)

133

Gambar 2. Tampak depan alat Footwork Test and Training AK-515


(4)

134

Gambar 4. Tampak samping stiker kalibrasi alat Footwork Test and Training AK-515


(5)

135

Gambar 6. Otak alat Footwork Test and Training AK-515


(6)