Apa makna dari perumpamaan tentang benih yang tumbuh Markus 4 26 29 )?

Tanggal                        : 27 Januari 2008

Pengkhotbah           : Ev. Baju Widjotomo

Tema                            : Perumpamaan Tentang Benih Yang Bertumbuh

Nats                             : Markus 4:26-29

26 Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”

Mark 4:26-29

26 He also said, “This is what the kingdom of God is like. A man scatters seed on the ground. 27 Night and day, whether he sleeps or gets up, the seed sprouts and grows, though he does not know how. 28 All by itself the soil produces grain-first the stalk, then the head, then the full kernel in the head. 29 As soon as the grain is ripe, he puts the sickle to it, because the harvest has come.”

(from New International Version)

Perumpamaan ini adalah perumpamaan yang hanya dicatat dalam Injil Markus dan tidak ditulis dalam Injil Matius, Lukas maupun Yohanes.

Saya memberikan tema untuk bagian ini yaitu benih yang bertumbuh, karena yang menjadi fokus dari bagian ini adalah benih tersebut bertumbuh. Bagaimana ia bertumbuhnya, sang penabur tidak tahu. Ia hanya tahu bahwa benih itu pasti akan berbuah. Diceritakan bahwa benih yang mulanya tersembunyi di dalam tanah, pada suatu saat mengeluarkan tunas, kemudian tumbuh tangkai, tangkainya semakin membesar, makin tinggi, mulai timbul bulir-bulir, lalu menghasilkan buah, sampai buah itu masak dan tibalah musim panen. Inilah sifat dari kerajaan Allah, selalu bertumbuh dan kita tidak bisa menahan pertumbuhannya.

Tema tentang kerajaan Allah adalah tema yang dinantikan oleh bangsa Israel. Ketika Yohanes Pembaptis pertama kali tampil ia memberitakan : “Bertobatlah, sebab kerajaan Allah sudah dekat!” Kedatangan Kristus yang pertama adalah titik awal Kerajaan Allah dinyatakan. Oleh karena itu Kerajaan Allah sudah terjadi, sedang terjadi dan akan digenapi sampai sempurna pada waktu Kristus datang yang kedua kali. Inilah makna Kerajaan Allah. Banyak orang salah menafsirkan dengan mengatakan bahwa Kerajaan Allah baru akan ada pada masa kerajaan seribu tahun dimana Kristus datang memerintah bumi ini yang sudah dibaharui. Ini pandangan yang salah. Kerajaan Allah sudah dinyatakan dan akan terus bertumbuh sampai matang.

Ada beberapa tafsiran mengenai bagian ini. Tafsiran pertama mengatakan bahwa Kristus yang menabur, kemudian nantinya Kristus juga yang akan menuai. Kedua, ada yang mengatakan bahwa bagian ini berbicara mengenai penginjilan. Jadi, banyak orang yang akan bertobat sampai pada kedatangan Tuhan. Tafsiran ketiga, yang lebih tepat, menjelaskan seorang menabur yang menantikan panen yang pasti. Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan yang tidak bisa ditahan. Kerajaan Allah sudah dimulai oleh Kristus. Kerajaan Allah seperti seorang penabur yang bekerja sampai ia lelah kemudian ia tidur. Keesokan harinya ia bekerja lagi. Ia tidak tahu bagaimana benih itu bertumbuh, tetapi ia tahu bahwa benih itu pasti bertumbuh dan menghasilkan buah sampai tiba saatnya nanti untuk dipanen. Mengapa tafsiran ketiga lebih tepat? Hal ini dapat dijelaskan dari pelayanan Tuhan Yesus pada saat itu. Ketika Tuhan Yesus melayani, murid-murid-Nya mengikuti-Nya dan mereka tahu bahwa Tuhan Yesus sedang memberitakan misi Kerajaan Allah. Tuhan Yesus sedang mengumpulkan orang-orang pilihan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tetapi ketika Tuhan Yesus melayani terdapat banyak sekali tantangan bahkan ketika Ia mengadakan mujizat, orang-orang menuduh Ia menggunakan kuasa Belzebul. Mengapa orang sulit untuk percaya? Murid-murid mungkin sekali saat itu sempat meragukan dan bertanya-tanya, apakah mungkin kerajaan Allah dapat digenapi atau tidak. Sampai pada akhirnya Tuhan Yesus mengatakan perumpamaan ini, bahwa kerajaan Allah sama seperti seorang penabur yang menabur, pada malam harinya ia tidur, tetapi benih itu tumbuh, dan mengenai bagaimana benih itu tumbuh sang penabur tidak tahu. Ini prinsip penting dalam pelayanan.

Dalam perumpamaan ini Saya membagi menjadi dua bagian;

I. Bagian pekerjaan seorang penabur. Dengan kata lain dalam bagian ini Tuhan Yesus ingin supaya jangan kuatir. Seorang penabur harus tetap mengerjakan bagiannya sebagai penabur.

II.Bagian Allah. Kita tidak bisa mengontrol atau mengendalikan bagian Allah, dan ini menjadi suatu rahasia yang tidak perlu kita tahu. Tetapi Kerajaan Allah itu tetap akan terus bertumbuh, tidak bisa tertahan karena Allah yang bekerja di dalamnya.

Ada lima hal yang menjadi bagian penabur :

Pertama, penabur mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya, yaitu menabur benih, mempersiapkan tanah, dan menyiram. Ketika ia menabur, mempersiapkan tanah, dsb ada banyak kesulitan, ada banyak batu yang harus disingkirkan, ada semak belukar, dan ia harus menggemburkan tanah itu sampai tanah itu siap. Inilah juga bagian kita. Ketika kita menjadi bagian Kerajaan Allah maka kita harus mengerjakan apa yang menjadi bagian kita. Jangan melampaui apa yang menjadi bagian kita, seolah-olah kita menjadi Tuhan. Kita tidak bisa melihat bagaimana benih yang kita tabur itu bertumbuh. Kristus sendiri menabur, mempersiapkan lahan yang baik. Pelayanan Tuhan Yesus selama tiga setengah tahun, pelayanan yang sangat singkat, tetapi telah bertumbuh dengan sangat hebat sampai hari ini dan tidak dapat ditahan oleh apapun.

Kedua, penabur bekerja sesuai dengan batas kemampuannya. Setiap kita diciptakan dengan batas dan talenta yang berbeda-beda sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Jangan mengerjakan melebihi atau kurang dari kapasitas kita. Dalam Alkitab kita ditulis: ”…pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun…” Dalam NIV lebih tepat diterjemahkan: “…night and day…” artinya malam dan siang, kemudian kembali lagi malam dan siang, dst. Ini menjadi kebiasaan dalam orang Yahudi yang memulai hari dari malam ke siang, dari gelap menuju terang. Selanjutnya: “…whether to sleep or get up, the seed grow …” Apakah ketika ia tidur atau bangun, benih itu bertumbuh, dan ia tidak tahu bagaimana benih itu bertumbuh. Penabur itu terus bekerja dan di dalam kerjanya tetap ada batas dimana ia harus beristirahat. Jangan menganggap diri terlalu hebat sehingga hanya mau bekerja terus-menerus tanpa mengingat batas. Kita harus terima batas yang Tuhan berikan dengan penuh ucapan syukur.

Ketiga, penabur membutuhkan ketekunan dan usaha. Dalam tafsirannya, Calvin mengatakan penabur itu hanya tahu menabur benih dan ia mempunyai suatu kepastian waktu ia mengerjakan dengan tekun maka tanah ini akan menghasilkan buah. Ini menjadi harapan yang pasti setelah ia mengerjakan dengan begitu keras, teliti dan mempersiapkan segalanya dengan baik. Dalam bagian ini, Tuhan Yesus ingin menekankan, bahwa kita tidak perlu kuatir, meskipun banyak kesulitan, penderitaan, tantangan yang berat, tetapi kita harus tetap bertekun, bersabar, karena kita yakin dengan pasti bahwa kita sedang mengerjakan pekerjaan yang akan menghasilkan buah. Inilah yang diteladani para murid dalam mengiring Yesus. Begitu juga dengan kita, kita harus tetap bertekun mengiring Yesus, membuang segala batu-batu yang mengganggu, membersihkan semua semak belukar yang merusak kehidupan kita. Tidak ada yang instan dalam pekerjaan Tuhan, yang ketika menabur langsung menuai buah yang matang. Semuanya butuh proses.

Keempat, penabur mengerjakan pekerjaannya dengan pengharapan yang pasti. Jika kita menabur dengan benar sesuai denga prinsip firman Tuhan maka pasti kita akan menuai dengan berlimpah. Tuhan tidak pernah lalai akan janji-Nya untuk memberkati dan ini menjadi pengharapan yang pasti. Tuhan memberikan kita benih yang baik, dan benih yang baik pasti akan bertumbuh.

Kelima, dalam mengerjakan tugasnya, ada hal yang tidak diketahui oleh penabur dan tetap menjadi suatu rahasia, yaitu pertumbuhan. Ia tidak tahu bagaimana proses pertumbuhan itu berlangsung, ia tidak dapat mengontrolnya. Alkitab mengatakan: “Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah…” Jangan salah menafsirkan bagian ini dengan berkata bahwa Allah tidak memperhatikan dan benih itu bertumbuh dengan sendirinya. Yesaya 30:23: “Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas.” Yesaya 61:11: Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.” Inilah rahasia yang tidak diketahui oleh penabur, bagaimana benih itu bertumbuh. Penabur tidak bisa mengendalikan karena itu menjadi bagian dari Tuhan. Kita boleh menabur, menyiram, merawat, tetapi di luar semuanya itu, Allah yang memberi pertumbuhan.

Ketika kita berbicara mengenai pertumbuhan, maka apakah yang penting? Relasi. Relasi kita dengan Tuhan, yang memberi benih yang baik sangat menentukan. Bukan hanya itu, kita juga harus memiliki relasi yang baik dengan tanah dimana kita menabur. Jangan kecewa ketika melihat benih itu belum bertumbuh. Kita hanya cukup mengerjakan apa yang menjadi bagian kita, menabur, menyiram, memberi pupuk, dan merawat tanaman itu. Kita harus yakin, bahwa benih yang baik, yang diberikan oleh Allah suatu saat pasti akan berbuah. Pertumbuhan Kerajaan Allah kelihatannya sulit sekali, sepertinya tidak ada harapan, tetapi Allah yang berdaulat tetap bekerja sampai semuanya digenapi pada waktunya. Paulus mengatakan: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.” (1 Kor.3:6-8). Paulus mengerti dengan tepat prinsip ini. Kita tidak memiliki jasa dalam pelayanan, karena itu jangan menyombongkan diri. Yang terpenting adalah Allah yang memberikan pertumbuhan dan hanya kepada Dialah kita berharap. Pdt. Stephen Tong mengatakan: “No one comes to help, everyone comes to learn and to serve.”

Ada empat hal yang perlu kita pelajari dalam proses pertumbuhan:

  1. (Certainty of Continuity of Growth). Proses Pertumbuhan berjalan pasti dan terus menerus, tidak mungkin bisa dihambat.. Pertumbuhan Kerajaan Allah tidak mungkin dapat dihambat oleh siapapun dan oleh apapunpun. Kepastian pertumbuhan yang terus menerus.

Kepastian akan keberlangsungan pertumbuhan. Kerajaan Allah akan terus berlangsung pertumbuhannya dan terus bertumbuh, tidak ada satupun kuasa yang mampu menghalangi karena benih yang ditabur adalah benih yang murni. Kekristenan tidak bisa dihambat, semakin dihambat semakin merambat.

  1. (Graduality of Growth) Proses pertumbuhan terjadi secara bertahap, dari benih keluar tunas, keluar tangkainya, kemudian bulir, bulir semakin penuh isinya.

Tidak ada pertumbuhan yang instan. Kehidupan rohani kita memerlukan proses pertumbuhan dan ini pasti berlangsung. Selama kita menjadi Kristen, sudah sejauh mana kerohanian kita telah bertumbuh. Jangan hanya bertahun-tahun menjadi Kristen tetapi pertumbuhan kita sangat lambat, tidak seperti yang diharapkan. Jangan juga bergerak terlalu cepat, seolah-olah pertumbuhan kita terlalu cepat, tetapi justru sebaliknya kita kewalahan dan pertumbuhan kita malah tertinggal.

  1. (Maturity of Growth) Pertumbuhan akan mencapai tahap akhir yaitu kematangan. Menjadi buah dan siap dipanen.

Pertumbuhan yang sempurna akan mencapai tahap kematangan. Melalui proses yang sangat rumit yang kadang kita tidak tahu, benih yang baik dan yang bertumbuh dengan baik, pasti akan mencapai kematangan yang sempurna.

  1. (Ending of Growing) adalah masa panen, masa penuaian. (Reaping)

Buah yang sudah matang pasti akan menjadi suatu panen yang berkualitas, yang memberikan sukacita kepada penuainya.

Tidak ada suka cita yang lebih besar dari seorang petani ketika masa panen, mereka menyanyi dengan sukacita, semua jerih lelah pada waktu menabur, merawat,  lupa semuanya karena benih yang ditabur sekarang dipanen. Tidak ada penuaian tanpa penaburan. Tidak ada sukacita panen tanpa jerih lelah penaburan.

Mazmur 126:5-6

5  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

6  Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

2 Korintus 9:10  Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

Yohanes 4:36  Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Kiranya Tuhan memberikan sukacita dalam pelayanan kita memberitakan Injil Kerajaan Surga, walaupun begitu banyak tantangan. Jika benih yang baik yang kita tabur pasti bertumbuh,  pasti akan tiba masa panen yang melimpah bagi hirmat dan kemuliaan nama Tuhan Kita Yesus Kristus. Amin