Apa keuntungan yang diperoleh jika guru melakukan diagnosis kesulitan belajar?

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 13 are not shown in this preview.

sebutkan ancaman non fisik dan ancaman fisik​

Pendapat kalian tentang Indonesia di masa depan terutama di bidang politik ekonomi militer terkait dengan perkembangan dunia metaverse dan bahkan mult … iverse dan jika gejala dunia dan kondisi terburuknya perang dunia meletus​

bhinneka tunggal ika adalah​

Buatlah karangan sebanyak 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) paragraf yangmenceritakan riwayat perjuangan dan keteladanan dari para tokoh bangsayang berjuan … g mempertahankan keutuhan NKRI pada awal kemerdekaan.Pilihlah satu tokoh dari beberapa tokoh berikut ini.1. Ir. Soekarno2. Drs. Mohamad Hatta3. Jenderal Sudirman4. KH. Agus Salim5. Sutan SyahrirMr. Mohammad Roem7. Sri Sultan Hamengkubuwono IX​

Bagaimana prinsip - prinsip anti korupsi dapat diterapkan dalam lembaga pemerintah atau negara

jelaskan yang dimaksud ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika​

apa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis lembaga pemerintah pusat: kementerian, non kementerian, dan lembaga nonstruktural.

tolong bantu kerjakan soal Pramuka tentang PBB plss..soal ada di atas​

tolong bantu jawab pramuka materi PBBsoal ada diatas​

identifikasi nilai Pancasila yg sesuai dan bertentang dalam menyikap pengaruh globalisasi yg mewarnai kehidupan sehari-hari​

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

37 Full PDFs related to this paper

Apa keuntungan yang diperoleh jika guru melakukan diagnosis kesulitan belajar?

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Diagnosis Kesulitan Belajar

 Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :

1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).

2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

3.   Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

Dan dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling, Bruce Shertzer dan Shelley C. Stone ( 1980 : 310 ) dan Hansel ea.al (1977 : 371 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis merupakan upaya untuk mengenal dan memahami klien sehingga upaya –upaya yang dilakukan selanjutnya dalam pelaksanaan konseling dapat lebih terarah”.

Syahril (1991 : 45 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis kesulitan belajar itu merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar"

Menurut Burton, seorang siswa dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Kegagalan belajar ini, seperti siswa dalam batas tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pengajaran tertentu, siswa tidak dapat mencapai prestasi yang semenstinya sesuai dengan potensinya, siswa gagal kalau tidak dapat mewujudkan tugas –tugas perkembangannya, dan lain –lain.

Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.

B. Tujuan Diagnosa Kesulitan Belajar

1. Tujuan Bagi Siswa

- siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya

- siswa memperbaiki kesalahannya

- siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya

- siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik

-siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya

2. Tujuan Bagi Guru

- guru mengetahui kelemahan dlm proses belajar mengajar

-guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut

 C. Fungsi Diagnosa Kesulitan Belajar

Menentukan siswa yg mengalami kesulitan belajar, fungsi ini sangat penting karena dari sinilah dapat diketahui siswa-siswa yg perlu  mendapatkan pertolongan dengan segera dan menentukan status atau lokasi kesulitan belajar setelah diketahui bahwa siswa itu mengalami kesulitan belajar.

D.Manfaat Diagnosa Kesulitan Belajar

1. Manfaat Bagi Guru

Mengetahui peserta didik yanng sudah berhasil menguasai bahan pelajaran tertentu dan yg belum menguasai, maka dalam hal ini guru dapat memusatkan perhatiannya pada peserta didik yg belum menguasai pelajaran, dan mencari sebabnya kemudian memberikan prilaku yg teliti sehingga keberhasilannya dapat lebih ditingkatkan.

2.Manfaat Bagi Siswa

Peserta didik dapat mengatahui keberhasilannya dengan mengikuti pembelajaran diagnosanya.

E. Faktor Diagnosa Kesulitan Belajar

1.Faktor  Internal

Faktor  yang berasal dari dlm diri mahasiswa.

Ada dua faktor yaitu faktor kejiwaan dan kejasmanian

a.Faktor Kejiwaan diantarnya :

-minat terhadapmata kuliah kurang

-motivasi belajar rendah

- rasa percaya diri kurang

-disiplin pribadi rendah

-sering meremehkan persoalan

-Sering mengalami konflik psikis

 -integritas pribadi lemah

b.Faktor  Kejasmanian

-keadaan fisik lemah

-adanya penyakit yg sulit di sembuhkan

-adanya gangguan pada fungsi indra

-kelemahan secara fisik

2.Faktor  Eksternal

a. faktor instrumental

-kemampuan profesional dan kepribadian dosen yg kurang memadai

-kurikulum terlalu berat bagi siswa

-program belajar dan pembelajaran yg tdk tersusun dg baik

-fasilitas belajar dan pembelajaran yg tdk sesuai dg kebutuhan

b. Faktor Lingkungan

- disentegrasi atau disharmonisasi keluarga

-lingkungan sosial kampus yg tdk kondusif

-teman-teman bergaul yg tdk baik

-lokasi kampus yg tdk cocok untuk pendidikan

F. Pengajaran Remidial

Pembelajaran remidial merupakan layanan pendidikan yg memberikan kpd peserta didik untk memperbaiki peserta belajarnya, sehingga mencapai kriteria ketuntasan yg ditetapkan. Prinsip pembelajaran remidial juga merupakan pemberian perilaku khusus terhadap peserta didik yg mengalami hambatan pada pembelajarannya, dan remidial sesuai sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain :

a. Adaptif

Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri, oleh krn itu program pembelajran remidial hendaknya memungkinkan peserta didik utk belajar sesuai dg kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar.

b. Interaktif

Memungkinkan peserta didik untk secara intensif berinteraksi dg pendidik dan sumber belajar yg tersedia

c.Fleksibelitas dlm metode pembelajaran dan penilaian

d.Pemberian umpan balik sesegera mungkin

H. Praktek Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar

Bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : Remidial dan Pengayaan.

1.    Pengertian Pembelajaran Remedial

Proses pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang tidak hanya sekedar penyampaian informasi dari guru kepada siswa tetapi ada interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Gagne, pembelajaran adalah usaha guru yang bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar siswa. 

Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pembelajaran remedial memegang peranan penting, khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan siswa yang mengalami kesulitan, agar siswa tersebut bisa mencapai prestasi yang memadai.

Dilihat dari segi arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan, membetulkan ataupun membuat menjadi baik. Hal tersebut senada dengan Abu Ahmadi yang mendefinisikan bahwa pengajaran remedial (remedial Teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang membuat menjadi baik.

Proses pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar yang telah dilakukan. Proses bantuan ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan, cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan hambatan-hambatan yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang merupakan bantuan atau perbaikan seperti cara mengajar, media pelajaran, metode mengajar, materi pelajaran, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.

2.      Pengertian Pembelajaran Pengayaan

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

Untuk memahami pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku berdasar Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.

                                                             REFERENSI



Page 2