Judul : "RASA" Nama penulis : Fitriani, S.Pd Jabatan / Instansi : MAN 3 Aceh Timur Sinopsis: "Rasa" suatu ungkapan tentang pengalaman hidup berumah tangga. Ini merupakan suatu ungkapan pengalaman dalam perjalanan berumah tangga seseorang. Yang mana semua ungkapan rasa tertumpah dalam tulisan. Baik itu rasa bahagia, susah, gundah dan kesabaran Buku " rasa " ini merupakan kisah seorang guru yang mengabdi disuatu daerah di Aceh. Menceritakan tentang kisah hidup dengan suaminya yang sama-sama merantau jauh dari keluarga tanpa saudara. Suaminya tidak mempunyai pekerjaan tetap, namun siap membantu setiap pekerjaannya. Walaupun terkadang dilema datang dalam rumah tangganya. Namun demikian Mutia harus tegar menghadapi semua demi mempertahankan rumah tangganya. Mengingat anak- anaknya yang lagi tumbuh dewasa. Buku cocok dibaca untuk anda yang bisa memberikan motivasi dalam menghadapi kehidupan berumah tangga
Ilustrasi membaca buku. ©2015 Pixabay
Merdeka.com - Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang cukup digemari oleh semua kalangan. Bahasanya yang indah dan romantis menjadi salah satu alasan puisi selalu menarik perhatian. Selain itu, tak jarang seseorang menggunakan media puisi untuk menyatakan kasih sayang kepada orang tua atau kerinduan dengan seorang sahabat. Puisi memiliki berbagai macam jenis aliran, seperti puisi lama, puisi baru, puisi kontemporer, hingga puisi konkret. Semua jenis puisi tersebut masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Salah satu jenis puisi yang cukup popular di Indonesia ialah puisi baru. Jenis puisi ini juga dibedakan menjadi beberapa bentuk dan kategori, seperti puisi baru balada, puisi baru epigram, romansa, elegi, himne, ode hingga satire. Lantas bagaimana karakteristik puisi baru dan seperti apa contohnya? simak 4 contoh puisi baru yang perlu kamu tahu berikut ini. 2 dari 4 halaman
©Pixabay Puisi baru merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan serta pikiran yang menggunakan bahasa dengan memperhatikan irama, mantra, penyusunan lirik hingga makna di dalam puisi tersebut. Adapun ciri-ciri puisi baru sebagai berikut:
3 dari 4 halaman ©www.zmescience.com 1. Puisi Balada Puisi Balada merupakam puisi yang mengungkapkan tabir hidup dalam menggambarkan perilaku manusia, baik secara dialog maupun monolog dan mengandung unsur cerita tertentu. Puisi balada biasanya terdiri dari 3 bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan rima a-b-a-b-b-c-c-b dan skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Berikut contoh puisi baru:
Kita bergantian menghirup asamBatuk dan lemas tercerukMarah dan terbaret-baretCinta membuat kita bertahandengan secuil redup harapanKita berjalan terseok-seokMengira lelah akan hilangdi ujung terowongan yang terangNamun cinta tidak membawa kita memahami satu sama lain Kadang kita merasa beruntungNamun harusnya kita merenungAkankah kita sampai di altarDengan berlari terpatah-patahMengapa cinta tak mengajari kitaUntuk berhenti berpura-pura?Kita meleleh dan tergerusSerut-serut sinar matahariSementara kita sudah lupa rasanya mengalir bersama kehidupan Melupakan hal-hal kecilyang dulu termaafkanMengapa kita saling menyembunyikanMengapa marah dengan keadaan?Mengapa lari ketika sesuatumembengkak jika dibiarkan?Kita percaya pada cintaYang borok dan tak sederhanaKita tertangkap jatuh terperangkap Dalam balada orang-orang tercinta.
Puisi romansa menjadi salah satu jenis puisi yang paling digemari oleh kalangan anak muda. Pasalnya puisi ini menggunakan bahasa-bahasa yang romantis dan puitis. Puisi romansa merupakan jenis puisi yang mengungkapkan perasaan kasih sayang atau cinta kepada seseorang menggunakan bahasa yang puitis. Berikut contoh puisi romansa: Lagu Gadis Itali (Karya: Sitor Situmorang) Buat Silviana Maccari Kerling danau di pagi hariLonceng Gereja bukit ItaliJika musimmu tiba nantiJemputlah abang di teluk NapoliKerling danau di pagi hari Lonceng gereja bukit Itali Sedari abang lalu pergiAdik rindu setiap hariKerling danau di pagi hariLonceng gereja bukit ItaliAndai abang tak kembaliAdik menunggu sampai matiBukit tandus di kebun anggurPasir teduh di bawah nyiurAbang lenyap hatiku hancur Mengejar bayang di salju gugur 4 dari 4 halaman
3. Puisi Elegi Elegi merupakan contoh puisi yang menggambarkan ratap tangis atau kesedihan. Berisi sajak yang mengungkapkan keluh kesah atau duka yang mendalam. Biasanya puisi ini digunakan untuk mengungkapkan kesedihan karena ditinggal pergi oleh seseorang (kematian). Aku (Karya: Sam Haidy) Aku adalah dongeng sebelum tiduryang setia mendaur dirimeski selalu terpenggaloleh gilotin matamu.Aku adalah kisah tak tuntasyang berulang kali kau tebashanya untuk kembali bertunas dan bertunas lagi. 4. Puisi Epigram Epigram merupakan puisi yang berisi petuah atau tuntunan ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani yang disebut epigramma yang memberi unsur pengajaran yang membawa nasihat kebenaran untuk dijadikan sebuah pedoman serta teladan hidup. Berikut contoh puisi epigram: Sajak Kepada Kawan (Karya Chairil Anwar) Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,layar merah berkibar hilang dalam kelam,kawan, mari kita putuskan kini di sini: Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! JadiIsi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,Tembus jelajah dunia ini dan balikkanPeluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam DanHancurkan lagi apa yang kau perbuat,Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa saja! JadiMari kita putuskan sekali lagi:Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,Sekali lagi kawan, sebaris lagi:Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu! JALANAN! Di sini kita taklukkan ! Kekalahan-kekalahan ! Yang tak pernah mereka menangkan! Jakarta, 1990 RIBRA.... Ini cinta! Apa kau masih mau menerimanya? Jakarta, Desember 2008. PEMILU Pembuat pilu? Jakarta, Desember 2008. NAMA SAYA PAPUA Nama saya PapuaTempat tinggal saya di ujung timur NusantaraKulit saya hitam, jiwa saya bening, tanah air saya indahKata orang saya punya banyak saudara Tapi mereka biarkan saya diperkosa Nama saya PapuaEmas, uranium, tembaga, minyak bumidan lain-lainnya saya punyaKata orang saya punya banyak saudaraTapi mereka biarkan saya dirampok penjahat-penjahatdalam dan luar negara Nama saya PapuaBurung cenderawasih, kaka tua hitam, elang rajawalidan lain sebagainya bebas terbang di angkasa( Itu dulu, di jaman Belanda!)Sekarang cuma sedikit tersisaKata orang saya punya banyak saudara yang berpancasilaTapi m’reka tangkap, m’reka bunuh dan m’reka bikin patung burung-burung itu ‘tuk pemuas nafsu angkara m’reka ( Mungkin perlu ditambah satu sila lagi : kebinatangan yang tak berdosa!) Nama saya PapuaHutan rimba lebat, lembah-lembah elok berpuncak pegunungan saljuSetiap dinihari bintang kejora sinari langit berkabut putih biruKata orang saya punya banyak saudaraTapi m’reka tak perduli sama saya( Gila! Bukan cuma tak perduli, bung!) Bersama orang-orang asing m’reka hina saya, m’reka bikin saya menderita!Kalau anda diperlakukan seperti apa yang m’reka lakukan kepada saya, apakah anda diam saja? Nama saya PapuaPada pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia( kalau saya tidak lupa atau kalau masih ada) saya baca :Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa Maka oleh sebab itu, segala bentuk penjajahan harus dihapus dari muka bumi Nama saya Papua Jakarta, Agustus 2000 Ini Sunyi Tak pernah kau rasaiBerbilang siang berbilang malam hariTeman-temanmu menjauh pergi Lawan-lawanmu memusuhi tanpa nurani Ini Sunyi Tak pernah kau rasaiBerbilang bulan berbilang tahun di siniSembilu-sembilu kata-kata melayang dari kegelapan ! Berulangkali ! Luka-luka tak tampak mata membekas perih... Ini Sunyi Tak pernah kau rasaiKau seorang penulis. M’reka tak baca lagiKau jadi tukang angkut barang, pedagang kaki lima dan sopir taxi ( ‘tak resmi’ )Seorang bekas teman naik, terkejut dan turun lagi.. Ini Sunyi Tak sanggup kau rasai Tapi aku masih di siniTegak berdiri !Bersama Ia Yang Membuat Sunyi berarti Dan tak perih lagi Jakarta, 1992 Ali Topan bertanya Indonesia, lu negara atau kuburan ? Jakarta, 1991 KEPADA JIWA DAENG BASSE Ku baca tragedi kematianmu di Seputar Indonesia Namamu Daeng BasseSuamimu Daeng Basri, tukang beca yang bingung, setres dan putus asa kar’na tak pernah sanggup beli beras dan lauk-pauk ‘tuk kalian sekeluargaWalau sekuat tenaga ia kayuh pedal-pedal becanyaSusuri jalanan aspal Makassar si kota tua Yang tersohor ke mana-mana... Hari-hari kelaparan jadi kawan setiaTahun-tahun kefakiran berjalan seperti biasaDukamu tak lagi berairmataDan deritamu derita rakyat jelata Indonesia yang tanpa menyebut namaJadi isi pidato-pidato para pejabat negara dan bahan korupsi merekaDan jargon partai politik-partai politik dalam kampanye pilkada-pilkadaDan seminar-seminar orang-orang terpelajar yang berbusa-busaDan khotbah-khotbah para penjaja moral, para penyiar agama-agamaDan manusia-manusia sejenis mereka Yang gelap nurani Dan mati rasa.. Ku baca ironi itu, Daeng BassePada hari penghabisanmu di dunia Bersama bayi berusia tujuh bulan dalam rahimmu yang gelap gulitaLapar berbisa membelit mematuk dirimuKau makan bubur nasi basi berlauk minyak jelantah pemberian s’orang pemilik warung nasi yang babi-babi pun tak pernah diberi makanan sejenis itu oleh para gembala mereka Belum lagi habis, makanan jahat itu mematukmu, Daeng Basse !Perutmu tersayat-sayat !Kepalamu pusing !Matamu berkunang-kunang !Kau menggeliat ! Meronta-ronta !Kau merintih ..Mulutmu berbusa-busa !Kau keracunan, Daeng Basse ! Kau merintih.. Kau terkapar ! Menggelepar-gelepar ! Di dekat masjid terbesar di kotamu Kau terkapar ! Tumbang ! Bersama bayi tujuh bulan dalam rahimmu, kalian mati penasaran ! Apa kau kenal Andi Muhammad Jusuf, Daeng Basse ? Apa kau kenal Burhanuddin Jusuf Habibie, Daeng Basse ?Ia s’orang pembuat pesawat terbang yang ditukar dengan beras ketanmenteri ‘super’, bekas Wakil Presiden di era rezim out of order SoehartoDan setelah ‘oom Presidennya itu’ direformasi, ia pun jadi Presiden R.I ! Apa kau kenal Muhammad Jusuf Kalla, Daeng Basse ?Ia Ketua Umum Partai Golongan Karya Dan Wakil Presiden Republik Indonesia ! ( Apa kau pernah dengar tentang Westerling, Daeng Basse ?Ia s’orang tentara Belanda ! S’orang algojo haus darah yang membantai rakyat tak bersenjata di kotamu, di masa penjajahan dulu ! ) Mereka tak mengenal ‘mu, Daeng !Mereka tak kenal kamu dan bayi tujuh bulan dan bubur nasi basi bersaus racun minyak jelantahmu... Diamlah di tempatmu, Daeng Basse.. Raga boleh mati, tapi jiwa tak terkuburkan ! Ku ‘kan tanya mereka ! Semua !Tentang pidato-pidato mereka.. Tentang jargon-jargon dn slogan-slogan mereka..Tentang seminar-seminar dan diskusi-diskusi mereka..Tentang khotbah-khotbah mereka.. Yang berbusa-busa.. Dan barangkali mereka lupa, ‘ku kirim seuntai puisi karya manusia ProklamasiKami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll., diselenggarakan dengan cara seksamadan dalam tempoh yang seingkat-singkatnya. Jakarta, 17 Agustus 1945 a.n Bangsa Indonesia Soekarno, Mohammad Hatta Disahkan oleh Teguh Esha, jiwa Daeng Basse Merdeka ! 2009_____ Selamat tahun baru ! Pemilu baru !Parlemen baru !Presiden baru !Hutang-hutang baru !Komisi-komisi baru !Obral aset-aset baru !Korupsi-korupsi baru !Penindasan-penindasan baru !Penggusuran-penggusuran baru !Penjarahan-penjarahan baru !Kebrengsekan-kebrengsekan baru !Kegilaan-kegilaan baru !Kebohongan-kebohongan baru ! Demoralisasi-demoralisasi baru !Pecundang-pecundang baru ! Dan.....kegagalan-kegagalan baru... Ha ha ha ha ha.... Jakarta, Desember 2008. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |