Apa fungsi saraf tak sadar

Sistem saraf tak sadar (otonom) pada manusia – seluruh makhluk hidup di dunia, mempunyai bagian-bagian yang paling unik serta mempunyai manfaat dan kegunaannya masing-masing. Bagian tubuh itulah yang bisa menggerakkan tubuh kita. Oleh sebab itu, diperlukan suatu organ yang dapat mengontrol bagian tersebut.

Seluruh kegiatan yang kita lakukan secara otomatis ini dikerjakan dan digerakan oleh sebuah sistem control pusat yang ada di tubuh kita. Pada umumnya sistem pusat tubuh kita adalah otak. Otak berfungsi untuk bisa mengontrol pada setiap gerakan dan apapun yang akan kita lakukan.

Otak memberikan seuah pererintah ke sistem sarat, selanjutnya akan di teruskan organ lain untuk bisa bergerak. Saraf sendiri berfungsi untuk bisa menggerakkan organ tubuh supaya bisa bergerak sesuai dengan yang kita kehendaki. Pada sistem saraf ini terdapat sistem yang yang bekerja secara sadar dan ada pula yang bekerja secara tidak sadar. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai sistem saraf tak sadar (otonom) pada manusia.

Pengertian Saraf Otonom (Saraf Tak Sadar)

Sistem saraf tak sadar adalah kumpulan dari saraf yang mengatur kegiatan tanpa terlebih dahulu kita pikirkan. Jadi, saraf ini bisa melakukan perintah/ bekerja yang tidak kita sadari dan akan bergerak seccara otomatis tanpa kita atur terlebih dahulu. Diantaranya ialah denyut jantung, mengeluarkan keringat, perubahan pada pupil mata, gerak alat pencernaan, otot perut, pembuluh darah, alat-alat reproduksi dan masih banyak lagi lainnya. Sistem saraf tersebut terdiri atas 12 pasang saraf otak yakni kranial dan terdiri atas 31 pasang spinal atau saraf sumsung tulang belakang.

Sistem saraf tak sadar ini, ternyata kerjanya mendapat pengaruh dari hipotalamus yang terdapat di dalam otak. Di dalam otak, hipotalamus ini bisa dirangsang dan bisa mempengaruhi dalam gerakan saraf tak sadar atau misalnya bisa mempercepat denyut jantung, menghambat sistem pencernaan, melebarkan pupil mata dan lainnya.
Sistem saraf otonom adalah saraf motoric yang terdiri dari sistem saraf simpatis serta sistem saraf parasimpatis. Bagian depan dan juga tengahnya hipotalamus akan mengendalikan saraf parasimpatis, sementara bagian belakangnya dan juga samping akan mengendalikan saraf simpatis.

Perbedaan ini terjadi sebab neurotransmitter dari hasil kedua saraf itu berbeda. Noradrenalian adalah neurotransmitter saraf simpatik, sementara asetilkolin adalah neurotransmitter saraf prasimpatik.

Pada saraf parasimpatik dan saraf simpatik ada penghubung diantara sistem efektor dan saraf pusat yang bernama ganglion. Ganglion saraf simpatik letaknya ada di dekat sumsum tulang belakang.

Serabut praganglion sari saraf simpatik ukurannya pendek, sedangkan serabut pascaganglionnya berukuran lebih panjang. Begitu juga sebaliknya pada saraf parasimpatik, ia mempunyai serabut praganglion yang ukurannya penjang serta serabut pascaganglion yang pendek.

Untuk mengetahui dari fungsi saraf simpatik dan juga saraf parasimpatik di sejumlah organ tubuh kalian, maka bisa menyimak uraiannya dibawah ini.

Macam Macam dan Fungsi Saraf Otonom

Saraf otonom dibagi beberapa macam dan masing-masingnya tersebut mempunyai sifat yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, seperti manusia. Berdasarkan dari karakteristik kerjanya, sistem saraf otonom ini dibagi menjadi dua macam saraf yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Masing-masing saraf tersebut bisa bekerja pada organ yang sama, tetapi kerjanya dilakukan dengan saling berlawanan atau antagonis.

Macam-macam beserta fungsi saraf otonom akan diulas di bawah ini :

1. Sistem Saraf Simpatik

Sistem saraf ini ada di bagian depan tulang rusuk belakang dengan mempunyai pangkal di sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang ada di depan dada serta pinggang. Saraf inilah yang dinaman dengan saraf torakolumbar. Sebab, saraf preganglion keluar yang asalnya dari tulang belakang toraks dimulai dari 1 hingga ke 12. Di dalam sistem simpatik mempunyai 25 pasang ganglio/ yang menjadi simpul pada sumsum tulang belakang.

Pada umumnya sistem saraf simpatik berfungsi untuk bisa memacu kerja organ dalam tubuh, namun ada juga sejumlah yang bisa menghambat kerja pada organ tubuh itu.

Fungsi saraf simpatik, diantaranya :

  • Memperbesar bronkus
  • Memperbesar pupil mata
  • Memperbesar ereksi
  • Mempercepat detak jantung
  • Menghambat sekresi empedu
  • Memperlambat kerja pencernaan
  • Menurunkan tekanan darah
  • Meningkatkan sekresi adrenalin
  • Menghambat kontraksi pada kantung seni

2. Sistem Saraf Parasimpatik

Sistem saraf parasimpatik ialah suatu saraf yang mempunyai pangkal pada sumsum tulang belakang sebagai lanjutan dari medulla oblongata. Sistem tersebut dikenal sebagai sistem saraf kranosakral di sebabkan saraf preganglion keluar pada otak dan juga dari sacral. Saraf parasimpatik ini terdiri atas jarring-jaring yang mempunyai keterhubungan dengan ganglion yang sudah menyebar di selurh tubuh.

Fungsi dari saraf tersebut berlawanan dengan saraf simpatik sebab pada saat saraf simpatik mempercepat dari kerja organ tubuh namun saraf parasimpatik tersebut malah memperlambat dari kerja organ tubuh. Nah, hal ini lah yang dihasilkan pada fungsi keduanya sehingga saling berlawanan, maka organ yang terdapat di dalam tubuh ini menjadi normal serta seimbang.

Fungsi dari saraf parasimpatik, diantaranya :

  • Memperkecil pupil mata
  • Memperkecil bronkus
  • Merangsang eraksasi
  • Meningkatkan tekanan darah
  • Menghambat adrenalin
  • Meningkatkan sekresi empedu
  • Mempercepat kontraksi pada kantung seni
  • Menghambat organ pencernaan
  • Menghambat detak jantung

Sekianlah uraian tentang sistem saraf tak sadar (otonom) pada manusia. Saraf otonom (saraf tak sadar) ini di butuhkan oleh tubuh kita, sebab kita tidak perlu mengirimkan sebuah perintah terlebih dahulu pada otak supaya bisa mengerjakan organ yang memang seharusnya tidak berhenti untuk dapat bekerja. Semoga menambah wawasannya!

Baca juga:

Apa fungsi saraf tak sadar

Apa fungsi saraf tak sadar
Lihat Foto

freepik.com/eddows-animator

Ilustrasi pernapasan

KOMPAS.com – Tubuh manusia terbentuk dari berbagai organ dan sel yang saling bekerja sama untuk membangun fungsi tubuh. Keseluruhan kerja sama tersebut dapat terjalin karena keberadaan sistem saraf.

Sistem saraf menghubungkan otak juga sum sum tulang belakang yang berperan sebagai otak ke seluruh tubuh manusia.

Ada dua jenis sistem saraf yang bekerja pada tubuh manusia, yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kedua sistem saraf tersebut bekerja secara berlawanan agar dapat mempertahnkan keseimbangan tubuh.

Sistem saraf simpatik adalah sistem saraf otonom yang bekerja di luar kesadaran tubuh (tidak sadar) dan berpangkal pada sumsum tulang belakang. Selain itu, sistem saraf simpatik mengatur kerja otot polos pada bronkus.

Dilansir dari Physiopedia, saraf simpatis berjalan sejajar dengan sumsum tulang belakang di kedua sisi kolom vertebral.

Baca juga: Kelistrikan pada Sel Saraf

Cara kerja sistem saraf simpatik

physio-pedia.com Sistem saraf simpatik dalam tubuh manusia


Reseptor saraf di seluruh tubuh akan mengumpulkan informasi stress dan mengirimnya ke sumsum tulang belakang.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sistem saraf simpatik diaktifkan di bawah kondisi stres dan menghasilkan respons luar biasa yang disebut dengan respons “fight-or-flight”.

Misalkan ketika tubuh merasa dalam bahaya, stres tersebut akan dikirim ke otak melalui sumsum tulang belakang dan saraf kranial. Bagian otak yang disebut amigdala akan merespons dan mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus kemudian mengaktifkan sistem saraf simpatik.

Sistem saraf simpatik kemudian menyalakan kelenjar adrenalin dan mengsekresikan hormon adrenalin. Inilah mengapa saat manusia merasakan bahaya detak jantungnya menjadi cepat, napasnya menjadi pendek, dan berkeringat.

Fungsi saraf simpatik

Berikut adalah fungsi sistem saraf simpatik pada tubuh yang dilansir dari National Center for Biotechnology Information:

Aktivasi saraf simpatik mengaktifkan kontraksi otot radial iris, menyebabkan pupil membesar dan memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke mata. Selanjutnya otot siliaris akan berelaksasi, sehingga memungkinkan pegelihatan jauh yang lebih baik.

Baca juga: Jaringan Epitelum, Ikat, Otot dan Saraf pada Vertebrata

  • Meningkatkan detak jantung

Dalam jantung, reseptor beta 1 dan beta 2 saraf simpatik meningkatkan detak jantung, kekuatan kontraksi, dan laju konduksi, sehingga jantung lebih cepat memasok oksigen ke seluruh tubuh.

Memperlambat napas

Bronkodilatasi (reseptor beta 2) dan penurunan sekresi (reseptor alfa 1 dan beta 1) memungkinkan lebih banyak aliran udara melalui paru-paru.

Penurunan motilitas, kontraksi sfingter, dan kontraksi kandung empedu di lambung serta usus dilakukan untuk memperlambat pencernaan dan mengalihkan energi ke bagian lain dari tubuh.

Aktivasi saraf simpatik di pankreas dapat menurunkan sekresi enzim dan juga insulin.

  • Menghentikan sekresi urine

Saraf simpatik membuat sfinger berkontraksi dan otot detrusor berelaksasi sehingga menghentikan pengeluaran urine yang dipicu aktivitas parasimpatik.

  • Meningkatkan sekresi renin

Aktivasi saraf simpatik di ginjal meningkatkan sekresi renin (enzim yang mengingkatkan tekanan darah) untuk meningkatkan volume intravaskular.

Baca juga: Sistem Saraf pada Manusia

  • Sekresi kelenjar keringat

Aktivasi para simpatik meningkatkan kerja otot arrector pili dan kelenjar keringat untuk mengsekresikan kerungan dan ereksi rambut untuk mendinginkan tubuh.

  • Sekresi epinefrin dan norepinefrin

Saraf simpatik dapat mengaktifkan reseptor nikotinik medulla adrenal untuk meningkatkan sekresi hormon epinerfin (adrenalin) dan norepinefrin untuk melindungi tubuh dari stress jangka panjang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.