Apa dampak positif yang dirasakan indonesia atas terbentuknya china - afta

China Asean Free Trade Area (CAFTA) merupakan perjanjian multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan China. Gagasan pendirian CAFTA berawal dari keinginan negara-negara ASEAN dan China untuk melakukan kerja sama dalam sektor perdagangan demi pertumbuhan ekonomi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CAFTA : Sejarah, Tujuan dan Program", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/15/090000869/cafta---sejarah-tujuan-dan-program. Penulis : Gama Prabowo Editor : Serafica Gischa Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA

iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

China Asean Free Trade Area (CAFTA) merupakan perjanjian multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan China. Gagasan pendirian CAFTA berawal dari keinginan negara-negara ASEAN dan China untuk melakukan kerja sama dalam sektor perdagangan demi pertumbuhan ekonomi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CAFTA : Sejarah, Tujuan dan Program", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/15/090000869/cafta---sejarah-tujuan-dan-program. Penulis : Gama Prabowo Editor : Serafica Gischa Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA

iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

China Asean Free Trade Area (CAFTA) merupakan perjanjian multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan kawasan perdagangan antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan China. Indonesia yang bergabung di dalam CAFTA pada tahun 2010, telah merasakan berbagai dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif yang dirasakan adalah harga barang dan jasa yang semakin murah karena penghapusan bea masuk, meluasnya pasar ekspor dari komoditas Indonesia, serta adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produk barang dan jasa dari Indonesia.

Jadi, jawaban yag tepat adalah E.

Dengan adanya globalisasi, secara tidak langsung negara-negara dipaksa untuk menjalin kerja sama guna mempertahankan eksistensinya di dunia internasional. Sebagai salah satu negara yang terkena imbas globalisasi, Indonesia mau tidak mau menyesuaikan diri dengan perkambangan terkini oleh karena itu saat ini Indonesia menjalin kerja sama dengan berbagai negara. Kerja sama pun memiliki berbagai macam bentuk yaitu kerja sama bilateral, kerja sama regional, dan kerja sama multilateral. Indonesia lebih cenderung memilih kerja sama regional karena dianggap lebih bisa menguntungkan Indonesia, salah satu kerja sama regional yang dijalin Indonesia yaitu ASEAN. ASEAN merupakan kerja sama regional di kawasan ASIA Tenggara yang beranggota negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Di mana kerja sama ini melingkupi berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang ekonomi yang dapat dijalankan melalui perdagangan bebas. Kerja sama di bidang ini tidak hanya melibatkan negara-negara anggota ASEAN saja, ada pula yang melibatkan negara lain, salah satunya yaitu China. ASEAN memilih China sebagai rekan dalam menjalankan kerja sama perdaganagn bebas karena China dikenal sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi sangat kuat. Kerja sama antara ASEAN dan China tersebut dikenal dengan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Kesepakatan perjanjian perdangangan bebas ini pertama kali ditandatangani pada tanggal 5 November 2002 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2010. Dimulainya pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tanggal 1 Januari 2010 menimbulkan berbagai reaksi, khususnya dari masyarakat Indonesia. Ada pihak yang pro terhadap pemberlakuan kesepakatan tersebut karena ACFTA dianggap sebagai kesempatan emas bagi Indonesia untuk mencapai tujuan nasional melalui kerja sama internasional, sedangkan pihak yang kontra berpendapat bahwa disepakatinya perjanjian perdagangan bebas ASEANChina oleh Indonesia tersebut berdasar pada optimisme pemerintah yang berlebihan tanpa melihat kemampuan dalam negeri sehingga dikhawatirkan kondisi pasar Indonesia yang tidak siap menerima serbuan produk impor akan kalah bersaing dengan produk impor tersebut sehingga kerugian lah yang akan diperoleh Indonesia. Terlepas dari adanya pro dan kontra tersebut, dalam karya ilmiah ini, penulis ingin menjelaskan tentang dampak dari pemberlakuan ACFTA. Meskipun kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China baru dilaksanakan ± 1 tahun, dampaknya sudah mulai bisa dirasakan industri Indonesia. Dampak negatif dari pemberlakuan ACFTA terhadap industri Indonesia adalah defisitnya neraca ekspor impor Indonesia-China dan menurunnya jumlah industri dalam negeri (deindustrialisasi). Dengan melihat dampak negatif dari pemberlakuan ACFTA tersebut, diharapkan ada upaya peningkatan atau perbaikan sehingga tujuan utama disepakatinya ACFTA tersebut dapat tercapai.

Jakarta -

Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan salah satu bentuk kerja sama negara-negara kawasan Asia Tenggara di bidang ekonomi.


Kerja sama diperlukan karena setiap negara pastinya akan selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan perekonomiannya, termasuk juga yang dilakukan negara-negara ASEAN.


Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu caranya adalah melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi internasional melalui AFTA. Karena secara ekonomis, pembentukan AFTA menjadikan kegiatan ekonomi di ASEAN menjadi lebih luas.

Sejarah Pembentukan AFTA


Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, AFTA adalah bentuk kebijakan mengenai kesepakatan antara negara anggota ASEAN untuk membentuk wilayah zona perdagangan bebas.


AFTA dibentuk pada 28 Januari tahun 1992, saat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-4 di Singapura.


Pembentukan AFTA dilatarbelakangi karena adanya perkembangan ekonomi pada setiap anggota negara ASEAN.


Perkembangan ekonomi tersebut, kemudian diwadahi dengan suatu bentuk kerjasama AFTA, dalam rangka bersama-sama memajukan perekonomian di ASEAN.


Organisasi perdagangan bebas kawasan ASEAN ini, disepakati untuk menurunkan tarif dan menghapus sebuah hambatan non tarif dalam perdagangan yang dimulai pada tahun 2002.


Mengutip buku 'Seri Cerdas Tangkas IPA' karya X- Kanopi, setelah KTT diselenggarakan, kemudian pada 1 Januari 2002 AFTA diberlakukan secara penuh bagi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam Singapura, Filipina, dan Thailand.


Sedangkan untuk Laos, Vietnam, dan Myanmar diberlakukan pada tahun 2006, dan pada 2010 AFTA baru diterapkan pada Kamboja.


Perkembangan terakhir dalam AFTA ditandai dengan adanya kesepakatan untuk menghapus semua bea masuk impor barang bagi negara ASEAN.


Adapun negara yang mengikuti dan bergabung AFTA adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand pada tahun 2010. Untuk Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam tahun 2015.

Tujuan AFTA


Tujuan terbentuknya AFTA telah disepakati oleh negara anggota ASEAN. AFTA merupakan hal yang penting, karena dengan kerja sama ini negara ASEAN dapat meningkatkan bidang ekonominya, berupa pasar bisnis yang meliputi kegiatan produksi distribusi maupun konsumsi.


Dilansir dari laman setnas-asean.id, secara umum AFTA bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif. Sehingga mampu membuat produk-produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.


Adapun tujuan lain dari AFTA adalah:


- Meningkatkan daya saing ekonomi antar negara-negara ASEAN, dengan cara menjadikan ASEAN sebagai tujuan pasar dunia


- Menarik investor asing ke ASEAN untuk meningkatkan perdagangan di antara anggota ASEAN


- Menghapus biaya pajak ekspor dan impor negara-negara yang tergolong anggota ASEAN.

Dampak AFTA bagi Indonesia


Sebagai salah satu anggota dari negara ASEAN, pembentukan AFTA telah memberikan beberapa dampak positif serta keuntungan bagi bangsa Indonesia.


Dikutip dari modul Ilmu Pengetahuan Sosial Edisi PJJ SMP Kelas VIII oleh Tenia Kurniawati, M.Pd, Andri Setiawan, M.Pd, berikut adalah beberapa dampak positif AFTA bagi Indonesia, antara lain:


1. Menjadi peluang bagi para pengusaha kecil dan menengah untuk melakukan ekspor barang produksinya, sehingga mampu membuka peluang mereka untuk mendapatkan pasar luar negeri


2. Memberikan peluang Indonesia dalam kegiatan ekspor


3. Membuat Indonesia untuk lebih bisa menghasilkan komoditas yang kompetitif di pasar ASEAN. Salah satu komoditas Indonesia yang dapat bersaing dengan negara lainya adalah komoditas pertanian, seperti kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi yang merupakan bahan yang sangat diminati oleh negara ASEAN maupun di luarnya.


4. Meningkatkan daya saing untuk mendorong perkembangan perekonomian. Hal ini juga diharapkan mampu memunculkan kesadaran para pengusaha atau pelaku usaha untuk berdaya saing lebih kuat, dengan menghasilkan barang-barang berkualitas.

Hambatan AFTA


Meski memiliki dampak positif bagi negara-negara anggota, namun terdapat beberapa hambatan pelaksanaan AFTA, di antaranya adalah sebagai berikut.


- Persaingan bahan-bahan komoditas para negara anggota ASEAN. Persaingan ini bisa menyebabkan industri kecil dalam negeri gulung tikar, karena belum mampu untuk bersaing dengan bahan-bahan dari luar negeri


- Adanya kondisi tidak stabil dalam negara, membuat negara yang ingin melakukan kegiatan mengekspor produknya, akan enggan untuk melanjutkannya


- Perbedaan tingkat ekonomi pada setiap anggota negara ASEAN, memunculkan sebuah kendala dalam kegiatan ekspor dan impornya


- Banyak negara-negara yang melakukan proteksi terhadap barang dalam negerinya. Hal itu membuat barang dari luar negeri akan sulit untuk menentukan harga pasarnya.


Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian, sejarah, tujuan, dan dampak AFTA bagi Indonesia. Sekarang detikers jadi lebih paham, kan?

Simak Video "Sultan Brunei: ASEAN Tidak Akan Mengusir Myanmar"



(faz/faz)