Analisislah keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan latar belakang pengarang Fiersa Besari

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasbasa (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 3 Tahun 2018 Halaman 110-115 E-ISSN 2599-0519 SYOK BUDAYA DALAM NOVEL ARAH LANGKAH KARYA FIERSA BESARI Erina Maulidia Solani a, Yashinta Salsabila Zakiyyah b, Nur Azizah Fatahunisa c abc Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jalan Letnan Jendral Sujono Humardani No. 1 Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Indonesia * * * Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari. Latar belakang penulisan ini yaitu penulis ingin menunjukkan betapa elok budaya di seluruh penjuru Nusantara. Telaah teori yang digunakan adalah teori struktural dengan pendekatan objektif yang memusatkan perhatian pada unsur-unsur intrinsik karya sastra (struktur teks). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dengan cara baca dan catat. Poin-poin penting yang menjadi pokok penelitian ini ditandai dan dicatat dalam kartu data untuk diklasifikasikan sesuai jenis-jenis nilai budaya yang diteliti. Analissis dilakukan dengan menginterpretasikan objek penelitian dengan fakta-fakta di masyarakat secara kontekstual. Data penelitian berupa semua satuan lingual yang berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung unsur nilai-nilai budaya dalam novel tersebut. Hasil penelitian ditemukan bahwa nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan Allah yang mengenai, taat pada Allah, berdoa, berbagi, bertobat dilakukan oleh Bung, Frem, Baduy. Hubungan manusia dengan diri sendirinya mengenai keberanian, ketakutan, kerja keras, dan kerinduan. Hubungan manusia dengan manusia mengenai kebencian, tolong-menolong. Hubungan manusia dengan alam mengenai, cinta alam. Kata Kunci : Syok, Budaya, Arah Langkah Abstract: This study aims to describe cultural values in the novel Arah Langkah by Fiersa Besari. The background of this writing is that the writer wants to show how beautiful the culture throughout the archipelago. The theory used is structural theory with an objective approach that focuses on the intrinsic elements of literary work (text structure). The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques by reading and recording. The important points that are the subject of this research are marked and recorded in the data card to be classified according to the types of cultural values studied. Analysis is done by interpreting the object of research with the facts in the community contextually. The research data is in the form of all lingual units in the form of words, phrases, clauses, and sentences that contain elements of cultural values in the novel. The results of the study found that cultural values are seen from human relations with God regarding, obeying God, praying, sharing, repenting by Bung, Frem, Baduy. Man's relationship with himself about courage, fear, hard work, and longing. Human relations with humans about hatred, help. Human relations with nature about, love of nature. Keywords: Shock, Cultural, Direction of Steps 110 H a l a m a n

PENDAHULUAN Sastra merupakan satu diantara bentuk hasil kerja seni kreatif yang dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan ide, teori dan sistem berpikir manusia. Suatu hasil imajinasi seorang pengarang yang dituangkan ke dalam bentuk karya sastra dengan medium bahasa. Gagasan seseorang pengarang tersebut kemudian disusun menjadi sebuah jalinan cerita yang menarik dan bermakna yang di dalamnya menceritakan berbagai masalah kehidupan yang dialaminya dan dilihat oleh pengarang. Sastra juga merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya menggambarkan kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai masalah tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandanganya. (Nurgiyantoro, 2007:3). Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam berinteraksi den lingkungan, diri sendiri dan Tiuhan. Fiksi merupakan hasil dialog dan juga reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Oleh karena itu, fiksi selain bertujuan untuk memberikan hiburan, tujuan estetik berupa kepuasan batin juga memberikan unsur-unsur pendidikan kepada pembaca. Penelitian karya sastra perlu dilakukan untuk mengetahui dan melihat relevansi isi karya sastra dengan kehidupan masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra mencerminkan realits sosial dan memberikan pengaruh ke arah yang positif terhadap kehidupan masyarakat. Selain itu karya sastra bukan barang yang mati, melainkan penuh imajinasi yang hidup yang terkadang jauh dari jangkauan manusia sehingga diperlukan suatu metode tertentun untuk memahaminya. Isi sebuah karya sastra dapat diketahui jika dianalisis atau diteliti dengan bebagai metode, misalnya sosiologi sastra. Kemudian dilanjutkan dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam karya tersebut. Unsur-unsur nilai yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembinaan sikap dan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Konasih (2008:54), novel berasal dari bahasa Italia, yaitu Novella yang berarti sebuah barang baru yang kecil. Dalam perkembangannya, novel diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan persoalan yang dialami oleh tokoh hingga tahap penyelesaiannya. Menurut (Laelasari dan Nurlailah, 2008:167) novel adalah karya fiksi yang menawarkan sebauh dunia yang berisi model kehidupan yang didealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang tentu saja bersifat imajinatif. Menurut Koentjaraningrat (1990:9), kebudayaan adalah keseleuruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Adapun istilah Inggrisnya berasal dari kata lain colere, yang berarti mengolah dan mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture, sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam. Kluchohn (dalam Koentjaraningrat 2009:154) menyatakan bahwa sistem nilai budaya dalam kebudayaaan mengandung lima nilai masalah dasar dalam kehidupan manusia adalah: (1) masalah mengenai hakekat dari hidup manusia memiliki 3 indikator yaitu hidup itu buruk, hidup itu 111 H a l a m a n

baik, dan hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik, (2) masalah mengenai hakikat dari karya manusia memiliki 3 indikator yaitu karya untuk nafkah hidup, karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya, serta karya itu untuk menambah karya, (3) masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu memiliki 3 indikator yaitu orientasi masa kiri, masa lalu dan masa depan, (4) masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya memiliki 3 indikator yaitu manusia tunduk kepada alam yang dahsyat, manusia menjaga kelestarian dengan alam, dan manusia menguasai dengan alam, (5) masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya memiliki 3 indikator yaitu orientasi kolateral, vertikel dan individualisme. Atas dasar pemikiran tersebut, novel ini menarik untuk diteliti. Novel yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah novel yang berjudul Arah Langkah karya Fiersa Besari. Alasannya, pertama, novel Arah Langkah mengandung nilai-nilai budaya. Kedua, novel ini mempunyai jalan cerita yang menarik berawal dengan niat dan tujuan yang berbeda salah satunya karena hatinya yang terluka, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerahdaerah di Indonesia. Arah Langkah bukan sekedar catatan perjalanan yang melukiskan keindahan alam, budaya dan manusia lewat teks dan foto. Tetapi juga memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televisi. Meskipun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa ditemukan. METODE Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan ciri deskriptif. Dikatakan demikian karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa katakata (Moelong, 2004:6). Penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013:9), artinya penelitian sastra bukan bertujuan mencari hukum-hukum umum dalam sastra melainkan untuk mengetahui ciri khas atau kualitas tetentu yang ada dalam karya sastra (Wellek dan Warren, 2014:7). Untuk menganalisis novel Arah Langkah karya Fiersa Besari, digunakan teori struktural. Teori struktural pertama kali dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure. Saussure memperkenalkan konsep sign dan meaning (bentuk dan makna/isi). Karya sastra memiliki ciri bentuk sign yang memiliki makna yang otonom. Artinya, karya sastra dapat diteliti dari teks sastra itu sendiri. Strukturalisme tidak mengaitkan karya sastra dengan bidang lain, karena karya sastra telah dibangun oleh kode-kode tertentu yang disepakati, sehingga memungkinkan pemahamannya secara mandiri (Endraswara, 2013:50-51). Langkahlangkah analisis yang digunakan dengan cara baca dan telaah. Teknik baca dilakukan dengan membaca novel Arah Langkah karya Fiesa Besari secara efektif untuk mencari penelitian. Poin-poin penting menjadi pokok penelitian ini ditandai dan dicatat dalam kartu data untuk diklasifikasikan sesuai jenis nilai-nilai budaya yang diteliti. Analisis ini menitikberatkan pada isi dan konteks objek penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Sinopsis Novel Arah Langkah Petualangan mengelilingi Indonesia yang dilakukan oleh tiga pengelana yang memiliki satu tujuan untuk mengeksplor budaya Indonesia. Bung, Prem dan Baduy. Pertemuannya dengan Prem, seorang gadis tomboy dan menggemari petualangan yang juga memiliki keinginan sama untuk keliling Indonesia membawa mereka pada petualangan yang banyak mengubah 112 H a l a m a n

hidup. Mereka tak hanya berdua, tapi bertiga. Ada sosok laki-laki yang bernama Baduy turut serta didalamnya. Baduy adalah kawan dari kawannya Prem. Mereka bertolak dari Bandung menuju Pelabuhan Merak, kemudian melintasi laut menuju Pelabuhan Bakahueni. Mereka mencoba peruntungan untuk bisa menumpang kendaraan orang lain agar bisa menghemat biaya. Betapa mereka sangat terbantu dengan teknologi tergambar dibuku ini. Twitter membantu Bung untuk ketemu kawan-kawan baru, pengalaman baru, dan tentunya tempattempat baru. Terbukti notif dilayar ponsel, Dela Bertia, seorang gadis yang dikenal lewat twitter mengajak untuk bersua dengannya jika mampir ke Bandar Lampung. Dela juga menawarkan tempat penginapan. Mereka menghabiskan dua hari dua malam di Lampung. Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Arah Langkah Nilai-nilai budaya yang dapat diungkap dalam novel Arah Langkah adalah sebagai berikut: Hubungan Manusia dengan Tuhan Taat pada Allah Setelah beribadah dan mengucapkan terima kasih, aku meminta izin untuk mengajak kedua sahabatku ikut makan di sini. (AL. 219). bahwa, sesibuk apapun mereka tetap ingat dengan Allah tanpa meninggalkan kewajibanya. Berdoa Titik terbarat Indonesia, akhirnya kami bertemu denganmu. Kami meminta izin untuk mengunjungi titik tertimur Indonesia. Semoga saya dan kedua temen saya bisa sampai ke sana tanpa halangan apa pun, kata Baduy lantang, diamini olehku dan Prem. (AL. 97). bahwa, berdoa kepada Allah untuk di beri keselamatan ketika berpetualangan keliling Indonesia. Berbagi Rezeki yang Ilwan dapat hari ini dibelikannya batagor untukku dan kawan-kawan yang lain. (AL. 64). bahwa, sedang mendapatkan rezeki tapi mau berbagi pada temen-temenya sendiri. Bertobat Saya membuat janji. Kalau Tuhan menolong saya, saya tidak akan lagi menyentuh alkohol dan rokok. Saya mau memperbaiki pola hidup. Ternyata, Tuhan memberi saya kesempatan kedua. Tuhan menolong saya sampai saya bisa hidup kembali, biasa ada hari ini bersama Bang Bung. (AL. 272). bahwa, dia sabar berbuatan selama ini tidak baik. Dengan kejadian tersebut membuatnya tersadar dan mendekatkan diri pada Tuhan. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri Keberanian Aku menggenggam tangan Mia dengan seraya menghadapkannya padaku. Mia kebingungan. Aku yang tidak sadar bahwa musik 113 H a l a m a n

tekah dimainkan berteriak Aku sayang kamu. Kamu mau enggak jadi pacarku?. (AL. 32). bahwa, dia berani mengungkapkan perasaannya kepada Mia, dia tak peduli dengan jawaban nantinya yang terpenting dia sudah mengungkapkan perasaan yang sudah dipendam selama ini. Ketakuan Maaf, Pak, kami enggak tahu, Prem dengan suara pelan. Baduy hanya berdiri bagai patung di belakang kami, tak berucap apa pun (AL. 255). bahwa, mereka ketakutan akan kesalahan yang tak diketahuinya. Kerja keras Aku menunjukkan padanya dan orang tuaku bahwa aku bisa hidup dari memotret. Setelah bisnis studio lancar, aku pun mulai menyewa anak buah untuk mengurus proses rekaman. (AL. 50). bahwa, dia ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya dan ingin membahagiakan dengan hasil kerja keras memotret. Kerinduan kami duduk dengan amgin menerpa rambut, dengaan senyum di wajah, dengan perasaan hangat didada. Beberapa pertemuan singkat memang diciptakan untuk lama melekat di dalam hati. Beberapa rindu memang diharuskan terasa bahkan sebelum berai. Duduk bersama di pelataran senja untuk menyambut teater gemintang, mana mungkin kenangan ini lenyap dari ingatanku?. (AL. 66). bahwa,dia rindu akan kenangan semua ini dengan mantan kekasihnya. Hubungan Manusia dengan Manusia Kebencian Aku benci orang dewasa. Meraka membosankan, ucap Mia pada suatu sore. Sambil minum susu, matanya menyapu pegawai kantoran yang baru pulang kerja kala kami duduk di emperan Braga. (AL. 26). bahwa, Mia sangat membenci orang dewasa. Mungkin ada hal yang membuat Mia benci dengan hal itu. Tolong-menolong aku tunjukkan pengaturan untuk kameranya. Pereempuan itu lalu berjalan ke arah temannya kemudian mencoba lagi memotret. Sinar redup dari layar kamera membentuk bayangan mereka yang sedang menyangga kamera itu dengan sandal dan topi. (AL. 94). bahwa, sedang menolong orang yang meminta bantuan bagaimana cara memotret yang baik. Hubungan Manusia dengan Alam Cinta alam 114 H a l a m a n

Kalau aku, pengen keliling Indonesia sambil memotret sebelum keliling dunia. Supaya aku bisa menunjukkan ke orang luar kalau negara kita juga enggak kalah keren. Apa enggak malu, tahu banyak soal Eropa dan Amerika, tapi enggak tahu ada apa aja di negeri sendiri?. (AL. 49). bahwa, dia suka berpetualangan keliling Indonesia. SIMPULAN Isi sebuah karya sastra dapat diketahui jika dianalisis atau diteliti dengan bebagai metode, misalnya sosiologi sastra. Kemudian dilanjutkan dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam karya tersebut. Unsur-unsur nilai yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembinaan sikap dan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Petualangan yang dilakukan tiga pengelanan ini, membuktikan bahwa banyak budaya yang menarik di Indonesai tetapi kondisi budaya ataupun keragaman Indonesia tidak selalu indah atau bagus seperti di layar televisi ataupun media sosial. Tetapi perbedaan itulah yang menyatukan Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa.ssss Cinta dan persahabatan antar suku, ras, agama selalu tercipta dalam budaya Indonesia. Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia Puisi Prosa Drama. Jakarta: Nobel. Laelasari dan Nurlailah. 2008. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Moloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suyigono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta Wellek, Rene dan Warren, Austin. 2014. Teori Kesustraan (Diterjemahkan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service). Besari, Fiersa. 2018. Arah Langkah. Jakarta: Mediakita. Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu antropologi (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. 115 H a l a m a n