Allah yang Maha terus menerus mengurus adalah arti dari Asmaul Husna

Berikut ini penjelasan tentang mengenal Asmaul Husna Al-Hayyu dan Al-Qayyum.

Di antara Al-Asma'ul Husna adalah Al-Hayyu & Al Qayyum, Yang Maha Hidup & Yang Maha Mengurus. 

Nama Allah Al-Hayyu Al-Hayyu & Al Qayyum ini telah disebutkan dalam beberapa ayat di antaranya:

Allah yang Maha terus menerus mengurus adalah arti dari Asmaul Husna

“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Allah yang Maha terus menerus mengurus adalah arti dari Asmaul Husna

“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.” (QS. Ali Imran: 2)

Allah yang Maha terus menerus mengurus adalah arti dari Asmaul Husna

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan: 58)

Asy-Syaikh Muhammad Khalil Al-Harras mengatakan:
Makna Al-Hayyu adalah yang memiliki sifat hidup dengan kehidupan yang sempurna dan abadi, di mana tidak menimpainya kematian ataupun fana, karena sifat hidup bagi-Nya merupakan sifat Dzat Allah yang Maha Suci.

Sebagaimana sifat Al-Qayyum mengharuskan adanya seluruh sifat filiyyah Allah (yang terkait dengan perbuatan-Nya) yang sempurna, maka demikian pula sifat hidup-Nya mengharuskan adanya seluruh sifat dzatiyyah (yang terkait dengan Dzat-Nya) yang sempurna, baik itu sifat ilmu, kemampuan, keinginan, pendengaran, penglihatan, kemuliaan, kesombongan, keagungan, dan semacamnya. (Syarh Nuniyyah, 2/112 lihat juga hal. 66)

Dr. Sa'id bin 'Ali Wahf al-Qahthani mengatakan:
Al-Qayyum, yaitu menegakkan urusan makhluk-Nya dengan sempurna dan hal itu mempunyai dua makna. Pertama Dialah yang berdiri sendiri, agung sifat-Nya, dan tidak memerlukan apapun dari makhluk-Nya. 

Kedua Menegakkan bumi, langit, dan segala makhluk yang ada di antara keduanya. (Syarah Asma‟ul Husna)

Dialah yang mengadakannya dan menolongnya serta menyiapkan bagi segala sesuatu yang membuatnya (makhluk) tetap (ada di bumi), kebaikannya, dan tegaknya. Dia-lah Yang Mahakaya dari semua makhluk secara mutlak (tidak memerlukan makhluk) dan merekalah yang berhajat kepada-Nya secara mutlak.

Maka al-Hayyu dan al-Qayyuum ialah Yang memiliki sifat kesempurnaan dan Dialah Yang memperbuat apa yang diinginkan-Nya.

Simak video ilustrasinya berikut ini:

Demikian penjelasan tentang mengenal Asmaul Husna Al-Hayyu dan Al-Qayyum.

Allahu a'lam...

Jakarta -

Al Qayyum merupakan satu dari 99 Asmaul Husna. Al Qayyum termasuk dalam nama yang agung dengan arti Maha Berdiri Sendiri. Hal ini mengandung arti bahwa Allah SWT mandiri dan tidak membutuhkan semua makhluk karena Dia yang mengatur segalanya.


Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali 'Imran ayat 1-2, yang berbunyi:


الٓمٓ)1( ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Arab-latin: alif lām mīm. allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm

Artinya:" Alif laam miin. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya."


Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Dia yang Maha Hidup lagi Kekal yang mengatur seluruh makhluk-Nya. Keagungannya yang dapat mengurus alam semesta ini menjadikan-Nya mandiri.

Menurut As-Syaikh al Harras, Al Qayyum merupakan bentuk mubalaghah dari kata Qa'im.


Al Qayyum memiliki dua arti. Pertama, Dia berdiri sendiri dan tidak bergantung pada seluruh makhluk. Kedua, Dia yang mengatur makhluknya di seluruh alam ini. Di langit dan di bumi beserta seluruh isinya. Semua makhluk membutuhkan-Nya.


Dikutip dalam buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna karangan Syaifurrahman El-Fati, barangsiapa yang membaca "Ya Qayyumu" sebanyak-banyaknya di setiap malam, dilengkapi dengan "Yaa Hayuu Yaa Qoyyumu", maka akan dilancarkan rezekinya, dicintai setiap orang, disegani, serta dihormati karena memiliki kewibawaan yang besar.


Al Qayyum dengan didahului Al Hayyu juga disebutkan dalam ayat kursi yang berbunyi,

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Arab-latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.S. Al-Baqarah: 255)

Meneladani kemuliaan Asmaul Husna tentang Al Qayyum ini dapat kita lakukan dengan berdzikir saat pagi dan petang. Dzikir Asmaul Husna memiliki keutamaan diantaranya mendapatkan kententraman batin dan menumbuhkan keimanan serta selalu takut kepada Allah SWT. Semoga kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya!

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Ilustrasi Asmaul Husna. Foto: Pixabay.com

Asmaul Husna merupakan kumpulan nama-nama yang menjelaskan sifat-sifat baik dan keagungan Allah SWT. Bacaan Asmaul Husna tersebut dapat mendatangkan manfaat dan keutamaan bagi setiap muslim yang membaca dan mengafalkannya.

Untuk memahaminya lebih lanjut, kamu dapat menyimak artikel yang ada di bawah ini.

Menurut buku Keutamaan Dzikir dan Doa Asmaul Husna oleh Hamid Sakti Wibowo dan Mustaqim, secara bahasa, pengertian Asmaul Husna diambil dari kata "Asma" (nama) dan "Husna" (indah) yang berarti nama-nama indah serta agung bagi Allah SWT.

Hal tersebut seperti yang tertulis dalam Al-Quran surat Taha ayat 8 yang berbunyi:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى

Allahu Laa Ilaaha Illaa huwa Lahul Asmaaul Husna

Artinya:, "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaul Husna (nama-nama baik)." (QS. Taha: 8).

قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدْعُوا۟ ٱلرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا۟ فَلَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَٱبْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Artinya: “Katakanlah: Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula.” (QS. Al-Isra: 110).

Tidak hanya kedua surat itu saja, penyebutan Asmaul Husna juga terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255. Arti dari ayat tersebut adalah, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (mahlukNya)."

Bagi umat Islam, penting untuk memahami Asmaul Husna, tidak hanya menghafalnya. Syekh Shâlih al-Ja’fari mengatakan bahwa berdoa dengan menyebut Asmaul Husna juga merupakan bentuk permohonan untuk meminta kebaikan-kebaikan seperti makna tiap Asmaul Husna.

“Orang yang berdoa dengan Asma’ul Husna maka telah meminta kebaikan seluruhnya, dan membuat pencegahan di antara dirinya dan keburukan seluruhnya. Jadi apabila engkau menyebut ar-Rahmân ar-Rahîm, maka kamu telah meminta rahmat, dan jika kamu menyebut al-Lathîf maka kamu telah meminta kelembutan, dan seterusnya.” (Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ' ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a, Cet. Ke-3 2011, Hal. 16).

Ilustrasi Asmaul Husna. Foto: Pixabay.com

Rasulullah pernah menyebut secara eksplisit bahwa Allah memiliki 99 nama indah atau lebih dikenal sebagai Asmaul Husna.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa menjaganya maka dia masuk surga. Sesungguhnya Allah itu satu dan menyukai hal yang ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Setiap nama menjadi perwujudan sifat-sifat Allah SWT seperti yang tertulis dalam beberapa ayat di Alquran. Tidak hanya itu, Asmaul Husna juga memiliki berbagai keistimewaan, salah satunya sebagai doa.

Dalam Al-Quran surat al-A'raf ayat 180 disebutkan:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا، وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ، سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Allah memiliki Asmaul Husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna (nama-nama terbaik) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS. Al-Araf : 180).

Apa saja Lafal Asmaul Husna?

Ilustrasi Asmaul Husna. Foto: Pixabay.com

Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama Indonesia, berikut ini adalah daftar 99 Asmaul Husna beserta artinya yang perlu diketahui:

  1. Ar Rahman (الرَّحْمَنُ): Yang Maha Pengasih

  2. Ar Rahiim (الرَّحِيْمُ): Yang Maha Penyayang

  3. Al Malik (المَّلِكُ): Yang Maha Merajai

  4. Al Quddus (القُدُوْسُ): Yang Maha Suci

  5. As Salaam (السَّلَامُ): Yang Maha Memberi Kesejahteraan

  6. Al Mu`min (المُؤْمِنُ): Yang Maha Memberi Keamanan

  7. Al Muhaimin (المُهَيْمِنُ): Yang Maha Mengatur

  8. Al Aziz (العَزِيْزُ): Yang Maha Perkasa

  9. Al Jabbar (الجَبَّارُ): Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

  10. Al Mutakabbir (المُتَكَبِّرُ): Yang Maha Megah

  11. Al Khaliq (الخَالِقُ): Yang Maha Pencipta

  12. Al Baari (البَارِئُ): Yang Maha Melepaskan

  13. Al Mushawwir (المُصَوِّرُ): Yang Maha Membentuk Rupa

  14. Al Ghaffaar (الغَفَّارُ): Yang Maha Pengampun

  15. Al Qahhaar (القَهَّارُ): Yang Maha Memaksa

  16. Al Wahhaab (الوَهَّابُ): Yang Maha Pemberi Karunia

  17. Ar Razzaaq (الرَّزَّاقُ): Yang Maha Pemberi Rezeki

  18. Al Fattaah (الفَتَّاحُ): Yang Maha Pembuka Rahmat

  19. Al `Aliim (العَلِيْمُ): Yang Maha Mengetahui

  20. Al Qaabidh (القَابِضُ): Yang Maha Menyempitkan

  21. Al Baasith (البَاسِطُ): Yang Maha Melapangkan

  22. Al Khaafidh (الخَافِضُ): Yang Maha Merendahkan

  23. Ar Raafi (الرَّافِعُ): Yang Maha Meninggikan

  24. Al Mu`izz (المُعِزُّ): Yang Maha Memuliakan

  25. Al Mudzil (المُذِلُّ): Yang Maha Menghinakan

  26. Al Samii (السَّمِيْعُ): Yang Maha Mendengar

  27. Al Bashiir (البَصِيْرُ): Yang Maha Melihat

  28. Al Hakam (الحَكَمُ): Yang Maha Menetapkan

  29. Al `Adl (العَدْلُ): Yang Maha Adil

  30. Al Lathiif (اللَّطِيْفُ): Yang Maha Lembut

  31. Al Khabiir (الخَبِيْرُ): Yang Maha Mengenal

  32. Al Haliim (الحَلِيْمُ): Yang Maha Penyantun

  33. Al `Azhiim (العَظِيْمُ): Yang Maha Agung

  34. Al Ghafuur (الغَفُوْرُ): Yang Maha Memberi Pengampunan

  35. As Syakuur (الشَّكُوْرُ): Yang Maha Pembalas Budi

  36. Al `Aliy (العَلِىُّ): Yang Maha Tinggi

  37. Al Kabiir (الكَبِيْرُ): Yang Maha Besar

  38. Al Hafizh (الحَفِيْظُ): Yang Maha Memelihara

  39. Al Muqiit (المُقِيْتُ): Yang Maha Pemberi Kecukupan

  40. Al Hasiib (الحَسِيْبُ): Yang Maha Membuat Perhitungan

  41. Al Jaliil (الجَلِيْلُ): Yang Maha Luhur

  42. Al Kariim (الكَرِيْمُ): Yang Maha Pemurah

  43. Ar Raqiib (الرَّقِيْبُ): Yang Maha Mengawasi

  44. Al Mujiib (المُجِيْبُ): Yang Maha Mengabulkan

  45. Al Waasi (الوَاسِعُ): Yang Maha Luas

  46. Al Hakiim (الحَكِيْمُ): Yang Maha Maka Bijaksana

  47. Al Waduud (الوَدُوْدُ): Yang Maha Mengasihi

  48. Al Majiid (المَجِيْدُ): Yang Maha Mulia

  49. Al Baa`its (البَاعِثُ): Yang Maha Membangkitkan

  50. As Syahiid (الشَّهِيْدُ): Yang Maha Menyaksikan

  51. Al Haqq (الحَقُّ): Yang Maha Benar

  52. Al Wakiil (الوَكِيْلُ): Yang Maha Memelihara

  53. Al Qawiyyu (القَوِىُّ): Yang Maha Kuat

  54. Al Matiin (المَتِيْنُ): Yang Maha Kokoh

  55. Al Waliyy (الوَلِىُّ): Yang Maha Melindungi

  56. Al Hamiid (الحَمِيْدُ): Yang Maha Terpuji

  57. Al Muhshii (المُحْصِى): Yang Maha Menghitung

  58. Al Mubdi (المُبْدِئُ): Yang Maha Memulai

  59. Al Mu`iid (المُعِيْدُ): Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

  60. Al Muhyii (المُحْيِى): Yang Maha Menghidupkan

  61. Al Mumiitu (المُمِيْتُ): Yang Maha Mematikan

  62. Al Hayyu (الحَيُّ): Yang Maha Hidup

  63. Al Qayyuum (القَيُّوْمُ): Yang Maha Mandiri

  64. Al Waajid (الوَاجِدُ): Yang Maha Penemu

  65. Al Maajid (المَاجِدُ): Yang Maha Mulia

  66. Al Wahid (الوَاحِدُ): Yang Maha Tunggal

  67. Al Ahad (الاَحَدُ): Yang Maha Esa

  68. As Shamad (الصَّمَدُ): Yang Maha Dibutuhkan

  69. Al Qaadir (القَادِرُ): Yang Maha Menentukan

  70. Al Muqtadir (المُقْتَدِرُ): Yang Maha Berkuasa

  71. Al Muqaddim (المُقَدِّمُ): Yang Maha Mendahulukan

  72. Al Mu`akkhir (المُؤَخِّرُ): Yang Maha Mengakhirkan

  73. Al Awwal (الأَوَّلُ): Yang Maha Awal

  74. Al Aakhir (الأَخِرُ): Yang Maha Akhir

  75. Az Zhaahir (الظَّاهِرُ): Yang Maha Nyata

  76. Al Baathin (البَاطِنُ): Yang Maha Ghaib

  77. Al Waali (الوَالِي): Yang Maha Memerintah

  78. Al Muta`aalii (المُتَعَالِي): Yang Maha Tinggi

  79. Al Barru (البَرُّ): Yang Maha Penderma

  80. At Tawwaab (التَّوَّابُ): Yang Maha Penerima Tobat

  81. Al Muntaqim (المُنْتَقِمُ): Yang Maha Pemberi Balasan

  82. Al Afuww (العَفُوُّ): Yang Maha Pemaaf

  83. Ar Ra`uuf (الرَّؤُوْفُ): Yang Maha Pengasuh

  84. Malikul Mulk (مَالِكُ المُلْكِ): Yang Maha Penguasa Kerajaan

  85. Dzul Jalaali Wal Ikraam (ذُوْ الجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ): Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

  86. Al Muqsith (المُقْسِطُ): Yang Maha Pemberi Keadilan

  87. Al Jamii` (الجَامِعُ): Yang Maha Mengumpulkan

  88. Al Ghaniyy (الغَنِىُّ): Yang Maha Kaya

  89. Al Mughnii (المُغْنِى): Yang Maha Pemberi Kekayaan

  90. Al Maani (المَانِعُ): Yang Maha Mencegah

  91. Ad Dhaar (الضَّارُّ): Yang Maha Penimpa Kemudharatan

  92. An Nafii (النَّافِعُ): Yang Maha Memberi Manfaat

  93. An Nuur (النُّوْرُ): Yang Maha Bercahaya

  94. Al Haadii (الهَادِئ): Yang Maha Pemberi Petunjuk

  95. Al Badii’ (البَدِيْعُ): Yang Maha Pencipta

  96. Al Baaqii (البَاقِي): Yang Maha Kekal

  97. Al Waarits (الوَارِثُ): Yang Maha Pewaris

  98. Ar Rasyiid (الرَّشِيْدُ): Yang Maha Pandai

  99. As Shabuur (الصَّبُوْرُ): Yang Maha Sabar


Page 2