Allah memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan

PinterestWatchExploreWhen autocomplete results are available use up and down arrows to review and enter to select. Touch device users, explore by touch or with swipe gestures.

Explore

Quotes

Allah memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan

Save

Uploaded to Pinterest

Sweet Quotes

Allah memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan

vitra kz

494 followers

More information

Allah memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan

Find this Pin and more on wise quotes by vitra kz.

Sweet Quotes

Wise Quotes

Success Quotes

Motivational Quotes

Inspirational Quotes

Muslim Quotes

Islamic Quotes

Cool Words

Wise Words

More information

Allah memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan

Find this Pin and more on wise quotes by vitra kz.

More like this

News

Aa Gym: Allah Mengabulkan Apa yang Kita Butuhkan, Bukan yang Kita Inginkan

gomuslim.co.id – Setiap manusia pasti mempunyai keinginan dalam menjalani kehidupannya. Namun, sebagai muslim yang baik, keinginan harus sesuai dengan yang Allah SWT sukai. Demikian disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT) KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dalam laman Facebooknya, Rabu (19/02/2020).

Menurut Aa Gym, jika seseorang memiliki keinginan, pertama yang harus dilihat adalah niatnya. Setelah memiliki niat yang lurus, sempurnakan ikhtiar di jalan Allah. Kemudian bertawakal, pasrah kepada Allah SWT, dan tetap istikharah.

“Niat itu penting dalam menjalankan sesuatu, salat juga harus ada niatnya, apalagi mengucapakan keinginan. Terkadang Allah tidak mengabulkan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan. Itu merupakan karunia bahwa Dia masih mencintai kita, masih memberikan kasih sayang-Nya,” kata Aa Gym.

Aa Gym menambahkan, menjadi tanda tanya besar jika seorang muslim mempunyai keinginan tetapi bukan yang Allah SWT sukai.

Baca juga:

Aa Gym: Tiga Cara Mensyukuri Waktu

“Harus ada koneksinya, harus ada kaitannya, dan harus ada dasarnya. Keinginan itu memang fitrah manusia yang kalau kita sadari sangat dominan, tapi sebagai seorang muslim yang baik, harusnya keinginan itu bisa terkelola dengan baik sesuai dengan yang Allah Swt inginkan,” ujarnya.

Aa Gym menjelaskan tentang ayat Alquran dalam surat Al-Baqarah, yang berisi tentang keinginan, yakni “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: [2] : 116)

Ayat tersebut, kata Aa, menegaskan bahwa keinginan yang disukai Allah paling tidak atau paling kecilnya adalah tidak merugikan bagi diri sendiri, apalagi orang lain.

“Makanya jangan sok tahu. Inginkan saja apa yang Allah suka, walaupun tidak kejadian tapi menjadi kebaikan. Kita harus siap untuk tidak terkabul, kenapa? Karena Allah lebih tahu yang terbaik buat kita, sedangkan kita tidak tahu,” papar Aa Gym. (daaruttauhid)

Baca juga:

Aa Gym: Tiga Tipe Manusia yang Gagal Raih Ridha Allah

Allah Berikan yang Terbaik dan Apa yang Kita Butuhkan

seringkali kita dihadapkan masalah tentang pilihan, memilih dari beberapa pilihan. Karena sejatinya hidup selalu berbenturan dengan berbagai pilihan.

Kita dipaksa untuk selalu memilih segala hal, mulai saat sekolah memilih sekolah yang baik. Urusan pekerjaan, bahkan untuk memilih pasangan untuk menghadapi sisa usia hingga senja.

Ketika kita saat lulus sekolah, banyak pilihan kampus dengan jurusannya yang sesuai dengan minat, bakat, harapan, cita-cita, impian yang diinginkan. Kampus milik swasta yang mahalnya luar biasa dan biasanya sebagian dari kita berusaha sebaik mungkin untuk masuk ke kampus negeri atau kedinasan.

Seperti yang pernah penulis alami, saat memilih kuliah, banyak kampus yang di coba, tes di sini, di sana dan di mana-mana. Pada akhirnya hidup memang harus memilih, hingga penulis berterimakasih kepada Allah, atas izin-Nya penulis mendapat hidayah saat kuliah di kampus ini, sampai akhirnya hijrah dan berhijab. Ternyata kampus inilah yang terbaik, yang Allah berikan, walaupun tidak suka pada awalnya.

Begitupula saat memilih jodoh, kitapun diberikan banyak pilihan-pilihan, ada yang berjuang dalam waktu yang panjang, penantian atau memutuskan. Tak jarang ada yang sangat mudah dipertemukan, tapi ada pula yang butuh sabar menggenapkan separuh agamanya, karena tak jua terlaksana.

Ada pula pasangan yang menikah bukan kriteria yang diinginkan, tapi ternyata setelah beberapa lama menjalankan pernikahan, barulah terungkap betapa pasangan yang Allah berikan adalah yang sesuai untuk kita, saling melengkapi dalam kebaikan dan saling menutupi dalam kekurangan. Seperti itulah jodoh yang Allah pilihkan.

Dan contoh-contoh lain yang juga kita alami dalam hidup ini. Hingga baru beberapa waktu kemudian Allah memberikan jawaban dan hikmah dari sebuah pilihan. Karena sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan.

Seperti yang Allah sampaikan dalam QS: Al Baqarah 2:216 yaitu: “…Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Kuncinya adalah apapun keputusan dari pilihan yang ada dalam hidup kita, tetaplah selalu berbaik sangka kepada Allah, Sobat Nida. Bahwa yang akan terjadi atas kehendak-Nya yang Maha Mengetahui, serta selalu yang terbaik yang akan diberikan-Nya, meskipun kita tidak menyukainya.

Allah memberikan apa yg kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan?

Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, sebab pilihan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya dan manusia harus ikhlas dan berserah diri (ridho) dalam menerima apapun keputusan Allah tersebut.

Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita?

Allah Ta'alā lebih mengetahui, sedangkan manusia tidak mengetahui. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216).