Article Information Show
Issue : Vol 3, No 2 (2016)
DOI : 10.21043/at-tabsyir.v3i2.1653
Islam adalah agama dakwah, artinya Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk senantiasa menyerukan kepada kebaikan dan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemunkaran. Sebagai agama yang terakhir diturunkan oleh Allah, Islam pertama kali disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya sejak tahun 611 M. Setelah menerima wahyu pertama kali di gua hira. Sejak itulah Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, sehingga kehadirannya diharapkan akan membawa perubahan pada kehidupan bangsa Arab dari zaman jahiliyah menuju ke arah kehidupan yang penuh dengan cahaya Islam.Pada sisi lain, kebudayaan bangsa Arab memiliki keunikan dibanding budaya bangsa lain dengan karakteristiknya yang menunjukkan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa yang terbelakang, tetapi menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang sebenarnya sudah memiliki peradaban yang maju, dengan beberapa budaya yang penulis kelompokkan menjadi beberapa bidang ; keagamaan, sosial budaya dan ekonomi.Dakwah rasulullah SAW selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari atau ada yang membulatkan selama 23 tahun dan terbagi dalam dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah. Sebelum diangkat sebagai rasul, Muhammad sering menyendiri (berkhalwat) di Gua Hira’ sampai suatu ketika memperoleh wahyu pertama berupa surat al-’alaq ayat 1-5. Lima ayat tersebut diyakini sebagai pembukaan dari risalah penutup yang abadi.Dakwah rasulullah di Makkah berlangsung sekitar 13 tahun, dimana wilayah Makkah kurang kondusif untuk mengembangkan dakwahnya, karena selama 10 tahun pertama dari dakwahnya belum memperoleh kemajuan yang berarti terutama dalam jumlah umat Islam. Pada sisi lain dakwah di Makkah lebih menekankan pada eskatologis atau ketuhanan karena masyarakat Arab pada saat itu belum mengesakan Tuhan (Allah). Hal ini dibuktikan dengan penyembahan terhadap berhala yang berjumlah sekitar 360 berhala yang mengelilingi ka’bah.Di samping itu dakwah di Makkah selain lebih menekankan pada bidang ketuhanan, juga memiliki karakteristik di antaranya; dalam bidang pengetahuan, pembinaan dan perencanaan. View Original Download PDF
Lihat Foto KOMPAS.com - Sejak Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah pada 622, sejarah perkembangan Islam memasuki babak baru. Islam, yang muncul di Kota Mekkah, akhirnya juga diterima dan berkembang di Madinah. Nabi Muhammad melanjutkan perjuangan dakwah di Kota Madinah selama 10 tahun dan menggunakan berbagai metode untuk syiar Islam. Berawal dari pertemuan dengan perwakilan Suku Aus dan Khazraj di Mekkah, Rasulullah mendapat jaminan ketika pindah ke Madinah. Berbekal jaminan dari Suku Aus dan Khazraj inilah, dakwah Rasulullah di Madinah berhasil. Lalu, apa saja strategi dakwah Rasulullah pada periode Madinah? Baca juga: Asal-usul Nama Kota Madinah Mendirikan masjidKetika hijrah ke Madinah atau Yatsrib pada 622, Nabi Muhammad yakin bahwa Islam siap untuk berkembang di kota tersebut. Strategi dakwah yang pertama kali dilakukan Rasulullah SAW ketika di Yatsrib yaitu mendirikan masjid. Masjid tersebut kini dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang dibangun di tempat di mana unta Nabi Muhammad istirahat ketika sampai di Madinah. Tempat istirahat unta Nabi tersebut merupakan tanah yang dimiliki oleh dua anak yatim, yakni Sahal dan Suhail, yang diasuh oleh Mu'adz bin Afra.
Tanah tersebut kemudian dibeli Nabi Muhammad dengan dibayar oleh salah satu sahabatnya yang kaya. Kemudian, di atas tanah itu, dibangun masjid sebagai pusat kegiatan dan dakwah Islam di Madinah, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi. Baca juga: Masjid Peninggalan Dinasti Umayyah Pada awal didirikannya, Masjid Nabawi memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut.
Membuat ikatan persaudaraanPada awal kedatangan orang-orang Islam, di Madinah terdapat dua golongan besar, yakni orang Muhajirin dan Anshar. Muhajirin adalah orang-orang Islam dari Mekkah yang hijrah ke Madinah, sedangkan orang Anshar adalah penduduk asli Kota Madinah. Kaum Muhajirin yang hijrah ke Madinah banyak yang menderita kemiskinan. Hal itu disebabkan harta dan kekayaan mereka ditinggal seluruhnya di Mekkah. Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Rasul Guna mengatasi hal itu, strategi Nabi Muhammad dalam berdakwah adalah dengan membuat kebijakan dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Contoh ikatan persaudaraan ini adalah Abu Bakar yang dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zuhair dan Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal. Perjanjian dengan pendudukan MadinahKetika sampai di Madinah, Nabi Muhammad sudah memiliki hubungan baik dengan berbagai kabilah atau suku. Meski demikian, Nabi juga melakukan hubungan dengan masyarakat non-Islam, salah satunya adalah membuat perjanjian damai dengan masyarakat Yahudi Madinah.
Perjanjian antara umat Islam dengan masyarakat Yahudi di Madinah dikenal dengan Piagam Madinah. Piagam Madinah intinya berisi pernyataan bahwa umat Islam dan non-Islam di Madinah merupakan satu bangsa, dan orang Yahudi maupun Nasrani, serta non-Islam lainnya, akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan. Baca juga: Baiat Aqabah I dan II Secara umum, terdapat lima poin penting dalam Piagam Madinah, yaitu:
Menbangun kehidupan sosial dan pemerintahanSelain menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, strategi dakwah Nabi Muhammad di Madinah juga dilakukan dengan membentuk sistem politik, pemerintahan, militer, dan sosial yang berdasarkan Islam. Oleh karena itu, ayat Al Quran yang turun di Madinah atau biasa disebut ayat Madaniah, mayoritas berisi aturan muamalah dan hukum. Di Madinah, Nabi Muhammad membangun strategi kehidupan sosial dan pemerintahan dalam bentuk negara Islam. Baca juga: Strategi Dakwah Wali Songo Dalam perkembangannya, usaha yang dilakukan oleh Rasulullah dengan umat Islam mendapat sambutan beragam. Ada yang menerima dan ada pula yang acuh. Selain itu, Nabi Muhammad juga memikirkan pendidikan dan dakwah bagi umat Islam di Kota Madinah. Nabi Muhammad membutuhkan orang-orang yang pandai di berbagai bidang untuk memperhatikan dan meluangkan waktunya untuk perkembangan pendidikan di Madinah. Selain itu, Nabi juga memerintahkan untuk membangun beberapa pusat pendidikan dan majelis ilmu untuk kemajuan pendidikan. Referensi:
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul Allah saat ia berusia 40 tahun. Ini bertepatan dengan turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Usai mendapatkan wahyu, Rasulullah bimbang dan mengalami pergulatan batin yang hebat. Kemudian Rasulullah bertemu Waraqah dalam perjalanannya menuju Ka’bah. Waraqah yang telah mendengarkan cerita serupa dari Siti Khadijah kemudian meyakinkan Rasulullah. Ia yakin bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang diutus Allah untuk menyempurnakan agama dan akhlak umat. Akhirnya Rasulullah memantapkan hatinya untuk berdakwah sampai akhir hayat. Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah dan perjuangannya memerangi Kafir Quraisy? Simak ulasan berikut agar lebih memahaminya. Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAWPerjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tentu jauh dari kata mulus. Banyak rintangan dan cobaan yang dilalui Rasulullah selama berdakwah. Bahkan penolakan berupa hinaan dan celaan dari Kafir Quraisy kerap beliau dapatkan. Waraqah bahkan mengingatkan Rasulullah untuk berhati-hati. Ia berkata: "Pastilah kau (Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula," Namun semua itu dilalui Rasulullah dengan sabar dan tawakkal. Rasulullah berdakwah selama 23 tahun sampai akhir hayatnya. Dari 23 tahun masa kerasulannya, 13 tahun dihabiskan Rasulullah dengan berdakwah di kota kelahirannya, Mekah. Sedangkan 10 tahun sisanya dihabiskan dengan berdakwah di Kota Madinah. Dalam tiga tahun awal masa dakwahnya di Mekah, Rasulullah berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi. Ia mendakwahi beberapa orang terdekatnya yang diyakini bisa merahasiakan pesan yang dibawanya. Adapun mereka yang pertama masuk Islam pada periode ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Az-Zubair bin Al-Awwam, Abudurrahman bin Auf, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Said bin Zaid. Orang-orang ini kemudian mendapat julukan As-sabiqun Al-awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Alquran, Wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Foto: freepikNabi muhammad terus melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, sampai kemudian turun wahyu Allah SWT, Surat Al-Hijr ayat 94. فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Nabi Muhammad kemudian melakukan dakwahnya secara terang-terangan. Beliau memulai dakwahnya dari Bani Hasyim, keluarga terdekatnya. Namun hanya Ali Bin Abi Thalib saja yang mau masuk Islam dan pamannya, Abu Thalib, bersedia membelanya walaupun ia belum mau mengucapkan syahadat. Banyak Kafir Quraisy yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW, termasuk paman Nabi sendiri yaitu Abu Lahab. Mereka melakukan segala cara untuk menolak ajaran yang dibawa Rasulullah. Bahkan mereka berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Hingga akhirnya turun perintah Allah untuk hijrah ke Negeri Habasyah, di mana ada Raja yang adil di sana. Raja itu disebut-sebut tidak akan membiarkan rakyatnya ditindas dan dianiaya. Namun kemudian turun lagi perintah dari Allah untuk hijrah ke Kota Madinah. Kemudian Rasulullah beserta para sahabatnya hijrah ke Madinah dan membangun Masjid Quba. Masjid ini dijadikan sebagai tempat sholat dan tempat menyusun tugas-tugas dakwah. Pembangunan Masjid Quba berjalan dengan lancar dan Nabi Muhammad pun turut mengulurkan tangan dalam menyelesaikan pembangunannya. Rasulullah berdakwah sampai akhir hayatnya. Hingga akhirnya Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di usianya yang ke-63 tahun. Semua perjuangan Rasulullah telah membawa Islam dari jaman jahiliyah menuju peradaban Islam yang cerah. |