3 negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia

3 negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia

Kilang minyak di Irak menjadi salah satu yang terbesar di dunia /albalad.co

KABAR WONOSOBO – Minyak bumi merupakan cairan kental berwarna pekat atau gelap yang mudah terbakar dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

Minyak bumi terdiri atas campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon yang sebagian besar mengandung alkana.

Untuk diketahui bahwa minyak bumi masih akan terus digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun industri, sehingga ketersediaannya sangatlah penting bagi manusia.

 Baca Juga: Pemimpin Iran Sebut Konflik Ukraina dan Rusia Diciptakan Amerika

Lantas, negara mana saja yang menghasilkan minyak bumi terbesar di dunia? Apakah Indonesia termasuk didalamnya? Simak penjelasannya berikut.

1.Meksiko

Produksi minyak bumi di Meksiko secara komersial dimulai pada tahun 1901 yang memiliki peran sangat penting bagi perekonomian negara ini.

Dengan produksi minyak bumi di Meksiko yang mencapai 2.812 barel/hari membuat negara ini memiliki saham global 3,56% dari minyak mentah.

 Baca Juga: Sebanyak 54 Migran Tewas Usai Truk Pengangkutnya Terbalik di Meksiko Selatan

Sumber: YouTube B News International

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina belum menunjukan tensi yang melemah. Panasnya konflik di kedua negara ini dinilai akan memiliki dampak bagi sejumlah komoditas, bahkan bisa mengalami kelangkaan.

Maklum saja, salah satu alasan kelangkaan sejumlah komoditas terjadi lantaran Rusia selama ini dikenal sebagai eksportir dan negara produsen beberapa komoditas kunci untuk ekosistem industri global.

Melansir Reuters, berikut beberapa komoditas yang berpotensi terancam pasokannya akibat konflik antara Rusia dan Ukraina:

Minyak Bumi

Rusia saat ini merupakan negara produsen minyak bumi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi. Produksi minyak bumi Rusia kini mencapai 11 juta barel per hari.

Dari jumlah produksi tersebut, sekitar 7 juta barel minyak rutin diekspor Rusia ke berbagai negara. Konflik berkepanjangan bisa mengganggu rantai pasok komoditas ini.

Gas

Selain dikenal sebagai penghasil minyak bumi, Rusia juga menjadi negara penghasil gas alam terbesar kedua di dunia saat ini. Pasokan gas bumi dari Rusia bahkan memenuhi 40% kebutuhan komoditas ini di Benua Eropa.

Batu Bara

Rusia adalah negara terbesar keenam yang memproduksi batu bara. Jumlah produksi emas hitam dari Rusia kini mencapai 400 juta ton per tahun, atau setara 5% produksi batu bara global. Lebih dari separuh hasil produksi batu bara tersebut kerap diekspor Rusia ke berbagai negara, termasuk Cina sebagai importir utama.

Aluminium

Sepanjang 2021 lalu Rusia memproduksi 3,8 juta ton aluminium atau setara 6% jumlah produksi aluminium global. Aluminium yang diproduksi Rusia banyak diekspor ke negara di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

Kobalt

Rusia juga diprediksi memiliki tingkat produksi kobalt mencapai 7.600 ton per tahun di 2021 lalu. Produksi ini setara 4% dari total kobalt yang dihasilkan dunia sepanjang tahun lalu.

Produsen kobalt terbesar di Rusia adalah Nornickel. Perusahaan ini sepanjang 2021 sudah menjual lebih dari 5 ribu ton kobalt, yang mayoritas dikirim ke negara-negara eropa.

Tembaga

Rusia memproduksi 920 ribu ton tembaga olahan tahun lalu, sekitar 3,5% dari total dunia, menurut USGS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 406.841 ton tembaga diproduksi Nornickel. Tembaga produksi Rusia banyak diekspor ke Asia dan Eropa.

Nikel

Nornickel juga dikenal sebagai produsen nikel olahan terbesar di dunia dari Rusia. Perusahaan ini menghasilkan 193.006 ton nikel pada 2021 atau sekitar 7% dari produksi tambang global yang diperkirakan mencapai 2,7 juta ton. Nikel produksi mereka dijual kepada konsumen industri global di bawah kontrak jangka panjang.

Paladium dan Platinum

Nornickel juga merupakan produsen paladium terbesar di dunia dan produsen utama platinum. Perusahaan ini menghasilkan 2,6 juta troy ounce paladium tahun lalu atau 40% dari produksi tambang global dan 641.000 ons platinum atau sekitar 10% dari total produksi tambang.

Emas

Rusia juga dikenal sebagai produsen emas ketiga terbesar di dunia setelah Australia dan China. Produksi emas negara ini setara 10% pasokan emas global.

Emas Rusia banyak diproduksi oleh dua perusahaan yaitu Polyus dan Plymetal. Emas produksi Rusia banyak dijual ke bank-bank komersial di negara itu. Setelahnya, emas tersebut kerap diekspor ke negara lain.

Titanium

Menurut data USGS, produksi Titanium Rusia sepanjang 2021 mencapai 27 ribu ton. Kemudian, jumlah produksi Titanium Ukraina pada saat yang sama adalah 5.400 ton. Jika dijumlah, produksi titanium kedua negara ini setara 15% pasokan komoditas ini secara global.

Baja

Rusia memproduksi 76 juta ton baja atau hampir 4% dari total global, menurut Asosiasi Baja Dunia. Severstal, NLMK, Evraz, MMK dan Mechel adalah produsen baja utama Rusia. Mereka mengekspor sekitar setengah dari produksi mereka terutama ke Eropa.

Berlian

Perusahaan Rusia Alrosa adalah produsen berlian kasar terbesar di dunia, menghasilkan 32,4 juta karat pada 2021. Jumlah ini setara 30% produksi berlian global. Hasil produksi berlian ini diekspor sebagian besar ke Belgia, India dan Uni Emirat Arab.

Pupuk

Rusia adalah produsen utama kalium, fosfat dan nitrogen yang mengandung pupuk - nutrisi tanaman dan tanah utama. Negara ini menghasilkan lebih dari 50 juta ton per tahun pupuk, 13% dari total global. Rusia kerap mengekspor pupuk produksinya ke Asia dan Brasil.

Biji-bijian/Biji Minyak

Rusia dan Ukraina merupakan pemasok gandum utama dunia. Jika dihitung, jumlah produksi gandum dua negara ini mencapai 29% dari ekspor global, yang sebagian besar dilakukan via pelabuhan di Laut Hitam.

Pergerakan kapal di Laut Azov yang lebih kecil telah ditangguhkan dan jika pengiriman terganggu dari Laut Hitam itu akan mengganggu pasokan untuk para importir utama, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Ukraina adalah salah satu dari empat eksportir jagung dan tepung jagung teratas di dunia bersama dengan Amerika Serikat, Argentina dan Brasil. Kedua negara juga menyumbang sekitar 80% dari ekspor global minyak bunga matahari.

Jika memang gangguan pasokan itu terjadi, tentunya akan juga berdampak kepada Indonesia, khususnya kepada impor minyak meskipun Indonesia tidak langsung mengimpor minyak dari Rusia. Hanya saja sebagian besar migasd Rusia di ekspor ke negara pengekspor migas RI.

Seperti yang diketahui, sebagai negara net importir atau pengimpor minyak. Yang menurut data SKK Migas, Indonesia tercatat mengimpor minyak sebanyak 500 ribu barel.

"Mengingat ketergantungan BBM sangat besar, Indonesia berpotensi terjadi krisis energi di tengah kelangkaan pasokan dan harga sangat mahal," ungkap Pengamat Energi dan Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/3/2022).

Fahmy mengatakan, fluktuasi harga minyak dunia uncomfortable by Pemerintah. Oleh karena itu, langkah controllable yang bisa dilakukan satu-satunya dengan meningkatkan lifting Migas. Yang mana pemerintah saat ini memiliki target 1 juta barrel minyak per hari.

Selain itu, pemerintah juga harus mempercepat pembangunan kilang untuk mengurangi ketergantungan impor pasokan minyak mentah dan BBM impor.

"Sebagai net importer ketergantungan terhadap crude dan BBM impor sangat tinggi. Solusinya adalah mengurangi ketergantungan dengan meningkatkan produksi crude dan BBM," tandas Fahmy.


(pgr/pgr)

TAG: migas batu bara emas komoditas perang rusia dan ukraina

Minyak mentah menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor terbesar dunia pada tahun 2020. Total ekspor minyak mentah global diperkirakan mencapai US$661,8 miliar pada tahun tersebut.

Arab Saudi menjadi produsen sekaligus eksportir minyak mentah terbesar di dunia. Mengutip data worldstopexports, nilai ekspor minyak mentah dari Arab Saudi pada tahun 2020 sebesar US$113,7 miliar atau 17,2% dari total.

Rusia berada di bawah Arab Saudi sebagai negara eksportir minyak mentah terbesar di dunia. Negara Beruang Merah tersebut mencatatkan nilai ekspor sebesar US$72,6 miliar (11%).

Kemudian Irak menempai posisi ketiga dengan nilai ekspor minyak mentah sebesar US$50,8 miliar (7,7%). Diikuti oleh Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab dengan nilai ekspor masing-masing US$50,3 miliar (7,6%) dan US$47,9 miliar (7,2%).

Berikut 10 Negara dengan Nilai Ekspor Minyak Mentah Terbesar Tahun 2020:

  1. Arab Saudi: US$113,7 miliar (17,2%)
  2. Rusia: US$72,6 miliar (11%)
  3. Irak: US$50,8 miliar (7,7%)
  4. Amerika Serikat: US$50,3 miliar (7,6%)
  5. Uni Emirat Arab: US$47,9 miliar (7,2%)
  6. Kanada: US$47,6 miliar (7,2%)
  7. Kuwait: US$28,3 miliar (4,3%)
  8. Nigeria: US$25,2 miliar (3,8%)
  9. Kazakstan: US$23,7 miliar (3,6%)
  10. Norwegia: US$22,7 miliar (3,4%)

Kesepuluh negara eksportir minyak mentah terbesar tersebut memberikan kontribusi nilai ekspor selama tahun 2020 mencapai 73% dari total nilai ekspor dunia.

(Baca Juga: Taiwan Jadi Tujuan Utama Ekspor Sayuran Indonesia)