3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Lihat Foto

Wikimedia Commons/Gary Todd

Patung Manusia Peking atau Sinanthropus pekinensis di Museum Nasional China.

KOMPAS.com - Banyak manusia purba dari luar Indonesia yang hidup sezaman dengan manusia purba di Indonesia.

Manusia purba dari Gua Chou Kou Tien, China yang memiliki banyak kesamaan dengan Pithecantropus erectus di Indonesia adalah Manusia Peking atau Sinanthropus pekinensis.

Fosil Sinanthropus pekinensis ditemukan oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich pada 1920-an.

Diduga, fosil manusia purba jenis ini hidup di daerah Peking (sekarang Beijing) pada sekitar 250.000-400.000 tahun lalu atau pada Zaman Plestosen Tengah.

Sejarah penemuan

Fosil Manusia Peking yang pertama kali ditemukan berupa sebuah gigi pada 1921.

Akan tetapi, penemunya yang bernama Otto Zdansky, baru melaporkan temuannya itu pada 1926.

Satu tahun kemudian, mahasiswa arkeologi asal Swedia bernama Bergir Bohlin juga menemukan fosil gigi yang sama.

Pada 1929, paleoantropolog Kanada, Davidson Black, meminta izin kepada pemerintah setempat untuk mendanai dan melanjutkan penggalian.

Sejak saat itu, gua Chou Kou Tien menjadi situs Sinanthropus pekinensis atau Homo erectus pekinensis yang paling produktif di dunia.

Pasalnya, penggalian berhasil menemukan fosil manusia purba yang jumlahnya mencapai 50 individu.

Mengapa Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok Pithecanthropus?

Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok Pithecanthropus karena Sinanthropus pekinensis memiliki ciri fisik yang mirip serta hidup pada masa yang bersamaan.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! :)

Newer Posts Older Posts

abd ar-Rahmad bin Zaid bin Aslam mengemukakan pernyataan mengenai dua pintu kesabaran yaitu​

contoh akibat buruk dari minuman yang diharamkan bagi agama​

Seorang hamba tidak akan kecewa apabila ...​

buat opini anda tentang anak yang dihamili oleh ayah nya sendiri​

sebutkan masa kejayaan kerajaan misool ​

4. Jelaskan secara singkat bagaimana latar belakang, proses, dan dampak terjadinya insiden di Hotel Yamato​

10. Jelaskan bentuk Perubahaan yang terjadi dan masuknya Pengaruhnya hindu-budha di Indonesia)​

9. Pilihlah jawaban benar atau salah pada kolom berikut dengan cara mencentang! No. Pernyataan Bena Sala r h 1 Nabi muhammad SAW lahir pada hari senin … 12 rabiul awal bertepatan dengan 20 April 5071 M 2 Saat Nabi Muhammad SAW memasuki usia 6 tahun ibunya wafat.ia pun diasuh oleh kakeknya Abu Talib 3 Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 40 dari kelahirannya adalah quran surah Al-Alaq/96 ayat 1-5 4 Hijrah rasul artinya perpindahan rasul saw berserta sahabatnya dari ke Mekkah ke Madinah 5 Muhajirin adalah orang-orang madinah yang hijrah dan ansar adalah orang-orang mekah yang menyambut kedatangan kaum muhajirin​

dari mana pasokan senjata pertempuran surabaya

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Sejarah, 12.04.2022 04:30

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Jawaban: 2

Pertanyaan lain: Sejarah

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Sejarah, 19.08.2019 16:50

Berdirinya negara islam indonesia tanggal 7 agustus 1949 di jawa barat diproklamasikan oleh

Jawaban: 2

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Sejarah, 19.02.2016 15:42

Kehidupan masyarakat islam di bidang sosial budaya, pendidikan pada masa kerajaan islam dan pada masa penjajahan

Jawaban: 2

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Sejarah, 14.09.2016 18:05

Sebutkan 2 wilayah yang paling luas di kerajaan sigasari

Jawaban: 1

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Sejarah, 03.04.2018 04:08

Dampak positif penduduk jepang di indonesia

Jawaban: 1

Lebih banyak pertanyaan

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

B. Indonesia, 19.06.2020 18:12

Sebutkan tujuan dari gambar cerita...

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

Biologi, 19.06.2020 18:12

Alasan memilih prody pendidikan biologi...

3. mengapa sinanthropus pekinensis sering disebutjuga pithecanthropus pekinensis?

IPS, 19.06.2020 18:12

Jarem stanley di afrika terdapat sungai...

Manusia Peking

Rentang fosil: Pleistocene

Tengkorak pertama Homo erectus pekinensis [Sinathropus pekinensis] ditemukan pada 1929 di Zhoukoudian, sekarang hilang [replika] Klasifikasi ilmiah Kerajaan:

Animalia

Filum:

Chordata

Subfilum:

Vertebrata

Kelas:

Mammalia

Ordo:

Primates

Famili:

Hominidae

Genus:

Homo

Spesies:

H. erectus

Subspesies:

H. e. pekinensis

Nama trinomial Homo erectus pekinensis

[Black, 1927]

Sinonim

Sinanthropus pekinensis

Manusia Peking [Hanzi: 北京猿人; Hanzi tradisional: 北京猿人; Hanzi: Běijīng Yuánrén], disebut juga Sinanthropus pekinensis [kini Homo erectus pekinensis], adalah suatu contoh dari Homo erectus. Suatu kelompok spesimen fosilnya ditemukan pada tahun 1923-1927 sewaktu ekskavasi di Zhoukoudian [Chou K'ou-tien] di dekat Beijing [saat itu disebut Peking], Cina. Temuan tersebut telah ditanggali berasal dari sekitar 500 ribu tahun yang lalu,[1] walaupun kajian lanjutan mengajukan umur 600 sampai 780 ribu tahun yang lalu.

Fosil Manusia Peking ditemukan di Zhoukoudien dekat Beijing.

Kapasitas tulang tengkorak sekitar 1.000 kubik cm, walau beberapa individu dapat mencapai 1.300 kubik cm, hampir seukuran manusia modern. Manusia Peking memiliki tengkorak yang tampak pipih pada wajah, dahi kecil, sebuah lunas dekat atas kepala sebagai pelengkap otot rahang yang kuat, tulang tengkorak yang sangat tebal, jembatan alis yang keras, langit-langit mulut besar, serta rahang lebar tak berdagu. Gigi modern, taring dan geraham cukup besar dan enamel geraham kadang berkerut. Tulang organ tubuh tidak banyak berbeda dari manusia modern.

Fosil Manusia Peking diduga telah hilang sejak tahun 1941 ketika akan hendak dikirim ke Amerika Serikat guna melindunginya dari ancaman perang di Tiongkok. Namun demikian, imitasi tengkorak masih ada.

  1. ^ Ian Tattersall. "Out of Africa again...and again?". Scientific American. 276 [4]: 60–68. 

 

Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manusia_Peking&oldid=18923261"

Sinanthropus Pekinensis merupakan salah satu jenis manusia purba dari jenis Homo Erectus yang pernah hidup di dunia ini. Sinanthropus Pekinensis ditemukan di Peking, China, fosilnya memiliki kesamaan atau sejenis dengan Pithecanthropus Soloensis yang ditemukan di Indonesia. Pola hidup Sinanthropus Pekinensis adalah berpindah-pindah [nomaden] dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini disebabkan karena mereka masih mencari makanan menyesuaikan hewan buruan.

Persamaan antara Sinanthropus Pekinensis dan Phitecanthropus Soloensis sendiri terletak pada bagian tubuh mereka. Keduanya sama-sama mirip kera yang berjalan tegak, karena itulah keduanya dianggap sejenis.
Sinanthropus Pekinensis dianggap merupakan bagian dari Phitecanthropus Erectus karena memiliki ciri fisik serta non fisik yang sama. Keduanya juga sama-sama hidup di jaman yang sama, karena itulah anggapan bahwa keduanya sejenis menjadi semakin kuat. Sinanthropus Pekinensis memiliki usia hidup sangat pendek. Diperkirakan usia hidupnya sekitar 14 tahun saja, dan sangat jarang yang sampai 50 tahun.

Baca juga : Ciri – Ciri dan Sejarah Sinanthropus Lantianensis

Penemuan Sinanthropus Pekinensis pertama kali ditemukan oleh Davidson Black yang merupakan pimpinan penggali fosil di daratan Cina. Di dalam gua kapur, yang terletak di Desa Zhoukodian [40 km sebelah barat beijing]. Penemuan situs Zhoukoudian dekat beijing ini akhirnya diberi nama dengan Sinanthropus Pekinensis, padahal biasanya penemuan baru fosil diberi nama berdasarkan tempat ditemukannya. Hal ini terjadi karena memang dahulunya Beijing itu merupakan tempat yang bernama Peking, sehingga manusia purba tersebut akhirnya diberi nama Sinanthropus Pekinensis, bukan Sinanthropus Beijingensi.

Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis

  • Kepalanya hampir mirip kera.
  • Hidungnya pesek. 
  • Tulang alisnya besar. 
  • Mulutnya agak sedikit maju.
  • Kaki dan tangannya mirip dengan manusia modern.
  • Tinggi badannya sekitar 165 – 180 cm. 
  • Bentuk grahamnya besar dan rahangnya sangat kuat.
  • Bagian belakang kepalanya tampak menonjol.
  • Volume isi otak kurang lebih 900 – 1200 cc.

Perbedaan Phitecanthropus Erectus dan Sinanthropus Pekinensis yaitu Pithecanthropus Erectus merupakan manusia yang berjalan tegak.  Sedangkan Sinanthropus Pekinensis merupakan manusia dari utara yang tegak berdiri.

Sinanthropus Pekinensis merupakan salah satu manusia purba jenis Homo Erectus yang sempat hidup di dunia. Manusia Pubra Sinanthropus Pekinensis ini ditemukan di Peking, China. Hasil temuan tersebut, di dapati jika fosil serta ciri-ciri Sinanthropus Pekinesis mempunyai kemiripan atau sejeni dengan nama manusia purba Pithecanthropus Soloeni yang ditemukan di Indonesia. Macam-macam homo jenis ini memiliki pola hidup nomaden alias senang berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Hal tersebut disebabkan, karena Siananthropus Pekinensis mencari makanan dengan cara menyesuikan hewan buruan.

Untuk pertama kalinya Sinanthropus Pekinesis ditemukan oleh arkeolog bernama Davidson Black, Davidson Black adalah pimpinan penggali fosil di daratan Cina. Penemuan tersebut berada tempat-tempat berejarah tepatnya di dalam gua kapur yang terletak di Desa Zhoukodian atau berjarak kurang lebih 40 km sebelah barat Beijing. Penemuan situ Zhoukoudian yang berdekatan dengan Beijing ini pada akhirnya lah yang menjadi asal usul penamaan Sinanthropus Pekinesis.

Tak jauh berbeda dengan jenis-jenis manusia purba di Indonesia, biasanya penamaan untuk fosil yang baru ditemukan diberi nama sesuai dengan tempat dimana ditemukan, namun kenapa Sinanthropus Pekinesis tidak demikian ? hal ini dikarenakan, usut punya usut, sebelum nama Beijing muncul, dahulu tempat ditemukannya fosil tersebut bernama Peking. Alhasil manusia purba yang ditemukan diwalayah itu akhirnya dinamakan Sinanthropus Pekinesis bukan Sinanthropus Beijingensis.

Petilasan manusia Peking atau Sinanthropus Pekinesis yang berada di Zhou Koudian terletak di Gunung Longgu atau bisa disebut dengan Gunung Tulang Naga. Di wilayah tersebut, merupakan pegunungan yang bersambung dengan dataran. Di dalam Gunung Tulang Naga Longgu sendiri memiliki gau alam yang jumlahnya tidak sedikit, baik itu berukuran kecil ataupun dengan ukuran besar. Diantara banyaknya gua tersebut, ada sebuah gua alam dengan panjang 140 meter dari timur kebarat, orang-orang menjuluki gau itu dengan sebutan nama “Gua Manusia Kera”.

Pada tahun 1921, Johan Gunnar Anderssonm yang merupakan seorang sarjana Swedia menemukan barang-barang peninggalan manusia purba di dalam gua itu. Diantaranya yaitu, jejak atau bekas penggunaan api manusia kera. Dari penemuan itu lantas kemudian gua itu dijuluki oleh para arkeolog dengan nama “Situs Pertama Zhou Koudian”.

Delapan tahu beselang, tepatnya tahun 1929, arkeolog Tiongkok bernama Fei Wenzhong berhasil melakukan penggalian tulang tempurung kepala yang disebut sebagai “Manusia Peking” dan menggemparkan banyak orang pada masa itu. Namun nahas, tulang tempurung Sinanthropus Pekinesis hilang tanpa meninggalkan jejak pada masa Perang Dunia II, hingga sekarang pun tulang tempurung tersebut belum ditemukan dan belum diketahui keberadaannya.

Dari penemuan-penemuan tadi, khususnya peninggalan penggunaan api, menjadikan sejarah pemakaian api oleh manusia menjadi maju beberapa ratus ribu lebih maju. Di dalam situs Zhou Koudian, juga ditemukan 5 lapisan abu api, tulang panggang yang banyak dan 3 tumpukan abu. Untuk lapisan abu, ketinggiannya mencapai 6 meter. Dari hasil penemuan itu, menunjukkan jika Sinanthropus Pekinesis tak hanya mengerti cara menggunakan api, namun juga pintar dalam memelihara bara api serta penyulut api mirip dengan ciri-ciri Homo Robustus dan ciri-ciri Homo Floresiensis.

Bukan hanya sekadar tulang tekorak dan bekas penggunaan bara api aja, di situs Zhou Koudian turut ditemukan puluhan ribu alat terbuat dari batu yang berbentuk kecil. Alat batu pada awal masa pra sejarah memiliki bentuk besar dan kasar.  Kemudian di masa pertengahan, alat batu memilik bentuk lebih kecil dan mulai muncul alat batu yang runcing mirip seperti pisau, hal ini tak berbeda jauh dengan penemuan fosil di Indonesia.

Pada masa akhir, alat batu yang digunakan oleh Sinanthropus Pekinesis menjadi lebih kecil dengan tusuk batu digunakan sebagai alat khas pada waktu itu. Dari hasil penemuan ini, menunjukkan jika “Manusia Peking” sudah ahli dalam memilah batu untuk dijadikan sebagai bahan membuat alat batu yang bisa dijadikan alat produktif primitif atau sejata.

Barang-baran hasil penemuan di situs Zhou Koudian membuktikan jika Sinanthropus Pekinesis tinggal di daerah Zhou Koudian pada era 700 ribu hingga 200 ribu tahun silam. Mereka juga sudah memetik hasil tumbuh-tumbuhan sebagai kebutuhan utama dan masih ditambah dengan berburu untuk memenuhi kehidupannya. Manusia Peking sendiri menjadi manusia primitif yang muncul pada masa peralihan antara evolusi kera kuno dan manusia. Hasil dari penemuan tersebut juga memberikan dampak penting dalam hal penelitian biologi, ilmu sejarah sekaligus sejarah perkembangan manusia.

Ciri-ciri Sinanthropus Pekinensis

Seperti yang sudah dijabarkan diatas, Sinanthropus Pekinensis merupakan salah satu manusia purba jenis Homo Erectus yang sempat hidup di dunia dan mempunyai ciri-ciri seperti Sinanthropus Pekinesis dengan Pithecanthropus Soloeni yang ditemukan di Indonesia. Kesamaan diantara kedua jenis manusia purba ini terdapat pada bagian tubuh. Keduanya diindikasikan memiliki kemiripan karena nama manusia purba di Indonesia, yaitu Sinanthropus Pekinesis dan Pithecanthropus Soloeni merupakan kera yang sudah dapat berjalan tegak, maka itu keduanya dianggap sejenis.

Selain itu, diantara keduanya mempunyai ciri fisik dan non fisik yang sama, mereka juga hidup pada zaman yang sama. Karena beberapa hal tersebutlah yang akhirnya semakin menguatkan anggapan bila kedua jenis manusia purba ini adalah sama alias sejenis. Agar semakin memperjelas Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis ada baiknya membaca penjelasan dibawah ini, diantaranya yaitu :

  1. Sinanthropus Pekinesis mempunyai kepala yang hampir menyerupai kera.
  2. Sinanthropus Pekinesis memiliki hidup yang pesek.
  3. Sinanthropus Pekinesis mempunyai tulang alis besar.
  4. Sinanthropus Pekinesis mempunyai mulut yang sedikit agak maju.
  5. Sinanthropus Pekinesis memiliki kaki serta tangan menyerupai manusia modern.
  6. Sinanthropus Pekinesis mempunyai tinggi badan antara 165 hingga 180 cm.
  7. Sinanthropus Pekinesis memiliki pentuk geraham besar dan juga rahang yang sangat kuat.
  8. Sinanthropus Pekinesis mempunyai bagian belakang kepala yang tampak menonjol.
  9. Sinanthropus Pekinesis memiliki volume isi otak kurang lebih antara 900 hingga 1200 cm3.

Perbedaan Sinanthropus Pekinesis dan Pithecanthropus Soloeni

Bila persamaan antaran Sinanthropus Pekinensis dan Pithecanthropus Soloeni sudah diterangkan sebelumnya, pembahasan perbedaan diantara keduanya akan dibahas lebih lanjut pada sesi ini. Untuk perbedaan diantara kedua manusia purba ini memang tak begitu signifikan, perbedaan antara Sinanthropus Pekinesis dan Pithecanthropus Soloeni yaitu :

  • Sinanthropus Pekinesis merupakan manusia dari utara yang berdiri tegak.
  • Sedangkan, Pithecanthropus Soloeni adalah menusia kera yang berjalan tegak

Demikianlah penjelasan tentan Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Untuk memperluas pengetahuan, ketahui juga tentang bangunan bersejarah di Bandung dan monumen di Indonesia.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Video yang berhubungan