10 dana indeks etf teratas 2022

Exchange Traded Fund alias ETF adalah sebuah investasi yang masuk dalam kategori reksa dana yang dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sama halnya dengan reksadana, produk ini diterbitkan oleh manajer investasi.

Meski produk ini adalah reksa dana, namun ETF diperdagangkan layaknya saham karena unit penyertaannya memang diperdagangkan di BEI. Produk ini juga memiliki kode-kode layaknya sebuah emiten. Kode ETF di BEI menggunakan huruf depan “X.”

Underlying asset (aset dasar) dari ETF adalah “indeks acuan saham,” namun ada juga yang obligasi. Perlu kamu ketahui, di BEI sendiri ada beberapa indeks saham seperti LQ45, KOMPAS 100, IDX High Dividend 20, dan lainnya.

Jika kamu membeli satu produk ETF yang memiliki underlying asset LQ45, itu artinya kamu sama saja membeli seluruh saham yang ada di indeks tersebut. So, ketika indeks tersebut naik ya otomatis capital gain dari ETF yang bersangkutan juga naik, demikian pula sebaliknya. 

Namun transaksi ETF di pasar sekunder memang dinilai masih sangat rendah ketimbang di pasar primer pada lima tahun belakangan ini. Menurut laporan dari CNBC pada November 2019, nilai transaksi ETF di pasar sekunder adalah Rp 100 miliar per tahun, tetapi di pasar perdana bisa mencapai Rp 4 triliun per tahun.

Ingin tahu seluk beluk tentang investasi ini meliputi keuntungan, kekurangan, hingga beda ETF dengan reksa dana pada umumnya? Yuk kita simak ulasannya.

Sejarah ETF

10 dana indeks etf teratas 2022
Underlying asset dari ETF ini bukan saham, melainkan “indeks saham” (Pixabay)

ETF adalah investasi yang lahir di Kanada, lebih tepatnya pada tahun 1990. ETF pertama kali ditransaksikan di Bursa Efek Toronto.

Di tahun 1993, produk ini makin populer hingga menyebar ke Amerika Serikat hingga akhirnya masuk dan ditransaksikan di Eropa pada 1997.

Lantas kapan ETF ini masuk ke Indonesia? 

ETF pertama di Indonesia adalah R-LQ45X yang gak lain adalah produk milik IndoPremier Sekuritas. Produk ini mulai diperdagangkan tahun 2007. Gak dipungkiri bahwa sekuritas ini menguasai 97 persen pangsa pasar ETF di Tanah Air. 

Seiring dengan berjalannya waktu, produk investasi yang satu ini kerap dijadikan alternatif investasi oleh sebagian investor. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan dari ETF sudah tumbuh lima kali lipat dalam waktu hampir 5 tahun terakhir, dari Rp 2,6 triliun pada 2015 menjadi Rp 15 triliun pada 14 November 2019 lalu. Total jumlah produk ETF yang diperdagangkan kini adalah 33 produk, naik 26 produk dari hanya 7 produk di awal 2015. Luar biasa bukan?

Tapi tetap saja, kepopuleran ETF ini memang masih kalah dari reksa dana dan saham. 

Perbedaan ETF dengan reksa dana biasa

Di awal artikel ini, mungkin kamu sudah bisa menebak bahwasannya underlying asset dari ETF memang lain dari reksa dana pada umumnya (pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran). Namun masih ada perbedaan lain yang harus kamu ketahui.

Yuk cek perbedaannya di tabel ini.

Perbedaan ETF dengan reksa dana

ETF Reksa dana
Perdagangan
  • Dealer partisipan pasar primer
  • Broker atau perusahaan sekuritas (pasar sekunder)
  • Manajer investasi
  • Agen penjual reksa dana
Minimal investasi
  • Pasar primer = 1000 lot (100 ribu unit)
  • Pasar sekunder = 1 lot (100 lembar)
1 unit
Biaya transaksi Sesuai dengan biaya transaksi yang ditetapkan broker (perusahaan sekuritas) Umumnya gratis namun ada yang menetapkan 1 hingga 5 persen dari total pembelian reksa dana
Perhitungan nilai aktiva bersih Perhitungan indikasi NAB/UP (iNAV) dilakukan selama jam perdagangan di BEI Dilakukan satu kali setelah penutupan jam Perdagangan di BEI
Perubahan harga Real time Di akhir hari
Underlying asset Indeks saham Instrumen pasar uang, pendapatan tetap, dan saham
Penyelesaian T+7 (tujuh hari setelah transaksi) T+2 (dua hari setelah transaksi) 
Dealer partisipan Ada Tidak ada

Tujuan memilih ETF adalah

10 dana indeks etf teratas 2022
ETF bisa difungsikan sebagai diversifikasi investasi (pixabay)

Lantas apa sih yang membuat seseorang memilih ETF? Kenapa gak pilih saja diversifikasi dengan memilih saham dan reksa dana pada umumnya? Toh ETF adalah reksa dana juga kan?

Tujuannya tentu saja adalah diversifikasi. 

Anggap saja, kamu sudah memiliki empat saham di sektor konsumer, perbankan, pertambangan, dan manufaktur. Namun sayangnya, keempat saham itu semuanya ada di indeks LQ45.

Jika indeks LQ45 mengalami koreksi, maka masih ada harapan untuk mendapatkan keuntungan lain jika kamu membeli ETF dengan underlying asset berupa indeks lain non LQ45. Dengan catatan, indeks tersebut sedang bullish

Keuntungan ETF

10 dana indeks etf teratas 2022
Transaksi ETF itu sama saja seperti transaksi saham (Pixabay)

Melihat dari banyaknya perbedaan antara ETF dan reksa dana, lalu apa yang jadi kelebihan ETF? 

1. ETF lebih efisien

Kenapa ETF disebut sebagai instrumen yang efisien? Jawabannya sudah disampaikan di bagian pembuka artikel ini.

Dengan membeli satu lot ETF, kamu sama saja berinvestasi dengan membeli seluruh saham di sebuah indeks. Efisien bukan? Daripada capek-capek memilih saham mana yang terbaik, pilih saja indeks terbaik menurutmu.

Lain halnya jika kamu membeli reksa dana saham. Saham-saham yang masuk ke sebuah produk reksa dana adalah pilihan manajer investasinya, bukan pilihanmu sendiri.

2. Proses transaksi sangat fleksibel dan cepat

Transaksi ETF sama halnya dengan transaksi saham. Langsung saja beli di aplikasi trading, jika statusnya sudah “matched” berarti ETF itu sudah masuk dalam portofoliomu.

Lain halnya dengan membeli reksa dana lewat agen penjual reksadana. Beli sekarang, tercatat masuk di portofolionya mungkin besok.Kita pun gak perlu repot dalam memilih lewat broker mana kita membeli ETF. Hal itu disebabkan karena ETF tercatat di BEI. 

Produk ini pun bisa saja kita beli dengan cara menggunakan margin, short selling, dan lainnya. Pokoknya 100 persen sama kayak beli saham.

3. Risiko lebih terkontrol ketimbang beli saham langsung

Berhubung ETF adalah investasi dengan underlying asset indeks saham, maka risikonya bisa dikatakan cukup terukur. 

Kerugian baru akan dialami jika indeks saham yang jadi aset dasar ETF itu mengalami koreksi. 

4. Transparan

Sebagai produk investasi, ETF memang cukup transparan. Komposisi saham di sebuah ETF akan selalu diumumkan oleh penerbitnya secara berkala.

Informasi harga ETF juga bisa dilihat kapan pun secara real time.

5. Likuiditas lumayan terjaga

Dalam transaksi ETF, ada pihak yang bernama dealer partisipan. Pihak ini adalah sekuritas yang akan menyediakan likuiditas transaksi dari ETF itu sendiri, baik di pasar primer maupun sekunder.

Umumnya, sekuritas yang menjadi dealer partisipan adalah agen penjual utama dari produk ETF itu. Jadi, ketika transaksinya dilakukan di pasar primer, maka hal itu harus lewat dealer partisipannya. 


Contohnya:

Dalam transaksi saham, ada istilah bid dan offer. Kalau mau beli dengan harga murah, kamu harus “bid”, namun jika mau beli saham atau ETF-nya dan langsung masuk ke portofolio, belilah di harga “offer.”

Nah, dealer partisipan ini akan memasukkan harga jika gak ada satupun investor yang memasukkan harga bid dan offer. Itulah alasan mengapa mereka disebut sebagai penyedia likuiditas. 

6. Ada ETF yang membayar dividen

Nah, kelebihan ETF yang satu ini harus kamu ketahui. Namun besaran dividen dari ETF itu gak sebesar dividen saham blue chip pada umumnya.

Kekurangan ETF

10 dana indeks etf teratas 2022
Karena transaksinya kayak saham, biayanya transaksinya tentu bergantung dengan biaya yang ditetapkan sekuritas (Pixabay)

Walaupun investasi ini terlihat cukup menguntungkan, tapi jangan salah, ada kekurangannya juga. Mau tahu apa saja?

1. Biaya bisa jadi lebih tinggi dari reksa dana biasa

Seperti yang dijelaskan di atas, biaya transaksi ETF ini jumlahnya akan mengacu pada fee broker atau perusahaan sekuritas.

Ada broker yang menetapkan fee beli 0,15 persen dan fee jual 0,25 persen, ada juga yang beli 0,20 dan jual 0,30. Sementara itu, beberapa agen penjual reksa dana bahkan berani untuk meniadakan biaya transaksi itu. 

2. Kalah likuid sama saham

Walaupun likuiditas terjaga, tapi tetap saja ETF masih kalah likuid ketimbang saham. Gak likuid ini maksudnya bukan berarti sulit dijual ya, tapi volume transaksinya gak banyak.

Jadi ketika kamu ingin menjualnya dengan harga pasaran saat ini, yang mau beli dengan harga penawaranmu gak ada. Ujung-ujungnya kalau mau cepat laku ya dijual di bawah harga pasaran.

Wajar kok, hal itu disebabkan karena pemahaman soal ETF di sini memang masih minim.

Banyak orang yang belum tahu manfaat berinvestasi dengan membeli ETF. Padahal kalau dipikir-pikir, investasi ini cukup efisien buat yang bingung memilih saham. 

Ada berapa ETF yang bisa kamu beli?

Menurut data dari BEI per 20 Januari 2020, produk ETF yang bisa kamu beli jumlahnya ada 40 lho. Beberapa manajer investasi yang mengeluarkan produk ini adalah PT Bahana TCW Investment, PT Indo Premier Investment Management, PT Pinnacle Persada Investama,  PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT Danareksa Investment Management, PT BNI Asset Management, PT MNC Asset Management, dan lainnya.

Sebagian besar underlying asset dari ETF ini adalah saham. Namun lain halnya dengan XAFA milik PT Avrist Asset Management, XISB milik Indo Premier, dan R-ABFII milik PT Bahana TCW. Ketiga ETF itu justru memiliki underlying asset berupa obligasi.

Apakah ETF direkomendasikan sebagai salah satu instrumen investasi?

10 dana indeks etf teratas 2022
Ini adalah grafik harga salah satu produk ETF yang bisa kamu beli (Yahoo Finance)

Tertarik investasi di ETF? Tunggu dulu, berapa sih potensi keuntungan yang bisa diraup dari produk ini? 

Gambar di atas adalah grafik proyeksi ETF milik IndoPremier yaitu R-LQ45X dari tahun 2007 hingga 2020. Saat pertama kali dibuka, harga NAB per UP dari ETF ini adalah Rp 587. Namun pada 6 April 2020, harganya sudah Rp 738,27. 

Kecil dong, dalam 13 tahun cuma 26 persen saja? 

Jangan salah, April 2020 Indonesia memang sedang dilanda sentimen buruk pandemi virus Corona. Coba lihat di Juli 2019, nilai NAB per UP dari ETF ini mencapai Rp 1.096 lho, nyaris 100 persen.

Melihat grafik dari salah satu produk ETF di atas, terlihat bahwasannya investasi ini memang lebih cocok untuk dijadikan investasi jangka menengah saja, ketimbang jangka panjang. 

Untuk jangka panjang, saham tentu lebih menguntungkan. Coba saja lihat perbandingan harga saham BCA tahun 2008 dan 2020, kenaikannya bisa 1.000 persen! 

Itulah serba serbi soal ETF yang harus kamu ketahui. Pada intinya, ETF adalah reksa dana, tapi transaksi pembeliannya seperti saham.

ETF sendiri punya underlying asset berupa indeks saham. Di satu sisi, memang terlihat pas untuk investor yang masih bingung dalam memilih saham, namun di sisi lain, cuannya gak akan mengalahkan saham.

Kenapa gak bisa mengalahkan saham?

Tentu saja karena membeli ETF sama saja dengan membeli seluruh saham di satu indeks. Jika mayoritas saham itu mengalami koreksi, maka ETF-nya juga akan mengalami capital loss

Apa itu Index ETF?

ETF adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu. ETF ditujukan untuk memperoleh hasil investasi sesuai atau bahkan melampaui kinerja pasar. Karena itu, yang menjadi acuan dari produk ini adalah indeks saham.

Berapa minimal pembelian ETF?

Minimum pembelian reksa dana yakni 1 unit sedangkan ETF untuk di pasar primer creation unit (1000 lot = 100.000 unit), sedangkan pasar sekunder 1 lot (100 unit)

Apakah ETF sama dengan reksadana?

Dia menyebut perbedaan mendasar di antara ETF dan reksa dana konvensional yakni pada sisi likuiditas, fleksibilitas dan transparansi portofolio. Dari sisi likuiditas terangnya, ETF mengikuti likuiditas pasar, sementara reksa dana konvensional mengikuti likuiditas yang dimiliki manajer investasi (MI).

Apa Kerugian utama dari ETF?

Kekurangan ETF Besar pajaknya adalah final 0,1 persen dari nilai penjualan. Ketentuan tersebut tidak lagi melihat apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualannya. Biaya spread atau selisih harga jual beli. Pada ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan.

S&P 500 adalah indeks kapitalisasi-kapitalisasi dari 505 saham kapitalisasi besar AS, mewakili sekitar 80% dari nilai pasar pasar saham A.S. Seringkali identik dengan "Pasar" di Amerika Serikat, S&P 500 adalah hal terdekat dengan indeks saham Default A.S. Komponen terbesarnya berdasarkan berat adalah stok mega-cap seperti Apple Inc. (AAPL), Microsoft Corp. (MSFT), Amazon.com Inc. (AMZN), Tesla Inc. (TSLA), dan Alphabet Inc. (GOOGL).

S&P 500 adalah tolok ukur dana indeks pertama dan dana pertukaran pertukaran pertama (ETF). S&P 500 ETF adalah cara yang murah bagi investor untuk mendapatkan eksposur yang beragam ke pasar saham A.S. Benchmark ini sangat tidak stabil selama dua setengah tahun terakhir di tengah pandemi coronavirus, gangguan besar -besaran dalam ekonomi global, inflasi yang berputar, dan invasi militer Rusia ke Ukraina.

Kunci takeaways

  • S&P 500 adalah indeks kapitalisasi-kapitalisasi yang mencakup 500 saham besar-besaran A.S.
  • Indeks ini memiliki pengembalian total satu tahun tertinggal -8,1%.
  • S&P 500 ETF dengan biaya terendah adalah IVV, VOO, dan SPLG. ETF likuiditas tertinggi adalah mata-mata.

Ada empat ETF yang melacak S&P 500 yang diperdagangkan di Amerika Serikat, tidak termasuk dana terbalik dan memanfaatkan. S&P 500 telah memberikan pengembalian total -8,1% selama 12 bulan terakhir, pada 9 September 2022. Di bawah ini, kami melihat ETF S&P 500 yang paling murah untuk investasi beli dan tahan dan yang paling cair untuk lebih banyak pedagang aktif. Ada dasi tiga arah di antara dana yang paling murah, indikasi betapa intensnya perang harga ketika penerbit ETF bersaing untuk mempertahankan dan menambahkan investor. Semua angka di bawah ini berasal dari Vettafi dan pada 8 September 2022. The S&P 500 has provided a total return of -8.1% over the past 12 months, as of Sept. 9, 2022. Below, we look at the least expensive S&P 500 ETFs for buy-and-hold investing and the most liquid one for more active traders. There is a three-way tie among the least expensive funds, an indication of just how intense the price war is as ETF issuers compete to both retain and add investors. All numbers below are from VettaFi and as of Sept. 8, 2022.

S&P 500 ETF dengan biaya terendah: Ishares Core S&P 500 ETF (IVV) (dasi)

Karena ETF pelacakan indeks mengikuti kinerja indeks S&P 500, salah satu penentu terpenting dari pengembalian jangka panjang adalah berapa banyak biaya dana dalam biaya.

  • Rasio Pengeluaran: 0,03%
  • Kinerja selama satu tahun: -10,0%
  • Hasil Dividen Tahunan: 1,25%
  • Volume harian rata-rata tiga bulan: 5.265.077
  • Aset di bawah Manajemen: $ 298,1 miliar
  • Tanggal awal: 15 Mei 2000
  • Penerbit: Manajemen Keuangan BlackRock

S&P 500 ETF dengan biaya terendah: Vanguard S&P 500 ETF (VOO) (dasi)

  • Rasio Pengeluaran: 0,03%
  • Kinerja selama satu tahun: -10,0%
  • Hasil Dividen Tahunan: 1,25%
  • Volume harian rata-rata tiga bulan: 5.265.077
  • Aset di bawah Manajemen: $ 298,1 miliar
  • Tanggal awal: 15 Mei 2000
  • Penerbit: Manajemen Keuangan BlackRock

S&P 500 ETF dengan biaya terendah: Vanguard S&P 500 ETF (VOO) (dasi)

  • Rasio Pengeluaran: 0,03%
  • Kinerja selama satu tahun: -10,0%
  • Hasil Dividen Tahunan: 1,25%
  • Volume harian rata-rata tiga bulan: 5.265.077
  • Aset di bawah Manajemen: $ 298,1 miliar
  • Tanggal awal: 15 Mei 2000
  • Penerbit: Manajemen Keuangan BlackRock

S&P 500 ETF dengan biaya terendah: Vanguard S&P 500 ETF (VOO) (dasi)

Kinerja selama satu tahun: -9,9%

  • Hasil Dividen Tahunan: 1,24%
  • Kinerja selama satu tahun: -10,0%
  • Hasil Dividen Tahunan: 1,25%
  • Volume harian rata-rata tiga bulan: 5.265.077
  • Aset di bawah Manajemen: $ 298,1 miliar
  • Tanggal awal: 15 Mei 2000
  • Penerbit: Manajemen Keuangan BlackRock

S&P 500 ETF dengan biaya terendah: Vanguard S&P 500 ETF (VOO) (dasi)

Jika Anda seorang investor yang mendukung strategi beli-dan-tahan untuk membiarkan investasi yang diperiksa dengan cermat mengakumulasi pengembalian yang bermakna dari waktu ke waktu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) mungkin merupakan kendaraan yang tepat untuk Anda. Bahkan ikon investasi Warren Buffett tahu bahwa sulit untuk mengalahkan dana indeks, itulah sebabnya ia terkenal mengamanatkan bahwa 90% dari uang yang ia wariskan sebagai istrinya diinvestasikan dalam dana S&P 500.

Tentu saja, Anda tidak harus seperti Buffett dan memarkir semua uang tunai Anda dalam dana indeks. Tetapi seiring berjalannya investasi jangka panjang, kendaraan ini merupakan pilihan yang menarik dan biasanya berbiaya rendah untuk investor besar dan kecil.

Kunci takeaways

  • ETF memiliki aset yang mendasari dan membagi kepemilikan aset -aset tersebut menjadi saham, yang dapat dibeli dan dijual oleh investor melalui perusahaan pialang.
  • Dana indeks dirancang untuk mencerminkan kinerja indeks populer seperti indeks S&P 500 atau Dow Jones Industrial Average.
  • ETF pasar saham total Vanguard dan SPDR 500 Trust adalah dua indeks berbiaya rendah yang dapat dibeli oleh investor ETFS untuk berpartisipasi dalam kinerja pasar saham A.S.
  • Investor yang mencari eksposur ke pasar di luar Amerika Utara mungkin mempertimbangkan untuk berinvestasi di ISHARES Core MSCI EAFE Fund (IEFA).

10 tips untuk investor jangka panjang yang sukses

Apa itu ETF?

Seperti reksa dana, ETF adalah kumpulan uang yang berinvestasi dalam saham, komoditas, obligasi, atau sekeranjang aset lainnya. Tidak seperti reksa dana, saham ETF berdagang seperti saham biasa di bursa. Sementara itu, dana indeks dirancang untuk melacak kinerja tolok ukur seperti indeks S&P 500.

Jika Anda seorang investor jangka panjang yang merencanakan portofolio dan berusaha menambahkan dana indeks ke dalam campuran, ada banyak yang bisa dipilih. Di bawah ini adalah tiga yang terbaik berdasarkan aset yang dikelola (AUM), kinerja jangka panjang, dan rasio pengeluaran. Semua data pada Februari 2022.

1. Total Vanguard ETF Pasar Saham (VTI)

  • Penerbit: Vanguard: Vanguard
  • Aset di bawah Manajemen: $ 271,6 miliar: $271.6 billion
  • Kinerja satu tahun: -7,74%e: -7.74%
  • Rasio Pengeluaran: 0,03%: 0.03%

Jika Anda tidak yakin indeks mana yang akan diikuti, atau Anda ingin berinvestasi di berbagai sektor dan kapitalisasi pasar, ini mungkin menjadi dana untuk Anda. Seperti namanya, total ETF pasar saham mencakup seluruh pasar saham domestik di Amerika Serikat, melacak CRSP Total Indeks Pasar Saham.

VTI adalah dana yang seimbang, dengan perpaduan yang sehat antara cap kecil, midcap, dan stok blue-chip. VTI adalah dana yang sangat efisien dengan rasio pengeluaran yang rendah. AUM juga mengesankan di lebih dari $ 271 miliar.

2. SPDR S&P 500 ETF (Spy)

  • Penerbit: Penasihat Global State Street: State Street Global Advisors
  • Aset di bawah Manajemen: $ 373,3 miliar $373.3 billion
  • Kinerja satu tahun: -4,74% -4.74%
  • Rasio Pengeluaran: 0,0945%: 0.0945%

Pertama ke pasar, ETF yang mapan ini menarik banyak perhatian dari pedagang taktis dan investor beli dan tahan. Dana ini melacak indeks S&P 500, yang merupakan kelompok ekuitas - kebanyakan kapitalisasi besar - yang terdaftar di bursa saham A.S. Secara teknis, SPDR 500 ETF adalah Unit Investment Trust (UIT), yang berarti tidak dapat menginvestasikan kembali dividen tunai antara distribusi. Detail kecil ini dapat menyebabkan kinerja dana sedikit menyimpang dari indeks yang menjadi dasarnya.

3. Inti Ishares MSCI EAFE ETF (IEFA)

  • Penerbit: Ishares: iShares
  • Aset di bawah Manajemen: $ 88 miliar: $88 billion
  • Kinerja satu tahun: -14,58%: -14.58%
  • Rasio Pengeluaran: 0,07%: 0.07%

IEFA memberikan paparan stok pasar maju di Eropa dan Asia, tidak termasuk ekuitas domestik dan Kanada. Indeks tolok ukurnya, MSCI EAFE, mencakup sekitar 98% pasar ekuitas global di luar Amerika Utara. Selain itu, ini termasuk saham kecil berbakat secara proporsional dengan pasar-sesuatu dana yang bersaing yang biasanya tidak termasuk. Jepang dan Inggris mengambil dua tempat teratas dalam portofolio dana.

Berisi hampir 3.000 ekuitas, IEFA adalah dana yang terdiversifikasi dengan baik dan memiliki biaya kepemilikan yang rendah, menjadikannya pilihan utama bagi investor jangka pendek dan jangka panjang yang mencari paparan pasar di luar Amerika Utara. Dana ini lebih baru dari yang lain yang disebutkan dalam artikel ini, dengan tanggal awal 18 Oktober 2012.

Apa 5 ETF teratas untuk dibeli?

Sederhanakan lindung nilai tingkat bunga (ticker: pfix)..
Energi dan tarif masih memerintah Wall Street karena teknologi besar terus tersandung. ....
Sederhanakan lindung nilai tingkat bunga (ticker: pfix) ....
Invesco DB US Dollar Index Dana Bullish (UUP) ....
Energy Select Sector SPDR Fund (XLE) ....
Ishares MSCI Brazil ETF (EWZ).

Apa ETF terbaik untuk 2022?

ETF pertumbuhan terbaik November 2022 ..
Vanguard Growth ETF (VUG).
Ishares Morningstar Mid-Cap Growth ETF (IMCG).
Vanguard S&P Small-Cap 600 Growth ETF (VIOG).
Nuveen ESG ETF pertumbuhan kap besar (NULG).
Direxion NASDAQ-100 Bobot ETF yang sama (QQQE).
Vanguard A. Momentum Factor ETF (VFMO).

ETF apa yang memiliki pengembalian 10 tahun tertinggi?

ETF berkinerja terbaik dari 10 tahun terakhir: U. S. Ekuitas Invesco QQQ Trust ETF (QQQ) yang besar, dengan pengembalian tahunan 17,0%, adalah ETF berkinerja terbaik dalam kategori ekuitas AS.Invesco QQQ Trust ETF (QQQ), with an annualized return of 17.0%, is the best-performing ETF in the U. S. equity category.

ETF mana yang memiliki pengembalian tertinggi?

7 ETF berkinerja terbaik dari 2022:..
Proshares Ultra Bloomberg Gas Alam ETF (Boil): +270%.
Dana Gas Alam Amerika Serikat LP (UNG): +145,9%.
Proshares Ultra Oil & Gas ETF (Dig): +96,6%.
Saham Direxion Daily Energy Bull 2x (ERX): +95,3%.
Direxion Daily S&P Eksplorasi Minyak dan Gas & Produksi Bull 2x Saham ETF (Gush): +92%.