Virus yang tidak mudah dilumpuhkan oleh sel darah putih adalah

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom (kumpulan gejala) yang timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat terinfeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS bukan merupakan penyakit, melainkan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh berbagai macam mikro organisma yang menyerang tubuh akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh penderita. Infeksi HIV menyebabkan deplesi imunitas sel terutama sel darah putih dan juga menyebabkan turunnya fungsi sel tersebut. Banyak kasus dimana orang positif mengidap HIV, tapi tidak menjadi sakit dalam waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, virus dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem kekebalan tubuh.Penyelesaian model infeksi virus HIV tersebut diperoleh dalam bentuk deret yang suku-sukunya diperoleh dari deformasi orde nol dan deformasi orde tinggi. Penyelesaian dengan metode ini digambarkan dengan bantuan software Matematica. Interpretasi hasil dilakukan berdasarkan orde deformasi deretyang digunakan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa metode perturbasi homotopi sangat efisien untuk menyelesaikan model infeksi HIV pada sel darah putih. Galat yang dihasilkan dari metode ini sangat kecil sehingga penyelesaian yang diperoleh dengan metode ini mendekati penyelesaian yang sesungguhnya.

May 31, 2014July 12, 2016  by dr. Gina Anindyajati, SpKJ

Istilah HIV bukan lagi sesuatu yang asing didengar di masa sekarang ini, apalagi kebebasan mengekspresikan ketertarikan seksual sudah mulai terbuka di masyarakat. Meski demikian, label tak sedap masih terus membayangi penyebutannya sejak disebut-sebut tahun 1980-an. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlahan telah menyingkap misteri dibalik perjalanan virus yang dianggap mematikan ini.

HIV atau human immnodeficiency virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini masuk melalui kontak dengan lapisan membran mukosa yang tidak utuh atau melalui pertukaran cairan tubuh. Virus HIV kemudian akan berlekatan dengan sel dendrit, yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan awal tubuh kita terhadap infeksi. Selanjutnya virus HIV dibawa ke kelenjar getah bening dan akan berjumpa dengan banyak sel yang terlibat dalam mempertahankan kekebalan tubuh kita.

Sel yang terinfeksi oleh virus HIV jumlahnya tidak hanya satu, tapi bisa sangat banyak. Virus HIV bahkan bisa menginfeksi sel otak, meski target utama virus HIV adalah sel limfosit CD4 (salah satu jenis sel darah putih). Seperti yang kita tahu bersama, sel darah putih merupakan “pasukan” penjaga kekebalan tubuh. Nah, bisa Anda bayangkan apa yang terjadi pada tubuh kita kalau para penjaganya dilumpuhkan oleh virus HIV? Tentunya kita akan mudah terserang penyakit. kalau biasanya batuk pilek dapat sembuh sendiri dalam waktu kurang dari seminggu, maka orang dengan HIV harus menghabiskan waktu yang lebih panjang untuk memulihkan diri. Orang dengan HIV bisa juga mengalami derajat keparahan yang lebih berat dibanding orang tanpa HIV yang batuk pilek.

Ketika virus HIV menginfeksi sel CD4, maka virus HIV akan menjalani tahapan reproduksi. Ia akan memperbanyak dirinya, membentuk koloni dan menginfeksi sel CD4 dalam jumlah yang lebih banyak. Proses ini tak ubahnya produksi mobil oleh sebuah pabrik. Hal pertama yang terjadi adalah pengikatan dan penyatuan (binding & fusion). Virus HIV akan berikatan dengan reseptor spesifik dan ko-reseptor di permukaan sel CD4. Proses ini dapat diibaratkan seperti sebuah kunci yang secara pas masuk ke dalam lubang kunci. Saat sudah berikatan, maka virus HIV akan melepaskan materi genetiknya ke dalam sel CD4.

Berikutnya secara beturut-turut virus HIV akan melewati proses reverse transcription, integrasi, dan transkripsi. Melalui ketiga tahap ini, materi genetik dari virus HIV dapat disimpan dalam sel CD4 untuk jangka waktu yang sangat lama, bahkan materi genetik tersebut dapat diproses dan dibuat lebih banyak. Sel CD4 yang tadinya berperan sebagai sistem kekebalan tubuh kita justru dijadikan rumah produksi oleh virus HIV. Setelah selesai diproduksi, protein yang telah diproduksi akan dirakit menjadi virus HIV. Rakitan virus yang sudah selesai akan mendorong dirinya sendiri untuk keluar dari dalam sel CD4 dengan membawa sebagian membran sel CD4 sebagai “mantel”-nya. Virus HIV baru kemudian akan menempel pada sel CD4 lainnya dan mengulangi proses di atas untuk membentuk virus HIV yang lebih banyak.

Post tagsHIVKesehatan PriaKesehatan WanitaPenyakit KelaminTes HIVYouth

DIPUBLIKASIKAN PADA : SENIN, 01 DESEMBER 2014 00:00:00, DIBACA : 56.319 KALIHIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yangmenyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalahsekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi

(infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal

DIPUBLIKASIKAN PADA : MINGGU, 01 NOVEMBER 2020 00:00:00, DIBACA : 10.367 KALILihat File

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke stadium AIDS, sedangkan pendertita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

Klikdokter.com, Jakarta HIVatauHuman Immunodeficiency Virusadalah suatu jenis virus yang ditularkan dari manusia ke manusia lain.

Seseorang yang terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin melemah, sehingga penyakit lain rentan terjadi dan lebih sulit sembuh. Pada kasus yang parah, infeksi HIV akan menyebabkanAIDS(Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Pada orang dengan HIV, umumnya virus dapat ditemukan pada cairan tubuh seperti darah, semen, cairan vagina, lapisan mukosa rektum, dan ASI. Sementara itu, cairan tubuh seperti keringat, urine, air mata, ludah, dan muntah umumnya tidak mengandung HIV, kecuali tercampur dengan darah.

Adapun penyebab HIV, antara lain berhubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita, tertusuk jarum suntik bekas penderita, kehamilan, persalinan, dan menyusui.

1 dari 2

Tahapan HIV Menyerang Imun Tubuh

HIV menyerang sistem tubuh dengan bereplikasi. Saat baru terinfeksi, HIV akan masuk ke dalam tubuh dan membelah diri menjadi sangat banyak.

Sebagai perlawanan dari keadaan tersebut, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi sel darah putih khusus (CD4) untuk mengendalikan jumlah HIV yang berlebihan.

Artikel Lainnya:Cara Mencegah HIV Menular ke Bayi dengan Orang Tua Positif HIV

Di sisi lain, sel CD4merupakan target utama dari infeksi HIV. Jadi, alih-alih mengendalikan jumlah HIV, virus tersebut malah menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Berikut tahapan bagaimana HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh:

1. Binding

Proses HIV menyerang sistem imun diawali dengan virus ini menempel pada permukaan sel CD4.

2. Fusion

Setelah menempel, dinding HIV akan menyatu dengan dinding sel CD4. Hal ini menyebabkan HIV dapat “masuk” ke dalam sel CD4. Begitu masuk di dalam, HIV akan mengeluarkan materi genetik dalam bentuk RNA juga enzim-enzim.

3. Reverse Transcriptase

Reverse transcriptase merupakan salah satu enzim yang dikeluarkan HIV di dalam sel CD4. Enzim ini berfungsi mengubah materi genetik HIV, dari RNA menjadi DNA.

4. Integrase

Integrase merupakan enzim lain yang dikeluarkan HIV. Enzim ini membantu memasukkan DNA HIV ke dalam DNA sel CD4, sehingga saling menyatu.

Artikel Lainnya:Obat Herbal yang Diklaim Bermanfaat untuk Pasien HIV/AIDS

5. Replication

Setelah DNA HIV dan sel CD4 menyatu, maka virus akan menggunakan sel CD4 untuk membentuk bagian-bagian baru dari HIV, khususnya dalam bentuk protein.

6. Assembly

Protein dan bagian HIV yang diproduksi oleh sel CD4 akan menuju permukaan sel dan membentuk virus baru yang imatur.

7. Budding

Pada tahapan terakhir ini, HIV imatur akan didorong keluar dari sel CD4. Begitu keluar, HIV akan menjadi matur dan dapat kembali menyerang sel CD4 lainnya, sehingga mengulang-ulang terus siklus infeksi ini.

Awalnya, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan memproduksi lebih banyak sel CD4. Namun setelah beberapa waktu, tubuh akan “kelelahan” sehingga tidak bisa menyeimbangkan laju hancurnya sel CD4.

Pada akhirnya, akan terjadi ketidakseimbangan, yaitu jumlah virus atauviral loadyang tinggi dan jumlah sel CD4yang rendah.

Keadaan itu mengakibatkan sistem kekebalan tubuhtidak lagi mampu mengontrol HIV, sehingga penderita akan terlihat sangat sakit.

Untuk diketahui, pada orang yang sehat, jumlah CD4berkisar antara 500–1500. Jika jumlah itu berkurang hingga 200 atau lebih rendah, berarti sistem kekebalan tubuh sudah rusak.

Artikel Lainnya:Kasus Langka, Perempuan Ini Pulih dari HIV dengan Sendirinya

Kemudian, kira-kira 12 minggu setelah terinfeksi, penderita HIV akan menunjukkan gejala penyakit serokonversi yang umumnya terlihat seperti flu. Penelitian menyebut, 50–80%ciri-ciri HIVmeliputi:

  • Demam
  • Ruam
  • Pegal-pegal
  • Nyeri
  • Sariawan
  • Nyeri tenggorokan
  • Kelelahan
  • Mual

Selain itu, diare, anoreksia, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan berat, dan nyeri perut juga bisa terjadi, meski kemungkinannya kecil.

Pada beberapa pasien HIV, keadaan serokonversi terjadi tanpa menimbulkan gejala. Oleh karena itu, cara terbaik menentukan diagnosis HIV adalah dengan pemeriksaan.

Pemeriksaan yang dilakukan umumnya berhubungan dengan respons kekebalan tubuh terhadap HIV. Jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk hal itu disebut ELISA (enzyme-linked immunosorbentassay) untuk menilai adanya antibodi terhadap HIV.

Pada kebanyakan kasus, pemeriksaan ini baru bisa mendeteksi antibodi HIV kurang lebih 6 minggu setelah terjadi infeksi.

Pemeriksaan lainnya, yaitu PCR yang bekerja dengan mendeteksi adanya HIV di dalam tubuh, dan akurat untuk mendeteksi paparan awal HIV.

Baca Juga

  • Varian Omicron Dikaitkan dengan Pasien HIV, Apa Sebabnya?
  • Penyakit Mulut pada Penderita HIV dan Pengobatannya
  • Ini Alasan Tak Perlu Jauhi Teman yang Terkena HIV/AIDS!

Meski tidak dapat disembuhkan, seseorang dengan infeksi HIV tetap bisa mengontrol kondisinya dan hidup layaknya orang normal.

Hal terpenting bagi penderita HIV, patuhi segala jenis pengobatan yang dianjurkan dan teruslah berusaha merawat diri sehingga sistem kekebalan tubuh terus terjaga. Dengan begini, kualitas hidup bisa tetap terpelihara dan AIDS tidak akan terjadi.

Dapatkan informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

[WA]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA