Tusuk yang digunakan untuk menyelesaikan sulaman yang mempunyai arah vertikal dan horizontal

» LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMK N 4 YOGYAKARTA.

» Kondisi Fisik Sekolah Analisis Situasi

» Kondisi Non Fisik Analisis Situasi

» Perumusan Program dan Rancangan KegiatanPPL

» Tujuan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan

» Pembekalan PPL Observasi Pembelajaran di Kelas

» Pembuatan Persiapan Mengajar Persiapan

» Penyusunan Perangkat Persiapan Pembelajaran dan Alat Evaluasi Praktik Mengajar

» Metode dan Media Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPL

» Evaluasi Pembelajaran Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPL

» Ketrampilan Mengajar Lainnya Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPL

» Umpan Balik Guru Pembimbing

» Analisis Keterkaitan Program dan Pelaksanaannya

» Selama Kegiatan PPL Analisis Hasil dan Refleksi

» INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

» Penilaian Pengetahuan Instrumen dan Teknik Penilaian

» Rubrik Penilaian PENILAIAN KETERAMPILAN

» ANALISA PENILAIAN PEMBERIAN TUGASMATERI PERBAIKAN PENGAYAAN PEMBERIAN NILAI PERBAIKAN PENGAYAAN Media Alat dan bahan Sumber Belajar

» INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN

» METODE PEMBELAJARAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

» Kisi-kisi, Tugas Lembar Penilaian

» ANALISA PENIALIAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

» INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PENUTUP

» 4 macam alat yang digunakan dalam menggunting bahan busana pesta

» ANALISA PENILAIAN PEMBERIAN TUGASMATERI PERBAIKAN PENGAYAAN PEMBERIAN NILAI PERBAIKAN PENGAYAAN

» Sumber Belajar PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

» Mampu menjelaskan Pengertian dan tujuan menghitung harga pokok busana pesta

» Mampu mengidentifikasi alat dan bahan untuk menyetrika.

» PEMBERIAN TUGASMATERI PERBAIKAN PENGAYAAN

» PEMBERIAN NILAI PERBAIKAN PENGAYAAN

» Media PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

» Alat dan bahan PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

» Sumber Belajar PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

» Verifikasi Pembuktian Generaliation Menarik KesimpulanGeneralisasi

» Verifikasi Pembuktian Generaliation Menarik KesimpulanGeneralisasi Verifikasi Pembuktian

» Generaliation Menarik KesimpulanGeneralisasi Verifikasi Pembuktian Generaliation Menarik KesimpulanGeneralisasi

» Kisi-kisi soal PENILAIAN PENGETAHUAN

» Naskah Soal PENILAIAN PENGETAHUAN

» Kisi-kisi, Tugas PENILAIAN KETERAMPILAN

» METODE PEMBELAJARAN MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN

» KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

» Pertemuan Pertama : 2 jam pelajaran x 45 menit Mengamati

» Kisi-kisi, Naskah Soal, Kunci Jawaban

» Rubrik Penilaian PENILAIAN PENGETAHUAN

» Tidaksesuaiisiteks Tidaksesuaiisiteks TEKNIK PENILAIAN

» Media alat Bahan Sumber Belajar

» Memendekkan Pola Badan Memanjangkan Pola Badan Depan Memendekkan Panjang Bahu Memanjangkan Panjang Bahu

» Membesarkan Lingkar Badan Dan Lingkar Pinggang Melebarkan Lebar Muka Menyempitkan Lebar Muka

» Bentuk-bentuk Ragam Hias Tujuan Pembelajaran

» Alat Alat dan Bahan Membuat Tusuk Dasar Sulaman

» Macam-macam Tusuk dasar Sulaman dan Langkah Kerja

» Persiapan alat dan bahan merancang bahan

» Teknik membuat rancangan bahan

» Persiapan alat untuk menggunting Persiapan bahan busana pesta

» Penataan pola diatas bahan

» Teknik menggunting bahan Memindahkan tanda pola

» Pengertian Menyetrika Materi Pelajaran.

» Tujuan Menyetrika Alat Dan Bahan Menyetrika

» Mengerjakan Pengepresan Materi Pelajaran.

» Pengepressan antara Teknik atau Cara Menyetrika Bagian-bagian Busana

» Kriteria Mutu Hasil Setrika

» Kesalahan Saat Menyetrika Materi Pelajaran.

» Menyetrika Tanpa Cukup Bantalan

» Menyetrika Tanpa Pelicin Pakaian

» Mengabaikan Kebersihan Materi Pelajaran.

» Mengabaikan Suhu Panas Setrika

» Menyelesaikan Banyak Pakaian Sekali Setrika

» Desain hiasan yang sesuai untuk anak-anak Desain hiasan yang sesuai untuk remaja

» Desain hiasan yang sesuai untuk dewasaorang tua

» Bahan Pemilihan Alat dan Bahan Hiasan Busana

» Standar Kualitas Hiasan Busana Kombinasi Warna

» Pola Serak Pola Pinggiran

» Pola Mengisi Bidang Pola Sudut

» Letak hiasan disesuaikan dengan bentuk pola hiasan.

» Tujuan Pembelajaran KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

» Media alat Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar

» Bahan Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar

» Sumber Belajar Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar

Show more

Tusuk hias dasar ada tiga belas macam yatu :

1) Tusuk jelujur yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal ukuran dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang.

2) Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah vertikal dan arah horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah horizontal mempunyai pilinan 3) Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada bagian atas dan bagian bawah tusuk bersilang

4) Tusuk batang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan setengah dari ukuran tusuk masing-masing saling bersentuhan

6) Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau vertikal dimana masing-masing tusuk saling tindih menindih sehingga membentuk rantai-rantai yang sambung menyambung.

7) Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada garis tengahnya ada persilangan antara tusuk bagian atas dan tusuk bagian bawah. 8) Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal ke kiri dan ke kanan 9) Tusuk palestrina yaitu tusuk mempunyai arah horizontal dan setiap tusukan mempunyai tonjolan atau buhulan

10) Tusuk kepala peniti yaitu tusuk yang mempunyai pilihanpilihan pada permukaan kain dan menutup semua permukaan ragam hias.

11) Tusuk tikam jejak yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan setengah dari ukuran tusuk saling bersentuhan sehingga pada permukaan kelihatan seperti setikan mesin.

12) Tusuk balut yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal yang dilakukan di atas benang lain atau pada pinggir ragam hias yang dilobangi.

13) Tusuk Holben yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan vertikal dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang sehingga berbentuk jajaran.

b. Tusuk hias variasi yaitu tusuk yang merupakan variasi dari tusuk-tusuk dasar, variasi tusuk-tusuk dasar tersebut dapat dilakukan dengan merubah arah, ukuran, jarak tusuk atau mengkombinasikan satu tusuk dengan tusuk yang lain sehingga dari satu tusuk dasar dapat menghasilkan bermacam-macam tusuk variasi yang mempunyai nama tersendiri misalnya variasi dari tusuk silang disebut tusuk silang ganda, variasi dari tusuk rantai tusuk rantai terbuka atau tusuk tulang ikan, variasi tusuk pipih disebut long and short stich, variasi tusuk flanel disebut tusuk chevron dan lainnya.

B. 10 Jenis tusuk hias

Ketika membuat pakaian atau kerajinan tangan pastinya tidak akan lepas dengan proses jahit-menjahit. Dalam membuat pakaian baik pakaian wanita, pakaian pria, dewasa maupun anak-anak tentunya tidak hanya mengandalkan teknik jahit lurus atau baku. Agar pakaian kelihatan lebih bagus maka diperlukan teknik menjahit

membuat kerajinan tangan yang menggunakan bahan kain , proses jahit menjahitpun juga diperlukan. Misalnya ketika membuat kerajinan dari kain flanel yang sudah sangat familiar dan banyak digunakan oleh pengrajin.Meskipun tidak semua kerajinan tangan harus dijahit.Karena banyak juga kerajinan tangan yang prosesnya tanpa jahit yaitu hanya dengan menggunakan lem saja. Untuk menjahit dengan teknik tusuk hias ini bisa dilakukan dengan menggunakan tangan atau mesin.Menjahit dengan tangan tentunya prosesnya lebih lama.Jika ingin lebih cepat bisa menggunakan mesin jahit portable atau mesin jahit komputer.Tusuk hias dengan menggunakan tangan biasanya dipraktekkan oleh anak sekolah ketika mendapat tugas membuat kerajinan tangan taplak meja.Menjahit kain dengan teknik tusuk hias ini disebut juga menyulam.Tujuannya adalah untuk mendekorasi kain dengan jarum dan benang.Alat yang digunakan untuk menyulam adalah bentang atau widangan.Alat ini berupa dua benda berbentuk lingkaran dengan ukuran yang berbeda. Fungsinya untuk menjepit dan mengencangkan kain yang akan disulam agar tusukan rapih dan tidak berkerut.

1) Tusuk jelujur

Adalah tusuk yang berbentuk garis putus-putus. Menjahit tusuk ini adalah yang paling mudah. Cara menjahit tusuk ini dari kanan ke kiri degan ukuran dan jarak sama panjang. Tusuk jelujur ini biasanya digunakan untuk menggabungkan bahan sehingga memudahkan proses ketika menjahit dengan mesin. Tusuk jelujur sifatnya hanya sementara dan biasanya digunakan ketika menjahit bagian yang sulit misalnya ketika menjahit kerah baju. Setelah proses menjahit dengan mesin selesai, maka tusuk jelujur yang ada pada bahan bisa dihilangkan. Tusuk jelujur juga digunakan untuk membuat kerutan pada proses pembuatan bunga dari kain.

2) Tusuk tikam jejak

Yaitu tusuk yang jika dilihat dari atas seperti jahitan mesin namun jika dilihat dari bawah jahitan terlihat rangkap. Teknik menjahit dengan cara ini sangat berguna untuk menggantikan teknik menjahit dengan mesin.

Tusuk yang berbentuk seperti pagar ini dibuat dengan cara dua arah yaitu vertikal dan horizontal. Menjahit tusuk feston bisa dimulai dari kiri ke kanan atau

sebaliknya.Tusuk feston biasanya digunakan untuk menjahit pinggir bahan yang fungsinya sebagai dekorasi atau hiasan. Tusuk feston juga sering digunakan pada proses pembuatan kerajinan dari flanel yaitu ketika menjahit tepi dan

menggabungkan dua bahan misalnya ketika membuat gantungan kunci atau boneka. Jika tidak memiliki mesin untuk membuat lubang kancing, menjahit dengan cara tusuk feston adalah cara terbaik untuk menjahit tepi lubang kancing baju.

4) Tusuk flanel

Yaitu tusuk yang memiliki dua bentuk bersilangan satu di bagian atas dan satunya di bagian bawah. Tusuk ini biasanya digunakan untuk menjahit kelim pinggiran baju, rok dan celana yang diobras. Cara menjahit tusuk flanel dengan cara langkah tusukannya mundur kemudian turun ke bawah selanjutnya tusuk jarum ke kanan kemudian mundur lagi, tusuk ke atas demikian seterusnya.

5) Tusuk batang

Yaitu tusuk yang cara menjahitnya dengan langkah mundur dan mengaitkan setengah dari ukuran tusuk yang masing-masing saling berhimpitan. Tusuk ini bisa juga digunakan untuk hiasan.

6) Tusuk rantai

Yaitu tusuk yang dibuat dengan langkah maju, cara memasukkan jarum dari bawah ke atas, kemudian membuat lingkaran selanjutnya jarum ditusukkan pada lubang tempat benang dilingkarkan pada jarum. Kemudian benang ditarik sehingga benang yang melingkar berada di lubang berikutnya.Tusuk ini dibuat

sambung menyambung sehingga membentuk seperti rantai.Tusuk rantai berfungsi untuk membuat hiasan.fungsinya untuk membuat hiasan.

7) Tusuk pipih

Yaitu tusuk yang dibuat dari arah kiri ke kanan dengan bentuk lurus dan bersusun. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat hiasan bentuk daun atau mahkota bunga.

8) Tusuk silang

Yaitu tusuk yang dibuat dengan dengan cara silang. Cara membuat tusuk ini dari kiri atas kemudian tusukkan dengan arah miring sehingga posisi jarum berada di kanan bawah, kemudian masukkan lagi jarum dari bawah disebelah kiri

atas.Ulangi seperti langkah awal. Untuk membuat silang yang kedua yaitu dengan cara dari kanan atas kemudian jarum ditusukkan ke kiri kemudian masukkan jarum dari bawah sebelah kanan atas. Demikian seterusnya hingga tusukan menumpang pada tusukan yang dibuat pada langkah awal.Tusuk silang ini biasanya digunakan untuk membuat kruistik.

9) Tusuk rol tegak

Yaitu tusuk yang digunakan untuk menggabungkan dua bahan. Cara menjahit yaitu lurus. Pada bagian atas akan membentuk garis-garis vertikal yang berjajar. Namun pada bagian bawah tampak miring.

10) Tusuk biku / piquar

yaitu tusuk yang berbentuk biku-biku dan memiliki arah diagonal ke kiri dan ke kanan . Tusuk ini biasanya digunakan untuk memasang bulu-bulu pada jaket atau mantel serta hiasan rumah tangga.

Demikianlah pembahasan tentang 10 jenis tusuk hias yang sering digunakan dalam kegiatan jahit-menjahit.

Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan untuk kita semua.

Untuk menghiasi busana dapat dilakukan dengan bermacam-macam teknik hiasan.Teknik hiasan yang dimaksud adalah teknik menghias kain yang erat hubungannya dengan sulam menyulam.Sebelum memahami macam-macam teknik teknik menghias kain sebaiknya terlebih dahulu mempelajari macam-macam tusuk hias, karena tusuk hias merupakan dasar dari menghias kain.Tiap-tiap tusuk hias mempunyai keindahan masing-masing. Penyusunan bermacam tusuk hias yang harmonis akan melahirkan suatu dekoratif yang menarik. Berikut ini dikemukakan beberapa tusuk hias yang sering digunakan dalam menghias kain, diantaranya:

1.Tusuk Jelujur

Tusuk hias ini paling sederhana, akan tetapi sangat bernilai juga berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri.

2.Tusuk Jelujur yang dililit

Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara menggunakan dua macam benang yang berlainan tebal ataupun warnannya.

3.usuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein

Tusuk Holbein ini harus dikerjakan pada kain bagi yang mudah dihitung benang pakannya maupun lungsinnya. Setiap baris tusuk Holbein harus dikerjakan dua

4.Tusuk Hias Holbein yang Dililit

Mula-mula membuat satu baris tusuk hias Holbein yang berbiku-biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang lain.

6.Tusuk Hias Rantai

Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan rata sedangkan pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai garis lengkung.

6.Tusuk Rantai Berwarna

Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang kedua-duanya dimasukan kedalam satu lubang jarum, dan dipergunakan saling berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak hati-hati dalam mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas kebagian belakang kain dasar.

7.Tusuk Rantai Lebar atau Persegi

Tusuk hias ini bila tidak dihias tampaknya kurang bagus dan kurang halus, kecuali jika dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.

8.Tusuk Rantai Berganda

Tampaknya hampir seperti tusuk tangkai yang tertutup, akan tetapi dalam hal ini jarum setiap kali ditusukan kedalam sengkelit sebanyak dua kali. Sedangkan pada tusuk tangkai biasanya hanya satu kali.

9.Tusuk Rantai Lepas

Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung menyambung. Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias.

10.Tusuk Rantai Terbuka

Tusuk hias ini banyak dipakai dan dapat dipergunakan menurut keperluannya. Dapat dikombinsasikan dengan tusuk hias lainnya, untuk membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang merupakan pola ragam hias beranting.

11.Kombinasi /gabungan

Tusuk Rantai dengan Tusuk Jelujur

Mula-mula kita mengerjakan tusuk rantai, kemudian tusuk jelujur yang dikerjakan di tengah tusuk rantai tersebut. Disini kita dapat mempergunakan dua warna benang.

Mula-mula kita membuat tusuk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke kiri, kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan pada waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah kanan.

13.Tusuk Pipih yang di Ikat

Mula-mula kita membuat sebaris tusuk pipih dengan jarak antara satu sama lain sama begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk pipih diikat dengan cara menyisipkan benang lain kebawah tusuk pipih yang pertama, benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu dan kedua dengan cara menyisipkan benang kebawah tusuk pipih yang kedua. Benang kerja ini seterusnya disisipkan kebawah tusuk pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk pipih itu seperti yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.

14.Tusuk Cordon

Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A menunjukkan cara menutup garis tikam jejak dengan cara menyangkut sedikit dari kain dasarnya. Gambar B menunjukkan cara menutup garis tusuk jelujur pada tepi bahan yang bertiras, umpamanya pada teknik aplikasi atau teknik lekapan.

15.Tusuk Pipih Berderet

Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan diantara deretan tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Tusuk pipih semacam ini sangat baik sebagai pengisi bidang bentuk kecil-kecil, dan kita juga dapat mengatur warnanya secara bertingkat atau seperti pelangi dari warna tua sampai muda.

16.Tusuk Feston

Tusuk hias feston ini memungkinkan banyak variasi yang sangat dikenal antara lain :

Tusuk Feston biasa atau tusuk selimut Tusuk Feston bersilang

Tusuk Feston tertutup atau bentuknya segitiga Tusuk Feston berkelompok yang diikat

Tusuk Feston kaki dua dan tusuk feston berganda Tusuk Feston berkelompok dengan antara

Tusuk Feston naik turun

cara mengepang, untuk itu kita dapat menggunakan benang yang bermacam-macam tebalnya.

18.Tusuk Feston dengan Buhulan

Dengan cara membuat sengkelit yang melingkari ibu jari, dengan mudah kita dapat membuat buhulan pada ujung kaki tusuk feston.

19.Tusuk Feston yang dililit

Kalau kita melilit tusuk feston itu dari kiri ke arah kanan, akan memberi kesan lain daripada kalau kita melilit dari kanan kekiri.

20.Tusuk Feston sebagai Pengisi

Tusuk hias ini sebagian besar merupakan pengisi bidang yang letaknya bebas, dikerjakan setiap baris dengan cara dibolak-balik. Pada baris pertama setiap tusuk feston menyangkut sedikit kain dasar, pada baris-baris berikutnya hanya pada permulaan dan pada ujungnya atau akhir saja.

21.Tusuk Flanel

Tusuk hias yang terkenal ini merupakan dasar untuk berbagai macam sisipan dan variasi menjalin.

22.Tusuk Flanel Berganda

Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan mempergunakan warna yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling menumpang, hal ini dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :

a)Sebagai dasar untuk tusuk hiasan jalin secara Timur, pada silang bagian atas benangnya sisipkan dibawah flanel pertama, kebalikannya dengan tusuk silang biasa

b)perlu diperhatikan bahwa benang-benang itu selalu menurut cara yang sama yaitu saling menyilang (A). Kedua baris itu dibuat seperti tusuk flanel biasa (B). 23.Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal

Mula-mula kita membuat satu baris tusuk flanel. Kemudian kita sisipi dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain dasar. Kita harus menghindari adanya sambungan pada benang sisipan itu, jadi benang ini harus panjang sekali dan baris tusuk flanel ini jangan terlalu besar.

menyisipi bagian bawahnya tanpa menyangkut kain dasar, terkecuali pada permulaan bekerja atau pada akhir pekerjaan.

25.Tusuk Flanel yang dililit

kita lihat tusuk flanel ini tidak seperti biasanya yang kita kerjakan, agak berbeda yakni tusuk lilit yang kedua kali itu tidak menumpang pada tusuk lilit yang pertama, melainkan letaknya dibawah yang pertama.

26.Tusuk Flanel Tertutup/Yanina

Tusuk hias ini cepat dibuatnya dan merupakan dua garis tertutup. Jika dipakai untuk sulaman bayangan tusuk hias ini dikerjakan pada bagian buruk dari kain dasar. Pada bagian yang baiknya terdapat dua baris tikam jejak (karena itulah mendapat nama tusuk hias bayangan). Pada teknik perzisch ayour dikerjakan pada bagian buruk juga, sehingga dapat menutup bidang ragam hiasanya sedangkan pada bagian yang baik merupakan suatu relief (lihatlah halaman 48 contoh tusuk hias bayangan).

27.Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Koral

Setelah membuat satu baris tusuk flanel biasa, kita bekerja dengan benang lain melekat pada setiap persilangan tusuk flanel dengan tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral).

28.Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Jelujur

Dalam hal ini tusuk jelujur melintang dipergunakan untuk menekat. Tusuk flanel dapat juga ditekat dengan tusuk jelujur tegak lurus atau tusuk rantai pada setiap persilangan.

29.Tusuk Tangkai

Pada tusuk tangkai biasanya benang kerja itu letaknya dibawah jarum. Dapat juga benang kerja itu selalu ada diatas jarum dan tusuk hiasnya disebut juga tusuk pinggiran (sebagai batas).Dalam hal ini kedua jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang sebelumnya.Pada bagian buruk kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak yang rapi.

30.Tusuk Tangkai Melompat

Benang kerja secara bergilir letaknya diatas atau dibawah. 31.Tusuk Tikam Jejak

jejak diperguakan untuk mengisi garis-garis tipis dan merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya seperti tusuk hias manik-manik, tusuk pekinees atau tusuk tikam jejak yang dikepang dan tusuk tikam jejak berganda yang disisipi tusuk flanel.

32.Tusuk Tikam Jejak Serong

Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas nampaknya serong dan

berpasangan. Letaknya tegak lurus dan pada bagian belakang/buruk terjadi dua tusuk jahit mendatar (samakan dengan tusuk kantil atau runcing panah.

33.Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang

Bilamana kita menghendaki hasil pekerjaan itu pada kedua belah kain sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak dengan tusuk hias holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan bawah disisipi benang. Saran yang baik janganlah membuat ban yang terlalu lebar nanti benang sisipannya terlalu panjang karena tidak bisa disambung.

34.Tusuk Ranting

Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah tumbuh. Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti.Ada berbagai macam variasi dari tusuk ranting ini.Di Belanda tusuk hias ini sangat dikenal.

35.Tusuk Ranting Tulang Daun 36.Tusuk Ranting Lurus 37.Tusuk Ranting Rantai

Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa, agar tusuk rantai itu pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong dibagian tengah. Dapat juga dibuat biku-biku pada bagian tengah harus teratur dan timbul dengan baik.

38.Tusuk Silang (kruisteek)

Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang serong.

Hendaknya dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang tenunannya mudah dihitung seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang polos.Karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat maka dalam mengerjakannya melebar maupun memanjang harus sama-sama simetris. Syarat utama pekerjaan tusuk silang ini adalah tusuk silang yang kedua kalinya diatas yang pertama, harus sama

seperti tusuk holbein, tusuk perzis ayour dan tapisseri. 39.Melekatkan Benang

Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain dasar dengan tusuk hias kecil-kecil. Untuk ini kita dapat memakai benang yang lebih tipis. Sehelai atau dua helai dengan warnanya yang sama atau

kontras/bertentangan dengan benang tebal tersebut diatas. Untuk melekatkan benang tebal tadi kita mempergunakan tusuk hias yang tidak terlalu mencolok, umpamanya tusuk pipih kecil-kecil atau tusuk hias lainnya yang merupakan bentuk V, tusuk rantai terbuka, yang mempunyai fungsi menghiasi benang tebal. [melekatkan benang tebal dengan tusuk pipih yang rapat (B)]. Dalam hal ini seikat benang tipis-tipis dilekatkan pada kain dasar sedemikian rupa hingga tidak

kelihatan lagi.Untuk ini kita pakai benang tipis untuk membuat pipih kecil rapat-rapat, setiap kali sedikit dari kain dasar tersangkut.

Menyiapkantempatkerjasecaraergonomisdanpengenalanalatjahittanganbese rtafungsidantekniknya

1. Pengertian tempat kerja adalah area kerja yang perlu disiapkan sebelum bekerja

2. Tempat kerja yang ergonomis adalah tempat kerja yang sesuai dengan SOP Standar Operasional Prosedur

3. Pengertian tentang alat jahit tangan adalah alat-alat yang digunakan untuk penyelesaian busana tanpa mesin, yaitu macam-macam jarum tangan

4. Fungsi alat jahit tangan :

a. Jarum tangan yang panjang untuk menjelujur. Jelujur adalah jahitan tangan yang renggang berfungsi untuk melekatkan dua lembar bahan

b. Kelim adalah penyelasaian bagian dalam dengan menggunakan jarum tangan yang berfungsi untuk melekatkan bahan pinggiran kebagian atas, misalnya kelimrok, kelim blus dan kelim bagian bawah lengan

c. Membuat lubang kancing dengan menggunakan jarum tangan yaitu dengan menggunakan tusuk veston pada bagian pinggir atas bawah atau kiri kanan dan ada ujungnya dibuat tusuk trens agar lubang kancing kuat

d. Memasang kancing menggunakan jarum tangan lebih kuat daripada memakai mesin pasang kancing. Kancing yang tidak berkaki harus dibuat bahu lan pada bagian bawah kancing agar kancingnya menjadi timbul dan tidak mudah pecah atau terbelah

BAB VIII

MESIN JAHIT MONOFUNGSI DAN MENJAHIT BUSANA

A. MESIN –MESIN MONOFUNGSI

2. Mesin jahit industri/high speed

B. MENJAHIT BUSANA DENGAN MESIN MONOFUNGSI

Berikut ini adalah langkah kerja atau urutan cara menjahit :

1. Busana Rumah atau daster

a. Lipatlah lapisan depan kancing dan seterikalah. b. Jahitlah saku, kemudian tempelkan pada tempatnya c. Pertemukan bahu depan dan bahu belakang dan

jahitlah.

d. Jahitlah bahu pelapis muka dan belakang e. Pasanglah pelapis leher .

f. Jahitlah sisi (pertemukan bagian depan dan belakang)

g. Buatlah setikan longgar 2 X pada kerung lengan bagian lengan.

i. Pasanglah lengan jika kerung lengan berlebihan tariklah 2 setikan longgar tadi agar kerung lengan pada lengan pas pada kerung lengan badan.

j. Kelimlah bawah daster dan lengan.

k. Buatlah lubang kancing dan pasanglah kancing. Catatan : untuk menjahit busana rumah atau daster sebaiknya

manggunakan kampuh balik, agar kuat jahitannya. 2. Blus model sederhana

Proses kerja blus leher bulat sebagai berikut : 1. Meratakan bahan / kain.

2. Meletakkan pola pada bahan, menyematkan dan menggunting bahan.

3. Memberi tanda, menjelujur. 4. Mengobras.

5. Menjahit dengan mesin :

 Menyambung bahu memakai kampuh terbuka.

 Menjahit sisi.

 Menyelesaikan bagian leher dengan memasang pelapis leher.

 Memasang lengan.

 Menyelesaikan bawah lengan.

 Menyelesaikan bagian bawah blus.

 Membuat lubang kancing dan memasang kancing. 6. Penyelesain akhir ( merapikan kampuh dan menyeterika ). 7. Pengepasan.

8. Pengemasan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA