Termometer yang menggunakan skala ukuran 100 ditemukan oleh

Ilustrasi termometer. Branda Antara

Jakarta: Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, semua pengelola tempat umum mengecek suhu tubuh pengunjung terlebih dahulu. Tahukah Sobat Medcom, alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh itu? Ya, termometer. Meskipun alat yang kini banyak dijumpai berbentuk digital, nyatanya termometer memiliki jenis yang beragam. Misalnya, termometer air raksa yang dulu digunakan untuk mengukur suhu tubuh dengan menyelipkan di ketiak atau mulut. Tak cuma suhu tubuh, ada pula termometer yang digunakan untuk mengukur suhu oven, suhu kamar, suhu air, dan lain-lain. Hasilnya bukan hanya dinyatakan dalam skala celcius, tetapi juga fahrenheit, reamur, dan kelvin.

Banyaknya jenis termometer itu mungkin akan membuat Sobat Medcom bertanya-tanya, apakah semua jenis alat ukur suhu dan skalanya ini dicetuskan oleh orang yang sama? Untuk menjawabnya, simak pembahasan mengenai sejarah termometer berikut ini yang dikutip dari Ruangguru:

Penemu konsep pengukuran suhu

Pengukuran suhu pertama kali dilakukan oleh ilmuwan dan dokter Yunani bernama Galen pada 170 M. Konsep awal pengukuran suhu ini dikenal sebagai termoskop, yaitu termometer tanpa skala yang menjadi pendahulu termometer modern.

Galen semula mendokumentasikan suhu dari air yang mendidih dan membeku, kemudian menambahkan masing-masing empat derajat di kedua sisi suhu. Eksperimen ini lantas memicu penemu dan ilmuwan lain untuk mulai mengembangkan termoskop sekitar 1593.

Usai penemuan konsep termoskop oleh Galen, sederet ilmuwan dari berbagai zaman mulai menciptakan alat pengukur suhu. Perkembangan demi perkembangan terus dilakukan hingga tercetuslah termometer yang sekarang dikenal.

Lantas, siapa sajakah tokoh yang berkontribusi dalam penemuan termometer? Berikut nama-nama penemu beserta hasil temuannya:

Galileo Galilei merupakan ilmuwan yang pertama kali menemukan termometer. Temuan ini bermula ketika dia menyadari suatu zat bisa memuai jika mengalami perubahan suhu, namun belum ada alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tersebut.

Alhasil, Galileo menciptakan sebuah alat bernama termoskop atau termometer udara pada 1593. Dengan memanfaatkan pemuaian udara, Galileo membuat alat berupa bola gelas dengan ukuran sebesar telur ayam. Alat ini mampu mengukur suhu yang diindikasikan dengan pergerakan bola-bola, namun hasilnya masih kurang tepat.

Santorio Santorio merupakan penemu btermomoter selanjutnya yang berasal dari Italia. Pada 1612, dia menambahkan skala numerik pada termoskop. Temuannya ini menjadi yang pertama kali digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Ferdinand II berhasil menemukan termometer tertutup pertama pada 1654. Penemu bergelar Grand Duke of Tuscany ini menemukan alat tersebut usai melakukan banyak eksperimen.

Ferdinand II mencetuskan termometer yang menggunakan cairan berupa alkohol dalam kaca. Meski diklaim sebagai perbaikan dari model terdahulu, sayangnya termometer ini masih belum memberikan angka yang akurat saat pengukuran suhu dan belum memiliki skala standar.

Berkaca dari kekurangan Ferdinand II, Daniel Gabriel Fahrenheit mengganti alkohol dengan merkuri atau air raksa pada 1714. Air raksa dipilih lantaran bersifat stabil, baik dalam keadaan membeku atau mendidih. Selain itu, cairan ini juga tidak memiliki sifat menguap. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1724, Fahrenheit mempublikasikan suhu standar yang diberi sebutan sama dengan namanya. Tujuannya, supaya perubahan suhu dapat dilakukan dan dihitung dengan akurat.

Selain itu, Fahrenheit juga menetapkan titik suhu baru pada termometer buatannya. Titik panas sebesar 180 derajat, sedangkan titik beku 32 derajat.

Rene Antoine Ferchault de Reamur adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Perancis. Dia menentukan skala termometer berdasarkan titik beku dan titik didih air, sama seperti Fahrenheit.

Skala yang ditemukannya itu disebut dengan Reamur, diambil dari nama belakangnya. Adapun skala ini lebih sering digunakan di Jerman dan Prancis, khususnya di industri permen atau kayu.

Anders Celcius merupakan seorang astronom dari Swedia. Pada 1743, dia menciptakan skala suhu termometer yang kemudian ditetapkan dengan sebutan Celcius.

Skala suhu yang diciptakan Anders Celcius ini berupa titik beku air pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosfer standar. Skala ini pun banyak digunakan oleh masyarakat luas.

Lord Kelvin menjadi ilmuwan terakhir yang berperan dalam perkembangan termometer. Dia adalah orang pertama yang memberikan usulan skala mutlak dari suhu. Usai skala Celcius ditemukan, Lord Kelvin menciptakan skala baru yang merupakan hasil dari perkembangan gagasan suhu mutlak atau “Hukum Kedua Termodinamika”. Skala ini pun dinamai dengan Kelvin.

Demikianlah sekilas pembahasan mengenai sejarah dan perkembangan termometer dari masa ke masa. (Nurisma Rahmatika)

Baca: Sejarah Politik Etis, Balas Budi Belanda untuk Indonesia


 

Editor : Renatha Swasty

Termometer merupakan alat untuk mengukur suhu. Siapakah penemu termometer?

--

Sejak pandemi Covid-19, hampir semua tempat umum menyediakan alat pengukur suhu tubuh yang disebut dengan termometer. Lebih dari 36,7 derajat Celcius, maka para pengunjung diharapkan untuk pulang terlebih dahulu, lantaran demam menjadi salah satu gejala infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut. Namun, apakah kamu tidak penasaran seperti apa sejarah termometer yang sangat berjasa hingga sekarang tersebut? Yuk, simak artikel ini!

Termometer terdiri dari dua kata, yaitu termo dan meter. Termo berasal dari bahasa latin thermo, yang memiliki arti panas. Sementara itu, meter merupakan satuan untuk mengukur. Oleh karena itu, termometer dapat diartikan sebagai alat untuk mengukur suhu panas tubuh atau cek perubahan suhu pada tubuh. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), termometer berarti alat ukur suhu.

Meski pada umumnya digunakan untuk mengukur suhu tubuh, termometer juga bisa digunakan sebagai alat ukur suhu benda lainnya. Termometer dapat digunakan untuk mengukur suhu oven saat memasak, air, suhu kamar, dan lain-lain. Kamu bisa memiliki alat ini di rumah untuk berjaga-jaga jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit. Jika untuk memasak, lebih baik kamu tidak menggunakan alat yang sama untuk mengukurnya, ya! Hal ini dilakukan agar termometer tetap higienis dan bersih.

Ilustrasi termometer air raksa. (Sumber: detik.com)

Termometer yang paling sering digunakan adalah termometer air raksa. Alat ini sering ditemui untuk mengukur suhu tubuh ketika demam, dengan menyelipkannya di ketiak atau mulut. Pada termometer ini, air raksa berada di tengah tabung. Jika mendekatkannya ke suhu yang ada di luar lingkungan, cairan raksa akan memuai hingga volumenya terus bertambah. Pada saat ini lah, air raksa bergerak naik mengisi ruang kosong dalam tabung. Air raksa akan berhenti pada angka yang menunjukkan suhu tubuh. Semakin tinggi suhu, maka semakin bertambah pula volumenya.

Baca Juga: Biografi Isaac Newton: Ilmuwan Jenius di Balik Teori Gravitasi & Hukum Newton

Meski demikian, banyak orang mulai beralih ke termometer digital lantaran penggunaannya yang sederhana. Sama dengan termometer air raksa, saat demam kamu perlu menyelipkan termometer digital pada ketiak atau mulut. Tunggu beberapa saat hingga berbunyi “beep”, maka akan muncul angka yang merupakan suhu tubuh orang yang diperiksa.

Ilustrasi termometer digital. (Sumber: Alodokter)

Sejarah dan Perkembangan Termometer

Pengukuran suhu pertama kali dilakukan oleh ilmuwan dan dokter Yunani bernama Galem pada 170 Masehi. Pada pengukurannya tersebut, Galen mendokumentasikan suhu dari air yang mendidih dan membeku. Selanjutnya, ia menambahkan masing-masing empat derajat di kedua sisi suhu yang ia dokumentasikan tersebut.

Konsep awal pengukuran suhu ini dikenal dengan sebutan termoskop. Termoskop merupakan termometer tanpa skala yang menjadi pendahulu termometer modern. Selanjutnya, banyak penemu dan ilmuwan yang mulai mengembahkan termoskop sekitar tahun 1593. 

Ilmuwan Penemu Termometer dari Masa ke Masa

1. Galileo Galilei

Galileo Galilei merupakan ilmuwan yang pertama kali menemukan termometer. Sejak masa kecil, Galileo Galilei telah menunjukkan rasa sukanya pada ilmu-ilmu geometri, astronomi, dan mekanika. Ia bekerja sebagai pengajar di Universitas Pisa, lalu pindah ke Universitas Padua. Kecintaannya pada ilmu alam ini lah yang mendorongnya membuat berbagai macam penemuan.

Pada masa itu, ilmuwan astronomi dan ilmuwan ilmu alam belum menemukan alat pengukur suhu. Menyadari bahwa suatu zat bisa memuai jika mengalami perubahan suhu, Galileo Galilei juga menyadari bahwa belum ada alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu. Ia pun menciptakan sebuah alat yang menjadi cikal bakal termometer, yang disebut dengan termoskop atau termometer udara.

Galileo Galilei menemukan termoskop pada tahun 1593 dengan memanfaatkan pemuaian udara. Meski sederhana dan belum mampu menunjukkan suhu yang tepat, alat ini mampu mengukur suhu.

Termometer Galileo Galilei. (Sumber: gramedia.com)

Termoskop berupa bola gelas dengan ukuran yang hampir sama dengan telur ayam. Bola ini dihubungkan dengan sebuah pipa yang memiliki ukuran cukup panjang dan tertutup. Di dalam pipa diisi air. Beberapa beban menggantung di dalam cairan pipa panjang dengan berbagai macam warna agar mudah untuk membedakannya. Ketika ada perubahan suhu, bola-bola ini akan bergerak ke permukaan atau tenggelam. Perubahan suhu bisa dilihat dengan pergerakan bola-bola yang ada di dalam termoskop ini.

Baca Juga: Kenapa Seseorang Bisa Mengidap Down Sindrom?

2. Santorio Santorio

Santorio Santorio merupakan penemu berasal dari Italia. Pada tahun 1612, ia menambahkan skala numerik pada termoskop yang ia kembangkan dan berhasil digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia.

3. Ferdinand II

Ferdinand II memiliki gelar Grand Duke of Tuscany, ia berhasil menemukan termometer tertutup pertama pada tahun 1654. Ia berhasil menemukan alat tersebut usai banyak penelitian dan percobaan agar menciptakan termometer yang lebih baik dari penemu-penemu sebelumnya.

Termometer yang ia buat tersebut menggunakan cairan dalam kaca. Adapun cairan yang digunakan oleh Ferdinand II adalah alkohol. Meski termometer ini merupakan perbaikan dari model sebelumnya, tapi masih ada kekurangannya, teman-teman. Alkohol dalam termometer tersebut masih belum memberikan angka yang akurat saat pengukuran suhu. Selain itu, termometer buatan Ferdinand II ini juga belum memiliki skala standar.

4. Daniel Gabriel Fahrenheit

Daniel Gabriel Fahrenheit telah menemukan kekurangan dari termometer buatan Ferdinand II. Ia pun mengembangkan penelitian dan menemukan bahwa kekurangan alat tersebut ada pada cairan yang digunakan. Fahrenheit pun mengganti alkohol dengan merkuri atau air raksa pada 1714. Ia memilih air raksa lantaran sifat stabilnya, meski berada dalam keadaan membeku atau mendidih. Tak hanya itu, air raksa pun tidak memiliki sifat menguap.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1724, ia mempublikasikan suhu standar agar perubahan suhu dapat dilakukan dan dihitung dengan akurat. Yup, benar sekali! Skala suhu tersebut dikenal dengan Fahrenheit yang diambil dari nama panjangnya. Selain itu, Fahrenheit juga menetapkan titik suhu baru pada termometer buatannya, yaitu titik panas sebesar 180 derajat dan titik beku 32 derajat.

5. Rene Antoine Ferchault de Reamur

Rene Antoine Ferchault de Reamur adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Perancis. Ia menjadi salah satu bagian perkembangan termometer di dunia dengan menentukan skala termometer berdasarkan titik beku dan titik didih air. Skala yang ia temukan disebut dengan Reamur, diambil dari nama belakangnya. Adapun skala ini lebih sering digunakan di Jerman dan Prancis, khususnya di industri permen atau kayu.

6. Anders Celcius

Anders Celcius merupakan seorang astronom dari Swedia. Pada tahun 1743, ia menciptakan skala suhu termometer yang kemudian ditetapkan dengan sebutan Celcius. Skala suhu yang diciptakan oleh Anders Celcius ini berupa titik beku air pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosfer standar. Skala ini pun banyak digunakan oleh masyarakat luas.

7. Lord Kelvin

Lord Kelvin menjadi ilmuwan terakhir yang berperan dalam perkembangan termometer. Ia merupakan orang pertama yang memberikan usulan skala mutlak dari suhu. Usai skala Celcius ditemukan, Lord Kelvin menciptakan skala baru. Skala ini merupakan hasil dari perkembangan gagasan suhu mutlak atau dikenal sebagai “Hukum Kedua Termodinamika”. Skala ini pun dinamai dengan Kelvin.

Baca Juga: Penemu Lampu Lalu Lintas, John Peake Knight Atau Garrett Morgan?

Sekarang kamu sudah tahu bukan siapa penemu termometer dan sejarah perkembangannya. Keren ya para ilmuwan bisa menciptakan sebuah alat dan melakukan pembaruan agar alat tersebut berkembang. Yuk, kita belajar lebih giat lagi bareng ruangbelajar agar bisa seperti para ilmuan!

Referensi:

Penemu Termometer dan Perkembangan Termometer [daring]. Tautan: Penemu Termometer Dan Perkembangan Termometer (gramedia.com) diakses pada 14 Maret 2022.

Sejarah Termometer Hingga Manfaatnya di Masa Pandemi Covid-19 [daring]. Tautan: Sejarah Termometer Hingga Manfaatnya di Masa Pandemi Covid-19 Halaman all - Kompas.com diakses pada 14 Maret 2022.

Cara Kerja Termometer dan Jenis-jenisnya [daring]. Tautan: Cara Kerja Termometer dan Jenis-jenisnya | kumparan.com diakses pada 14 Maret 2022.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA