Sebutkan nilai agama dalam novel sejarah Pangeran Diponegoro

Soal dan jawaban dari Latihan dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 kelas 12 SMA/ MA/ SMK/ MAK Bab 2 halaman 75. Peserta didik diminta menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah Pangeran Diponegoro. Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini !

Soal

Latihan Bacalah kembali teks novel sejarah Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil. Tuliskan dan jelaskan nilai-nilai yang ada dalam teks novel sejarah tersebut.

Jawab:

Jawaban ada dalam video di bawah ini


atau dalam tulisan di bawah ini

1. Nilai Moral: Tokoh seperti Patih Danurejo II dan Jan Willlem Van Rijnst, keduanya adalah tokoh yang sangat oportunis, plin-plan, licik dan tidak memiliki prinsip hidup. Mereka berdua merupakan sosok-sosok antagonis yang mencla-mencle yang menjalani kehidupannya  dengan penuh kepura-puraan. Semua itu adalah cara untuk menggapai cita-cita mereka masing-masing. Orang-orang seperti itu akan selalu ada, mereka tidak memiliki rasa setia kawan maupun prinsip hidup. Mereka hanya memuja kesenangan belaka. Setelah membaca sekelumit potongan novel tersebut, kita mendapat pesan moral, jangan jadi seperti mereka.

2. Nilai Budaya: Nilai kebudayaan dalam novel Pangeran Diponegoro terlihat melalui beberapa kalimat di antaranya penggunaan kata-kata bahasa jawa seperti, sugeng, tolek, wisesa ruhani dll. Kemudian, disebutkan juga kelebihan bangsa Jawa yang peka terhadap suara hati. Lalu, penyebutan kata Wayang dan macapat yang merupakan budaya jawa.

3. Nilai Sosial: Nilai sosial bisa kita temukan dalam kutipan novel pangeran Dipongero yakni ketika terjadi interaksi di antara dua orang dengan latar belakang bangsa dan budaya yang berbeda, melakukan pertemuan dan dialog.

4. Nilai Ketuhanan/ Religi: Nilai ketuhanan adalah dimunculkannya latar belakang agama Jan Willem Van Rijnst yaitu Katolik dan Protestan. Selain itu disebut juga agama Hindu Buddha dan Islam.

RINGTIMES BANYUWANGI – Simak kunci jawaban pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 12 SMA halaman 75, materi nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah yang berjudul Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil.

Hai adik-adik, hari ini kita akan belajar bahasa Indonesia tentang nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah halaman 75.

Yuk buka buku paket bahasa Indonesia halaman 75, di bawah ini kunci jawabannya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA Halaman 39 Kegiatan 2, Kemelut di Majapahit

Bacalah kembali teks novel sejarah Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, tuliskan dan jelaskan nilai-nilai yang ada dalam teks novel sejarah tersebut!

1. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah: nilai moral

Jawaban:

Tokoh seperti Patih Danurejo II dan Jan Willlem Van Rijnst adalah tokoh yang sangat oportunis, plin-plan, licik dan tidak memiliki prinsip hidup.

Orang yang cerdik akan bertindak dengan pengetahuan, tetapi yang bebal akan mengumbar kebodohannya.

Sumber: Buku Sekolah Elektronik

Page 2

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 68, Task 2 Change Active Sentences to Passive Ones  

2. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah: nilai budaya

Jawaban:

Terlihat melalui beberapa kalimat dengan menggunakan bahasa jawa seperti, sugeng, tolek, wisesa ruhani dan lain-lain.

Kemudian, disebutkan juga kelebihan bangsa Jawa yang peka terhadap suara hati.

Nilai budayanya adalah bangsa Jawa sangat peka dengan suara hatinya dan piranti kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya wayang dan tembang macapat merupakan kekuatan bangsa.

Baca Juga: PRMN Ganti Diksi Koruptor dengan Maling Uang Rakyat, Arief Muhammad: Nice

3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah: nilai sosial

Jawaban:

Bisa ditemukan pada kutipan novel tersebut ketika terjadi interaksi di antara dua orang dengan latar belakang bangsa dan budaya yang berbeda untuk melakukan pertemuan dan dialog.

Sumber: Buku Sekolah Elektronik

Page 3

Berikut ini kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 12 SMA halaman 75 materi nilai-nilai pada novel pangeran Diponegoro menggagas ratu adil /buku.kemdikbud/

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

Sebutkan undang undang pancasila dasar ada berap?

Konflik fanatisme yang terjadi saat itu adalah antara bangsa arab (arab qaisiyah dan yamaniyah) pada awal berdirinya dinasti abbasiyah alat kampanye y … ang cukup efektif oleh. *.

Tuliskan 5 hasil penggandaan Al-Quran yang di lakukan pada masa usman bin affan​

Salah satu kasus yang memicu konflik belanda dan penguasa bali karena berlakunya hak tawan karang yaitu ....

Mengapa pewarisan dalam hukum adat disebut sebagai suatu proses

2. jelaskan perbedaan kemajuan masa tiga kerajaan islam dengan masa klasik!

Pemberian hadiah berupa arca amoghapasa oleh raja singasari dimaksudkan untuk menjalin kerja sama dalam bidang ….

Bang, mau nanya, apakah menembak sama saja dengan memanah?btw brenly sepi ya sejak libur kenaikan kelas awokaowk​

Smk elektro itu sama gak dengan smk teknik elektronika komunikasi karna di seluruh indonesia smk teknik elektro itu tidak ada.

Setelah mengalami krmajuan yang gemilang pada dinasti abbasiyah umat islam akhirnya mengalami keterpurukan hingga penguasaan wilayah wilayah islam ole … h penjajah coba jelaskan yang di alami dunia islam pada abad xix danxx.

Novel sejarah adalah novel yang menjelaskan atau menceritakan tentang fakta kejadian di masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai sejarah. Novel sejarah dapat berupa teks naratif atau deskriptif dan disajikan dengan daya khayal penulisnya.

Pembahasan

Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Pangeran Diponegoro adalah

1. Nilai moral (Nilai yang yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.

Kutipan:

"Hm." Jan Willem van Rijnst menerka-nerka ambisi Danurejo di balik pernyataan yang kerang-keroh itu. sambil menatap lurus-lurus ke muka Danurejo, .....

Nilai moral dalam kutipan di atas adalah orang yang cerdik akan bertindak dengan pengetahuan, tetapi yang bebal akan mengumbar kebodohannya.

2. Nilai Budaya (Nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.

Kutipan 1:

"Tuan," kata Danurejo II, menundukkan kepala untuk menunjukkan sikap rendah hati, tapi dengan meninggikan rasa percaya diri dalam niat hati untuk mengasut. "Barangkali Tuan akan menganggap enteng perkara ini. Tapi, sebaiknya Tuan ketahui-sebab maaf, Tuan masih baru di sini-bahwa kami, bangsa Jawa, sangat peka terhadap suara hati, yaitu perasaan dalam tubuh insani yang sekaligus menjadi wisesa ruhani."

Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah bangsa Jawa sangat peka dengan suara hatinya.

Kutipan 2:

"Perasaan benci yang direka di dalam piranti kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya wayang dan tembang macapat, daya tahannya luar bias, dan daya serapnya amat istimewa merasuk dalam jiwa dalam sanubari dalam ruh, sepanjang hayat dikandung badan."

"Tunggu," kata Jan Willem van Rijsnt, ragu, dan rasanya asan-tak-asan. "Tuan bilang wayang dan tembang punya napas panjang? Bagaimana caranya Tuan menyimpulkan itu?"

"Maaf, Tuan Van Rijnst, perlu Tuan ketahui, wayang dan tembang berasal dari leluri Hindu-Buddha Jawa. Sekarang, setelah Islam menjadi agama Jawa, leluri wayang dan tembang itu tetap berlanjut sebagai kebudayaan bangsa. Apakah Tuan tidak melihat itu sebagai kekuatan?"

Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah piranti kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya wayang dan tembang macapat merupakan kekuatan bangsa.

3. Nilai Sosial (Nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat)

Kutipan:

Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa.

"Sugeng", kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus.

Jan Willem van Rijnst bergerak menyamping, membuka tangan kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk. Agaknya untuk penampilan yang berhubungan dengan bahasa Belanda beschaafdheid yang lebih kurang bermakna 'tata krama santun sesuai peradaban', alih-alih Jan Willem van Rijnst sangat peduli, dan hal itu merupakan sisi menarik darinya yang jali di antara sisi-sisi lain yang menyebalkan.

Nilai sosial dari kutipan di atas tampak pada sikap Danurejo II yang tetap menghormatinya dan bersikap dengan ramah dan sopan kepada van Rijnst meski merupakan musuh dari Sultan Hamengkubuwono II. Begitu pula dengan van Rijnst yang sangat peduli dengan tata krama dalam menyambut tamunya.

4. Nilai Ketuhanan (Religi) – (Nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan atau bersumber pada nilai-nilai agama)

Kutipan:

Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas.

Nilai ketuhanan dalam kutipan di atas adalah van Rijnst adalah seseorang yang bukan taat beragama, karena van Rijnst beragama Katolik, tetapi ketika di Hindia Belanda, ia mengikuti agama Protestan.

Pelajari lebih lanjut

Mendata Informasi penting dalam teks sejarah novel Kemelut di Majapahit pada brainly.co.id/tugas/17040879

Latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah  kemelut di majapahit pada brainly.co.id/tugas/16934673

Analisis novel sejarah novel sejarah Kemelut di Majapahit pada brainly.co.id/tugas/23822351

=================================================

Detail tambahan

Kelas: XII

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Menikmati Cerita Sejarah (Bab 2)

Kode: 12.1.2

#JadiRankingSatu

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA