Sebutkan empat kendala yang dihadapi para pelaku ekonomi kreatif

Foto: Dina Rayanti-detikFinance

Jakarta - Pertumbuhan industri kreatif seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Industri kreatif di Indonesia turut berperan dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan II-2016 yang tumbuh 5,18%.Industri kreatif meliputi industri kerajinan hingga sektor pariwisata juga masih mengalami kendala dalam proses perkembangannya. Salah satunya adalah terbatasnya akses kredit yang dikarenakan belum tertatanya laporan keuangan UMKM secara rapi. Sehingga dalam perkembangannya, industri kreatif masih terhambat modal."Terbatasnya akses pembiayaan, memiliki keterbatasan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan dan terbatasnya pelatihan karyawan dalam manajemen keuangan," tutur Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat pameran UMKM binaan BI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/8/2016). Selain itu, para pelaku industri kreatif juga belum memiliki akses yang luas ke pasar internasional. Keterbatasan akses ini disebabkan volume produksi yang belum mencapai batas minimum ketentuan impor."Kedua terbatasnya akses pasar. Target pasar yang jelas dan berorientasi domestik terbatas produksi," kata Agus.Keterampilan beberapa Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mumpuni juga menjadi kendala untuk bersaing di pasar domestik. Pengembangan produk kreatif juga masih terbatas pada hal yang umumnya sudah beredar di pasar."Ketiga terbatasnya SDM dan keterampilan. Belum memiliki divisi khusus riset dan pengembangan. Masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih diproduksi secara tradisional," tutur Agus.Untuk itu, BI selaku bank sentral juga turut berperan aktif dalam mengembangkan UMKM yang umumnya bergerak di industri kreatif dengan mempermudah akses keuangan hingga peningkatan kapasitas UMKM.

"Bank Indonesia fokus pada dua hal. Mendorong intermediasi perbankan dan UMKM dan meningkatkan kapasitas UMKM," tutup Agus. (drk/drk)

Basu Swastha, Irawan, 2008, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta

Dorothea Wahyu Ariani, 2003, Manajemen Kualitas, Pendekatan Sisi Kualitatif penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Faisal, Afiff, Menuju Pemasaran Global, 1994, Penerbit PT. ERESCO, Bandung

Fikry Hamidy, Pendekatan Analisis FISHBONE Untuk Mengukur Kinerja Proses Bisnis Infoemasi E-Koperasi , Jurnal Teknoinfo V0l.10. N0 1.2016. 103 ISSN : 16930-0010.

H.Buchari Alma,2008, Kewirausahaan,untuk Mahasisw dan Umum, PenerbitAlfabeta, Bandung

Gea Gita Rismahardi , Aplikasi FISHBONE ANALYSIS, dalam Mningkatkan Kualitas Pare Putih Di Aspakusa makmur, Kabupaten Boyolali, e-Jurnal Agrista, - ISSN 230-1713- http/agribisnis.fp.uns.ac.id , copyright@2012Program Studi Agribisnis0Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Gunawan Adi Saputra, 2010, Mnajemen Pemasaran, Analisis Untuk Perancangan Strategi Pemasaran, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Geoffrey G.Meredith et al, 2002, Seri Manajemen Strategis No,1 , Kewirausahaan Teori dan Praktis, Penerbit PPM, Jakarta

H,Nandan LimaKrisna, Wilhelmus Hary Susilo, 2012, Manajemen pemasaran, Teori dan Aplikasi Dalam Bisnis, Penerbit Miyra Wacana Media, Jakarta

//www.maxmanroe.com?pengertian-marketing-mi.htm

//kominfo.go.id/content/detail/5277/ekonoli.kreatif-adalah-pilar-perekonomian-masadepan/0/beita

//economy.okezone.com/read/2011/11/18/320/531386/5-kendala-pengembangan-ekonomi-kreatif-di-ri

//www.umm.ac.id/en/opini/ekonomi-kreatif-permasalahan-tantangan-dan-prospeknya.htmi

Kadar Rusman, 2014, Manajemen Perusahaan, Penerbit PUSTAKA SETIA, BANDUNG

Masiyah Kholmi, Yuningsih, 2009, Akuntansi Biaya, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Mas’ud Machfoedz ,Mahmud Machfoedz, 2005, Kewirausahaan , Metode, Manajemen,dan Implementasi, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta

Panji Anoraga, H.Djoko Sudatmoko2002,, Koperasi Kewirausahan dan Usaha Kecil, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis , Penerbit ALFABETA, Bandung

Suliyanto, 2009, Metode Riset Bisnis, Penerbit ANDI , Yogyakarta

Sondang P. Siagian, 2007, Manajemen Strategik, Penerbit BUMI AKSARA, Jakarta

www.google.com Ekonomi kreatif //g.co/kgs/Qn5vgT

Page 2

DOI: //doi.org/10.33758/mbi.v14i4

INVENTARISASI POTENSI GEOWISATA DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

R. Willy Ananta Permadi, Moh. Sapari Dwi Hadian, Yustikasari Yustikasari, Awaludin Nugraha, Shandra Rama Panji Wulung

2513-2520


Tangerang Selatan (4/8) - Kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan  sumberdaya alam dan pertanian, industri, teknologi informasi menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif.

Kreativitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan ramah lingkungan serta menguatkan citra dan  identitas budaya bangsa.

Demikian pokok sambutan Presiden Joko Widodo ketika membuka acara Temu Kreatif Nasional, Selasa (4/8) di Tangeramg Selatan, Banten.

Menurut Presiden, kontribusi  ekonomi kreatif pada perekonomian nasional semakin nyata. Nilai tambah yang dihasilkan ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan setiap tahun. 

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 %. Artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan. 

Dalam dialog dengan pelaku industri kreatif, Presiden menyatakan keyakinannya tentang potensi besar industri kreatif. "Saya akan membuat keputusan politik agar di masa yang akan datang ekonomi kreatif bisa menjadi pilar perekonomian kita," kata Presiden.

Keyakinan akan masa depan sektor ekonomi kreatif inilah yang mendorong Presiden membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang diharapkan berfungsi menjadi akselator pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.

Presiden bahkan berjanji untuk memberi dukungan penuh dalam masalah anggaran kepada Bekraf. 

"Saya berharap Badan Ekonomi Kreatif untuk  segera bekerja dan bekerja, serta berlari cepat untuk memfasilitasi percepatan pembangunan di sektor ekonomi kreatif," lanjut Presiden.

Namun harus disadari, upaya untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif memerlukan kebersamaan, memerlukan sinergi dari semua pihak pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya melalui temu kreatif  nasional yang melibatkan para pelaku industri dan ekonomi kreatif  untuk curah pikiran, curah gagasan, berbagi pengalaman, unjuk kerja, unjuk kreativitas untuk kemajuan sektor ini.

Industri kreatif juga butuh sinergi dan kerjasama antara  para inventor dengan para investor.

Sinergi ini akan mendorong karya-karya kreatif   mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.

Menghadapi tantangan yang semakin berat ke depan, kita perlu memperkuat kemampuan industri kreatif untuk bersaing dengan produk-produk  ekonomi kreatif impor. Keterkaitan dengan sektor-sektor lain baik ke belakang, dengan pemasok maupun keterkaitan ke depan yang menyerap subsektor ekonomi kreatif perlu diperkuat.

Presiden menyadari, berbagai inovasi dan kreativitas yang dihasilkan para pelaku industri kreatif tentu memerlukan wadah untuk mengekpresi karyanya. 

Salah satunya adalah tempat pameran yang representatif yang memberi ruang dan kesempatan bagi para pelaku industri kreatif seperti Indonesia Convention Exhibition di BSD City yang  memiliki fasilitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibition (MICE). 

Fasilitas MICE ini bisa menjadi media untuk mempromosikan berbagai jenis produk ekonomi kreatif Indonesia, sehingga mampu mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi kreatif lainnya yang dapat mendukung ekonomi regional dan nasional.

Penyelenggaraan berbagai kegiatan pameran dagang, baik berskala nasional maupun internasional,diharapkan mampu mendorong tumbuhnya industri lain yang terkait, seperti peningkatan investasi, pengembangan usaha kecil, pendapatan devisa negara, dan lainnya.

Tapi, kata Presiden, tempat yang megah  hanya akan berguna kalau diikuti kreativitas yang menggerakkan industri kreatif Indonesia. 

Pada bagian lain saat dialog dengan pelaku industri kreatif, Presiden juga menyinggung tentang perlunya diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. 

Di bidang seni misalnya, pelaku industri kreatif juga harus bisa mendidik masyarakat dengan sajian kesenian yang memperhatikan aspek kualitas. Bukan sekadar mengejar rating. (Sumber : Tim Komunikasi Presiden)

Kepala Negara juga mendorong seluruh pihak untuk bekerja sama mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selengkapnya

Upaya pengembangan sektor pariwisata dan perdagangan perlu mengoptimalkan peran platform digital dalam mempromosikan produk dan destinasi wi Selengkapnya

Konsep Creating Shared Value (CSV) perusahaan dengan menjadi mitra usaha tani berhasil meningkatkan pendapatan petani pisang di Kabupaten Ta Selengkapnya

Menko Airlangga mengakui komitmen anggota G20 dalam pemanfatan teknologi digital dan pengembangan ekonomi digital. Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA