Perhatikan gambar berikut ini kelainan yang diderita oleh mata pada gambar di atas adalah

Apa Aspek Makroskopik,mikroskopik dan simbolik pada air?​

2.Seseorang yang berada pada taraf mempelajari sains sebagai sebuah pengetahuan makaberada pada tingkatan...Tolong di bantu!!jawaban jangan asal!!​

D. Penugasan mandiri 1. Lengkapi tabel dibawah ini untuk memperdalam pemahaman kalian tentang macam – macam variabel dalam suatu percobaan! percobaan … pertanyaan variabel bebas terikat terkontrol seorang guru melakukan sebuah demonstrasi unik di depan kelas. Beliau menyiapkan dua lembar kertas dengan ukuran dan jenis yang sama, salah satu lembaran kertas dibuatlah menjadi bola kertas padat. Sementara lembar kertas yang satunya dibiarkan tetap. Kedua kertas tersebut kemudian dibakar dengan menggunakan pembakar yang sama. Selanjutnya guru tersebut mengukur waktu yang diperlukan untuk membakar kertas berdasarkan percobaan tersebut, tentukan variabel bebas, terikat dan tetap (terkontrol) !,dan berilah pertanyaan serta jawaban tentang variabel bebas, terikat dan tetap (terkontrol) ! pada teks diatas(guru melakukan demostran).

Tekanan osmotik larutan yg mengandung 5,87 g protein yg tidak diketahui per 100 ml larutan adalah 2,45 torr pada 25°c (1 torr=1 mmhg). Tentukan massa … molekul relatif protein tersebut.

Apa yang terjadi pada daun ketika daun didalam air jika ditaruh di bawah sinar matahari dengan.

Unsur litium (li) terdiri atas dua isotop, yaitu li-6 dan li-7. Jika diketahui massa atom relatif unsur litium = 6,9; tentukan persentase kelimpahan m … asing masing isotop litium di alam.

Contoh perubahan 1. Nasi menjadi basi 2. Penyulingan minyak buku 3. Pembuatan dari kedelai 4. Perubahan meja dari kayu 5. Beras jadi tepung 6. Besi be … rkarat 7. Lilin terbakar 8. Lilin meleleh 9. Perbuatan garam dari air laut 10. Bom meledak.

2. P Perpindahan P dan Q berturut-turut adalah a. 3 dan -5 c. 3 dan 5 b. 4 dan -5 d. 4 dan 4​.

Berdasarkan jawaban soal no. 1, apa saja unsur penyusun senyawa karbon?.

Hitung konsentrasi (ppm )larutan nh4oh pekat jika diketahui bm nh4oh =35 g/mol dgn kerapatan 0,8897 kg/l​.

Kelainan pada mata bisa dialami oleh tiap orang tanpa mengenal batas usia. Meski sebagian kelainan mata bisa pulih dengan sendirinya, tapi sebagian lain ada juga yang membutuhkan pengobatan dari dokter mata.

Kelainan pada mata tidak boleh dianggap remeh. Tanpa penanganan yang tepat, kelainan pada mata dapat membuat Anda kesulitan menjalani kegiatan sehari-hari. Beberapa kelainan mata bahkan dapat menyebabkan kebutaan bila tidak ditangani.

Berbagai Kelainan pada Mata

Mari kita cermati delapan jenis kelainan pada mata yang paling sering dijumpai berikut ini:

1. Rabun jauh

Rabun jauh atau miopia adalah kondisi ketika mata tampak samar melihat benda jarak jauh. Rabun jauh umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Untuk mengatasi rabun jauh, diperlukan penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi laser mata (LASIK).

2. Rabun dekat

Rabun dekat merupakan kebalikan dari rabun jauh, yaitu ketika mata tampak samar melihat objek dari jarak dekat. Umumnya disebabkan faktor genetik dari orang tua yang menderita rabun dekat.Penanganan rabun dekat sama dengan rabun jauh yaitu penggunaan kacamata, lensa kontak, dan operasi laser mata.

3. Rabun senja

Rabun senja adalah kelainan mata yang terjadi saat seseorang tidak bisa melihat di tempat dengan pencahayaan buruk, tempat gelap, ataupun di malam hari.

Beberapa penyebab rabun senja yang masih dapat diatasi oleh dokter, termasuk katarak, kekurangan vitamin A dan rabun dekat. Namun hingga saat ini, belum ada penyembuhan untuk kasus rabun senja yang dialami sejak lahir.

4. Astigmatisme

Astigmatisme merupakan kelainan mata yang disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa yang tidak sempurna atau tidak rata.

Kondisi ini mengakibatkan perubahan letak jatuhnya cahaya pada retina, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi samar atau berbayang. Kelainan mata ini seringkali terjadi karena faktor keturunan.

5. Buta warna

Anda dinyatakan mengalami buta warna jika tidak dapat melihat warna tertentu atau tidak mampu membedakan satu warna dengan warna yang lain (biasanya merah dan hijau).

Kondisi ini terjadi ketika sel kerucut atau sel warna dalam mata tidak bekerja normal. Umumnya buta warna diderita sejak lahir, tapi bisa juga berkembang di usia dewasa akibat pengaruh konsumsi obat-obatan atau dampak penyakit tertentu.

6. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit gangguan pada saraf penglihatan akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata. Peningkatan tekanan ini diduga berkaitan dengan tekanan darah tinggi, adanya sumbatan di saluran air mata, atau penggunaan obat mata golongan kortikosteroid secara berlebihan.

7. Konjungtivitis

Konjungtivitis atau sering disebut pink-eye merupakan kelainan mata yang terjadi karena peradangan pada konjungtiva (selaput tipis yang melapisi bola mata dan kelopak mata bagian dalam).

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, hingga paparan asap rokok, debu atau barang kosmetik tertentu. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan dengan baik sebagai salah satu pencegahan kelainan mata ini.

8. Katarak

Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi akibat penumpukan protein pada lensa mata, sehingga menjadikan penglihatan samar. Jenis katarak yang paling sering terjadi adalah katarak nuklir.Tumpukan protein ini dapat terjadi akibat proses penuaan, radiasi sinar ultraviolet, diabetes, obesitas, cedera mata, atau bisa juga faktor bawaan dari lahir. Operasi katarak merupakan pilihan terapi yang tepat bagi penderita katarak.

Kesehatan mata perlu dijaga sebaik mungkin, agar fungsinya tidak terganggu. Apabila Anda merasakan keluhan atau kelainan pada mata, segera lakukan pemeriksaan ke dokter mata agar dapat diberikan penanganan yang sesuai.

Lihat Foto

horillaz

Ilustrasi tulang belakang

KOMPAS.com - Tubuh manusia memiliki sedikitnya 200 tulang. Setiap tulang memegang peranan penting untuk menunjang kinerja tubuh.

Melansir laman resmi American Academy of Orthopaedic Surgeons, tulang manusia bukanlah jaringan mati. Bagian tubuh ini bisa bertumbuh atau mengalami regenerasi.

Menjaga kesehatan tulang sangat penting. Menurut Mayo Clinic, fungsi tulang di antaranya membentuk struktur tubuh, melindungi organ, menopang otot, sampai menyimpan kalsium.

Baca juga: Sakit Punggung Bisa Jadi Ciri-ciri TBC Tulang

Beberapa kondisi dan penyakit dapat memicu beberapa macam kelainan pada tulang manusia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Osteoporosis

Penyakit atau kelainan yang umum menyerang tulang manusia adalah osteoporosis.

Penyakit pengeroposan tulang atau osteoporosis adalah kondisi saat tulang keropos, sehingga tulang mudah patah atau rapuh.

Melansir Total Orthopaedic Care, kelainan pada tulang ini jamak menyerang orang berusia di atas 50 tahun dan wanita.

Kendati demikian, siapa saja bisa terkena osteoporosis, termasuk anak-anak dan remaja.

Gangguan kepadatan tulang yang menyebabkan tulang keropos dapat muncul saat tubuh kehilangan terlalu banyak jaringan tulang, produksi jaringan tulang minim, atau kombinasi keduanya.

Penderita osteoporosis kerap tidak menyadari masalah kesehatannya, sampai penderita mengalami patah tulang atau melakukan pemeriksaan kepadatan tulang.

Baca juga: Mengenal Macam-macam Sendi, Fungsi, dan Contohnya

Mata merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Dengan mata, kita dapat melihat benda-benda di sekeliling kita. Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel tentang proses pembentukan bayangan pada mata manusia, kita dapat melihat benda karena ada cahaya dari benda yang masuk ke mata. Mata merupakan alat optik yang tidak asing bagi kita.


Tentunya kalian sudah tahu bahwa bagian mata yang berfungsi untuk menerima cahaya atau bayangan adalah retina. Dengan kata lain, di retina inilah tempat bayangan dari benda yang kita lihat akan terbentuk. Lalu tahukan kalian bagaimana proses terjadinya pembentukan bayangan pada retina?

Agar bayangan benda diterima retina dengan jelas, mata harus membiaskan sinar yang datang dari benda. Berdasarkan urutan bagian mata, sinar dari benda akan melewati medium yang mempunyai indeks bias [n] berbeda. Medium tersebut adalah udara [n = 1,00], kornea [n = 1,38], aqueous humour [n = 1,33], lensa mata [n = 1,40], dan vitreous humour [n = 1,34]. Proses jalannya sinar hingga terbentuk bayangan pada mata dapat kalian lihat pada berikut ini.

Keterangan gambar:

Gambar kiri

:

Jika benda berada di jauh tak terhingga, lensa mata memipih. Dalam keadaan ini mata sudah tidak berakomodasi.

Gambar kanan

:

Jika benda di titik dekat, lensa mata mencembung berarti mata berakomodasi maksimum.

Kita dapat melihat benda dengan jelas jika berada di dalam jangkauan penglihatan. Jangkauan penglihatan berada di antara titik dekat [punctum proximum = PP] dan titik jauh [punctum remotum = PR]. Titik dekat merupakan titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Pada mata normal, titik terdekatnya adalah 25 cm atau disebut jarak baca normal [sn = 25 cm]. Sementara titik jauh mata adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi. Pada mata normal, titik jauhnya adalah tak terhingga [~].

Pada orang yang mengalami gangguan penglihatan atau cacat mata, bayangan benda tidak jatuh di retina. Artinya bayangan benda jatuh di depan atau di belakang retina. Hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih dengan sempurna. Beberapa cacat mata yang dapat dialami seseorang adalah sebagai berikut.

1. Rabun Dekat [Hipermetropi]

Apakah kalian punya seorang teman yang tidak bisa membaca dari jarak dekat? Jika ada, maka teman kalian mengalami cacat mata yang disebut rabun dekat [hipermetropi]. Orang yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat [punctum proximum] yang melebihi titik dekat mata normal [PP > sn] dan titik jauhnya tidak terhingga [~]. Akibatnya, penderita hanya mampu melihat dengan jelas benda-benda yang jauh. Sedangkan jika benda terletak pada jarak dekat [jarak baca normal], orang tersebut tidak dapat melihat dengan jelas.

Ketika orang yang mengalami rabun dekat melihat benda pada jarak baca normal, bayangan benda akan jatuh di belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh di retina, penderita dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cembung [positif]. Dengan bantuan kacamata berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di retina. Perhatikan gambar berikut ini.

Keterangan gambar:

Gambar atas

:

Skema jalannya sinar pada cacat mata rabun jauh [hipermetropi].

Gambar bawah

:

Skema jalannya sinar pada mata hipermetropi setelah menggunakan kacamata berlensa cembung [positif/konvergen].

Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun dekat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.

Dengan menggunakan kacamata positif [berlensa cembung], benda yang berada pada jarak s mempunyai bayangan [s] pada jarak baca normal [25 cm] di depan kacamata [s bernilai negatif]. Bayangan ini kemudian dibiaskan kembali oleh lensa mata dan jatuh tepat di retina.

Pada persamaan pembiasan di atas, kita tahu bahwa faktor di sebelah kiri menunjukkan kekuatan lensa [P]. Menurut kacamata, jarak benda adalah s dan jarak bayangan adalah sn. Jadi, kekuatan lensa hipermetropi dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Agar mata dapat melihat benda pada jarak baca normal [s = 0,25 m], maka kekuatan lensa yang digunakan dapat dicari dengan persamaan berikut ini

Keterangan:

P = kekuatan lensa [dioptri = D]

sn = titik dekat mata hipermetropi [m]

Jika titik dekat mata hipermetropi dinyatakan dalam satuan cm, persamaan tersebut menjadi

Titik terjauh [punctum remotum] pada mata normal adalah di jauh tak hingga. Artinya, mata normal dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh tak terhingga. Jika seseorang tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda di jauh tak terhingga, maka orang tersebut mengalami rabun jauh atau disebut miopi.

Penderita rabun jauh memiliki titik jauh lebih dekat daripada titik jauh mata normal dan titik dekatnya lebih pendek dari titik dekat mata normal. Jika mata miopi melihat benda di jauh tak terhingga, bayangan benda jatuh di depan retina. Ini terjadi karena lensa mata tidak dapat memipih dengan baik sesuai yang diperlukan.

Untuk mengatasi cacat miopi, penderita ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung [negatif/divergen]. Dengan menggunakan lensa negatif, benda yang terletak di titik tak terhingga [s = ~] dibiaskan dan mempunyai bayangan tepat di retina. Titik jauh miopi [PR] di depan lensa [sbernilai negatif]. Bayangan ini akan dibiaskan kembali oleh lensa mata dan menghasilkan bayangan tepat di retina. Perhatikan gambar berikut.

Keterangan gambar:

Gambar atas

:

Pada mata rabun jauh [miopi], bayangan benda jatuh di depan retina.

Gambar bawah

:

Dengan menggunakan kacamata berlensa cekung [negatif/divergen], bayangan benda jatuh tepat di retina.

Berapakah kekuatan lensa yang harus digunakan penderita miopi yang hanya dapat melihat benda pada jarak s? Dengan menggunakan persamaan pembiasan cahaya pada lensa, kita dapat menentukan kekuatan lensa yang digunakan penderita miopi dengan persamaan berikut ini.

Dari penjelasan sebelumnya, s = ~ dan s = PR, sehingga kekuatan lensa yang harus dipakai dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.

Keterangan:

PR = punctum remotum atau titik jauh miopi [m]

Jika titik jauh mata dinyatakan dalam cm, persamaan tersebut menjadi:

3. Mata Tua [Presbiopi]

Orang yang sudah lanjut usia biasanya juga mengalami gangguan penglihatan akibat umur. Ganguan mata ini disebut presbiopi atau mata tua. Presbiopi disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata karena usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomodasi ini, lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih sesuai kebutuhan.

Keadaan tersebut menyebabkan titik jauh mata lebih pendek dari titik jauh normal [PR < ~] dan titik dekatnya lebih besar dari titik dekat normal [PP > 25 cm]. Ini menyebabkan orang yang sudah berusia lanjut tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang terlalu jauh atau terlalu dekat.

Ganguan presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap [kacamata bifokal]. Lensa negatif [cekung] yang berada di bagian atas berfungsi melihat benda yang jauh. Sementara lensa positif [cembung] berada di bagian bawah berfungsi untuk melihat benda yang dekat.

4. Astigmatisme

Mungkin kalian pernah menjumpai orang yang memakai kacamata yang bukan kacamata plus [positif] atau kacamata minus [negatif], tetapi kacamata silindris. Kacamata silindris ini digunakan untuk membantuk penglihatan orang yang mengalami gangguan mata yang disebut astigmatisme. Gangguan ini disebabkan oleh keadaan kornea yang tidak bulat benar. Kelainan ini menyebabkan pembiasan sinar yang datang secara horizontal dan vertikal berbeda satu sama lain.

Gejala astigmatisme dapat diuji dengan alat uji seperti pada gambar di atas. Mata yang mengalami astigmatisme akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama dalam arah tegak lurus. Selain itu, garis-garis tersebut tampak lebar dan kabur.

Lalu bagaimanakah kita menerapkan persamaan-persamaan pada mata ini? untuk membentuk kalian, silahkan perhatikan dua contoh soal dan pembahasannya berikut ini.

Contoh Soal 1:

Agong tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berjarak di bawah 40 cm. Ia ditawari temannya kacamata minus 1 dioptri. Jika kalian menjadi Agong, apakah kalian akan menerima tawaran tersebut? Berapakah kekuatan kacamata yang harus dipakai Agong agar dapat melihat benda secara normal?

Penyelesaian:

Diketahui: PP = sn = 40 cm

Ditanyakan: P

Jawab:

Karena Agong tidak dapat melihat dekat [mengalami rabun dekat] maka kacamata yang harus digunakan adalah kacamata berlensa positif. Jadi tawaran teman Agong tidak dapat menolong. Kekuatan kacamata yang harus dipakai dapat dicari dengan persamaan:

Jadi, kacamata yang harus dipakai Agong adalah kacamata positif [plus] dengan kekuatan 1,5 dioptri [+1,5].

Contoh Soal 2:

Aminah ingin membelikan kacamata untuk temannya yang hanya dapat melihat benda terjauh pada jarak 3 meter. Jenis kacamata apakah yang harus dibeli Aminah?

Penyelesaian:

Diketahui: mata miopi dengan PR = 3 m

Ditanyakan: jenis kacamata yang sesuai

Jawab:

Untuk menentukan kacamata yang sesuai, berarti kita menghitung kekuatan kacamata dengan rumus sebagai berikut:

Jadi, kacamata yang sesuai adalah kacamata negatif dengan kekuatan 1/3 dioptri.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA