Pemanasan global dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem di laut

Admin buleleng | 16 Maret 2021 | 325524 kali

Dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia dan lingkungan bukanlah mitos. Dampak-dampak tersebut telah terjadi, mempengaruhi kita sehari-hari, baik disadari atau tidak,. Berbagai akibat pemanasan global bersifat negatif dan kontra produktif terhadap manusia beserta keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Walaupun ada beberapa jenis yang diuntungkan akibat pemanasan global, itu hanya sebagian kecil saja.

Berikut adalah enam belas dampak pemanasan global terhadap manusia dan lingkungan. Jika efek akibat pemanasan global yang belum penulis tuliskan ke dalam artikel ini, silahkan pembaca tambahkan ke dalam bagian komentar.

Daftar dampak pemanasan global

  1. Dampak pemanasan global yang cukup sering dipublikasikan adalah mencairnya gletser: Mencairnya gletser akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan hewan yang hidup di bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring meningkatnya pemanasan global, permukaan laut akan naik sehingga berpotensi menyebabkan banjir.
  2. Akibat pemanasan global yang kedua adalah terjadinya perubahan Iklim. Pola cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan global tersebut. Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah kutub dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat menyebabkan seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar kemampuan manusia untuk beradaptasi.
  3. Meningkat dan meluasnya kekeringan. Meskipun mungkin adanya hujan dan banjir di Savannah, kekeringan yang parah terjadi di bagian lain di dunia. Ketika suhu hangat, keberadaan kekeringan telah meningkat di bagian barat Amerika Serikat. Kekeringan juga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Penguapan skala besar menjadi penyebab utama kekeringan di banyak tempat, terutama Afrika. Kekeringan yang berpoentsi menyebabkan gagal panen dapat menyebabkan malnutrisi.
  4. Meluasnya penyakit. Karena suhu bumi menjadi lebih hangat, ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan meluasnya penyakit yang mereka hadapi. Dengan peningkatan curah hujan, penyakit yang terbawa air cenderung menyebar, seperti penyakit malaria.
  5. Meningkatnya frekuensi badai. Ketika suhu lautan naik, angin topan dan badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat. Dengan meningkatnya pemanasan global, air di laut memanas yang akan memanaskan udara di sekitarnya sehingga menciptakan angin topan.
  6. Naiknya permukaan laut. Mencairnya es di kutub dan berkurangnya air yang menguap ke atmosfir menyebabkan naiknya permukaan laut. Kota-kota dan kota-kota pesisir yang tidak jauh di dekat pantai timur AS, kepulauan pasifik, Teluk Meksiko hanyalah beberapa wilayah di mana kerusakan banjir mulai menenggelamkan beberapa arealnya.
  7. Pemanasan global dapat mempengaruhi pertanian. Ketika suhu global akan meningkat, tanaman akan merasa lebih sulit untuk bertahan hidup dan akan mati. Tumbuhan adalah sumber utama makanan bagi manusia dan sebagai akibatnya kekurangan makanan dapat terjadi. Kekurangan makanan dapat menyebabkan perang dan konflik di beberapa negara.
  8. Gelombang Panas. Gelombang panas menyebabkan cuaca panas yang berbahaya dan dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak kematian terjadi karena gelombang panas daripada dalam enam puluh tahun terakhir, seperti gelombang panas yang terjadi di India baru-baru ini, seperti diberitakan The Gurdian.
  9. Dampak pemanasan global berikutnya adalah terjadinya kebakaran hutan. Walaupun kebakaran hutan adalah kejadian alami, namun dengan bertambahnya jumlah karbon dioksida di udara, dan musim panas yang lebih panas, menyebabkan kebakaran hutan lebih mudah dan sering terjadi. Kebakaran hutan yang lebih sering terus muncul dalam jumlah besar setiap tahun, seperti di Indonesia, australia dan amerika. Laju pembakarannya lebih lama daripada yang terakhir, dan dengan pelepasan karbondioksida ke udara, bukan hanya kehidupan orang-orang dalam bahaya, tetapi satwa liar sangat menderita. Setiap kali api membakar, semakin sedikit oksigen yang ada untuk melawan jumlah karbon dioksida yang berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.
  10. Perubahan musim berupa berlangsungnya periode musim yang lebih panjang atau pendek. Perubahan peiode berlangsungnya musim, misalnya musim semi, gugur, hujan, bisa terjadi lebih cepat dan lebih cepat, atau lebih lama dan lebih lama.
  11. Dampak pada tanaman. Terjadinya perubahan musim menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu dan ekstrim. Banjir akibat naiknya permukaan laut, gagal panen, perubahan musim bunga meningkatkan resiko kegagalan tanaman untuk berbuah dan dipanen. Ini akan berakibat negatif pada industri makanan. Harga tanaman pokok bisa saja meningkat drastis. Pada akhirnya akan menimbulkan penurunan kinerja ekonomi.
  12. Rusaknya ekosistem laut. Kondisi terumbu karang dunia terus berkurang dan rusak akibat pemanasan global. Sekali terumbu karang terpengaruh, seluruh ekosistem yang berkembang menjadi usang, termasuk penurunan sektor perikanan.
  13. Rantai makanan di dalam ekosistem. Perubahan pola waktu dan durasi migrasi burung migran, hibernasi memakan waktu lebih lama. Akibatnya, seluruh rantai makanan bisa terganggu.
  14. Meningkatnya resiko kesehatan. Dengan semakin banyaknya jumlah karbon dioksida terperangkap di atmosfer, kualitas udara untuk pernafasan semakin buruk dan sulit didapat. Jika pemanasan global berlanjut, menurut sebuah perkiraan, AS akan menghabiskan sekitar 60 miliar dolar untuk memerangi penyakit pernapasan dan gejala.
  15. Kepunahan hewan. Pemanasan global meningkatkan resiko terjadinya kepunahan hewan. Terjadinya pemanasan global menyebabkan beberapa satwa mengalami perubahan habitat sehingga bermigrasi. Migrasi ini akan menyebabkan sebagian hewan tidak dapat beradaptasi alias dirugikan. Misalnya saja rubah putih yang bermigrasi kemudian kalah bersaing dengan rubah merah, seperti yang dipublikasikan oleh artikel BBC berjudul “Arctic foxes suffer while reds thrive in northern Canada“.

Itulah beberapa akibat pemanasan global bagi manusia, satwa dan tumbuhan yang telah teridentifikasi dan wajib diketahui. Dengan mengetahui efek pemanasan global, semoga kita dapat mengelola lingkungan hidup kita menjadi lebih baik.

a. kandungan garam yang tinggi dapat melarutkan warna karang b. gelombang air laut yang deras menyebabkan ganggang melepaskan diri dari karang c. suhu yang tinggi menyebabkan karang melepaskan ganggang yang memberikan warna

d. tingginya permukaan air laut mengakibatkan ganggang yang memberikan nutrisi bagi karang sulit mendapat pancaran sinar matahari

Jawaban

Jawaban yang benar adalah C. suhu yang tinggi menyebabkan karang melepaskan ganggang yang memberikan warna.

Tranding :  Jelaskan definisi beberapa jenis kompetisi di bawah ini

Mari simak pembahasan dibawah ini!

Terumbu karang menjadi putih ketika ditinggalkan oleh karena warna karang ditentukan oleh pigmen yang ada di dalam . adalah ganggang uniseluler yang ditemukan dalam sel-sel endodermis cnidaria tropis seperti anemon laut, karang, dan ubur-ubur sebagai simbion intraselluler.

Penyebab utama bleaching adalah terjadinya perubahan suhu air laut di atas normal sebagai akibat pemanasan global, sehingga ganggang yang ada di karang melepaskan diri dari karang.

Jadi, jawaban yang benar adalah C. suhu yang tinggi menyebabkan karang melepaskan ganggang yang memberikan warna.

Pertanyaan Lain :

Kumpulan Materi :

  • Berbagai materi semua pelajara

Informasi Kuliah dan Beasiswa :

06 Sep 2016, 23:55 WIB - Oleh: Newswire

Ilustrasi Gas rumah kaca.

Kabar24.com, JAKARTA - Pemanasan dunia dianggap mengganggu keseimbangan kehidupan di lautan, mulai dari plankton hingga paus, kata kajian internasional, Senin (5/9/2016). Bahkan, panas dapat tersimpan di kedalaman selama beberapa abad, meskipun emisi gas rumah kaca dari kegiatan manusia tidak lagi ditemukan, tambahnya. Ketinggian suhu lautan berdampak luas pada pola curah hujan dan cuaca buruk di daratan. Suhu panas juga membantu penyebaran penyakit, yang ditularkan lewat air, kata kajian itu. "Pemanasan di lautan adalah tantangan terbesar, yang luput diperhatikan generasi ini," kata laporan 460 halaman dari Serikat Internasional untuk Konservasi Lingkungan (IUCN) itu. Kajian tersebut melibatkan ilmuwan, pemerintah dan pegiat. "Dampaknya telah terasa," kata hasil kajian 80 ilmuwan dari 12 negara tersebut. Lautan menyerap lebih dari 90 persen panas akibat emisi gas rumah kaca hasil aktivitas manusia sejak 1970-an, tambahnya. Pemanasan itu menyebabkan kehidupan di bawah laut, terdiri atas plankton, ubur-ubur, ikan, dan penyu bergerak mendekati wilayah kutub, tulis hasil kajian, disiarkan dalam kongres IUCN di Hawaii. "Kecepatan perubahan ekosistem di lautan, khususnya terkait rentang pergerakannya, berada di rentang 1,5 sampai lima kali lebih cepat dari kehidupan di daratan. Kisaran tersebut umumnya tidak dapat kembali ke kondisi semula," katanya. Pola kehidupan hewan migrasi turut terganggu. Misalnya, paus kerap berada di lokasi pembiakkan pada waktu yang salah. Bahkan, sejumlah burung laut yang bertelur di Atlantik Utara, kini terlihat menangkap ikan di tempat tak biasa. Panas di lautan dapat menembus kedalaman hingga 700 meter. "Dampak panas akan berlanjut hingga beberapa dasawarsa, bahkan kemungkinan berabad-abad, walaupun emisi karbon dioksida tak lagi ditemukan," katanya menerangkan. Dua negara penyumbang emisi terbesar, China dan Amerika Serikat, pada Sabtu (3/9/2016) menyatakan mengesahkan isi perjanjian dunia terkait penanggulangan perubahan iklim. Kesepakatan tersebut bertujuan menghilangkan emisi hingga paruh kedua abad ini. Secara keseluruhan, pemanasan global dapat berakibat buruk pada lautan, meskipun tetap ada dampak positifnya, kata kajian itu. Tahun ini dianggap sebagai periode terpanas sejak pengukurannya dimulai pada abad ke-19, jelang 2015. Akibat lain, pemanasan dunia mengganggu kehidupan karang, yang rentan diputihkan, tambahnya.

Bahkan, es di wilayah Arktik dapat menghilang pada musim panas dalam lima hingga 15 tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : pemanasan global

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Source: Antara

Editor: Nancy Junita

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA